HASIL PENELITIAN
PENDAHULUAN
Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan
penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi
dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan
janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Infeksi TORCH
(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex) sudah lama dikenal dan
sering dikaitkan dengan hal-hal di atas.(1,2) Besarnya pengaruh infeksi tersebut
tergantung dari virulensi
agennya, umur kehamilan serta imunitas ibu bersangkutan saat infeksi
berlangsung. Infeksi Toxoplasma pada trimester pertama kehamilan dapat mengenai 17%
janin dengan akibat abortus, cacat bawaan dan kematian janin dalam kandungan, risiko
gangguan perkembangan susunan saraf, serta retardasi mental.
(1-4)Infeksi saat kehamilan trimester berikutnya bisa menyebabkan hidrosefalus
dan retinitis.(5)Infeksi rubella erat kaitannya dengan kejadian pertumbuhan bayi
terhambat, patent ductus Botalli, stenosis pulmonalis, katarak, retinopati, mikrophthalmi,
tuli dan retardasi mental.(6)
Infeksi cytomegalovirus dapat menimbulkan sindrom berat badan lahir rendah,
kepala
kecil,
pengapuran
intrakranial,
khorioretinitis
dan
retardasi
mental,
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui prevalensi infeksi TORCH pada ibu hamil di RSUP Sanglah Denpasar
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian dilakukan secara potong lintang atas ibu-ibu hamil yang datang kontrol
ke Poliklinik Hamil RSUP Sanglah pada bulan Maret sampai dengan Juli 1997. Penderita
diambil secara consecutive sampling, mencari 100 ibu hamil pertama yang datang secara
berurutan yang memenuhi criteria:
-
Ibu hamil yang terpilih diwawancarai untuk pengisian data dan setelah pemeriksaan
prenatal rutin, diambil darahnya sebanyak 10ml. Sampel darah beku selanjutnya di
sentrifuse dan dipisahkan serumnya. Pemeriksaan toxoplasma dilakukan di Prodia
Denpasar sedangkan sisanya dikirim ke Prodia Kramat di Jakarta. Bahan serum diperiksa
dengan metoda Enzyme Immuno Assay memakai reagen Roche/Zeus dengan alat Cobas
Core/Reader 210. Dicari antibodi IgM dan IgG untuk semua unsur TORCH. Data
deskriptif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
HASIL DAN DISKUSI
Dari 100 ibu hamil terpilih yang menjalani pemeriksaan darah dan mengisi
kuesioner didapatkan hal-hal sebagai berikut: Umur ibu hamil termuda adalah 18 tahun,
tertua 40 tahun dengan rata rata 27.07 tahun. Yang hamil pertama 32%, hamil ke dua
47%, hamil ke tiga 18% dan 3% merupakan kehamilan yang ke empat. Ternyata tak
satupun di antara 100 ibu hamil yang diperiksa bebas dari salah satu infeksi TORCH
meskipun tidak ada yang menunjukkan gejala klinis infeksi. Ibu hamil yang pernah
mengalami infeksi CMV sangat tinggi (95%) dan infeksi terendah oleh Toxoplasma
(21%). Sebagian infeksi itu masih aktif yang ditunjukkan oleh IgM yang masih positif.
Soesbandoro di RSU Mataram (14) menemukan IgG Toxoplasma positif pada 38.3% dari
225 ibu hamil yang diperiksanya. Lazuardi di RS Dr Sutomo Surabaya(15) menemukan
hasil IgG positif 52% untuk Toxoplasma, 73% untuk Rubella, 99% untuk CMV dan
hanya 17% untuk HSV II.
Rubella 73
CMV 95
HSV II
56
21
1519
1
1
4
0
IgG IgM
IgG IgM
IgG IgM
IgG IgM
4
II
4
0
2
1
20-24
25
7
1
17
1
24
0
13
8
25-29 39 10 3 32 0 36 0 21 8
30-34
23
3
0
14
0
23
0
14
4
35-39
8
0
0
5
0
7
0
5
0
40-44
1
0
0
1
0
1
0
1
0
Total 100 21 5 73 1 95 0 56 21
KESIMPULAN
1.
Dari 100 ibu hamil yang diteliti, tak satupun terbebas dari salah satu infeksi
TORCH.
2.
