Pembimbing
dr. Gustaf A. E. Ratag, MPH
LEMBAR PENGESAHAN
September 2014
Mengetahui Pembimbing
body
repair
dan
perusahaan
industry
pengecatan,
dan
untuk
pekerjaan lain, paparan level rendah selama melakukan pekerjaan lain mungkin
juga berkontribusi secara signifikan pada internal dosis.
Kata pengantar
isosianat adalah bahan kimia industry yang mengandung N=C=O
grup tidak jenuh yang mana digunakan pada produk poliuretan
(PU) seperti busa, cat, tinta, bahan isolasi, pernis, dan vulkanisir
agen. (Lesage et al., 1992). Di Negara barat, molekul kecil dan
ringan ini diidentifikasi sebagai allergen yang menyebabkan asma
pekerja (Vandenplaset al.,1993b;Bernstein,1996;Wisnewski and
Redlich, 2001) yang beresiko tinggi pada para pengecat dengan
cara menyemprot.
Pengeras
pernis
mengandung
diisosianat
PU
umumnya
heksametilina
(IPDI).
Untuk
digunakan
diisosianat
mengurangi
(HDI)
senyawa
dan
bahaya
yang
isoporin
uap
yang
Pada
penyemprotan,
1-
siklus
Senyawa isosianat
Sebanyak 566 sampel udara dikumpulkan dari 29 perusahaan. Dalam sampel, 23
senyawa isosianat dianalisis dimana 20 dapat dideteksi. Dalam banyak contoh,
sebagian besar senyawa berada dibawah LOD. Pada bengkel body repair mobil dan
industry pengecatan, senyawa yang paling dominan, pada frekuensi dan
konsentrasinya, adalah oligomer HDI dan monomer HDI.
Diskusi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai senyawa mana yang
berkontribusi terhadap paparan isosianat di bengkel body repair dan perusahaan
industry pengecatan, dan untuk mengidentifikasi pekerjaan dengan resiko tinggi
terkena paparan isosianat.
Dari 23 senyawa isosianat yang dianalisia, 20 dapat dideteksi. Hasil menunjukkan
oligomer HDI adalah yang lebih sering hadir dan dengan tingkat paparan yang
lebih tinggi dibandingkan semua senyawa lain di kedua bengkel body repair mobil
dan industry perusahaan pengecatan.
Meskipun
relatif
pentingnya
studi hewan dan manusia menunjukkan peran paparan kulit isosianat dalam
mengembangkan sensitisasi, dengan paparan penghirupan sekuensial yang
menuntun pada asma (Bello et al., 2007a). Terlebih lagi, isosianat dapat menjadi
iritan kulit dan allergen kontak (Goossens et al., 2002; Redlich et al., 2006).
Metode untuk mengukur paparan isosianat pada kulit terbatas dan hanya sedikit
yang telah dilakukan untuk mengevaluasi paparan kulit terhadap isosianat dalam
tatanan pekerjaan. Sebagai bagian dari studi epidemiologis lintas bidang, Survei
Pengecat dan Bengkel Bodi Otomotif oleh Yale (SPRAY), paparan udara dari
polisosianat alifatik dikuantifikasi untuk tugas yang berbeda dan determinan
paparan yang diidentifikasi (Sparer et al., 2004; Woskie et al., 2004; Liu et al.,
2006). Sebuah studi perintis mendemonstrasikan kelayakan penilaian kontaminasi
permukaan dan paparan kulit terhadap isosianat menggunakan indicator
SWYPE_colorimatric (CLI), Des Plains, IL) (Liu et al., 2000). Teknik ini tidak
mahal, memberikan hasil yang segera dan mudah untuk digunakan, membuatnya
layak untuk mendeteksi kontaminasi isosianat pada permukaan kerja dan menilai
paparan kulit potensial dalam tempat kerja. Beberapa validasi laboratorium telah
dilakukan untuk memeriksa interferensi dan sensitivitas dari permukaan SWYPE_
saat berhubungan dengan isosianat aromatic (OSHA, 1997), namun laboratorium
ulasan rekan dan data lapangan dari indicator colorimetrik dengan isosianat alifatik
ini kurang. Evaluasi dari indicator colorimetric terutama diperlukan untuk menilai
kinerjanya dan kegunaannya dalam kondisi kerja yang sebenarnya. Studi ini
dilakukan untuk (i) mengevaluasi dan memvalidasi indicator colorimetric isosianat
dalam laboratorium dan di lapangan terhadap kadar logam kuantitatif, (ii)
mengevaluasi taraf kontaminasi permukaan isosianat dalam bengkel bodi otomotif
dan paparan kulit dalam pekerja bengkel bodi otomotif dan (iii) mengevaluasi
determinan paparan kulit isosianat. Artikel ini melaporkan hasil penilaian paparan
kami yang dikumpulkan dengan indicator colorimetric kualitatif. Penilaian
kuantitatif dari paparan kulit juga dilakukan dan akan disajikan dalam artikel
pendamping. Penemuan ini akan memajukan perkembangan model berbasis tugas
untuk memperkirakan paparan kulit isosianat pada pekerja bengkel bodi otomotif.
