Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Pemberian Ekstrak Eugenia polyantha, Gynura procumbens, dan Imperata

cylindrica terhadap Ketebalan Otot Jantung Ventrikel Sinistra pada Tikus Model Hipertensi
Sudarma Angga Prawidya, H. R. M. Hardadi Airlangga, Dini Sri Damayanti
Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang
angga.prawidya@gmail.com

ABSTRAK
Ramuan akar Alang-Alang (Imperata cylindrica), Sambungnyawa (Gynura procumbens), dan daun Salam (Eugenia
polyantha Wight) telah dikembangkan sebagai anti hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan
efek ramuan dari daun Salam (Eugenia polyantha Wight), daun Sambungnyowo (Gynura procumbens), dan akar AlangAlang (Imperata cylindrica) terhadap pencegahan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri pada tikus model hipertensi.
Desain penelitian menggunakan Control Group Post Test Only. Model tikus hipertensi dengan menggunakan induksi
DOCA (Deoxycorticosteron acetat) dan NaCl 1% selama 28 hari, kemudian dilanjutkan selama 5 minggu untuk
kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan. Kelompok penelitian terdiri dari kelompok kontrol negatif,
kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight)
Walp.), daun Sambungnyowo (Gynura Procumbens), dan akar Alang alang (Imperata cylindrica) , dengan dosis dosis
63 mg/kgBB, P2 dengan dosis 126 mg/kgBB dan P3 dengan dosis 252 mg/kgBB. Pada hari ke 35 pasca pemberian
herbal, tikus dimatikan dengan menggunakan anestesi inhalasi eter. Selanjutnya dilakukan pembuatan preparat ventrikel
jantung dengan pengecatan HE. Pengukuran ketebalan ventrikel kiri dihitung secara manual dengan menggunakan
mikroskop Trinokuler, pada perbesaran 40x , dengan indikator pengukuran SWT (Septal Wall Thickness), PWT
(Posterior Wall Thickness), dan AWT (Anterior Wall Thickness). Analisa data menggunakan metode One Way Anova.
Induksi DOCA dan NaCl 1% menyebabkan terjadinya hipertrofi eksentrik ventrikel kiri tikus hipertensi. Ekstrak
Eugenia polyantha Wight, Gynura procumbens, dan Imperata cylindrica menyebabkan ketebalan ventrikel kiri lebih
tebal dari pada kontrol positif pada dosis 126 mg/kgBB dan 252 mg/kgBB . Mekanisme pencegahan hipertrofi
eksentrik diduga melalui aktifitas sebagai antioksidan, dan vasodilator.
Ekstrak Eugenia polyantha, Gynura procumbens, dan Imperata cylindrica mampu mencegah terjadinya hipertrofi
eksentrik ventrikel kiri tikus hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Eugenia polyantha Wight, Gynura procumbens, Imperata cylindrica, hipertrofi ventrikel

Effect of Extracts of Eugenia polyantha, Gynura procumbens, and Imperata cylindrica Towards
the Thickness of Myocardial Ventricular Sinistra on Rat Model of Hypertension
Sudarma Angga Prawidya, Dini Sri Damayanti, H. R. M. Hardadi Airlangga
Medical Faculty, Islamic University of Malang
angga.prawidya@gmail.com