.Besaran infeksi TORCH pada ibu hamil: 95% oleh Cytomegalovirus, 73% oleh
Rubella, 56% oleh HSV II dan 21% oleh Toxoplasma.
3.
Infeksi masih aktif didapatkan : 21% oleh HSV II, 5% oleh Toxoplasma, 1% oleh
Rubella
KEPUSTAKAAN
1.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom KD
(eds). Williams Obstetrics. Ch. 56: Infections.: 1461-80.
2.
3.
4.
Isada NB, Paar DP, Gossman JH, Staus SE. Torch infections diagnosis in the
molecular age. J.Reprod.Med. 1992;37(6):499-507
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Srisasi
Gandahusada.Diagnosis
prenatal
toksoplasmosis
kongenital
dan
13.
14.
Lazuardi T, Joewono HT, Abadi A. Gambaran serologi IgM dan IgG anti TORCH
pada ibu hamil <20 minggu dan bayinya. MOGI Suppl. Juli 1999: 35.
15.
TINJAUANKEPUSTAKAAN
DAMPAKINFEKSIGENITALTERHADAP
PERSALINANKURANGBULAN
SofieRifayaniKrisnadi
BagianObstetriGinekologiFakultasKedokteranUniversitasPadjadjaran
Bandung,JawaBarat,Indonesia
PENDAHULUAN
Persalinankurangbulan(PKBpersalinanprematur)kejadiannyamasihtinggi,
baikdinegaramajumaupundinegarayangsedangberkembang;danbayikurangbulan
(prematur)merupakanpenyumbangtertinggiterhadapangkakematianbayibarulahir.
Pencegahanpersalinankurangbulanumumnyasulitdantidakefektif,antaralainkarena
etiologinya multifaktor, seperti status sosioekonomi, nutrisi, konstitusi, munologi dan
mikrobiologidisampingpenyebabyangterkaitdengankomplikasiobstetri(perdarahan
antepartum, hipertensi pada kehamilan atau komplikasi medis lainnya).(1) Banyak
penelitian yang mengaitkan kejadian PKB dengan infeksi, terutama akibat
korioamnionitispadakejadianketubanpecahdini(KPD).KPDmeningkatkanrisikobayi
terinfeksi, sehingga memperberat masalah akibat kurang bulannya (ketidak matangan
paru, hipotermi, sindrom gawat nafas danlainlain). KPD atau korioamnionitis tanpa
KPD sering dihubungkan dengan infeksi urogenital. Pada kehamilan normal cairan
amnionsteril;adanyaikroorganismeintraamnionberhubungandengankejadianPKB.
Tabel1.Microorganismsisolatedfromtheamnioticcavitiesofwomen
withpretermlabor.
(3)
Genitalmycoplasms
Ureaplasmaurealyticum
Mycoplasmahominis
Aerobes
GroupBstreptococci
Enterococci
Streptococcusviridans
Gardnerellavaginalis
Hemophilusinfluenza
Pseudomonasspecies
Lactobacilli
Coliforms
Corynebacterium
Moraxella
Staphylococci
Acinetobacterwolffi
Bacilluscereus
Capnocytophagaspecies
Diphtheroids
Enterobactercloacae
Anaerobes
Fusobacteriumspecies
Veillonellaparvula
Peptostreptococcusspecies
Propionobacteriumspecies
Peptococcusspecies
Bacteroidesspecies
Neisseriaspecies
Yeasts
Candidaspecies
DarisekianbanyakfaktorpenyebabPKB,infeksimerupakanpenyebabsekitar
40%PKB(2) danpalingdapatdicegahdandiobatiuntukmenurunkankejadianPKB.
