Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISIS KASUS

Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi belakang
kelopak mata. Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair sampai
konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Konjungtivitis dapat di klasifikasikan
berdasarkan penyebabnya yaitu :
a.
b.
c.
d.

Konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis virus
Konjungtivitis klamidia
Konjungtivitis alergi

Gejala penting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata,gatal,
dan fotofobia. Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi,
hipertropi papiler, pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran, granuloma. Konjungtivitis
bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah
banyak, berwarna kuning kehijauan. Palpebra lengket pada saat bangun tidur dan kadang-kadang
terjadi edema palpebra. Infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata sebelah
melalui tangan. Infeksidapat menyebar ke orang lain. Pada konjungtivitis virus, mata sangat berair.
Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit. Konjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk
konjungtivitis kronik yangdisebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Pasien mengeluhkan
fotofobia, mata gataldan mata berair. Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada
konjungtiva tarsus superior, secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder. Dapat
puladitemukan panus dan jaringan parut. Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai
kedua mata. Tandanya,selain mata berwarna merah, mata juga akanterasa gatal. Gatal ini juga
seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.
Pada pasien ini didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, terasa gatal dan keluar
sekret bening. Selain itu juga terdapat keluhan adanya perasaan berpasir dan mengganjal pada
mata. Pada pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
penderita ini memenuhi kriteriadiagnosis konjungtivitis yang disebabkan oleh viral.
Usulan pemeriksaan yang dilakukan adalah pengecatan giemsa, KOH,kultur. Hal ini
dilakukan untuk lebih memastikan penyebab dari konjungtivitis tersebut sehingga dapat
membantu pemilihan terapi yang adekuat.

Sebelum pemeriksaan mikrobiologik diberikan antibiotic yang berspektrum luas dalam


bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari. Selain itu berikan KIE pada
pasien yaitu :
a. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakityang dapat
disembuhkan, namun dapat menular kepada orang orang sekitar.
b. Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali pasien
memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan.
c. Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak menularkan ke
orang lain.
d. Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yangdapat
memperparah gejala.
e. Penggunaan botol obat tetes digunakan untuk satu orang, jangan dipakai bersama-sama.
Prognosis pada penderita ini baik, didukung oleh kepustakaan yang mengatakan bahwa
kebanyakan kasus konjungtivitis viral dapat sembuh sendiri tanpa diberikan terapi. Komplikasi
dari penyakit ini juga tidak sering terjadi. Namun perlu diperhatikan pencegahan agar tidak
menular kepada orang lain mengingat angka penularannya cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai