Teknik Konversi Skor Akhir
Teknik Konversi Skor Akhir
Pendahuluan
Nilai, pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan seberapa jauh
atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh peserta didik (mahasiswa)
terhadap materi atau bahan yang diteskan. Nilai, juga melambangkan penghargaan yang
diberikan oleh pendidik (dosen)
kepada mahasiswa atas jawaban betul yang
diberikannya dalam tes hasil belajar. Artinya, makin banyak jumlah butir soal dapat
dijawab dengan betul, maka penghargaan yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa
akan semakin tinggi. Demikian sebaliknya.
Untuk sampai kepada nilai, maka skor-skor hasil tes yang pada hakekatnya masih
merupakan skor-skor mentah perlu diolah lebih dahulu sehingga dapat dikonversi
menjadi skor yang sifatnya baku atau standar. Bagaimana cara mengkonversi raw score
(skor mentah) menjadi standard score (nilai standar) ? Pertanyaan inilah yang akan
dijawab oleh tulisan ini. Pembahasan hanya dibatasi pada teknik konversi skor mentah
menjadi nilai standar berskala lima (nilai A, B, C, D dan E) yang banyak digunakan
dalam evaluasi belajar di perguruan tinggi.
B.
2
C.
3
i
Misalnya ditentukan intervalnya (i) = 3, sedangkan R sudah diketahui, yaitu 31,
maka ci = R + 1= 31 + 1= 11 (pembulatan)
i
3
2.
3.
4.
5.
( )
N
Pada tabel II di atas tampak bahwa mean duga (Md) terletak antara 48 dan 50. Untuk
memperoleh mean duga maka 48 ditambah dengan 50, kemudian dibagi 2, sehingga
diperoleh Md = 98:2 = 49. Setelah Md diketahui maka mean dapat dicari sebagai berikut:
( )
M = Md + i fd
N
( )
= 49 + 3 10
50
= 49 + 30
4
50
= 49 + 0,6
= 49,6 BISA DI DAPATKAN DENGAN CARA PENGHITUNGAN EXEL
(CARANYA MUDAH)
Langkah selanjutnya adalah mencari Standar Deviasi (SD) dengan rumus:7
SD= i
fd (fd)
2
Dengan rumus tersebut, maka dapat diketahui Standar Deviasi sebagai berikut:
SD = 3
256 (10)
50
50
5,12 (1)
=3
5
=3
5,12 (1)
25
=3
5,12 0,04
=3
5,08
= 3 x 2,25
= 6,75 BISA DI DAPATKAN DENGAN CARA PENGHITUNGAN EXEL
(CARANYA MUDAH)
5
SKOR MENTAH
60 ke atas
53-59
46-52
39-45
38 ke bawah
NILAI HURUF
A
B
C
D
E
Dengan mengacu pada tabel standar konversi ini, skor-skor mentah yang dimiliki
masing-masing mahasiswa (tabel I) dapat dikonversi menjadi nilai-nilai sebagaimana
tampak dalam tabel berikut:
Skor
Nilai
mentah hrf
58
B
52
C
49
C
46
C
40
D
57
B
51
C
49
C
46
C
38
E
Skor
Nilai
mentah hrf
56
B
51
C
48
C
45
D
33
E
64
A
55
B
50
C
48
C
45
D
Skor
Nilai
mentah hrf
62
A
54
B
50
C
47
C
42
D
60
A
53
B
49
C
47
C
42
D
Skor
Nilai
mentah hrf
58
B
52
C
49
C
46
C
39
D
56
B
51
C
48
C
45
D
37
E
Teknik pengolahan dan pengubahan skor mentah hasil belajar menjadi nilai
standar seperti dipaparkan di atas adalah teknik yang mendasarkan diri pada Norma atau
Kelompok (Norm Referenced Evaluation). Teknik ini dikenal juga dengan sebutan
Standar Relatif. Selain Standar Relatif sering juga dipakai Standar Mutlak yang
