Anda di halaman 1dari 68

PERBANDINGAN KADAR ADIPONEKTIN ANTARA ANGINA

PEKTORIS STABIL DENGAN SINDROMA KORONER AKUT

PENELITIAN POTONG LINTANG DI BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT


DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RS H ADAM MALIK MEDAN
JULI 2007 OKTOBER 2007

TESIS

OLEH
CORRY CATHARINA SILAEN

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H ADAM MALIK / RSUD DR PIRNGADI
MEDAN
2008

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

DIAJUKAN DAN DIPERTAHANKAN DIDEPAN SIDANG


LENGKAP DEWAN PENILAI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAN
DITERIMA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENDAPATKAN
KEAHLIAN DALAM BIDANG PENYAKIT DALAM

Pembimbing Tesis

(Dr.Refli Hasan, SpPD, SpJP(K),FIHA.)

Disahkan oleh :

Ketua Departemen

Ketua Program Studi PPDS

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran USU

Kedokteran USU

(Dr. Salli R. Nasution, SpPD-KGH.)

(Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH)

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

DEWAN PENILAI

1. Prof.Dr. Sutomo Kasiman, SpPD, SpJP(K)


2. Dr. Sri Maryuni Sutadi, SpPD-KGEH
3. Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH
4. Dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD
5. Dr. Ermanta Ngirim Keliat, SpPD-KP

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang

telah

memberikan

berkat

dan

kasihNya,

sehingga

saya

dapat

menyelesaikan tesis ini yang berjudul : Perbandingan kadar Adiponektin antara


Angina Pektoris Stabil

dengan Sindroma Koroner Akut, yang merupakan

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dokter ahli dibidang Ilmu Penyakit


Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Dengan selesainya karya tulis ini, maka penulis ingin menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr Salli R Nasution, SpPD-KGH, selaku Kepala Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan yang telah
memberikan kemudahan dan perhatian yang besar terhadap pendidikan
penulis.
2.

Dr Zulhelmi Bustami SpPD-KGH dan Dr Dharma Lindarto SpPD-KEMD


sebagai ketua dan sekretaris program studi Ilmu Penyakit Dalam yang
dengan sungguh-sungguh telah membantu dan membentuk penulis
menjadi ahli penyakit dalam yang berilmu, handal dan berbudi luhur.

3. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr Refli Hasan, SpPD,SpJP(FIHA)(K) selaku
kepala Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan sekaligus
sebagai pembimbing tesis yang penulis rasakan benar-benar dengan
tulus membantu penulis menyelesaikan penelitian dan karya tulis ini,
hanya doa yang dapat penulis berikan kiranya berkat berlimpah dari Yang
Maha Kuasa selalu beserta beliau dan keluarga.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

4. Seluruh staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU/RSUD Dr


Pirngadi/ RSUP H. Adam Malik Medan : Prof Dr Harun Rasyid Lubis,
SpPD-KGH, Prof Dr T Renardi Haroen SpPD-KKV, MPH, Prof Dr Bachtiar
Fanani Lubis, SpPD-KHOM, Prof Dr Habibah Hanum, SpPD-KPsi, Prof Dr
Sutomo Kasiman SpPD-KKV, Prof Dr Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAISpMK, , Prof Dr Pengarapen Tarigan, SpPD-KGEH, Prof Dr OK
Moehadsyah SpPD-KR, Prof Dr Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH, Prof
Dr M Yusuf Nasution, SpPD-KGH, Prof Dr Azmi S Kar, SpPD-KHOM, Prof
Dr Gontar A Siregar, SpPD-KGEH, Prof Dr Harris Hasan SpPD-SpJP(K),
Dr Rusli Pelly, SpPD-KP (alm), Dr Nur Aisyah SpPD-KEMD, Dr A Adin St
Bagindo SpPD-KKV, Dr Lufti Latief, SpPD-KKV, Dr Syafii Piliang, SpPDKEMD, Dr T Bachtiar Panjaitan, SpPD, Dr Abiran Nababan, SpPD-KGEH,
Dr H OK Alfien Syukran SpPD-KEMD (alm), Dr Betthin Marpaung, SpPDKGEH, Dr Sri M Sutadi SpPD-KGEH, Dr Mabel Sihombing, SpPD-KGEH,
Dr Salli R Nasution SpPD-KGH, Dr Juwita Sembiring, SpPD-KGEH, Dr
Alwinsyah Abidin, SpPD, Dr Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH, Dr
Chairul Bahri, SpPD (alm), Dr Dharma Lindarto SpPD-KEMD, Dr Umar
Zein SpPD-KPTI-DTM&H-MHA, Dr Yosia Ginting, SpPD-KPTI, Dr Refli
Hasan SpPD-SpJP (FIHA)(K), Dr EN Keliat SpPD-KP, Dr Blondina
Marpaung SpPD-KR, Dr Leonardo Dairy SpPD-KGEH yang merupakan
guru-guru saya yang telah banyak memberikan arahan dan petunjuk
kepada saya selama mengikuti pendidikan.
5. Dr Armon Rahimi, SpPD, Dr Heriyanto Yoesoef SpPD, Dr R Tunggul Ch
Sukendar, SpPD-KGH, Dr Daud Ginting SpPD, Dr Tambar Kembaren
SpPD, Dr Saut Marpaung SpPD, Dr Mardianto, SpPD, Dr Zuhrial SpPD,

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Dr Dasril Efendi SpPD, Dr Ilhamd SpPD, Dr Calvin Damanik, SpPD, Dr


