INDAH ERMINAWATI 2)
H0102080
ABSTRAK
1)Disampaikan pada seminar hasil penelitian tingkat sarjana program studi Agronomi
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2)Peneliti adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dibawah
bimbingan Ir. Dwi Hardjoko, MP., dan Ir. Wartoyo SP, MS., dengan dosen pembahas Ir.
Eddy Tri Haryanto, MP.
2
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kadar klorofil, berat segar tajuk, berat
segar akar, berat kering tajuk dan berat kering akar.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan uji F pada
taraf 5%. Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh beda nyata, dilanjutkan
dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari hasil analisis ragam pada lampiran dapat diketahui bahwa perlakuan EC
larutan nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Kangkung,
Selada dan Kailan khususnya pada variabel tinggi tanaman, luas daun, kadar
klorofil, berat segar akar, berat segar tajuk dan berat kering tajuk.
Tinggi Tanaman
Menurut Sitompul dan Guritno (1995), tinggi tanaman merupakan
ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan
maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh
lingkungan atau perlakuan yang diterapkan.
Tabel 1. Uji DMRT 5 % Perlakuan EC terhadap Tinggi Tanaman
Perlakuan Rata-rata
Tinggi Tanaman (cm)
EC 3.0 38,9 a
EC 3.5 43,9 c
EC 4.0 41,7 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang beda menunjukkan
berbeda nyata pada DMRT 5%
70
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Kangkung pada Berbagai Perlakuan EC
60
semakin pekat larutan nutrisi sehingga ketersediaan unsur hara dalam larutan
pun semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutiyoso (2003b), yaitu
dengan meningkatkan EC larutan nutrisi makan tanaman akan memberikan
respon positif terhadap peningkatan EC tersebut.
50
an
6
25.00
selalu menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik, karena peningkatan nilai
EC tidak bersifat linier dimana pemberian larutan nutrisi dengan kepekatan
yang tinggi jika melebihi batas toleransi akan menyebabkan penurunan hasil.
Selada yang ditanam pada screen house di areal Fakultas Pertanian UNS
umumnya memiliki batang yang lebih panjang dibandingkan selada yang
ditanam di daerah pegunungan. Menurut Gardner et al. dalam Sulistyaningsih
et al (2005), tinggi tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas
cahaya yang tinggi menyebabkan tanaman pendek. Sedangkan wilayah
dataran rendah umumnya memiliki intensitas cahaya yang rendah, sehingga
20.00
pertumbuhan batang lebih panjang.
(cm)
7
50.00
45.00
Gambar 3. Grafik Tinggi Tanaman Kailan pada Berbagai Perlakuan EC
40.00
Tinggi tanaman Kailan pada awal-awal pemindahan dari persemaian
tidak mengalami peningkatan yang berarti dengan grafik yang cenderung
meningkat sedikit. Tetapi setelah tanaman berumur lebih dari 21 HST terjadi
peningkatan yang tajam dengan pertumbuhan batang yang semakin tinggi
nggi Tanaman (cm)
35.00
Dari grafik tersebut diperoleh tinggi tanaman terbaik dengan perlakuan
EC 3,5 mS/cm, diikuti dengan perlakuan EC 4 mS/cm kemudian EC 3 mS/cm.
Peningkatan nilai EC yang lebih tinggi dalam hal ini juga tidak selalu
memberikan hasil positif. Hal ini dikarenakan peningkatan nilai EC ada
batasnya, jika besarnya EC lebih tinggi dari batas toleransi dari suatu tanaman,
30.00
efisiensi penyerapan hara oleh akar akan menurun karena mulai jenuh dalam
menyerap (Sutiyoso, 2004).
1. Jumlah Daun
Daun merupakan organ utama berlangsungnya fotosintesis. Menurut
Harhadi (1991), metabolisme karbohidrat akan menghasilkan energi yang
25.00
selanjutnya mendorong pembelahan sel dan membentuk sel baru dalam
jaringan sebagai awal pertumbuhan. Dengan demikian semakin banyak energi
yang terbentuk, pembentukan organ-organ tanaman seperti daun pun akan
semakin cepat.
20.00
8
40.00
35.00
Gambar 4. Grafik Jumlah Daun Kangkung pada Berbagai Perlakuan EC.
30.00
bertambah sehingga dimungkinkan kandungan unsur-unsur penyusun dasar
tubuh tanaman lebih banyak. Selain itu nutrisi juga berperan penting pada
proses fisiologis khususnya fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat.
Apabila tanaman menyerap nutrisi lebih banyak maka proses fotosintesis yang
berlangsung dapat lebih baik karena karbohidrat yang dihasilkan lebih banyak.
Tetapi disamping kuantitas, larutan nutrisi juga harus memperhatikan kualitas.
Peningkatan EC terbukti mampu meningkatkan hasil dengan catatan tidak
25.00
melebihi batas maksimum dari EC tanaman sayuran. Dalam hal ini, EC 3,5
Daun
dengan kepekatan yang menghasilkan nila EC lebih dari 3,5 mS/cm akan
menyebabkan tanaman mengalami penurunan hasil.