Karenaketubanpecahdini(KPD)merupakanfaktorsangatpentingterhadapkejadian
infeksi, maka seyogyanya pemberian antibiotika dilakukan sebelum terjadi KPD(5)
PendapatinimasihdiperdebatkansampaisaatiniterutamapadaPKBdenganselaput
ketuban intak.(67) Infeksi urogenital yang dianggap berpengaruh terhadap kejadian
KPDadalah:
1.Bakteriuritanpagejala(8,9)
2.Vaginosisbakterial
3.Trikomoniasis
4.ServisitisGonorrhoeae
5.InfeksiChlamydiatrachomatis
BAKTERIURITANPAGEJALA
(asymptomatic bacteriuria) Bakteriuri tanpa gejala didefinisikan sebagai
terdeteksinya>100.000kolonisatuspesiesbakteripermlurinyangdikulturdarisampel
midstream.Kejadiannyapadaibuhamil27%.(9)Bakteriyangterseringdapatdiisolasi
adalahEscherichiacoli.Kehamilansendiritidakmeningkatkankejadianbakteriuritanpa
gejala, akantetapi pielonefritis akutterjadi pada2040%ibuhamil denganbakteriuri
tanpagejalayangtidakdiobati.BanyakpenelitianmenunjukkanbahwakejadianPKB
lebih banyak pada ibu dengan bakteriuri dibandingkan dengan pada ibu hamil tanpa
bakteriuri.Sekitar4080%komplikasikehamilanyangdisebabkanolehpielonefritisakut
dapat dicegah dengan mengobati bakteriuri tanpa gejala; oleh karena itu mengobati
bakteriuritanpagejaladapatmenurunkanrisikoPKB.Penyebablainbakteriuriadalah
StreptokokusGrupBeta(GBS)yangseringberhubungandengankolonisasiGBSdi
daerah urogenital. The Center for Disease Control and Prevention (CDC)
merekomendasikanagaribuhamildengan bakteriuriGBSditerapipadasaatdiagnosis
untukmengurangikemungkinanPKBdanpadasaatpersalinanuntukmencegah infeksi
GBS pada neonatus. Setelah pengobatan selesai, biakan urin harus diulang untuk
meyakinkaneradikasiGBS;jikamasihpositifberartitergolongbakteriuripersistentatau
recurrent. Untuk ini diberi pengobatan supresif 100 mg nitrofurantoin per hari p.o.
sampaibayilahir.(10)
VAGINOSISBAKTERIAL
(BVBacterialvaginosis)(1118)Suatukeadaankarakteristikyangditandaioleh
perubahan ekosistem vagina, yang ditunjukkan dengan berkurangnya Laktobasili,
sedangkan beberapa bakteri fakultatif anaerob bertambah dengan mencolok yakni
Mobiluncusspecies,Prevotellaspecies,Gardnerellavaginalis,Mycoplasmahominisdan
Ureaplasmaurealyticum. Kejadiannyapadaibuhamilsekitar1520%(13) keadaanini
merupakanfaktorrisikopersalinankurangbulanspontan,ketubanpecahdinisertainfeksi
pascasalin/pascaoperasi.Sekitar1540%penderitaBVtidakmenunjukkangejalaklinis,
selebihnyamengeluhkankeluarnyaduhtubuhvaginaberbauamis.Untukpraktisiklinik,
diagnosisditegakkandengankriteriaAmsel,yakniapabilaadatigadariempatkriteriadi
bawahini:
1. Cairanvaginahomogen,putihkeabuanatausepertisusu.
2. Cluecells (terdapatpada>20%epitelselvaginapada pemeriksaanmikroskop
denganpembesaran400x).
3. pHvagina>4.5
4. Bauamissebelumatausetelahpenambahan10%KOH.
DiIndonesia,kejadianBVdalamkehamilanlebihtinggidaripenyakitinfeksi
dalamkehamilanlainnya(bakteriuritanpagejala,N.gonorrhoeae,C.trachomatisdanT.
vaginalis) dan keberadaannya meningkatkan kejadian ketuban pecah dini/KPD dan
persalinan kurang bulan/PKB. Secara teoritis pengobatan BV sangat potensial dapat
menurunkan kejadian KPD dan PKB.(18) Pengobatan BV telah banyak dilakukan.
McGregormemakaikrimklindamisin.Metronidazoloralterbuktimenurunkankejadian
PKB dari 39% menjadi 18% (Morales, dikutip oleh McGregor, 2000). Hauth (1995)
memakaimetronidazoloraldigabungdenganeritromisin,berhasilmenurunkankejadian
PKB. Penelitian berikutnya yang memakai klindamisin oral dan metronidazol oral
membuktikanpenurunankejadianPKB,tetapiJoesoefdiIndonesiamendapatkanangka
kejadianBBLRsedikitmeningkatdikelompokterapi(dibandingplasebo).
