Anda di halaman 1dari 12

Nama

: Selfa Septiani Aulia

NIM

: 10610009

Tugas

: Standar Kendaraan, Parkir dan Jalur Memutar

Mata Kuliah : Perencanaan Tapak

1. Standar Kendaraan Untuk Roda Empat dan Roda Dua


Berdasarkan RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia) T- 14- 2004
tentang Geometri Jalan Perkotaan terdapat standar kendaran berdasarkan berat,
dimensi, dan karakteristik operasi tertentu yang selanjutnya disebut sebagai
kendaraan rencana. Kendaraan rencana adalah kendaraan dengan berat, dimensi,
dan karakteristik operasi tertentu yang dipilih sebagai masukan oleh perancang
jalan agar dapat menampung kendaraan dari tipe yang telah ditentukan. Berikut
ini merupakan dimensi kendaraan rencana.
Tabel 1
Dimensi Kendaraan Rencana (m)
Jenis Kendaraan
Rencana
Mobil Penumpang
Truk As Tunggal
Bis Gandengan
Truk Semitrailer
Kombinasi Sedang
Truk Semitrailer
Kombinasi Sedang
Convensional School Bus
City Transit Bus

Dimensi Kendaraan

Simbol

Dimensi Tonjolan

Radius

Radius

Putar

Tonjolan

Minimum

Minimum

P
SU
A-BUS

Tinggi
1,3
4,1
3,4

Lebar
2,1
2,4
2,5

Panjang
5,8
9,0
18,0

Depan
0,9
1,1
2,5

Belakang
1,5
1,7
2,9

7,3
12,8
12,1

4,4
8,6
6,5

WB-12

4,1

2,4

13,9

0,9

0,8

12,2

5,9

WB-15

4,1

2,5

16,8

0,9

0,6

13,7

5,2

SB
CB

3,2
3,2

2,4
2,5

10,9
12,0

0,8
2,0

3,7
2,3

11,9
12,8

7,3
7,5

Gambar 1
Kendaraan Rencana

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan,


kendaraan bermotor jenis mobil bus sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)
huruf c meliputi:
a. Mobil bus kecil yang dirancang dengan:
1. JBB (Jumlah Berat yang Diperbolehkan) lebih dari 3.500 (tiga ribu lima
ratus) sampai dengan 5.000 (lima ribu) kilogram;
2. Ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan tidak lebih
dari 6.000 (enam ribu) milimeter; dan
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan tidak
melebihi 2.100 (dua ribu seratus) millimeter serta tinggi kendaraan tidak
lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraannya.
b. Mobil bus sedang dirancang dengan:
1. JBB (Jumlah Berat yang Diperbolehkan) lebih dari 5.000 (lima ribu) sampai
dengan 8.000 (delapan ribu) kilogram;
2. Ukuran panjang keselurahan tidak melebihi ukuran landasan dan panjang
keseluruhan tidak melebihi 9.000 (Sembilan ribu) millimeter; dan
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan tidak
melebihi 2.100 (dua ribu seratus) millimeter serta tinggi kendaraan tidak
lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraannya.
c. Mobil bus besar yang dirancang dengan:
1. JBB (Jumlah Berat yang Diperbolehkan) lebih dari 8.000 (tiga ribu lima
ratus) sampai dengan 16.000 (lima ribu) kilogram;

2. Ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan ukuran


panjang keseluruhan kendaraan bermotor lebih dari 9.000 (Sembilan ribu)
millimeter sampai dengan 12.000 (dua belas ribu) millimeter; dan
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan ukuran lebar
keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) millimeter serta
tinggi kendaraan tidak lebih dari 4.200 (empat ribu dua ratus) millimeter
dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraannya.
d. Mobil bus maxi yang dirancang dengan:
1. JBB (Jumlah Berat yang Diperbolehkan) lebih dari 16.000 (enam belas
ribu) sampai dengan 24.000 (dua puluh empat ribu) kilogram;
2. Ukuran panjang keseluruhan lebih dari 12.000 (dua belas ribu) millimeter
sampai dengan 13.500 (tiga belas ribu) millimeter; dan
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)
millimeter dan tinggi kendaraan tidak lebih dari 4.200 (empat ribu dua
ratus) millimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar
kendaraannya.
e. Mobil bus gandeng yang dirancang dengan:
1. JBB (Jumlah Berat yang Diperbolehkan) paling sedikit 22.000 (dua puluh
dua ribu) sampai dengan 26.000 (dua puluh enam ribu) kilogram;
2. Ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan tidak lebih
dari 6.000 (enam ribu) milimeter; dan
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan tidak
melebihi 2.100 (dua ribu seratus) millimeter serta tinggi kendaraan tidak
lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraannya.
f. Mobil bus tempel yang dirancang dengan:
1. JBKB (Jumlah Berat Kombinasi yang Diperbolehkan) paling sedikit 22.000
(dua puluh dua ribu) sampai dengan 26.000 (dua puluh enam ribu)
kilogram;
2. Ukuran panjang keseluruhan lebih dari 13.500 (tiga belas ribu lima ratus)
millimeter sampai dengan 18.000 (delapan belas ribu) millimeter; dan
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)
millimeter dan tinggi kendaraan tidak lebih dari 4.200 (empat ribu dua
ratus) millimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar
kendaraannya.
g. Mobil bus tingkat yang dirancang dengan:
1. JBB (Jumlah Berat yang Diperbolehkan) 21.000 (dua puluh satu ribu)
kilogram sampai dengan 24.000 (dua puluh empat ribu) kilogram;

