14
14
14
14
15
15
15
15
16
16
16
17
19
20
22
23
24
25
25
26
26
26
26
27
27
27
27
28
28
28
28
28
30
31
33
34
36
37
37
37
37
38
38
39
39
40
40
40
40
40
40
41
41
41
41
42
42
43
43
43
43
44
44
44
45
45
45
45
46
47
47
49
51
52
54
56
56
57
57
57
58
58
58
59
59
60
61
61
62
62
63
63
64
65
65
66
66
66
67
68
68
69
70
70
70
71
71
71
72
73
74
75
75
75
75
76
76
77
77
78
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
Pasal 67
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
Menetapkan
ANGGARAN DASAR
PARTAI HATI NURANI RAKYAT
MUKADIMAH
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Bahwa sesungguhnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945 adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa atas perjuangan
panjang pendiri bangsa yang penuh pengorbanan bersatu padu bagi
terwujudnya cita-cita membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Bahwa setelah memperhatikan kondisi lingkungan global,
regional dan nasional selama ini, bangsa Indonesia belum secara
sungguh-sungguh mewujudkan cita-cita tersebut, maka dibutuhkan
semangat untuk lebih memahami hati nurani rakyat melaIui
kepemimpinan yang bertakwa, jujur, tegas, berani dan
berkemampuan.
Bahwa didorong oleh rasa tanggung jawab sebagai bangsa
Indonesia dan dengan semangat perjuangan Bekerja Untuk
Keunggulan Bangsa, dibutuhkan penyelenggara negara yang bersih
dan berwibawa, efektif serta bekerja semata-mata untuk kepentingan
rakyat.
Bahwa pada sejatinya, partai politik adalah wadah untuk
rekrutmen kader dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi.
Maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami mendirikan
Partai politik yang diberi nama Partai Hati Nurani Rakyat disingkat
HANURA.
Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Partai pada saat didirikan, Partai HANURA telah
menyelenggarakan Musyawarah Nasional-I di Surabaya pada tanggal
5-7 Pebruari 2010 dengan hasil antara lain Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai sebagai berikut:
BAB I
NAMA PARTAI, WAKTU DEKLARASI, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama Partai
Partai ini bernama Partai Hati Nurani Rakyat disingkat Partai HANURA,
yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Partai.
Pasal 2
Waktu Deklarasi
Partai dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 2006.
Pasal 3
Kedudukan
Dewan Pimpinan Pusat berkedudukan di ibu kota Negara Republik
Indonesia, Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di ibu kota provinsi
dan Dewan Pimpinan Cabang berkedudukan di ibu kota kabupaten/
kota yang bersangkutan.
BAB II
LAMBANG, BENDERA, TANDA GAMBAR, ATRIBUT,
LAGU PERJUANGAN DAN SALAM PERJUANGAN
Pasal 4
Lambang
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 7
Atribut
(1) Partai mempunyai atribut organisasi.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang atribut diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 8
Lagu Perjuangan
(1) Partai mempunyai lagu Perjuangan yaitu MARS HANURA.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Lagu Perjuangan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 9
Salam Perjuangan
(1) Partai mempunyai Salam Perjuangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Salam Perjuangan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB III
KEDAULATAN
Pasal 10
Kedaulatan Partai sepenuhnya berada pada musyawarah Partai dan
dilaksanakan menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
BAB IV
ASAS, CIRI, NILAI DASAR PERJUANGAN,
DOKTRIN, DAN IKRAR
Pasal 11
Asas
Partai berasaskan Pancasila.
Pasal 12
Ciri
Partai memiliki ciri yang bersifat nasionalis religius, terbuka bagi
seluruh warga negara Republik Indonesia tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, status sosial dan gender.
Pasal 13
Nilai Dasar Perjuangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
Pasal 19
Fungsi
Partai berfungsi sebagai:
(1) Sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar
menjadi warga negara Republik Indonesia yang sadar akan hak
dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
(2) Sarana penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan
kesatuan bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
(3) Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat
secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan
kebijakan negara.
(4) Wadah untuk mengembangkan partisipasi politik rakyat.
(5) Wadah untuk rekrutmen kader dalam proses pengisian jabatan
politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan
kesetaraan dan keadilan gender.
Pasal 20
Tugas Pokok
Partai membangun organisasi yang solid dan merakyat di semua
tingkatan, melakukan rekrutmen dan kaderisasi serta upaya-upaya
taktis dan strategis guna memenangkan perebutan hati rakyat, pemilu
legislatif, pemilihan presiden/wakil presiden dan pemilihan kepala
daerah/wakil kepala daerah untuk melaksanakan misi Partai dalam
rangka mewujudkan kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat.