ABSTRACT
Mixtures of Reeds (Imperata cylindrica), Sambungnyawa (Gynura procumbens), and leaves Salam (Eugenia polyantha
Wight) has been developed as an anti-hypertensive. The purpose of this study was to prove the effects of the herb leaves
Salam (Eugenia polyantha Wight), Sambungnyowo leaves (Gynura procumbens), and the roots of Reeds (Imperata
cylindrica) on the prevention of the occurrence of left ventricular hypertrophy in a rat model of hypertension. The study
design using the Control Group Post Test Only. Hypertensive rat model by using induction DOCA (Deoxycorticosteron
acetate) and 1% NaCl for 28 days, then continued for 5 weeks for the positive control group and the treatment group.
The study group consisted of a negative control group, positive control group and the treatment group were given
extracts of leaves Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.), Sambungnyowo leaves (Gynura Procumbens), and
root Alang - alang (Imperata cylindrica), with dose dose 63 mg / kgBB, P2 at a dose of 126 mg / kgBB and P3 with a
dose of 252 mg / kgBB. On day 35 after the administration of herbs, rats turned off by using ether inhalation anesthesia.
Next step is making preparations cardiac ventricle with HE staining. Measurement of the thickness of the left ventricle
was calculated manually using a microscope Trinokuler, at 40x magnification, with measurement indicators SWT
(Septal Wall Thickness), PWT (Posterior Wall Thickness), and AWT (Anterior Wall Thickness). Analysis of the data
using One Way ANOVA. Induction of DOCA and 1% NaCl causes eccentric left ventricular hypertrophy of
hypertensive rats. Extracts of Eugenia polyantha Wight, Gynura procumbens, and Imperata cylindrica cause the
thickness of the left ventricle is thicker than the positive control at a dose of 126 mg / kgBB and 252 mg / kgBB.
Eccentric hypertrophy prevention mechanism is estimated by the activity as an antioxidant and vasodilator. Extracts of
Eugenia polyantha, Gynura procumbens, and Imperata cylindrica able to prevent the occurrence of left ventricular
hypertrophy eccentric hypertensive rats.
Keyword : Hypertension, Eugenia polyantha, Gynura procumbens, Imperata cylindrica, ventricular hypertrophy

PENDAHULUAN
Menurut WHO (2011), diperkirakan 17,3 juta
orang meninggal akibat cardiovascular diseases pada
tahun 2008, mewakili 30% dari seluruh kematian global. 1
Menurut
Joint National Committe on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood
Pressure VII (JNC VII) menyatakan hampir satu milyar
orang menderita hipertensi.2 Hipertensi dapat disebabkan
oleh obesitas, dyslipidemia, peningkatan kadar glukosa
darah, penyakit ginjal kronis, merokok, stress psikososial,
dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga dan juga
peningkatan usia.3
Banyak faktor yang terlibat pada terjadinya
hipertensi. Peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis,
produksi berlebihan hormon yang meretensi sodium,
intake potassium dan kalsium yang tidak adekuat,
peningkatan sekresi renin yang mengakibatkan
peningkatan produksi angiotensin II dan aldosteron. 4
Komplikasi pada hipertensi umumnya terjadi kerusakan
pada
jantung,
pembuluh
darah,
ginjal,
dan
serebrovaskular.3 Patogenesis pasti tampaknya sangat
kompleks dengan interaksi dari berbagai variable.
Mungkin pula ada predisposisi genetik. Mekanisme lain
yang dikemukakan mencakup perubahan perubahan
berikut : 1. Ekskresi natrium dan air oleh ginjal, 2.
Kepekaan baroreseptor, 3. Respons vaskular, 4. Sekresi
renin. Lima persen penyakit hipertensi terjadi sekunder
akibat proses penyakit lain seperti parenkim ginjal atau
aldosteronisme primer.5
Hipertensi
resisten
disebabkan
karena
vasokontriksi yang abnormal (arterioles), vasokontriksi
disebabkan oleh peningkatan aktifitas saraf simpatik atau
peningkatan dari konsentrasi angiotensin II. 6 Angiotensin
II memiliki dua efek sistemik utama, yaitu peningkatan
reabsorbsi Na+ dan air yang diperantarai oleh peningkatan
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal yang dirangsang
oleh angiotensinogen II dan vasokontriksi arteriol. 7 Kedua
efek ini cenderung menyebabkan hipertensi.7 Cardiac
output dan total tahanan perifer dapat menetukan tekanan
darah. Cardiac output dapat meningkat melalui 2 jalur,
yaitu peningkatan pada volume cairan (preload) atau dari
peningkatan kontraktilitas dari stimulasi saraf dari
jantung.8 Aktifitas saraf simpatis yang berlebihan dan
dapat mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah yang
dapat meningkatkan tahanan perifer.8 Cardiac output dan
tahanan perifer yang meningkat ini menyebabkan tahanan
pembuluh darah juga meningkat sehingga beban jantung
juga meningkat. Karena beban jantung yang meningkat,
jantung mengkompensasi dengan cara meningkatkan
kekuatan kontraksi dan mempertebal otot jantung.
Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan
salah satu tanaman yang secara tradisional sudah
dimanfaatkan untuk berbagai pengobatan tradisional.
Penelitian mengenai potensi akar alang-alang telah cukup
banyak dilakukan, seperti pemberian ekstrak rimpang
alang alang dapat digunakan sebagai antihipertensi
karena adanya kandungan manitol yang dapat
menyebabkan diuresis.9 Penelitian aktifitas dari ekstrak
daun Gynura procumbens Merr., memiliki zat aktif
golongan flavonoid yang disebut quercetin. Quercetin
memiliki efek vasodilatasi yang poten yang diakibatkan