Zainal Safri, SpPD, Dr Rahmat Isnanta, SpPD, Dr Santi Safril, SpPD, Dr
Dairion Gatot, SpPD, Dr Soegiarto Gani SpPD, Dr Franciscus Ginting,
SpPD, Dr Savita Handayani, SpPD, sebagai dokter kepala ruangan/
senior yang telah amat banyak membimbing saya selama mengikuti
pendidikan ini.
6. Bapak Bupati Kabupaten Tapanuli Utara, Kepada Kepala Dinas
Kesehatan TK I Propinsi Sumatera Utara dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapanuli Utara yang telah memberikan izin kepada saya untuk
mengikuti pendidikan spesialisasi.
7. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan menerima
saya, sehingga dapat mengikuti pendidikan keahlian ini.
8. Direktur RSUP H Adam Malik Medan dan RSUD Dr Pirngadi Medan yang
telah

memberikan

begitu

banyak

kemudahan

dan

izin

dalam

menggunakan fasilitas dan sarana Rumah Sakit untuk menunjang


pendidikan keahlian ini.
9. Direktur RSUD Tarutung dan Direktur RS Tembakau Deli Medan yang
telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada saya selama
ditugaskan sebagai Konsultan Penyakit Dalam di RSUD Tarutung dalam
rangka pendidikan ini.
10. Kepada dr Arlinda Sari Wahyuni MKes dan Drs Abdul Jalil Amri Arma,
MKes yang telah memberikan bantuan yang tulus kepada penulis
khususnya dalam metodologi penelitian ini.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

11. Para sejawat PPDS-Interna, Paramedis dan seluruh karyawan/ti bagian


Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi dan RSUP. H. Adam Malik Medan :
Lely, Yanti, Theresia, Syafruddin Abdullah, Fitri dan Deni yang telah
banyak membantu dan bekerjasama dengan baik selama ini.
12. Para penderita rawat inap dan rawat jalan di SMF/Departemen Ilmu
Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi dan RSUP. H. Adam Malik Medan,
karena tanpa mereka mustahil penulis dapat menyelesaikan pendidikan
ini.
13. Khusus buat teman-temanku Dr Marna S Ismy SpPD, Dr Deske M, Dr
Lita Septina SpPD, Dr Sabar P Sembiring SpPD, Dr Suhartono, Dr Iman
Randal Tarigan, Dr Rismauli, Dr Idwan Harris, Dr T Realsyah ,

Dr Lili

Syarief, Dr Alwi, Dr Sahat, Dr Anita yang penuh kesetiakawanan dan


kebersamaan memberi bantuan,dorongan dan pengorbanan selama
menjalani pendidikan sehingga terjalin rasa persaudaraan yang erat.
14. Kepada kedua orang tua saya ayahanda tercinta Lancer Silaen dan
ibunda Asmauli Veronica Sinaga yang saya kasihi , tiada kata-kata yang
paling tepat untuk mengungkapkan perasaan hati, rasa terimakasih atas
segala jasa-jasa ayahanda dan ibunda yang tiada mungkin terucapkan
dan terbalaskan.
15. Kepada suamiku tercinta Drs Erick Sihombing, tiada kata yang paling
tepat selain terima kasih Tuhan atas suami yang dikaruniakanNya, yang
selalu memberi bantuan, dorongan serta semangat dan teman paling
setia mendengarkan segala keluh kesah penulis. Kepada anak-anakku
yang kusayangi Ricco Juniady Damara Sihombing dan Emmanuel Septri
Marotama Sihombing yang senantiasa menjadi pendorong, semangat

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

serta pelipur lara bagi penulis selama mengikuti pendidikan, kuucapkan


terimakasih atas segala kesabaran, keikhlasan serta pengorbanan yang
telah kalian berikan .
16. Kepada kakak-kakakku Dr Rita Elisabeth Silaen dan Dr Roosmerry
Silaen, adikku-adikku Dr Benny M Silaen dan Ir Tujuan S Silaen, dan
juga iparku sekalian yang telah banyak membantu, memberi semangat
dan dorongan selama pendidikan, terimakasihku yang tak terhingga untuk
segalanya. . Sebenarnya masih banyak lagi kata ucapan terima kasih
yang ingin penulis sampaikan buat berbagai pihak yang tidaklah mungkin
disebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini izinkanlah penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang setulusnya secara menyeluruh.

Medan,

Januari 2008

Corry Catharina Silaen

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar ....

Daftar Isi .......

vi

Daftar Tabel dan Gambar ......

ix

Daftar Singkatan .....................................................................................

Abstrak ....................................................................................................

xii

BAB I : PENDAHULUAN .......

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Penyakit Jantung Koroner ........................

2.1.1. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner ..............................

2.1.2. Mekanisme Dasar Pembentukan Plak ..................................

2.1.3. Patofisiologi Penyakit Jantung koroner .................................

2.1.3.1. Angina Pektoris Stabil ........................................................

2.1.3.2. Sindroma Koroner Akut ......................................................

2.2. Adiponektin
2.2.1. Biologi, Regulasi dan Metabolisme Adiponektin ................

10

2.2.2. Efek Antiaterogenik Adiponektin ...........................................

12

2.2.2.1. Data - Data Laboratorium ............................................. ...... 12


2.2.2.2. Adiponektin Pada Penelitian Klinis Dan Penelitian
Berbasis Populasi ................................................................ 14
2.2.3. Efek Adiponektin Dalam Meniru Dan Memperkuat Aksi
Metabolik Insulin .................................................................... 15
2.2.4. Efek Anti Inflamasi Adiponektin .............................................

16

2.2.5. Efek Antitrombotik Adiponektin ....................................... ....... 16

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Halaman
2.2.6. Efek Adiponektin Pada Struktur Dan Fungsi Vaskuler ...........