mendasarkan diri pada Kriterium (Criterion Referenced Evaluation). 8
Dengan menggunakan Standar Relatif sebagaimana disebutkan di atas 38
mahasiswa atau 76% dari 50 mahasiswa pengambil mata kuliah Bahasa Arab dinyatakan
lulus. Secara rinci data tersebut disajikan dalam tabel berikut:
TABEL V:
FREKUENSI DAN PERSENTASE PEROLEHAN NILAI A, B, C, D DAN E
DARI SKOR MENTAH HASIL BELAJAR MATA KULIAH BAHASA ARAB
SKOR
60-64
53-59
46-52
NILAI
A
B
C
FREKUENSI
5
10
23
PERSENTASE
10%
20%
46%
6
39-45
33-38
D
E
Jumlah
9
3
50
18%
6%
100%
Penentuan nilai dengan menggunakan Standar Relatif ini lebih tepat diterapkan
sebab dipandang lebih adil, wajar dan manusiawi. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan
bahwa dalam tes, baik tengah maupun akhir semester sering ditemukan sebagian besar
mahasiswa mempunyai nilai yang jelek. Sebagai contoh dalam mata kuliah Bahasa Arab
di atas sebagian besar mahasiswa hanya meraih nilai 45 ke bawah. Dalam keadaan ini
mahasiswa yang meraih nilai 50, 55 atau 60, apalagi 70 harus dipandang sebagai
mahasiswa yang memiliki kemampuan atau tingkat penguasaan yang tergolong tinggi
dibanding yang lainnya. Sekalipun seorang mahasiswa hanya meraih nilai 55, namun
secara relatif ia termasuk mahasiswa yang memiliki kepandaian lebih daripada yang lain
dalam kelompoknya. Dengan kata lain, standing position-nya berada di atas nilai rata-rata
kelompoknya.
Untuk menunjukkan perbedaan mencolok hasil akhir pengubahan skor mentah
menjadi nilai yang menggunakan Standar Mutlak dengan yang menggunakan Standar
Relatif, berikut dilakukan pembandingan antara keduanya. Untuk keperluan tersebut data
berupa skor-skor mentah dalam tabel I dikonversi dulu menjadi nilai standar dengan
menggunakan Standar Mutlak (skor maksimum ideal 100). Hasilnya dibandingkan
dengan nilai akhir yang menggunakan Standar Relatif (tabel VI).
No.
Sebelum
dikonversi
(1)
1
2
(2)
63
54
Skor Mentah
Setelah dikonversi dengan menggunakan
Standar Mutlak dengan rumus Nilai =
(Skor:SMI) x 100 dan diubah menjadi
nilai A, B, C, D dan E
(3)
63/ 100 x 100 =
63 =C
54/ 100 x 100 =
54 =D
3
4
50
48
50/
48/
100 x 100 =
100 x 100 =
50
48
=D
=D
C
C
5
6
43
61
43/
61/
100 x 100 =
100 x 100 =
43
61
=E
=C
D
A
7
8
53
49
53/
49/
100 x 100 =
100 x 100 =
53
49
=D
=D
B
C
9
10
47
42
47/
42/
100 x 100 =
100 x 100 =
47
42
=D
=E
C
D
11
12
58
52
58/
52/
100 x 100 =
100 x 100 =
58
52
=C
=D
B
C
13
14
49
46
49/
46/
100 x 100 =
100 x 100 =
49
46
=D
=D
C
C
15
16
40
57
40/
57/
100 x 100 =
100 x 100 =
40
57
=E
=C
D
B
17
18
51
49
51/
49/
100 x 100 =
100 x 100 =
51
49
=D
=D
C
C
19
20
46
38
46/
38/
100 x 100 =
100 x 100 =
46
38
=D
=E
C
E
21
56
56/
100 x 100 =
56
=C
7
22
51
51/
100 x 100 =
51
=D
23
24
48
45
48/
45/
100 x 100 =
100 x 100 =
48
45
=D
=E
C
D
25
26
33
64
33/
64/
100 x 100 =
100 x 100 =
33
64
=E
=C
E
A
27
28
55
50
55/
50/
100 x 100 =
100 x 100 =
55
50
=D
=D
B
C
29
