Anda di halaman 1dari 2

A.

PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui, media pembelajaran merupakan alat atau wahana yang
dapat digunakan untuk menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik. Karena ia berupa
alat, maka tentu saja ia beraneka ragam macamnya. Namun pada dasarnya tipe media
dikelompokkan ke dalam enam komponen, yaitu teks, audio, visual, motion media,
people, dan manipulasi.
Keenam komponen tersebut masing-masing mencakup berbagai jenis yang
beraneka ragam. Modul merupakan salah satu jenis dari media pembelajaran yang berupa
teks. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Adanya modul memberikan kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi
lebih jelas, konkrit, dan detail. Selain itu, Di era ini peserta didik lebih-lebih siswa
dituntut untuk belajar secara mandiri. Dalam artian, proses pembelajarannya dilakukan
oleh peserta didik tanpa atau melalui bimbingan pendidik seminimal mungkin. Dan
tuntutan karakteristik pembelajaran semacam ini sangat memungkinkan untuk dilakukan
dengan bantuan media pembelajaran teks berupa modul. Oleh karena itu, maka di sinilah
letak urgensitas media pembelajaran modul.
Banyak sekolah dalam kegiatan belajar tidak didampingi oleh modul, entah
pemberian modul dari pemerintah yang tidak merata, atau tidak ada kemampuan bagi
guru untuk membuat sebuah modul.

B. PEMBAHASAN
1. Kesulitan Guru dalam Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)
Proses pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMA N 1 Bojong pada kelas
X terbilang kurang baik. Dari hasil wawancara kepada Pak Kurnia Sandi, S. Pd.
selaku guru musik sekolah tersebut, kondisi siswa kurang aktif, pembelajaran masih
berorientasi kepada guru. Siswa sering mengalami kejenuhan karena terbatasnya
sumber belajar yang digunakan, seperti tidak ada bahan ajar yang lengkap tentang
musik tradisional, tidak ada bahan ajar yang lengkap tentang teknik mengaransemen
lagu tradisional dan non tradisional dengan alat musik, baik itu menggunakan piano,
pianika, atau gitar. Hampir setiap kompetensi dasar yang telah disusun dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau silabus, tidak ada bahan ajar yang sekiranya

membuat siswa tertarik belajar dan siswa dapat belajar mandiri. Guru pun merasa
sulit, hanya bermodal buku teks yang materinya sangat menjenuhkan, tidak interaktif.
2. Sudut Pandang Guru Terhadap Modul
Ada tanggapan positif terhadap modul yang harapannya dapat memudahkan
pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMA N 1 Bojong kelas X, karna di sekolah
khususnya pelajaran seni budaya (seni musik) sangat membutuhkan modul untuk
media guru dan sebagai bahan ajar siswa. Harapan guru seni, nantinya modul jangan
seperti buku teks yang menjenuhkan. Upayakan modul yang akan dikembangkan
haruslah interaktif. Dapat membangkitkan gairah siswa belajar. Intinya modul yang
akan dikembangkan dapat meberikan karakteristik selayaknya modul, modul yang
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain,
dan bisa menjadi kawan belajar.
3. Materi yang akan Dikembangkan sebagai Modul
Dari hasil observasi di atas, dan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) maupun silabus pelajaran seni musik kelas X semester II di sekolah tersebut.
Saya mengambil standar kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Musik, dengan
kompetensi dasar Mengembangkan gagasan kreatif serta mengaransir lagu dengan
beragam teknik, media dan materi musik/lagu tradisional. Selain materi tersebut
belum difasilitasi bahan ajar seperti modul, pertimbangan lain mengapa saya ambil
materi ini adalah karena kompetensi saya juga sedikit mengerti dalam hal
mengaransemen lagu. Sehingga harapannya dapat berjalan dengan baik dalam
mengembangkan modul.

Anda mungkin juga menyukai