17

BAB III : PENELITIAN SENDIRI


3.1. Latar Belakang ......................................................................................

18

3.2. Perumusan Masalah .............................................................................

19

3.3. Hipotesa ................................................................................................

20

3.4. Tujuan Penelitian ..................................................................................

20

3.5. Manfaat Penelitian ................................................................................

20

3.6. Kerangka Konsepsional ........................................................................

20

3.7. Bahan dan Cara


3.7.1. Desain Penelitian ....................................................................

21

3.7.2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................

21

3.7.3. Subjek Penelitian / Populasi Terjangkau .......................... ......

21

3.7.4. Perkiraan Besar Sampel .......................................................... 21


3.7.5. Kriteria Inklusi ..........................................................................

22

3.7.6. Kriteria Eksklusi........................................................................

22

3.7.7. Cara Penelitian ........................................................................

22

3.7.8. Analisa Data ............................................................................

23

3.7.9. Defenisi Operasional ...............................................................

24

3.7.10. Kerangka Operasional ......................................................... .

25

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Karakteristik Subjek Peneltian ............................................... ..

26

4.1.2. Perbandingan Kadar Adiponektin .......................................... ... 28

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Halaman
4.1.3. Korelasi Kadar Adiponektin Terhadap Umur, Indeks Massa
Tubuh Dan Profil Tubuh .........................................................

30

4.2. Pembahasan .........................................................................................

30

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ................................................................................

33

5.2. Saran .........................................................................................

33

BAB VI : DAFTAR PUSTAKA ......................................................................

34

LAMPIRAN
1. Master Tabel ............................................................................................

39

2. Persetujuan Komite Etik ...........................................................................

40

3. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan .................................................

41

4. Form Data Peserta Penelitian ................................................................ ..

42

5. Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. ...

43

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1

Faktor - Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner....

Tabel 2

Efek Seluler Adiponektin Pada Pembuluh Darah .....

17

Tabel 3

Karakteristik Pasien SKA Dan APS ..........................

26

Tabel 4

Perbandingan Kadar Adiponektin Antara SKA


Dan APS ...................................................................

Tabel 5

28

Perbandingan Rerata Adiponektin Menurut Variabel


Yang Diperiksa ..........................................................

Tabel 6

29

Korelasi Kadar Adiponektin Terhadap Umur, IMT


Dan Profil Lipid .........................................................

30

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Hubungan Karakteristik Tipe Lesi Dengan
Temuan Klinik ............................................................

Gambar 2 : Efek Antiaterogenik Adiponektin ..............................

13

Gambar 3 : Perbandingan Kadar Adiponektin Berdasarkan


Diagnosa .....................................................................

28

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR SINGKATAN

ACC

: American College of Cardiology

AHA

: American Heart Assosiation

AMPK

: Adenosine Monophosphat Activated Protein Kinase

APS

: Angina Pektoris Stabil

APTS

: Angina Pektoris Tak Stabil

BMR

: Berat Molekul Rendah

BMT

: Berat Molekul Tinggi

C-AMP

: Cyclic- Adenosine Mono Phosphat

CKMB

: Creatinine Kinase MB

CRP

: C-Reactive Protein

CVCU

: Cardiovascular Care Unit

DM

: Diabetes Mellitus

EKG

: Elektrokardiografi

eNOS

: endothelial Nitric Oxyde Sinthase

HDL

: High Density Lipoprotein

ICAM

: Intra Cellular Adhesion Molecule

ICCU

: Intensive Cardiac Care Unit

IL

: Interleukin

LDL

: Low Density Lipoprotein

MMLDL

: Minimally Modified Low Density Lipoprotein

NF-

: Nuclear Factor Kappa Beta

NO

: Nitric Oxide

NSTEMI

: Non ST-Elevation Miocardial Infarction

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

PJK

: Penyakit Jantung Koroner

PPAR

: Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma

SKA

: Sindroma Koroner Akut

STEMI

: ST-Elevation Miocardial Infarction

TNF-

: Tumor Necrosis Factor Alpha

UAP

: Unstable Angina Pectoris

VCAM

: Vascular Cellular Adhesion Molecule

WT

: Wild Type

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Abstrak
PERBANDINGAN KADAR ADIPONEKTIN ANTARA ANGINA PEKTORIS
STABIL DENGAN SINDROMA KORONER AKUT
Corry C Silaen, Refli Hasan
Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK USU /RSUP H Adam Malik

Latar belakang :
Aterosklerosis merupakan dasar mekanisme utama timbulnya Penyakit Jantung
Koroner. Inflammasi berperen penting pada aterogenesis dan perkembangannya,
termasuk pada kejadian Sindroma Koroner Akut (SKA) . Adiponektin salah satu
protein yang dihasilkan sel lemak, dapat dideteksi dalam sirkulasi, mempunyai
efek protektif sebagai antiaterogenik, antiinflammasi dan antitrombotik.
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar adiponektin pada penderita
SKA dibandingkan dengan Angina Pektoris Stabil (APS).
Bahan Dan Cara :
Dilakukan penelitian potong lintang terhadap penderita SKA dan APS yang
datang ke Rumah Sakit pada Juli-Oktober 2007. Dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik , elektrokardiografi, dan laboratorium termasuk kadar
adiponektin. Kemudian dibandingkan kadar adiponektin antara kelompok APS
dan SKA.
Hasil :
Didapatkan 17 penderita SKA dan 17 penderita APS, kedua kelompok hampir
tidak berbeda dalam hal jenis kelamin, umur, merokok, hipertensi, diabetes
mellitus, index massa tubuh, dan profil lipid. Terdapat perbedaan bermakna
dalam hal kadar adiponektin antara kedua kelompok, dimana kadar adiponektin
kelompok SKA lebih rendah daripada kelompok APS (2,62 1,00 g/ml vs 3,84
1,32 g/ml ; p=0,005 ).
Kesimpulan :
Kadar adiponektin pada penderita APS lebih tinggi dibandingkan pada penderita
SKA.
Kata kunci : Adiponektin, aterosklerosis, APS, SKA