INFEKSITRICHOMONASVAGINALIS
Infeksi protozoa ini merupakan PMS yang banyak ditemukan, namun dapat
diobatidenganbaik.KejadiannyapadaibuhamildiAustraliaberkisarsebanyak25%,di
Indonesiatidakditemukandata.DiagnosisditegakkanpadasaatPap'ssmearrutinwanita
hamilataudenganpreparatbasahpadaibuhamildengankeluhan.Trikomoniasisdalam
kehamilandapatmenyebabkanbayiterinfeksisaatpersalinandandapatmenyebabkan
demam pada masa neonatal. Cochrane review menyatakan dampak trikomoniasis
terhadap hasilkehamilan,baikberupaKPDatauPKBbelumjelas. Gejalayangtimbul
berupa duh vaginal berwarna hijau kekuningan, berbau busuk, gatal, dan nyeri saat
berkemihatausaatbersanggama.Pengobatanmetronidazolpadaibuhamiltanpagejala,
gagalmenurunkanangkakejadianPKB.Halinimenggarisbawahiperlunyapengobatan
trikomoniasis sebelumkehamilan. Metronidazol cukupefektif, dosistunggal biasanya
diberikan hanya pada kehamilan trimester 2 atau 3. Efektifitas pengobatan akan
meningkatjikapasanganseksualjugadiobati.
SERVISITISGONOROIKA
Neisseria gonorrhoeae dapat ditransmisikan dari ibu ke bayi pada saat
persalinan, mengakibatkan oftalmia gonokokal atau infeksi sistemik pada neonatus.
ServisitisN.gonorrhoeaejugameningkatkankejadianPKBmeskipuntidakadapenelitian
plasebokontrol(karenamelanggaretik).Keadaaninijugadapatmeningkatkankejadian
endometritisdansepsispascasalin.Gejalaservisitisgonoroikamiripklamidiasis(sering
tanpagejala),jugagejalasisanya;servisitis gonoroikalebihseringbergejala daripada
klamidiasis. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan apus serviks (diplokokus
intraseluler) dan kultur atau PCR (Polymerase chain reaction). Tes resistensi/uji
kepekaanantibiotikadilakukanbersamaandenganpengambilanapusserviks.Pengobatan
gabungan amoksisilin dengan probenesid unggul dibandingkan dengan spektinomisin
(OR 2.40, 95%CI 0.718.12), juga jika dibandingkan dengan seftriakson (OR 2.40,
95%CI0.718.12);tetapiseftriaksonungguldibandingkan dengan cefixime (OR1.22,
95%CI 0.169.04). Penelitian ini dilakukan pada 346 ibu hamil. Antibiotik yang
diberikan hendaknya juga dapat meliputi pengobatan untuk klamidia, karena sering
terjadikoinfeksi.
INFEKSICHLAMYDIATRACHOMATIS
Infeksi Chlamydia trachomatis (PMS) biasanya tidak bergejala, dapat
menyebabkanservisitis,endometritisdanradangpangguldengangejalasisafaktortuba
(infertilitas atau kehamilan ektopik). Diagnosis ditegakkan dengan PCR (Polymerase
chainreaction)DNAprobeassayatauujicepatdenganimmunofluorescencedanenzyme
immunoassay langsung (dapat dilakukan sendiri dengan apus serviks). Pengobatan
dengan amoksisilin sama efektifnya dengan eritromisin, bahkan lebih dapat ditolerir.
Klindamisin danazithromisin hanyadigunakanbilaamoksisilinataueritromisin tidak
dapat diberikan. Pengobatan mutakhir adalah dengan azitromisin. Uji klinik
membuktikan bahwa dosis tunggal per oral preparat ini setara efektifitasnya dengan
doksisiklin 100 mg dua kali sehari selama tujuh hari; keduanya dapat mencapai
keberhasilanterapi95%.Azitromisinjugaefektifuntuknonspecific urethritispadaibu
hamil.Pengobatanyangtidaksempurnamenyebabkanradangpanggulpascasalin,nyeri
panggul kronis, infertilitas dan kehamilan ektopik. Pemberian antibiotika dalam
kehamilanumumnyaditujukanuntukprevensimorbiditasdanmortalitasperinatalpada
ibudanjanin.Padaancamanpersalinankurangbulan(PKB)harusdicarikemungkinan
penyebabinfeksi.Tabel2menunjukkanantibiotikayangdianjurkanolehCDC.