oleh peningkatan sintase NO di pembuluh darah. 10


Eugenol sebagai salah satu senyawa yang ada dalam daun
Salam (Eugenia polyantha Wight). Eugenol merupakan
senyawa fenolik yang telah dibuktikan senyama ini
mampu menyebabkan vasodilatasi in vitro
dan
mengurangi tekanan darah dan denyut jantung tikus in
vivo.11
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek
ramuan dari daun Salam (Eugenia polyantha Wight), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens), dan akar AlangAlang (Imperata cylindrica) terhadap pencegahan
terjadinya hipertrofi ventrikel kiri pada tikus model
hipertensi. Pengukuran ketebalan otot jantung ventrikel
kiri diukur dengan indikator SWT (Septal Wall
Thickness), PWT (Posterior Wall Thickness), dan AWT
(Anterior Wall Thickness).

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksperimental
laboratorik dengan Control Group Post Test Only. Hewan
coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus
putih jantan wistar strain Rattus norvegicus dengan rata
rata usia 2 bulan dan berat badan rata rata berat badan
200 300 gram.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Fisiologi Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium
Patologi Anatomi Universitas Brawijaya Malang dan
Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
September 2014.
Pemeliharaan Hewan Coba
Sampel di aklimatisasi selama dua minggu di
Laboratorium Fisiologi Universitas Brawijaya. Selama
waktu dua minggu ini, tikus diberi makan dan minum
standar laboratorium dan dilakukan penimbangan berat
badan di akhir aklimatisasi. Kandang tikus dibersihkan 4
hari sekali.
Pemberian NaCl untuk Minuman Tikus
Dengan asumsi 1% berarti 1 gram (1000 mg)
dalam 100 ml air dan tikus diberi minum selama 28 hari.
Pemberian DOCA
Untuk membuat tikus hipertensi, dilakukan dengan
induksi DOCA dan NaCl 1%. Untuk pemberian dosis
DOCA kepada setiap tikus ditentukan sesuai berat badan
masing masing tikus. Dosis DOCA yang diberikan adalah
sebesar 10 mg/kgBB. Setelah didapatkan dosis DOCA
lalu dilarutkan dalam minyak jagung. Kemudian
diinjeksikan secara subkutan sesuai dosis masing masing
tikus. Pemberian DOCA selama 4 minggu. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Badyal, et.al (2003),
tekanan darah tikus dianggap meningkat apabila sistol
mencapai 170 9 mmHg.12
Pembuatan dan Pemberian Ekstrak Daun Salam,
Daun Sambungnyowo dan Alang-Alang
Sampel yang digunakan adalah daun dari tanaman
daun salam dan daun sambungnyowo serta akar dari