BAB VII
HAK, KEWAJlBAN DAN PENDIDIKAN POLITIK
Pasal 21
Hak
Partai berhak:
(1) Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari negara.
(2) Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri.
(3) Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar
Partai politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4)
(4)
(5)
BAB VIII
KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, HAK
DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 24
Keanggotaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
BAB IX
KADER
Pasal 28
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
BAB XIV
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 46
Hubungan dengan Organisasi Kemasyarakatan
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
i.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
(2)
Pasal 53
Musyawaran dan Rapat Tingkat Rukun Warga
(1)
(2)
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(1)
(2)
Musyawarah/rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya setengah ditambah satu jumlah peserta.
Ketentuan lebih lanjut tentang Korum musyawarah/rapat diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 56
Pengambilan Keputusan
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB XVII
TATA URUT PERATURAN
Pasal 57
( 1 ) Partai mempunyai Tata Urut Peraturan sebagai berikut:
a.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b.
Keputusan Musyawarah Nasional/Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c.
Keputusan Rapat Pimpinan Nasional.
d.
Keputusan Rapat Kerja Nasional.
e.
Keputusan Rapat Koordinasi Nasional.
f.
Keputusan Rapat Konsultasi Nasional.
g.
Keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Diperluas.
h.
Keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat.
i.
Keputusan Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat.
j.
Keputusan Musyawarah Daerah/Musyawarah Daerah Luar Biasa.
k.
Keputusan Rapat Pimpinan Daerah.
l.
Keputusan Rapat Kerja Daerah.
m. Keputusan Rapat Koordinasi Daerah.
n.
Keputusan Rapat Konsultasi Daerah.
o.
Keputusan Rapat Pleno Daerah Diperluas.
p.
Keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah.
q.
Keputusan Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah.
r.
Keputusan Musyawarah Cabang/Musyawarah Cabang Luar
Biasa.
s.
Keputusan Rapat Pimpinan Cabang.
t.
Keputusan Rapat Kerja Cabang.
u.
Keputusan Rapat Koordinasi Cabang.
v.
Keputusan Rapat Konsultasi Cabang.
w. Keputusan Rapat Pleno Cabang Diperluas.
x.
Keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang.
y.
Keputusan Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.
z.
Keputusan Musyawarah Anak Cabang/Musyawarah Anak
Cabang Luar Biasa.
aa. Keputusan Rapat Pimpinan Anak Cabang.
bb. Keputusan Rapat Kerja Anak Cabang.
cc. Keputusan Rapat Koordinasi Anak Cabang.
dd. Keputusan Rapat Konsultasi Anak Cabang.
ee. Keputusan Rapat Pleno Anak Cabang Diperluas.
ff.
Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang.
(2)
(3)
BAB XIX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 59
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
BAB XXII
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 62
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
BAB XXIV
PENUTUP
Pasal 64
(1)
(2)
(3)
Ditetapkan di : Surabaya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
f.
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
v.
Seorang Bendahara.
vi. Maksimal 7 (tujuh) orang Wakil Bendahara.
vii. Maksimal 20 (dua puluh) Biro.
viii. Beberapa Koordinator Cabang (Korcab).
e. Komposisi Biro yang menangani bidang tertentu terdiri dari:
i.
Seorang Ketua.
ii.
Seorang Sekretaris.
iii. Beberapa orang Anggota.
f. Komposisi Korcab yang menangani daerah pemilihan tertentu
terdiri dari:
i.
Seorang Ketua.
ii.
Seorang Sekretaris.
iii. Beberapa orang Subkorcab.
iv. Beberapa orang Anggota.
Alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan
Pimpinan Daerah adalah:
a. Badan/lembaga terdiri dari:
i.
Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu).
ii. Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat).
iii. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
iv. Badan Informasi Strategis (Bainfostra).
v.
Informasi dan Teknologi Center (IT Center).
vi. Media Center.
vii. Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
viii. Satuan Tugas (Satgas).
Masing-masing badan/lembaga di susun dengan komposisi:
i.
Seorang Ketua.
ii. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
iii. Seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil Sekretaris.
iv. Bendahara bila diperlukan.
v.