Tabel2.Jenisantibiotikayangdirekomendasikandalamkehamilan
(21)
Jenisinfeksi
JenisantibiotikaPasangan
seksual
Asymptomatic
bacteriuria
Amoksisilin250mgp.o.3kali
sehari,selama3sampai7hari;atau
Nitrofurantoin100mgp.o.2kali
sehari,selama3sampai7hari;
atau
Cephalexin250mgp.o.4kali
sehariselama3sampai7hari.
Pengobatanrutin
pasanganseksual
tidakdianjurkan
Neisseria
gonorrhoeae
Ceftriaxone125mgi.m.dosis
tunggal;atau
Cefixime400mgp.o.dosis
tunggal;atau
Erythromycinbasa500mg3kali
sehari,selama7hari;atau
Azithromycin1gramp.o.dosis
tunggal.
Rujukpasangan
seksualuntukdiag
nosisdanterapi
Bacterial
vaginosis
Clindamycin300mgp.o.2kali
sehariselama7hari;atau
Metronidazole250mg3kali
sehariselama7hari;atau
Metronidazolespttsbdiatas;
ditambahErythromycinbase333
mgp.o.3kalisehariselama14
hari.
Pengobatanrutin
pasanganseksual
tidakdianjurkan
Chlamydia
trachomatis
Erytrhromycinbase500mgp.o.4
kalisehariselama7hari;atau
Amoxycillin500mgp.o.3kali
sehariselama7hari;atau
Azythromycin1gramp.o.dosis
tunggal
Rujukpasangan
seksualuntukdiag
nosisdanterapi
Trichomonas
vaginalis
Metronidazole2gramp.o.dosis
tunggal(tidakdianjurkanpada
trimesterpertama);atau
Metronidazole500mgp.o.2kali
sehariselama7hari.
Pasanganseksual
harusdiobati
Persalinan kurang bulan (PKB) merupakan masalah obstetri; sampai saat ini
belum ada cara pencegahan atau pengobatan yang efektif. Penelitian menunjukkan
hubungan kejadian PKB dengan infeksi, terutama infeksi urogenital pada ibu hamil. Uji
klinis tidak menunjukkan manfaat nyata pemberian antibiotika rutin pada PKB tanpa
ketuban pecah dini; kecuali untuk eradikasi Streptokokus grup B, vaginosis bakterial dan
penyakit menular seksual lainnya. Oleh karena itu pemeriksaan infeksi urogenital pada
ibu hamil perlu dilakukan secara rutin.
KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
Mertz HL, Ernest JM..Antibiotics and Preterm Labor. Current Women's Health
Reports 2001, 1:206.
4.
5.
6.
7.
King J, Flenady V. Antibiotics for preterm labor with intact membranes. In:A
comprehensive review of all clinical trials to date examining the use of antibiotics in
patients with preterm labor and intact membranes. The Cochrane Database of
Systematic Reviews.Oxford: The Cochrane Library; 2001.
8.
Romero R, Oyarzun E, Mazor M, Sirtori M, Hobbins, JC, Bracken M. Metaanalysis of the relationship between asymptomatic bacteriuria and preterm
delivery/low birth weight. Obstet Gynecol 1989;73:576-82.
9.
10.
11.
12.
13.
Eschenbach DA, Gravett MG, Chen KC, Hoyme UB, Holmes KK. Bacterial
vaginosis during pregnancy: an association with prematurity and postpartum
complications. Scand J Urol Nephrol Suppl 1984;86:213-22.
14.
15.
McGregor JA, French JI. Bacterial vaginosis in pregnancy. Obstet Gynecol Surv
2000;55:S1-19.
16.
17.
18.
19.
Klebanoff MA, Carey JC, Hauth JC, et al. Failure of metronidazole to prevent
preterm delivery among pregnant women with asymptomatic Trichomonas vaginalis
infection. N Engl J Med 2001; 345: 487-93.
20.
21.
Centers for Disease Control and Prevention. 1998 Guidelines for treatment of
sexually transmitted diseases. MMWR 1998; 47(No. RR-1): 20-26, 52-74, 88-94
22.
Systematic
Reviews
10.1002/14651858.CD000098
2002,
Issue
2.
Art.
No.:
CD000098.
DOI:
23.
24.
25.
26.
Martin DH, Mroczkowski TF, Dalu ZA et al. A controlled trial of a single dose of
azithromycin for the treatment of chlamydial urethritis and cervicitis. The
Azithromycin for Chlamydial Infections Study Group. N Engl J Med 1992; 327: 21925.