3
alang-alang yang memenuhi persyaratan diperoleh dari
Materia Medika, Batu dalam bentuk serbuk. Metode
ekstraksi pada penelitian ini digunakan metode dekoktasi,
dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada
suhu 90C selama 30 menit. Pemberian ekstrak akar
alang-alang, daun salam, dan daun sambungnyowo
diberikan setelah 28 hari pemberian DOCA garam.
Dosis herbal yang digunakan pada kelompok
perlakuan 1 (P1) adalah 63 mg/kgBB, kelompok
perlakuan 2 (P2) adalah 126 mg/kgBB dan kelompok
perlakuan 3 (P3) adalah 252 mg/kgBB.
Pembedahan dan Pengambilan Sampel Organ
Tikus diambil berdasarkan urutan kelompok. Tikus
dibius menggunakan eter 70 % dengan cara ditaruh
didalam toples yang sudah ada kapas diberi eter,
kemudian tikus dibedah secara vertikal mengikuti garis
tengah atau linea mediana dari abdomen menuju ke arah
thorak dengan menggunakan gunting, sampai seluruh
abdomen terbuka. Lalu jantung pada bagian ventrikel
yang telah diambil dimasukkan pada wadah yang berisi
formalin 10%.
Metode Pembuatan Preparat dan Prosedur
Pengecatan Hematoxylen Eosin (HE)
Pemotongan sampel dilakukan dengan cara frozen
section yaitu pemotongan sampel menggunakan rotary
microtome yang terdapat cryostat di dalam alat tersebut.
Suhu dalam cryostat saat melakukan pembuatan preparat
yaitu -200, kemudian sampel jaringan tersebut dipotong
hingga mencapai ketebalan 4 mikron. Setelah itu,
potongan sampel dari jaringan tersebut diletakkan pada
objek glass dan selanjutnya dilaksanakan pewarnaan.13
Alur pengecatan dengan HE13, preparat jantung
direndam Hematoxyline selama 15 menit. Lalu dilakukan
deferensiasi dengan alkohol asam 3-10 celupan. Setelah
itu, diberi amonium air 3-10 celupan. Direndam dengan
counter staining (pewarna pembanding) Eosin 15-20
menit. Lalu, beri alkohol absolute 2 x 2 menit. Dilakukan
pengeringan, dijernihkan dengan xylol selama 3 x 2
menit. Dan, selanjutnya dikeringkan dan ditutup dengan
cover glass.

AWT

PWT
SWT

Teknik Penghitungan Ketebalan Otot Jantung


Ventrikel Kiri
Preparat ventrikel jantung yang sudah dicat,
kemudian diperiksa dan dihitung secara manual dengan
menggunakan mikroskop Trinokuler, dengan perbesaran
40x. Pengukuran ketebalan otot jantung diukur dengan
indikator SWT (Septal Wall Thickness), PWT (Posterior
Wall Thickness), dan AWT (Anterior Wall Thickness).

Keterangan :
SWT
: Septal Wall Thickness
PWT
: Posterior Wall Thickness
AWT
: Anterior Wall Thickness
(Iswatinnisa. D, 2012)14
Tabel 5.2 Rata rata Ketebalan otot jantung
Pengumpulan dan Analisa Data
ventrikel
tikus model
hipertensi
Setelahsinistra
selesaipada
dilakukan
penelitian,
dilakukan
yang diinduksi
- NaCl
pengumpulan
data.DOCA
Setelah
data selesai diperoleh,
dilakukan uji homogenitas kemudian diolah dengan
menggunakan metode uji One Way Anova dan Pos Hoc
Test untuk menguji hipotesis yang ada. Hasil dikatakan
bermakna bila p < 0,05. Uji statistik tersebut dilakukan
dengan program SPSS secara komputerisasi.

HASIL PENELITIAN
Karakteristik populasi yang digunakan pada penelitian ini
tercantum pada tabel berikut :
Kelompok
Hewan
Coba
Jenis
Kelamin
Lama
Adaptasi
Dosis
Kombinasi
Herbal

KN
Tikus
wistar

KP
Tikus
wistar

P1
Tikus
wistar

P2
Tikus
wistar

P3
Tikus
wistar

Jantan

Jantan

Jantan

Jantan

Jantan

14 hari

14 hari

14 hari

14 hari

14 hari

12,6 mg/
gBB

25,2 mg/
gBB

TD Awal*

95/64
mmHg

107/77
mmHg

111/79
mmHg

102/72
mmHg

50,4
mg/
gBB
112/78
mmHg

TD
Induksi
DOCANaCl (4
minggu)*

108/74
mmHg

149/100
mmHg

150/97
mmHg

150/97
mmHg

155/96
mmHg

TD Akhir*

113/86
mmHg

179/129
mmHg

133/87
mmHg

125/84
mmHg

115/86
mmHg

Keterangan :
KN :Tanpa perlakuan
KP :DOCA 10 mg/kgBB dan NaCl 1%
P1 :DOCA-NaCl dan ramuan herbal 63 mg/kgBB
P2 :DOCA-NaCl dan ramuan herbal 126 mg/kgBB
P3 :DOCA-NaCl dan ramuan herbal 252 mg/kgBB

*Dewi (2014) in publishing

Pengaruh Induksi DOCA NaCl 1% terhadap


Ketebalan Otot Jantung Ventrikel Sinistra
Ketebalan otot jantung ventrikel sinistra pada tikus
model hipertensi yang diinduksi DOCA NaCl dapat
dilihat pada tabel 5.2.