MATERIAL DAN METODE
Proses kerja dan potensi untuk paparan kulit
Pekerjaan bengkel bodi otomotif melibatkan sejumlah tugas pengecatan dan non
pegecatan. Pekerjaan pengecatan meliputi pencampuran cat, pengecatan semprot
dan terakhir pelapisan bening. Paparan kulit saat tugas pencampuran,
penyemprotan cat dan pembersihan penyemprot mungkin terjadi disebabkan oleh
kontak langsung dengan produk isosianat dalam jumlah yang besar, dari kontak
dengan permukaan yang terkontaminasi atau dari deposisi uap isosianat dan
aerosol pada kulit yang tidak terlindungi. Tugas non pengecatan meliputi perbaikan
penyok memiliki potensi yang lebih kecil untuk paparan kulit. Setelah pendasaran,
bagian-bagian otomotif diampelas kering maupun basah. Setelah pelapisan akhir,
material yang menutupi dihilangkan dan mobil disusun ataupun digosok. Tugas ini
juga memberikan kesempatan untuk paparan kulit terhadap isosianat, terutama jika
cat tidak seluruhnya diperbaiki.
Rancangan studi dan populasi
Penilaian permukaan dan paparan kulit isosianat ini merupakan bagian integral dari
studi SPRAY. evaluasi kualitatif dilaksanakan dalam 35 bengkel, dan penilaian
kuantitatif emntargetkan 22 bengkel ini karena hambatan finansial dan waktu.
kontaminasi permukaan dan paparan kulit, termasuk paparan di bawah sarung
tangan, pakaian pelindung dan respirator cartridge setengah wajah, dievaluasi
berdasarkan pada panduan dari OSHA Amerika Serikat (1997) dengan modifikasi.
Protokol studi ini disetujui oleh Komite Investigasi Manusia pada Universitas Yale.
Persetujuan tertulis didapatkan dari tiap partisipan. Data pada determinan paparan
potensial dikumpulkan dari manajer/pemilik bengkel dan pekerjanya, seperti yang
sebelumnya dijelaskan, termasuk ukuran bengkel, jenis cat, ventilasi bengkel dan
perlengkapan perlindungan pribadi.
Evaluasi laboratorium indicator colorimetric SWYPE
Sebelum studi lapangan, teknik SWYPE kualitatif dibandingkan dengan
pengukuran kadar kuantitatif kromatografi cair kinerja tinggi (HLPC) yang
berdasarkan pada Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(NIOSH) metode 5525 untuk isosianat alifatik total di udara (NIOSH 2003) dengan
modifikasi (Bello et al., 2002) untuk menilai reprodusibilitas pembacaan intensitas
warna, menentukan batasan deteksi dan mengkalibrasikan tingkat warna SWYPE
dengan jumlah isosianat yang dipulihkan. dengan penghitungan kadar kuantitatif.
bantalan SWYPE, berukuran 2,5x2,5 dari CLI (gambar 1), ditusuk dengan pipet
dengan jumlah campuran isosianat yang diketahui kadarnya (campuran polimer
HDI dan IPDI) dalam kelipatan tiga, pada delapan pemuatan permukaan yang
meliputi seluruh intensitas warna SWYPE (<1-17 g NCO per SWYPE). volume
isosianat yang sama disuntikkan dalam duplikat dalam larutan derivative 1(90anthracenylmethyl) piperazine (MAP) dalam acetonitrile dan dianalisa dengan
HPLC. indicator SWYPE dibaca oleh investigator yang sama yang kemudian
membacanya di lapangan. investigator yang bekerja dengan kuantifikasi dan
membaca indicator SWYPE ini tidak diberitahukan jumlah isosianat yang
disuntikkan. Konsistensi rating SWYPE dinilai oleh investigator menggunakan
sampel replika.
konsentris.
Wilayah
yang
diseka
distandarisasi
5x5
cm
ketika
(merah tua). Semua penilaian warna dilakukan oleh investigator yang sama.
Duapuluh sampel permukaan kualitatif ditargetkan pada tiap bengkel.
Penilaian lapangan paparan kulit
Pemilihan subyek dan tugas. Semua pengecat atau teknisi bodi yang
ditugaskan untuk mengecat atau mendasari dengan cat yang mengandung isosianat
selama minggu survey dan satu hingga dua teknisi bodi dan pekerja kantor/manajer
yang tidak mengecat atau mendasari dipilih dari tiap bengkel/ Pengambilan sampel
penyekaan kulit untuk penilaian paparan berbasis tugas, sama dengan strategi
pengambilan sampel udara. Tugas pengecatan termasuk pencampuran cat,
pengecatan semprot, pembersihan penyemprot cat dan tugas-tugas yang berkaitan
dengannya (melepaskan material penutup, pengampelasan kering atau basah dari
bagian dan komponen yang baru dicat). tugas non pengecatan termasuk menutup
motor, pekerjaan mekanis, pengasahan dan pengelasan, perbaikan penyok,
pengawasan bengkel dan pekerjaan kantor.