2. Ukuran panjang keseluruhan paling sedikit 9.000 (Sembilan ribu) millimeter


sampai dengan 13.500 (tiga belas ribu lima ratus) millimeter;
3. Ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)
millimeter; dan
4. Ukuran tinggi mobil bus tingkat tidak lebih dari 4.200 (empat ribu dua
ratus) milimeter.
Pada Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan, Bab III
Persyaratan Teknis dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor Paragraf 4 mengenai
Ukuran, Pasal 54:
(1) Ukuran kendaraan bermotor selain sepeda motor harus memenuhi
persyaratan:
a. Panjang tidak melebihi:
1. 12.000 (dua belas ribu) milimeter untuk kendaraan bermotor tanpa
kereta gandengan atau kereta tempelan selain mobil bus;
2. 13.500 (tiga belas ribu lima ratus) millimeter untuk mobil bus
tunggal;
3. 18.000 (delapan belas ribu) millimeter untuk kendaraan bermotor
yang dilengkapi dengan kereta gandengan atau kereta tempelan.
b. lebar tidak melebihi 2.500 (dua puluh lima ratus) milimeter;
c. tinggi tidak melebihi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan
tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraan;
d. sudut pergi kendaraan paling sedikit 8 (delapan derajat) diukur dari
atas permukaan bidang atau jalan yang datar; dan
e. jarak bebas antara bagian permanen paling bawah kendaraan
bermotor terhadap permukaan bidang jalan tidak bersentuhan
dengan permukaan bidang jalan.
(2) Panjang bagian kendaraan yang menjulur ke belakang dari sumbu paling
belakang maksimum 62,50% (enam puluh dua koma lima nol persen)
dari jarak sumbunya, sedangkan yang menjulur ke depan dari sumbu
paling depan maksimum 47,50% (empat puluh tujuh koma lima nol
persen) dari jarak sumbunya.
(3) Dalam hal kendaraan bermotor memiliki tinggi keseluruhan lebih dari
3.500 (tiga ribu lima ratus) millimeter, wajib dilengkapi dengan tanda.
(4) Tanda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa tulisan yang mudah
dilihat oleh pengemudi di dalam ruang pengemudi.
2. Standar Parkir Untuk Roda Empat dan Roda Dua

Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir yang dibuat


oleh Departemen Perhubungan Darat Tahun 1996, Penentuan Satuan Ruang
Parkir (SRP) didasarkan atas hal berikut:
1) Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang, seperti gambar 2 berikut
ini

Gambar 2
Dimensi Kendaraan Standar Untuk Mobil Penumpang

2) Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal
kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu
kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan
parkir yang ada disampingnya.
Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan
dan kendaraan parkir di sampingnya pada saaat penumpang turun dari
kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk
menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang
(aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah
longitudinal sebesar 30 cm.
3) Lebar bukaan pintu kendaraan
Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai yang
memanfaatkan fasilitas parkir. Berikut ini merupakan tabel lebar bukaan pintu
kendaraan
Tabel 2
Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
Jenis Bukaan Pintu
Pintu depan/ belakang terbuka

Pengguna dan/ atau


Peruntukan Fasilitas Parkir
Karyawan/ pekerja kantor

Gol
I

tahap awal 55 cm

Pintu depan/ belakang terbuka


penuh 75 cm

Pintu depan terbuka penuh dan


ditambah untuk pergeseran
kusri roda

Tamu/ pengunjung pusat


kegiatan perkantoran,
perdagangan,
pemerintahan, universitas
Pengunjung tempat
olahraga, pusat hiburan/
rekreasi, hotel, pusat
perdagangan eceran/
swalayan, rumah sakit,
bioskop
Orang cacat

II

III

Berdasarkan butir 1 dan 2, penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas
tiga jenis kendaraan dan berdasarkan butir 3, penentuan SRP untuk mobil
penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan seperti tabel 3 berikut ini.

Tabel 3
Penentuan Satuan ruang Parkir (SRP)
1.
2.
3.

Jenis Kendaraan
A. Mobil penumpang untuk golongan I
B. Mobil penumpang untuk golongan II
C. Mobil penumpang untuk golongan III
Bus/ truk
Sepeda Motor

Satuan Ruang Parkir (m2)


2,30 x 5,00
2,50 x 5,00
3,00 x 5,00
3,40 x 12,50
0,75 x 2,00

Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut.
1. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

2. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/ Truk

3. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

3. Standar Jalur Memutar Untuk Roda Empat dan Roda Dua


Berdasarkan Dinas Jalan Raya dan Transportasi Asosiasi Amerika atau
America Association of State Highway and Transportation Officials yang
selanjutnya disingkat AASHTO, standar jalur memutar untuk roda empat dan
roda dua adalah

10

Gambar 3
Jalan Berputar Minimum Untuk Mobil Penumpang

11

Gambar 4
Jalan Berputar Minimum Untuk Bus Dalam Kota

Sumber:
- RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia) T- 14- 2004 Tentang Geometri
-

Jalan Perkotaan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Oleh

Perhubungan Darat Tahun 1996


AASHTO,
Geometric
Design

of

Highways

Departemen

ans

Streets

(http://design.transportation.org/Documents/TurnRadii,Green Book2004.pdf)

12

Anda mungkin juga menyukai