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Abstract

COMPARISON OF ADIPONECTIN LEVEL BETWEEN STABLE ANGINA


PECTORIS AND ACUTE CORONARY SYNDROME
Corry C Silaen, Refli Hasan
Cardiology Division of Internal Medicine Departement
Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Hospital

Background :
Atherosclerosis is a basic mechanism in development of coronary artery disease.
Inflammation has an important role in atherogenesis and its progression, such as
in acute coronary syndrome (ACS). Adiponectin is an adipocytes-produced
protein and shows a number protective effects include antiatherogenic, anti
inflammation, and antithrombotic.
Aim :
To investigate whether level of adiponectin in ACS differ from stable angina
pectoris (SAP).
Materials and Methods:
A cross sectional study was conducted to ACS and SAP patients who admitted
and visit Dr.Pirngadi General Hospital and Haji Adam Malik Hospital in periods
July October, 2007. Anamnesis, physical examination, electrocardiography
were performed and plasma level of adiponectin was measured. Adiponectin
levels was compared between these two groups.
Results:
Of 17 patients with ACS and 17 patients with SAP, there is no difference in
gender, age, smoking habit, hypertension, diabetes mellitus, bod mass indexI
and lipid profiles. There are significant difference in adiponectin level between
ACS and SAP groups (2,62 1,00 g/mL vs 3,84 1,32 g/mL ; p=0,005).
Conclusion:
Level of adiponectin in patients with SAP are higher than in patients with ACS.
Key words : Adiponektin, atherosclerosis, SAP, ACS

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner saat ini sudah merupakan masalah kesehatan


yang cukup serius diberbagai negara termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat
dan negara-negara Eropa, sepertiga hingga setengah kematian disebabkan oleh
penyakit jantung dan 70% diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung
koroner.1 Di Indonesia, dari survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1993
terlihat kematian akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 19,8% dan pada tahun
1998 meningkat menjadi 24,4%. 2
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit progresif akibat plak
aterosklerosis yang mengalami erosi, fisur atau ruptur. Penyakit ini muncul
dengan berbagai tampilan klinis dari yang asimtomatis, angina stabil maupun
sindroma koroner akut sampai kematian jantung mendadak. Sindroma koroner
akut (SKA) adalah suatu keadaan klinis tingkat miokard iskemik akut tergantung
dari derajat oklusi yang terjadi, dapat berupa angina pektoris tidak stabil (APTS),
infark miokard akut non ST elevasi (IMA non-STEMI) atau infark miokard akut ST
elevasi (IMA STEMI). 2-4
Proses aterosklerosis merupakan dasar mekanisme utama timbulnya
penyakit jantung koroner. Proses ini berlangsung menahun, progresif, secara
diam-diam sehingga sulit untuk diketahui sebelum timbulnya gejala klinis.
Aterosklerosis merupakan suatu proses penyakit yang bersifat multifaktorial
karena banyak faktor-faktor yang ikut berperan dalam patogenesisnya yang
disebut faktor resiko. Inflamasi memegang peranan penting dalam progresivitas

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

aterosklerosis. Trombosis merupakan faktor yang mendasari manifestasi akut


PJK termasuk SKA.5
Adiponektin suatu protein spesifik yang disekresikan oleh sel lemak
mempunyai efek cardioprotektif melalui peranannya sebagai anti aterogenik, anti
inflamasi dan anti trombotik. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui peranan adiponektin pada penyakit kardiovaskuler, termasuk pada
penyakit jantung koroner.6,7

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu penyakit jantung yang
terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Hal ini
paling sering disebabkan oleh lesi aterosklerosis pada arteri koronaria. Akibat
penyempitan atau penyumbatan maka terjadi ketidakseimbangan antara suplai
oleh

aliran

darah

koroner

dengan

kebutuhan

metabolisme

miokard.

Ketidakseimbangan ini mengakibatkan manifestasi klinis bila kebutuhan miokard


melebihi kapasitas arteri koroner untuk mengangkut suplai oksigen. 8

2.1.1. Faktor resiko penyakit jantung koroner


Aterosklerosis koroner lebih sering terjadi pada pasien dengan faktorfaktor resiko tertentu terhadap penyakit ini. Pada tabel berikut terlihat beberapa
faktor resiko terhadap penyakit jantung koroner.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 1. Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner (dikutip dari 9)


Faktor resiko mayor independen
Usia tua
Merokok
Diabetes mellitus
Peninggian kolesterol LDL dan kolesterol total
Rendahnya kolesterol HDL
Hipertensi
Faktor resiko kondisional
Peninggian homosistein serum
Peninggian lipoprotein (a) serum
Peninggian trigliserida serum
Marker-marker inflamasi (misal : CRP)
Faktor-faktor protrombotik (misal : fibrinogen)
Partikel LDL kecil
Faktor-faktor predisposisi
Obesitas abdominal
Karakteristik etnis
Riwayat keluarga PJK dini
Obesitas
Aktifitas fisik rendah
Faktor-faktor psikososial