Paparan kulit yang tidak terlindungi. Indikator SWYPE kulit digunakan
seperti yang sebelumnya dijelaskan dan menurut petunjuk CLI. SWYPE kulit terdii
dari 2 porsi: 2,5x5,0 cm bantalan pengambil sampel kain yang menempel pada
strip berlapis reagen (gambar 2). Setelah pekerja menyelesaikan tugasnya, wilayah
kulit yang terpapar diseka dua kali menggunakan bantalan SWYPE kain untuk
kulit. Kedua sisi tangan atau keseluruhan lengan diseka. Untuk dahi, wilayah yang
terpapar di luar pelindung kepala diseka; untuk wajah atau leher di luar respirator
cartridge pelindung, wilayah seluar 5,0x5,0 cm diseka. Setelah pengambilan
sampel, bantalan SWYPE kulit ditempatkan pada cangkir plastic, sisi antalan di
bawah, dan larutan pengembang dari minyak mineral dituangkan ke dalam cangkir,
mencapai ~0,6 cm tingginya. Larutan ini bermigrasi menuju strip yang dipenuhi
Informasi sampel
Untuk tiap permukaan, sampel kulit atau PPE yang diambil, informasi
dikumpulkan tentang bengkel individual dan subyek, jenis dan lokasi permukaan,
wilayah permukaan dan kulit yang diseka, jenis PPE, informasi pengecatan (lokasi
dan durasi tugas,kuantitas cat, jumlah lapisan, merek pengeras dan wilayah
permukaan yang dicat) dan ventilasi (jenis ruang dan pembuangan local). Variabel
ini digunakan dalam analisis regresi untuk mengevaluasi determinan paparan kulit
yang utama.
Penilaian kuantitatif kontaminasi permukaan dan kulit
Potongan sekaan kain (5x5 cm) diberi sedikit glikol polypropylene (PPG) yang
disediakan oleh CLI. lap yang diberi PPG memberikan pemulihan yang baik
isosianat yang tidak terikat dari permukaan. Investigator menggunakan sepasang
sarung tangan N-Dex nitrile yang bersih selama pengambilan sampel. Setelah
wilayah permukaan atau kulit diseka, bantalan pengambil sampel ditempatkan
dalam wadah yang berisi larutan MAP dalam methylene klorida untuk ekstraksi
segera dan derivatisasi. Sampel disimpan dingin di lapangan dan dikirim dalam
wadah pendingin ke laboratorium untuk analisa kuantitatif seperti yang dijelaskan
di atas.
mengandung isosianat. paparan kulit yang tidak terlindung adalah umum selama
melakukan
pada pengamplasan basah dan kering. Isosianat juga terdeteksi di bawah sarung
tangan karet yang digunakan. Permukaan tanah yang terkontaminasi dan deposisi
aerosol penyemprotan yang berlebihan mungkin berkontribusi paparan isosianat
pada kulit pekerja tersebut.
meskipun efek kesehatan dari paparan kulit isosianat tetap jelas dan menjamin
penelitian lebih lanjut, adalah bijaksana untuk mengembangkan strategi yang lebih
polusi logam berat di tanah. Tiga puluh dua sampel tanah yang
dikumpulkan pada bengkel mobil di Osogbo, Ikirun, Iragbiji dan di Negara Osun
Iree untuk kobalt, besi, timbal dan kadmium di bagian yang berbeda yaitu: automekanik unit, unit otomatis pengelasan, Unit auto listrik dan unit pengecatan
dengan menggunakan serapan atom spectrophotometer. Konsentrasi kobalt
tertinggi diperoleh di Iree di unit auto las (17.25 1.10mg/kg), besi memiliki level
tertinggi di Ikirun di unit auto-mekanik (43.937 35mg / kg), konsentrassi timah
tertinggi di Iree pada tempat pengelasan. cadmium dengan konsentrasi tertinggi di
Iree pada auto Unit las juga (2.02 1.01 mg / kg). daerah sampel yang di teliti
memiliki kadar logam yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah control.
Kecenderungan umum dari penyebaran kontaminasi logam dalam profil tanah
adalah besi >> timah >> kobalt> cadmium. Analisis statistik menunjukkan terdapat
korelasi antara timah / besi (r = 0.636)
Metode Penelitian
Pengambilan sampel: sampel tanah untuk penelitian ini diambil dari bengkel mobil
di empat kota di Negara Osun, Nigeria. sampel dikumpulkan pada unit yang
berbeda dari bengkel mobil yang terdiri dari Unit automechanic, Unit auto las, auto
listrik Unit dan Unit pengecatan. Tiga puluh dua sampel tanahdikumpulkan dari
empat unit yang berbeda dalam empat kota pada kedalaman 1 cm dengan sendok
plastik untuk menghindari kontaminasi silang dan diberi label.
Kesimpulan
Penyelidikan dalam penelitian ini terungkap bahwa tanah di bengkel mobil yang
terdiri dari unit auto-mekanik dan lainnya adalah sangat tercemar dengan besi dan
timah.