Keterangan
KN : Tanpa perlakuan
KP : DOCA 10 mg/kgBB dan NaCl 1%
P1 : DOCA-NaCl dan ramuan ASS 12,6 mg/ekor
P2 : DOCA-NaCl dan ramuan ASS 25,2 mg/ekor
P3 : DOCA-NaCl dan ramuan ASS 50,4 mg/ekor
a.
p < 0,05 berbeda signifikan dibanding kontrol negatif
b.
p < 0,05 berbeda signifikan dibanding kontrol positif
c.
p < 0,05 berbeda signifikan dibanding perlakuan 1
d.
p < 0,05 berbeda signifikan dibanding perlakuan 2
e.
p < 0,05 berbeda signifikan dibanding perlakuan 3

Gambar 5.2 Histogram Ketebalan otot jantung


ventrikel sinistra pada tikus model hipertensi
setelahBerdasarkan
diberi ramuan
Syzygium
tabel 5.2 danekstrak
gambar 5.1
diketahui
polyanthum,
Gynura
procumbens,
dan
bahwa pemberian DOCA 10 mg/kgBB danImperata
NaCl 1%
mengakibatkan
cylindrica
ketebalan dinding jantung ventrikel
sinistra lebih tipis (terjadi hipertrofi eksentris)
dibandingkan kelompok kontrol negatif pada semua
indikator pengukuran.
Gambar 5.1 Histogram Ketebalan otot jantung
Pengaruh Pemberian Ekstrak Syzygium Polyanthum,
ventrikel
sinistra padadan
tikusImperata
model hipertensi
Gynura
Procumbens,
Cylindrica
yang diinduksi
DOCA
NaCl
terhadap
Ketebalan
Otot- Jantung
Ventrikel Sinistra
pada Tikus Model Hipertensi
Ketebalan otot jantung ventrikel sinistra pada
tikus model hipertensi yang setelah diberi ramuan ekstrak
Syzygium polyanthum, Gynura procumbens, dan Imperata
cylindrica dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Rata rata Ketebalan otot jantung


ventrikel sinistra pada tikus model hipertensi
setelah diberi ramuan
ekstrak Syzygium
polyanthum, Gynura procumbens, dan Imperata
cylindrica

Berdasarkan tabel 5.3 dan gambar 5.2 tampak


bahwa dosis 63 mg/KgBB (perlakuan 1) tidak
menyebabkan perbedaan ketebalan ventrikel kiri secara
signifikan dibandingkan dengan kontrol positif pada
semua indikator (AWT, PWT, dan SWT). Pemberian dosis
126 mg/KgBB dan 252 mg/kgBB menyebabkan ketebalan
ventrikel kiri lebih besar (terjadi hipertrofi konsentris)
secara signifikan dibanding kontrol positif pada semua
indikator (AWT, SWT, dan PWT).

PEMBAHASAN
Karakteristik Populasi
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tikus putih jantan wistar strain Rattus norvegicus
dengan rata rata usia 2 bulan dan berat badan rata rata
berat badan 200 300 gram. Sebelum perlakuan, tikus
diaklimatisasi di laboratorium selama 2 minggu.
Model hewan eksperimental sebagai pengujian
obat antihipertensi jarang digunakan. Namun, dengan
perkembangan ilmu dan teknologi untuk membuktikan
suatu mekanisme obat tertentu terhadap anti hipertensi
maka penggunaan model hewan ditingkatkan untuk
mendapatkan penjelasan mengenai mekanisme suatu
obat.15
Efek Induksi DOCA dan NaCl 1% terhadap
Ketebalan Otot Jantung Ventrikel Sinistra
Untuk mengetahui ketebalan dinding ventrikel kiri
diukur melalui indikator SWT, PWT dan AWT. Pada
penelitian ini, induksi DOCA 10 mg/KgBB menyebabkan
ketebalan otot jantung ventrikel sinistra lebih tipis (terjadi
hipertrofi eksentris) secara signifikan dibanding
kelompok kontrol negatif pada semua indikator.
Deoxycorticosterone adalah hormon steroid yang
dieksresikan oleh kelenjar adrenal yang berfungsi sebagai
prekursor aldosteron.15 Pemberian dalam jangka waktu
yang lama, DOCA garam dapat menyebabkan retensi
sodium dan intake garam yang tinggi sehingga
meningkatkan volume cairan darah (preload).8
Disamping itu, DOCA dan NaCl juga mampu
meningkatkan aktifitas simpatis pada pembuluh darah
arteri, sehingga menyebabkan terjadinya vasokonstriksi
dan meningkatkan tahanan perifer (afterload). 15 16
Peningkatan preload dan afterload akan
menyebabkan terjadinya hipertensi dan peningkatan
beban jantung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Takaoka et.al (2001) yang membuktikan bahwa
pemberian DOCA dan NaCl akan menyebabkan