Beberapa unit kerja dan/atau staf sesuai dengan keperluan.
b. Majelis Pakar Daerah:
Merupakan organisasi nonstruktural; hubungan dengan
Dewan Pimpinan Daerah bersifat konsultatif kepakaran
perorangan.
Komposisi Majelis Pakar terdiri dari:
i.
Seorang Ketua.
ii. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
iii. Seorang Sekretaris.
iv. Beberapa orang Anggota.
(4)
(1)
(2)
i.
Seorang Ketua.
ii.
Seorang Sekretaris.
iii. Beberapa orang Subkorancab.
iv. Beberapa orang Anggota.
(3) Alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan
Pimpinan Cabang adalah:
a. Badan/lembaga terdiri dari:
i.
Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu).
ii. Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat).
iii. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
iv. Badan Informasi Strategis (Bainfostra).
v.
Informasi dan Teknologi Center (IT Center).
vi. Media Center.
vii. Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
viii. Satuan Tugas (Satgas).
Masing-masing badan/lembaga disusun dengan komposisi:
i.
Seorang Ketua.
ii. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
iii. Seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil Sekretaris.
iv. Bendahara bila diperlukan.
v.
Beberapa unit kerja dan/atau staf sesuai dengan keperluan.
b. Majelis Pakar Cabang:
Merupakan organisasi nonstruktural; hubungan dengan Dewan
Pimpinan Cabang bersifat konsultatif kepakaran per-orangan.
Komposisi Majelis Pakar terdiri dari:
i.
Seorang Ketua.
ii. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
iii. Seorang Sekretaris.
iv. Beberapa orang Anggota.
(4) Gambar Struktur Organisasi telah tergabung dalam Pasal 8 ayat (4).
Pasal 11
Organisasi Kepengurusan Tingkat Kecamatan
(1)
(2)
(3)
v.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
vi. Satuan Tugas (Satgas).
Masing-masing badan/lembaga disusun dengan komposisi:
i.
Seorang Ketua.
ii. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
iii. Seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil Sekretaris.
iv. Bendahara bila diperlukan.
v.
Beberapa unit kerja dan/atau staf sesuai dengan keperluan.
b. Majelis Pakar Anak Cabang:
Merupakan organisasi nonstruktural; hubungan dengan Pimpinan
Anak Cabang bersifat konsultatif kepakaran perorangan.
Komposisi Majelis Pakar terdiri dari:
i.
Seorang Ketua.
ii. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
iii. Seorang Sekretaris.
iv. Beberapa orang Anggota.
(4) Gambar Struktur Organisasi telah tergabung dalam Pasal 8 ayat (4).
Pasal 12
Organisasi Kepengurusan Tingkat Desa/Kelurahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
a. Seorang Ketua.
b. Seorang Sekretaris.
c. Seorang Bendahara.
d. Beberapa unit kerja sesuai kebutuhan.
Ketentuan lebih lanjut tentang Perwakilan luar Negeri diatur
dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 15
Persyaratan Kepengurusan
(1)
(2)
Pasal 17
Pengisian Kekosongan Jabatan Pengurus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
Majelis Pakar adalah organisasi nonstruktural tempat berhimpunnya pakar-pakar dari berbagai bidang keilmuan, baik yang
mengikat diri sebagai anggota Partai maupun tidak.
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 22
Organisasi Otonom
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(1)
(2)
(1)
(2)
a. Peserta.
b. Peninjau.
c. Undangan.
(3) Peserta terdiri dari:
a. Ketua Dewan Penasihat Pusat.
b. Ketua Majelis Pakar Pusat.
c. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari Pengurus Harian, Ketua
Departemen, Ketua Koordinator Daerah, dan Ketua Badan/
Lembaga.
d. Ketua dan Sekretaris Fraksi HANURA di DPRRl.
e. Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Ketua dan Sekretaris.
f. Ketua Pengurus Pusat Organisasi Sayap.
(4) Peninjau terdiri dari:
a. Anggota Dewan Penasihat Pusat.
b. Anggota Majelis Pakar Pusat.
c. Pejabat eksekutif tingkat pusat dari Partai HANURA.
d. Anggota Fraksi HANURA di DPRRI.
e. Unsur Departemen Dewan Pimpinan Pusat.
f. Unsur Koordinator Daerah.
g. Unsur Badan/Lembaga Dewan Pimpinan Pusat.
h. Unsur Pengurus Pusat Organisasi Sayap.
i. Ketua Pengurus Pusat Organisasi Otonom.
(5) Undangan sesuai kebutuhan.