2.1.2. Mekanisme dasar pembentukan plak


a. Pembentukan foam cell
Proses ini diawali adhesi monosit pada permukaan endotel yang utuh,
diikuti migrasi monosit kedalam tunika intima. Kemudian monosit teraktivasi
berubah menjadi makrofag. Lipid diambil oleh makrofag kemudian mengawali
pembentukan foam cell. Perubahan awal ini menghasilkan suatu molekul

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

proinflamasi yang disebut minimally modified low density lipoprotein (MMLDL)


yang berkontribusi terhadap ekspresi VCAM pada endotel. Mediator-mediator
inflamasi lain seperti ICAM, MCP-1 dan MCSF juga terinduksi. Faktor-faktor ini
bekerja bersama-sama menyebabkan migrasi monosit. Perubahan selanjutnya
pada molekul LDL mengarah pada LDL teroksidasi (oxLDL) yang dikenali oleh
macrophage scavenger receptor. Foam cell yang terbentuk menghasilkan sitokinsitokin inflamasi termasuk TNF- dan metalloproteinase dan juga faktor
prokoagulan.10-12

b. Pembentukan lipid core


Lipid core merupakan ruang dalam matriks jaringan ikat tunika intima
yang terisi dengan debris seluler dan kolesterol. Plak aktif mengandung sejumlah
makrofag

berkelompok

pada

pinggir

inti,

dengan

ekspresi

sebarisan

metalloproteinase yang mungkin memasuki dalam destruksi matriks kolagen.


Beberapa lipid ekstrasel mungkin berasal dari ikatan LDL terhadap proteoglikans
dalam intima, tetapi kebanyakan kolesterol dan ester pada lipid core dilepaskan
dari sitoplasma foam cell yang mati. Kehilangan faktor pertumbuhan seperti
MCSF-1 akan menginduksi apoptosis terutama bersamaan dengan adanya TNF alam jumlah besar pada plak. Ekspresi tissue factor oleh makrofag dalam inti
membuat area ini sangat trombogenik. 10-12

c. Proliferasi otot polos dan pembentukan cap


Bagian cap terdiri dari zat kolagen dalam lakuna mengandung sel otot
polos yang menghasilkan matriks jaringan ikat. Sel-sel otot polos intima
mempunyai kecenderungan mengalami apoptosis. Migrasi dan proliferasi sel otot

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

polos, juga deposisi kolagen diatur oleh faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh
setiap sel. Platelet, fibrin dan trombin juga dapat memacu proliferasi sel otot
polos bila menumpuk pada dinding pembuluh darah. Fibrin tersebut biasanya
diangkat oleh aktifasi plasminogen. 10-12
2.1.2.2. Perkembangan plak
Menurut American Heart Association (AHA), plak atherosclerosis dan
perkembangannya dapat dibagi 5 tipe yang dapat dihubungkan dengan tampilan
klinisnya (lihat gambar 1) yaitu : 12,13
1. Lesi awal (tipe 1) berkembang bila monosit melekat pada permukaan endotel
dan bermigrasi dari lumen untuk berakumulasi pada intima
2. Lesi tipe 2 adalah fatty streak yang terdiri dari akumulasi lipid intraseluler yang
terisi foam cell
3. Lesi tipe 3 seperti lesi tipe 2 disertai kelompok-kelompok kecil lipid
ekstraseluler. Meskipun lesi tipe 1 sampai 3 merupakan prekursor lesi yang
lebih berat, namun belum menimbulkan gejala klinis.
4. Lesi tipe 4 seperti lesi tipe 2 disertai sel-sel otot polos terlihat dalam lesi
dibawah endotel, dan kelompok-kelompok lipid ekstraseluler bersatu
membentuk lipid core, lesi ini disebut ateroma
5. Lesi tipe 5a seperti tipe 4 dengan kapsul fibrous yang tipis, disebut juga
fibroateroma
Lesi tipe 5b, ateroma dengan kalsifikasi berat di dalam lipid core atau lesinya
Lesi 5c adalah fibrous ateroma atau pembentukan trombus mural dengan
komponen lipid yang minimal
Lesi tipe 4 dan 5a biasanya asimtomatik namun bisa juga angina stabil,
sedangkan lesi tipe 5b dan 5c biasanya dengan angina stabil.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

6. Lesi tipe 6 merupakan lesi yang berkomplikasi dengan trombosis dengan


tampilan klinis sindroma koroner akut.
Lesi tipe 4 dan 5 disebut plak tidak stabil yang bisa langsung menjadi lesi
tipe 6.

Gambar 1. Hubungan karakteristik tipe lesi dengan temuan klinik (dikutip dari 13)

2.1.3.

Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner

2.1.3.1. Angina Pektoris Stabil


Pada pasien angina pektoris stabil oleh karena atherosklerosis, korelasi
antara beratnya atau luasnya atherosklerosis dan beratnya simtom angina tidak
kuat. Perbedaan antar suplai aliran darah koroner dan kebutuhan metabolik
miokard

merupakan

faktor

primer

pada

penyakit

jantung

iskemik.