5
peningkatan tekanan darah tikus hingga 213 5 mmHg
pada akhir penelitian.17 Jika beban berlangsung lama akan
menimbulkan kompensasi berupa hipertrofi jantung. 18
Hipertrofi jantung terdiri dari 2 macam yaitu hipertrofi
yang bersifat konsentris dan hipertrofi yang bersifat
eksentris. Hipertrofi konsentris ditandai dengan adanya
proses penebalan kearah luar dan dalam sehingga
mempersempit lumen ventrikel. Sedangkan hipertrofi
eksentris ditandai dengan adanya pemanjangan serabut
otot jantung sehingga lumen ventrikel menjadi lebih luas
(dilatasi).19 Kondisi ini terjadi sebagai akibat kompensasi
terhadap kegagalan fungsi jantung memompa darah ke
seluruh tubuh sesuai dengan kebutuhan. 20 Berdasarkan
beberapa fakta tersebut diatas, maka dapat dikatakan
bahwa pemberian DOCA dan NaCl 1% selama 35 hari
pada tikus hipertensi menyebabkan terjadinya hipertrofi
yang bersifat eksentris.
Efek Pemberian Ramuan Akar Imperata cylindrica,
Daun Gynura procumbens, dan Daun Eugenia
polyanthum
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional
(B2P2TOOT)
Tawangmangu
telah
mengembangkan ramuan tradisional jamu yang
mempunyai efek antihipertensi sebagai jamu yang
terstandarisasi yaitu gabungan akar Alang-alang
(Imperata cylindrica), daun Sambung nyawa (Gynura
procumbens) dan daun Salam (Eugenia polyanthum).21
Pemberian ramuan akar Imperata cylindrica, daun
Gynura procumbens, dan daun Eugenia polyanthum
dengan dosis 126 mg/KgBB dan 252 mg/KgBB mampu
mencegah penurunan ketebalan otot jantung ventrikel
sinistra secara signifikan dibanding dengan kontrol
positif.
Pada penelitian sebelumnya, pemberian ekstrak
Imperata
cylindrica
dapat
digunakan
sebagai
antihipertensi dengan adanya kandungan manitol yang
dapat menyebabkan diuresis.21 Efek dengan adanya
manitol menyebabkan menurunnya reabsorbsi H 2O dan
Na+ di tubulus ginjal bagian distal sehingga konsentrasi
urin menurun lalu terjadi peningkatan pengeluaran urin.22
Pada penelitian yang dilakukan oleh Athiroh
(2012), Senyawa quercetin yang terkandung dalam
Gynura procumbens mampu menurunkan radikal bebas
yang disebabkan oleh shear stress pada hipertensi dengan
berdifusi langsung dan mensintesa NO dalam endotel
sehingga merangsang guanylate cyclase untuk
membentuk cGMP di sel otot polos sehingga terjadi
vasodilatasi dan dapat mengurangi disfungsi endotel.23
Dalimartha (2000)22 menyatakan bahwa pemberian
Eugenia polyanthum dapat menyebabkan vasodilatasi in
vitro dan mengurangi tekanan darah dan denyut jantung
tikus secara in vivo. Efek antihipertensi pada Eugenia
polyanthum bekerja pada sistem saraf otonom yang
melalui adrenergik dan ekstrak metanol daun Eugenia
polyanthum sebagian bekerja menghambat reseprot
adrenergik. (Ismail et al, 2013)23
Hasil penelitian pohon yang sama menunjukkan ini
bahwa pemberian ekstrak pada dosis 252 mg/kg BB
mampu menurunkan jumlah Circulating Endothelial
Cells (CECs)24, meningkatkan kadar NO jaringan arteri
ekor tikus25, penurunan tekanan darah tikus mendekati
normal26, serta dapat meningkatkan kadar SOD dan

menurunkan MDA serum secara signifikan dibanding


kontrol positif.27 Berdasarkan fakta tersebut diatas dapat
dikatakan bahwa ekstrak akar Imperata cylindrica, daun
Gynura procumbens, dan daun Eugenia polyanthum
mampu mencegah terjadinya hipertrofi yang bersifat
konsentris melalui mekanisme penurunan tekanan darah,
sebagai vasodilator dan antioksidan.
Pemberian dosis 63 mg/KgBB tidak berbeda
signifikan dengan kontrol positif . Namun, dengan
pemberian dosis yang lebih tinggi yaitu 126 mg/KgBB
dan 252 mg/kgBB tampak ketebalan ventrikel kiri lebih
tebal (terjadi hipertrofi konsentris). dibandingkan
kelompok kontrol positif dan dosis 63 mg/kgBB. Hal ini
diduga adanya perbedaan kadar bahan aktif
yang
terkandung dalam ekstrak. Semakin tinggi konsentrasi
ekstrak maka semakin banyak pula kandungan bahan aktif
tersebut. Dengan demikian efek yang ditimbulkan juga
akan semakin besar. Walaupun tidak menutup
kemungkinan kandungan bahan aktif lain dari ekstrak
tersebut bersifat sinergis.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan
dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa pemberian
ramuan akar Imperata cylindrica, daun Gynura
procumbens, dan daun Eugenia polyanthum dapat
mencegah terjadinya hipertrofi eksentris ventrikel sinistra
model hipertensi yang diinduksi DOCA NaCl 1% pada
dosis 252 mg/kgBB.

SARAN
Berdasarkan penelitian ini, guna pengembangan
lebih lanjut peneliti menyarankan :
1. Dosis toksik pada ramuan akar Imperata cylindrica,
daun Gynura procumbens, dan daun Eugenia
polyanthum sebagai anti hipertensi.
2. Penggunaan
metode
pengecatan
selain
menggunakan pewarnaan HE.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Global status report on noncommunicable diseases


2010. Geneva, World Health Organization, 2011.
Didownload pada 18 September 2014.

2.

El-Gharbawy, Areeg. H, Nadig, Vishwanata. S,


Kotchen, Jane Morley, et al. 2001. Arterial Pressure,
Left Ventricular Mass, and Aldosterone in Essential
Hypertension. Jurnal. 37:845-850.

3.

Giles, Thomas D. Materson, Barry J. Cohn, Jay N.


Kostis, John B. 2009. Definition and Classification
of Hypertension: An Update. J Clin Hypertens
(Greenwich). 11:611614. Didownload pada tanggal
22 April 2014

4.

Oparil, Suzanne. Zaman, Amin. Calhoun, David. A.


2003. Pathogenesis of Hypertension. Review. 139 :
761 776. Didownload pada 03 Agustus 2014

6
5.

Price, Anderson, Sylvi., et al. 2005. Patofisiologi :


konsep klinis proses proses penyakit ; editor edisi
bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto et al. Ed. 6.
Jakarta : EGC. 537

6.

Silbernagl, Stefan. Lang, Florian. 2000. Heart and


Circulation. Color Atlas of Pathophysiology. Ed. 5.
Hal. 208 : Thieme New York 333 Seventh Avenue
New York, N. Y. 10001 USA

7.

Price, Anderson, Sylvi., et al. 2005. Patofisiologi :


konsep klinis proses proses penyakit ; editor edisi
bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto et al. Ed. 6
Vol. 2. Jakarta : EGC. 889

8.

Vikrant, Sanjay. Tiwari, SC. 2001. Essential


Hypertension Pathogenesis and Pathophysiology.
Leading Article. Vol 2, no 3. Didownload pada 20
Agustus 2014

9.