10.00
9.00
Gambar 5. Grafik Jumlah Daun Selada pada berbagai perlakuan EC
8.00
memberikan hasil jumlah daun tertinggi dibandingkan perlakuan EC 3 dan 3,5
mS/cm. Meskipun jumlah daun pada EC 4 mS/cm merupakan yang tertinggi,
tetapi selain taraf EC banyak hal yang mempengaruhi pertumbuhan daun.
Faktor yang banyak mempengaruhi pertumbuhan daun adalah faktor
lingkungan khususnya cahaya dan suhu.
Tanaman selada merupakan jenis sayuran yang biasa di budidayakan
7.00
pada dataran tinggi dengan suhu sekitar 10 – 20o C. Selada yang
dibudidayakan pada dataran rendah umumnya memerlukan pemeliharaan
optimal untuk memperoleh suhu yang optimal pula dengan cara penyaringan
cahaya matahari sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan. Jika terjadi
kekeringan tanaman akan berbunga awal sebelum mencapai ukuran maksimal
ah Daun
6.00
dan terjadi nekrosis/kering pada pucuk daun bagian dalam. Dalam penelitian
ini suhu sangat berpengaruh. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan daun-
daun mengalami kekeringan yang menyebabkan jumlah daun berkurang.
5.00
10
12.00
10.00
Kailan merupakan jenis sayuran berdaun tebal, datar dan mengkilap.
Meskipun merupakan jenis kubis-kubisan, kailan tidak membentuk krop dan
bagian yang dikonsumsi dari sayuran kailan adalah batang dan daun muda
yang masih renyah. Daun pada tanaman kailan umumnya lebih tahan terhadap
suhu tinggi dan kekeringan untuk itu sayuran kailan banyak dibudidayakan di
dataran rendah.
Pada grafik tersebut (Gambar 6) perlakuan EC 3,5 mS/cm memberikan
hasil jumlah daun yang paling banyak dan paling baik.
2. Luas Daun
8.00
Daun merupakan penghasil fotosintat yang sangat diperlukan tanaman
sebagai sumber energi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini
lah Daun
6.00
11
Selada yang ditanam pada penelitian ini merupakan tipe selada telur atau
kepala yang biasanya membentuk krop dengan daun yang salin merapat.
Namun, karena selada ini dibudidayakan di dataran rendah seperti lokasi pada
screen house Fakultas Pertanian UNS maka selada tidak dapat membentuk
krop. Daun pada tanaman selada berbentuk keriting dan berwarna hijau
kekuningan. Rata-rata luas daun selada tertinggi diperoleh pada perlakuan EC
3,5 mS/cm. Taraf perlakuan pada EC tersebut memberikan luas daun paling
baik jika dibandingkan dengan perlakuan EC 3 dan 4 mS/cm.
jika diberikan EC lebih dari nilai tersebut akan menurunkan hasil luas daun.
3. Kadar Klorofil
Salah satu pendekatan untuk mengetahui jumlah klorofil daun adalah
dengan mengukur tingkat kehijauan daun. Daun yang lebih hijau umumnya
memiliki kandungan klorofil yang tinggi (Sulistyaningsih et al, 2005). Kadar
klorofil diukur dengan menggunakan klorofilmeter yang dilakukan pada
beberapa helai daun (3 daun) yang dipilih secara acak untuk masing-masing
sampel tanaman.
Tabel 3. Uji DMRT 5 % Perlakuan EC terhadap kadar klorofil
Perlakuan Rata-rata
EC 3.0 32,59 a
EC 3.5 35,06 b
EC 4.0 37,67 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang beda menunjukkan
berbeda nyata pada DMRT 5%
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Perlakuan EC pada penelitian ini mampu meningkatkan hasil pada
variabel tinggi tanaman, luas daun, kadar klorofil, berat segar tajuk, berat
segar akar, berat kering tajuk dan sebaliknya tidak menunjukkan
peningkatan terhadap jumlah daun dan berat kering akar.
2. Perlakuan EC 3,5 mS/cm memberikan hasil terbaik pada variabel luas
daun, berat segar tajuk dan berat segar akar untuk semua tanaman; dan
memberikan hasil jumlah daun terbanyak pada tanaman kangkung; tinggi
tanaman, berat kering tajuk dan berat kering akar tertinggi pada tanaman
selada serta menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tajuk,
berat kering akar terbaik pada tanaman kailan.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai EC yang sesuai untuk
tanaman pada sayuran yang lebih bervariasi, tidak hanya sayuran daun tetapi
juga sayuran batang atau buah. Diduga untuk sayuran batang atau buah akan
lebih meningkatkan hasil dengan EC yang relatif tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
UI Press. Jakarta.
Ginting, C., Tohari, D. Sidiq dan D. Indradewa. 2006. Pengaruh Suhu Zona
Perakaran terhadap Hasil Tanaman Selada Sistem Aeroponik. Agrosains. 8
(2) : 75 – 81
Karsono, S.; Sudarmodjo, Yos Sutiyoso. 2004. Hidroponik Skala Rumah Tangga.
Agromedia Pustaka. Jakarta. 64 hal.