Ketidakseimbangan ini akan menimbulkan manifestasi klinis iskemia bila

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

kebutuhan miokard melebihi kapasitas arteri koroner untuk mengangkut suplai


oksigen yang cukup. Pada jantung normal dijumpai kelebihan cadangan aliran
darah koroner sehingga iskemia tidak terjadi meskipun kerja sangat berlebihan.
Penyakit atherosklerosis baik pada arteri koroner epikardial atau pada
mikrovaskuler koroner dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan meskipun pada tingkat kerja sedang.8,14

2.1.3.2. Sindroma koroner akut


Disrupsi plak
Disrupsi plak memegang peranan penting untuk terjadinya sindroma
koroner akut. Resiko terjadinya ruptur plak tergantung dari kerentanan atau
ketidakstabilan plak, bukan dari ukuran plak atau derajat penyempitannya.4,15
Ciri-ciri plak yang tidak stabil adalah : 4,11,15
- gumpalan lipid (lipid core) besar menempati > 40% volume plak
- kap (fibrous cap) tipis mengandung sedikit kolagen dan sel otot polos
- aktivitas dan jumlah sel makrofag, limfosit T dan sel mast meningkat
Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi instabilitas dan disrupsi plak tersebut
adalah :
a. Faktor eksternal :
1. Faktor sistemik : faktor hemodinamik dan farmakologik
2. Faktor intrinsik dari plak : besarnya plak, lokasi plak, kepadatan lipid
(kolesterol ester) dan ketebalan kap yang menyelimuti plak.
b. Faktor internal :
1. Aktifitas sel inflamasi
2. Infeksi

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

3. Disfungsi endotel
4. Proliferasi sel otot polos

Trombosis akut
Trombosis akut yang terjadi pada plak yang mengalami ruptur memegang
peran penting dalam kejadian sindroma koroner akut. Setelah plak mengalami
ruptur, komponen trombogenik akan menstimulasi adhesi, agregasi dan aktivasi
trombosit, pembentukan trombin dan pembentukan trombus. 15,17
Disrupsi plak yang tidak stabil akan diikuti pembentukan trombus.
Trombus yang terbentuk mengakibatkan oklusi atau suboklusi pembuluh koroner
dengan manifestasi klinis angina pektoris tidak stabil atau sindroma koroner
lainnya. Bukti angiografi menunjukkan pembentukan trombus koroner pada >
90% pasien STEMI, 1% pada pasien angina stabil dan sekitar 35-75% pada
pasien UAP dan NSTEMI.18
Pada APTS terjadi erosi atau fisur pada plak atherosklerosis yang relatif
kecil dan menimbulkan oklusi trombus yang transien. Trombus biasanya labil dan
menyebabkan oklusi sementara yang berlangsung antara 10-20 menit. Pada
NSTEMI kerusakan plak lebih berat dan menimbulkan oklusi trombus yang lebih
persisten dan berlangsung lebih dari 1 jam. Pada sekitar 25% pasien NSTEMI
terjadi oklusi trombus yang berlangsung > 1 jam, tetapi distal dari penyumbatan
terjadi kolateral. Trombolisis spontan, resolusi vasokonstriksi dan kolateral
memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya NSTEMI. Pada STEMI
disrupsi plak terjadi pada daerah yang lebih besar dan menyebabkan
terbentuknya trombus yang menetap yang menetap yang menyebabkan perfusi

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

miokard terhenti secara tiba-tiba yang berlangsung > 1 jam dan menyebabkan
nekrosis miokard transmural.3,4,18
Lipid core mengandung bahan-bahan yang bersifat sangat trombogenik
karena mengandung banyak faktor jaringan yang diproduksi oleh makrofag.
Faktor jaringan adalah suatu protein prokoagulan yang akan mengaktifkan
kaskade pembekuan ekstrinsik sehingga paling kuat sifat trombogeniknya. Faktor
jaringan akan membentuk kompleks dengan faktor Vva dan akan mengaktifkan
faktor IX dan faktor X

yang selanjutnya terjadi mata rantai pembentukan

trombus. 13,17
Ada 3 faktor utama yang menentukan respons trombosis pada plak yang
mengalami disrupsi yaitu : 19
1. sifat dan besarnya komponen plak (local thrombogenic substrate)
2. derajat penyempitan dan irregularitas permukaan plak (local flow disturbance)
3. keseimbangan trombosis-trombolitik saat terjadinya plak disrupsi (systemic
thrombotic tendency)

Vasokonstriksi
Vasokonstriksi pembuluh darah koroner ikut berperan pada patogenesis
sindroma koroner akut. Ini terjadi sebagai respons terhadap disrupsi plak
khususnya trombus yang kaya platelet dari lesi itu sendiri. Endotel berfungsi
mengatur tonus vaskuler dengan melepaskan faktor relaksasi yaitu nitrit oksida
(NO) yang dikenal dengan Endothelium Derived Relaxing Factor (EDRF),
prostasiklin dan faktor kontraksi seperti endothelin-1, thromboxan A2 ,
prostaglandin H2. Trombus kaya platelet yang mengalami disrupsi, terjadi platelet
dependent vasoconstriction yang diperantarai serotonin dan thromboxan A2

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

sehingga

menginduksi

vasokonstriksi

pada

daerah

ruptur

plak

atau

mikrosirkulasi. 15,17

2.2.

ADIPONEKTIN

2.2.1. Biologi, regulasi dan metabolisme adiponektin


Sel lemak merupakan suatu sel endokrin yang aktif melepaskan asam
lemak bebas dan menghasilkan beberapa sitokin yang disebut adipositokin atau
adipokin, diantaranya tumor necrosis factor (TNF-), interleukin (IL), leptin dan
adiponektin. Adiponektin merupakan adipokin yang paling banyak disekresikan
oleh sel-sel lemak. Adiponektin merupakan suatu protein dengan berat molekul
30 kDa yang terdiri dari satu domain kolagen dengan terminal amino dan satu
domain glo bular dengan terminal karboksil. Pada kondisi normal, gen
adiponektin (AMP1) yang berlokasi pada kromosom 3q27 diekspresikan hanya
pada jaringan lemak. Konsentrasi adiponektin dalam plasma sangat tinggi (2-20
g/ml). Kadar adiponektin plasma pada populasi Jepang diperkirakan 5-10 g/ml
dan pada Indo-Asia lebih rendah dibandingkan dengan ras Kaukasia (median 3,3
vs 4,9 g/ml). Wanita mempunyai kadar adiponektin yang lebih tinggi 40%
dibanding pria. 20
Adiponektin ditemukan dalam sirkulasi sebagai protein utuh dan fragment
yang terdiri dari domain globular dengan terminal karboksil. Pada tikus, domain
globular ini secara farmakologik aktif dan berperan dalam mengatur berat badan
oksidasi asam lemak.20 Adiponektin ditemukan dalam berbagai bentuk oligomerik
dalam serum. Sebagai suatu trimer dan suatu hexamer dari bentuk berat molekul
rendah (BMR) dan berat molekul tinggi (BMT). Bentuk BMT merupakan bagian
terbesar dari adiponektin intraseluler, sedangkan bentuk BMR terutama dijumpai