Wijayakusuma, H. dan Dalimarta. S, 1997. Ramuan


Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi.
Penebar Swadaya : Jakarta, Hal 7

10. Mi Ja Kim, Hee Jae Lee, Sumali, Hye Kyung Kim.


2006. Antihypertensive Effects of Gynura
procumbens Extract in Spontaneously Hypertensive
Rats. J Med Food 9 (4), 587 590
11. Dalimartha. S, 2000, Salam (Syzygium polyanthum
[Wight.] Walp.), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,
T.Agriwidya, Ed., vol.2, pp.161165.
12. Badyal D.K., and Dadhich A.P. 2003. Animal
Models of Hypertension and effect of drugs, Indian
J. of Pharmacology.
13. Solihah, N. 2010. Pengaruh Perasan Kunyit
(Curcuma domestica) dan Perasan Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb) Terhadap Gambaran
Histopatologi Sel Hepar Tikus yang Diinduksi Borak
Subakut. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Malang.
14. Iswatinnisa, D. 2012. Perbedaan Efek Profenofos
dengan Diazinon terhadap Gambaran Makroskopis
Dan Mikroskopis Jantung Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Kajian Warna, Massa Jantung,
Ketebalan Miokardium Ventrikel dan Gambaran.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia.
15. Athiroh,
A.
S.
2011.
Mekanisme
Deoxycorticosterone
Acetate
(Doca)-Garam
terhadap Peningkatan Tekanan Darah pada Hewan
Coba. 1 : 199-213.
16. ODonaughty. Theresa L, Brooks. Virginia L. 2006.
Deoxycortocosterone Acetat Salt Rats :
Hypertension and Sympathoexitation Driven by
Increased NaCl Levels. 47 : 680 685. Didownload
16 Juni 2014
17. Takaoka, Masanori. Kobayashi, Yutaka. Yuba,
mikihiro, et. al. 2001. Effects of -lipoic Acid on

Deoxycorticosterone Acetate Salt Induced


Hypertension in Rats. 424 : 121 129. Didownload
pada 02 November 2014
18. Sibernagl. S, Lang. F,. 2006. Teks dan atlas
Berwarna : Patofisiologi. Editor edisi Bahasa
Indonesia, Titiek Resmisari. EGC : Jakarta
19. Mihl. C, Dassen. W. R. M, Kuripers, H. 2008.
Cardiac remodelling : concentric vs eccentric
hypertrophy in strenght and endurance athletes.
Review article. 16 : 129 33. Didownload pada 8
Oktober 2014
20. Price, Anderson, Sylvi., et al. 2005. Patofisiologi :
konsep klinis proses proses penyakit ; editor edisi
bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto et al. Ed. 6
Vol. 1. Jakarta : EGC. 633
21. Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. 2010. Aplikasi Dokter dalam Klinik
Jamu. Tawangmangu.
22. Dalimartha. S, 2000, Salam (Syzygium polyanthum
[Wight.] Walp.), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,
T.Agriwidya, Ed., vol.2, pp.161165.
23. Ismail. A, Mohamed. M, Sulaiman. S. A, and Wan
Ahmad, A. N. 2013. Autonomic Nervous System
Mediates the Hypotensive Effect of Aqueous and
Residual Methanolic Extarct of Syzygium
polyanthum (Wight) Walp. var. Polyanthum Leaves
in Anaestetized Rats. Volume 2013. Research
Article. Didownload tanggal 5 Januari 2014
24. Raharjo, N.R. 2014. Efek Ramuan Akar Alang-alang
(Imperata cylindrica), Daun Sambung nyawa
(Gynura procumbens) dan Daun Salam (Eugenia
polyanthum)
terhadap
Jumlah
Circulating
Endothelial Cells (CECs) Tikus Model Hipertensi. in
publishing.
25. Primadani, Venny. S. A. 2014. Efek Ramuan
Imperata cylindrica, Gynura procumbens dan
Eugenia polyantha terhadap Kadar Nitrogen Oksida
Jaringan Arteri Ekor Tikus Model Hipertensi. In
publishing.
26. Dewi, Adji Nabila C. 2014. Data laporan penelitian
pohon dengan judul : Efek Ramuan Imperata
cylindrica, Gynura procumbens dan Eugenia
polyantha terhadap Tekanan Darah Tikus Model
Hipertensi. Malang : Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang. In publishing
27. Sari, Nining Octavia. 2014. Data laporan penelitian
pohon dengan judul : Efek Ramuan Imperata
cylindrica, Gynura procumbens dan Eugenia
polyantha terhadap Kadar SOD MDA Serum Tikus
Model Hipertensi. Malang : Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang. In publishing.

Anda mungkin juga menyukai