30
48
45
48
45
=D
=E
C
D
31
32
62
54
62
54
=C
=D
A
B
33
34
50
47
50
47
=D
=D
C
C
35
36
42
60
42
60
=E
=C
D
A
37
38
53
49
53
49
=D
=D
B
C
39
40
47
42
47
42
=D
=E
C
D
41
42
58
52
58
52
=C
=D
B
C
43
44
49
46
49
46
=D
=D
C
C
45
46
39
56
39
56
=E
=C
D
B
47
48
51
48
51
48
=D
=D
C
C
49
50
45
37
45
37
=E
=E
D
E
Bertitik tolak dari data yang disajikan di atas maka dapat dibuat tabel ikhtisar
yang memuat gambaran tentang mahasiswa yang berhasil meraih nilai A, B, C, D dan E
kalau konversi skor mentahnya menggunakan Standar Mutlak dan Standar Relatif (tabel
VII)
TABEL VII: PERBANDINGAN JUMLAH MAHASISWA
YANG MEMPEROLEH NILAI A, B, C, D DAN E
KETIKA DIGUNAKAN STANDAR MUTLAK DAN RELATIF
Nilai
Angka
Huruf
80-100
66-79
56-65
46-55
0-45
A
B
C
D
E
Dari tabel VII terlihat jika nilai C merupakan nilai minimal bagi mahasiswa yang
dinyatakan lulus, maka dengan menggunakan Standar Mutlak jumlah mahasiswa yang
lulus hanya 10 orang (20%) saja. Sebaliknya, jika konversi menggunakan Standar Relatif,
maka mahasiswa yang dinyatakan lulus adalah 38 orang (76%).
8
Adapun konversi skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sebelas
dapat dilakukan seperti langkah-langkah yang telah di paparkan di atas. Hanya saja
patokan yang digunakan adalah sebagai berikut:
PENGOLAHAN SKOR MENTAH HASIL TES
MENJADI NILAI STANDAR BERSKALA SEBELAS (STANEL)
DIGUNAKAN DI SEKOLAH MENENGAH
10
M + 2,25 SD
9
M + 1,75 SD
8
M + 1,25 SD
7
M + 0,75 SD
6
M + 0,25 SD
5
M - 0,25 SD
4
M - 0,75 SD
3
M - 1,25 SD
2
M - 1,75 SD
1
M - 2,25 SD
E.
Kesimpulan
Teknik konversi skor mentah hasil belajar -berupa skor rata-rata dari berbagai tes
dan komponen lain seperti kehadiran dan tugas- dengan mendasarkan diri pada Standar
Relatif yang dikenal juga dengan istilah Penilaian Beracuan Norma (PAN) atau Penilaian
Beracuan Kelompok (PAK) lebih tepat digunakan pendidik di perguruan tinggi dalam
menentukan nilai akhir prestasi belajar mahasiswanya. Dengan menggunakan standar ini
pendidik akan terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam penilaian prestasi belajar
mahasiswa seperti rentangan nilai terlalu kecil, penilaian terlalu murah atau mahal serta
penilaian yang tidak reliable.
CATATAN AKHIR
Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1995, hal.150.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution, Penilian Hasil Belajar, Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan
dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI, 1993, hal. 149.
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hal. 240.
4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1998, hal. 329.
5
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 195-198. Bandingkan juga dengan Ngalim
Purwanto, Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988, hal. 126-127.
6
Tentang penilaian beracuan kriterium dan norma, lihat: Anas Sudijono, Op.Cit., hal 313-327.