(6) Jumlah peninjau dan undangan Rapat Pimpinan Nasional ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
(7) Sidang Rapat Pimpinan Nasional dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.
(8) Agenda dan tata tertib Rapat Pimpinan Nasional ditetapkan oleh
Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 27
Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Pasal 30
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
Pasal 40
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
a. Peserta.
b. Peninjau.
c. Undangan.
(3) Peserta terdiri dari:
a. Utusan Dewan Pimpinan Daerah.
b. Ketua Dewan Penasihat Cabang.
c. Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari Pengurus Harian, Ketua
Bagian dan Ketua Koordinator anak cabang.
d. Pimpinan Anak Cabang, terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
e. Ketua dan Sekretaris Pengurus Cabang Organisasi Sayap.
(4) Peninjau terdiri dari:
a. Anggota Dewan Penasihat Cabang.
b. Majelis Pakar Cabang.
c. Pejabat eksekutif tingkat Kabupaten/Kota dari Partai HANURA.
d. Anggota DPRD dari Fraksi Utusan HANURA di DPRD Kabupaten/
Kota.
e. Unsur Badan/Lembaga Dewan Pimpinan Cabang.
f. Unsur bagian Dewan Pimpinan Cabang.
g. Unsur Koordinator Anak Cabang.
h. Unsur Pengurus Cabang Organisasi Sayap.
i. Ketua Pengurus Cabang Organisasi Otonom.
(5) Undangan sesuai kebutuhan.
(6) Jumlah peninjau dan undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Cabang.
(7) Pimpinan Sidang pada Musyawarah Cabang dipilih dari dan oleh
peserta.
(8) Sebelum Pimpinan Sidang pada Musyawarah Cabang terpilih, Pimpinan
Sementara Sidang Muscab adalah Dewan Pimpinan Cabang.
(9) Agenda dan tata tertib Musyawarah Cabang disusun dan diajukan
oleh Dewan Pimpinan Cabang, diputus dan ditetapkan oleh
sidang Musyawarah Cabang.
Pasal 43
Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub)
Ketentuan mengenai Musyawarah Cabang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 42 ayat (2) sampai (9) berlaku juga bagi Musyawarah
Cabang Luar Biasa.
Pasal 44
Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pasal 45
Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pasal 46
Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Bagian.
h. Ketua-ketua Koordinator Anak Cabang.
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang membahas, merumuskan dan
menetapkan keputusan Partai yang bersifat operasional dan politis.
Pasal 50
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang Diperluas
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
Rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan operasional Partai.
Pasal 58
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 61
Musyawarah Ranting Luar Biasa (Musranlub)
Ketentuan mengenai Musyawarah Ranting sebagaimana dalam pasal 60
ayat (2) sampai dengan (9) berlaku bagi Musyawarah Ranting Luar Biasa.
Pasal 62
Rapat Pimpinan Ranting (Rapimran)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pasal 63
Rapat Kerja Ranting (Rakeran)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Rapat Kerja Ranting diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode kepemimpinan.
Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh:
a. Peserta.
b. Peninjau.
c. Undangan.
Peserta terdiri dari:
a. Utusan Pimpinan Anak Cabang.
b. Ketua Dewan Penasihat Ranting.
c. Ketua Majelis Pakar Ranting.
d. Pimpinan Ranting terdiri dari Pengurus Harian, Ketua Subseksi,
Ketua Koordinator Anak Rating dan Ketua Badan/ Lembaga.
e. Ketua Pimpinan Anak Ranting.
f. Ketua Pengurus Ranting Organisasi Sayap.
Peninjau terdiri dari:
a. Anggota Dewan Penasihat Ranting.
b. Anggota Majelis Pakar Ranting.
c. Unsur Subseksi Pimpinan Ranting
d. Unsur Koordinator Anak Ranting.
e. Unsur Badan/Lembaga Pimpinan Ranting.
f. Unsur Pengurus Ranting Organisasi Sayap.
g. Ketua Pengurus Ranting Organisasi Otonom.
Undangan sesuai kebutuhan.
Jumlah peninjau dan undangan Rapat Kerja Ranting ditetapkan
oleh Pimpinan Ranting.
Sidang Rapat Kerja Ranting dipimpin oleh Pimpinan Ranting.
Agenda dan tata tertib Rapat Kerja Ranting ditetapkan oleh
Pimpinan Ranting.
Pasal 64
Rapat Koordinasi Ranting (Rakoran)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
Pasal 68
Rapat Pleno Pimpinan Ranting Diperluas
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Korum:
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
(2)