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

dalam sirkulasi. Kadar BMT mempunyai korelasi yang lebih baik terhadap
toleransi glukosa daripada adiponektin total, hal ini menguatkan bahwa bentuk
BMT merupakan bentuk aktif. Baik BMR maupun BMT mengaktifasi NF-KB.
Bentuk BMT disupresi pada penderita PJK, meningkat pada penurunan berat
badan dan juga

menekan apoptosis

sel endotel vena

umbilikalis pada

manusia. 21-24
Dua bentuk reseptor adiponektin telah diketahui, yaitu AdipoR1 dan
AdopoR2. AdipoR1 merupakan reseptor yang afinitasnya tinggi terhadap domain
globular terminal karboksil dan sangat rendah terhadap adiponektin utuh.
AdipoR1 diekspresikan sangat besar pada otot polos, sedangkan AdipoR2 sangat
besar pada hati, dimana mempunyai afinitas sedang terhadap kedua bentuk
adiponektin. Reseptor adiponektin diekspresikan pada sel beta pankreas,
makrofag, dan lesi aterosklerotik. Ekspresi reseptor adiponektin ditingkatkan oleh
pemaparan sel beta terhadap asam lemak tidak jenuh (oleat) dan pengobatan
insulin producing cell dengan adiponektin globular menginduksi ekspresi enzim
lipoprotein lipase. 20
Adiponektin sendiri dikontrol pada kondisi stres metabolik dan oleh
sejumlah hormon dan faktor-faktor yang terlibat dalam pengaturan fungsi
metabolik. Insulin menurunkan ekspresi adiponektin baik pada tikus maupun
pada manusia. Thiazolidinedione suatu agonis PPAR meningkatkan ekspresi
adiponektin. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengaturan adiponektin
mempunyai efek inhibisi, diantaranya katekolamin, glukokortikoid, sitokin-sitokin
(IL-6 dan TNF-), prilaktin, hormon pertumbuhan dan androgen. 20,25

2.2.2.

Efek antiaterogenik adiponektin

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

2.2.2.1. Data-data laboratorium


Peran adiponektin pada sel endotel
Adiponektin menurunkan ekspresi molekul adhesi pada sel endotel dan
menurunkan produksi sitokin dari makrofag dengan penghambatan pensinyalan
NF-B melalui jalur cAMP . Pada keadaan fisiologis, adiponektin memperlihatkan
ikatan jenuh dan spesifik terhadap sel endotel aorta dan lebih mudah berikatan
terhadap dinding pembuluih yang cedera daripada dinding pembuluh yang utuh.
Endothelium-dependent vasodilation sebagai respons terhadap asetilkolin
berkurang secara signifikan pada tikus dengan adiponektin yang dilemahkan
dibanding tikus WT. 26-29

Gambar 2. Efek antiaterogenik pada adiponektin(dikutip dari 20)


Pada gambar 2 terlihat peran adiponektin dalam merangsang produksi
NO pada sel endotel melalui jalur phosphatidyl inositol (PI)3 kinase melibatkan
fosforilasi NOS oleh AMPK dan mengurangi ekspresi molekul adhesi dan
menurunkan produksi sitokin oleh makrofag dengan penghambatan pensinyalan
NF-.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Peran adiponektin pada monosit-makrofag dan transformasi foam cell


Adiponektin menekan transformasi makrofag menjadi foam cell dan
mencegah stenosis pembuluh darah. Adiponektin menginduksi produksi
antagonis reseptor mediator-mediator anti inflamasi IL-10 dan IL-1. Adiponektin
menghambat reseptor scavenger class A-1 dari makrofag, mengakibatkan
penurunan yang nyata ambilan LDL teroksidasi dan penghambatan transformasi
foam cell. Adiponektin mempunyai efek penghambatan terhadap proliferasi selsel mielomonosit dan terhadap fungsi makrofag matang. Adiponektin dan TNF-
saling menghambat produksi satu sama lain dalam jaringan lemak. Pada
konsentrasi fisiologis adiponektin menghambat TNF- dalam hal induksi adhesi
monosit terhadap sel-sel endotel aorta, demikian juga dengan ekspresi molekul
adhesi

lainnya.

Selain

itu,

adiponektin

meningkatkan

inhibitor

ekspresi

metalloproteinase-1 melalui induksi IL-10. 25,28,30

Peran adiponektin pada sel-sel otot polos


Adiponektin menekan proliferasi dan migrasi sel otot polos yang diinduksi
oleh

platelet-derived

growth

factor.

Pada

tikus

defisiensi

adiponektin,

peningkatan kadar adiponektin menggunakan suatu vektor adenovirus akan


melemahkan proliferasi neointima arteri yang cedera. 31,32

Adiponektin dan marker-marker inflamasi


Pada pria penderita PJK kadar CRP plasma berkorelasi negatif dengan
kadar adiponektin plasma.

Dari berbagai penelitian didapatkan hubungan

terbalik antara kadar adiponektin plasma dan IL-6. Juga adiponektin secara

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

langsung menghambat ekspresi CRP dan IL-6 melalui kemampuannya


menghambat produksi TNF-. 33,34

2.2.2.2. Adiponektin pada penelitian klinis dan penelitian berbasis populasi


Penurunan kadar adiponektin diamati pada pasien obesitas, DM tipe 2,
hipertensi, sindroma metabolik dan PJK.

26,35-38

Kadar adiponekti plasma yang

rendah berkorellasi secara signifikan dengan disfungsi endotel. Temuan ini


menguatkan bahwa kadar adiponektin yang rendah mungkin berguna sebagai
marker aterosklerosis tahap awal. Hipoadiponektinemia berkorelasi bermakna
dan independen terhadap PJK. Konsentrasi adiponektin plasma pada pasien
sindroma koroner akut lebih rendah bermakna dibandingkan pada penderita
angina stabil dan kelompok kontrol.39 Juga kadar adiponektin yang rendah
berhubungan dengan perkembangan kalsifikasi arteri koroner pada DM tipe 1
dan subjek non diabetik.40 Pada pasien gagal ginjal tahap akhir dan pada pasien
stroke, kadar adiponektin plasma merupakan prediktor terbalik dari outcome
kardiovaskular.41,42
Pada penelitian berbasis populasi dimana kadar adiponektin dinilai pada
awal dan diikuti selama 6 tahun, didapatkan bahwa konsentrasi adiponektin pada
kwantil tertinggi dibandingkan kwantil terendah akan menurunkan resiko infark
miokard. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa adiponektin berhubungan
dengan resiko kejadian PJK pada pria penderita diabetes. Akan tetapi masih
dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah perbedaan jenis
kelamin berpengaruh terhadap adiponektin pada penderita PJK.42-44

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

2.2.3. Efek adiponektin dalam meniru dan memperkuat aksi metabolik


insulin
Aktivasi AMP kinase oleh adiponektin memicu PPAR dan menginduksi
peningkatan ekspresi gen enzim-enzim yang berperan pada oksidasi asam
lemak dan uptake glukosa. Adiponektin menurunkan produksi glukosa hati
dengan menghambat enzim-enzim yang berperan pada glukoneogenesis dan
berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah

baik pada hewan normal

maupun pada diabetes. Juga dengan pemberian adiponektin pada tikus


defisiensi adiponektin akan memperbaiki sensitifitas insulin. Sejumlah penelitian
memperlihatkan

hubungan

yang

jelas

antara

polimorfisme

gen

dan

mengakibatkan hipoadiponektinemia dengan resistensi insulin, diabetes dan


penyakit kardiovaskular. Faktor-faktor genetik ini mungkin berhubungan dengan
efek pengobatan PPAR agonis.20
Dari penelitian-penelitian klinis didapatkan kadar adiponektin yang rendah
berhubungan dengan sindroma metabolik dan terjadinya DM tipe 2. Konsentrasi
adiponektin serum berkorelasi kuat terhadap sensitifitas insulin pada manusia.
Penderita DM tipe 2 mempunyai konsentrasi adiponektin yang rendah daripada
non diabetik. 20

2.2.4. Efek anti inflamasi adiponektin


Dari berbagai studi in vitro, diketahui efek langsung adiponektin pada
fungsi vaskuler dan sel-sel inflamasi. Termasuk kebalikan beberapa efek
merugikan TNF pada fungsi endotel. Adiponektin utuh (fAd) menghambat
ekspresi TNF untuk menginduksi beberapa molekul adhesi pada permukaan
sel endotel, diantaranya VCAM-1, E-selektin dan ICAM-I dan menekan efek TNF

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

untuk menginduksi adhesi monocytic THP-I sel terhadap sel endotel.


Adiponektin (fAd) menekan efek TNF menginduksi perubahan-perubahan
inflamasi pada sel endotel dengan memblok penghambat fosforilasi nuclear
factor-KB. Efek anti inflamasi lainnya yaitu menekan leukocytic colony
formation, mengurangi aktifitas fagositik dan reduksi sekresi TNF dari
makrofag. 6,46
Pada sel endotel aorta, domain globular dengan terminal karboksil
adiponektin (gAd) meghambat proliferasi sel yang diinduksi LDL teroksidasi
(oxLDL) dan pelepasan superoksida yang diinduksi oleh oxLDL dan aktifasi p42 /
p44 MAPK oleh oxLDL. Uptake dan oksidasi partikel LDL yang bersirkulasi pada
dinding vaskuler dapat memperkuat pembentukan foam sel, inaktifasi endotelial
nitric oxyde (eNO), menginduksi respon-respon inflamasi, dan menstimulasi
pembentukan reactive oxygen species (ROS), dimana semua proses-proses
tersebut secara keseluruhan juga mempengaruhi proses aterogenesis.

6,46

2.2.5. Efek antitrombotik adiponektin


Penelitian Kato dkk menyatakan bahwa adiponektin bekerja sebagai
faktor antitrombotik endogen. Walaupun kemungkinan efek antitrombotik in vivo
adiponektin mungkin sebagian diperantarai oleh kerjanya pada sel vaskuler.
Studi ini secara jelas menunjukkan bahwa adiponektin mempengaruhi fungsi
platelet pada kondisi tidak adanya sel vaskuler. Over ekspresi adiponektin pada
tikus WT melemahkan pembentukan trombus secara in vitro. Data ini
memberikan suatu pandangan baru mengenai patofisiologi SKA pada subjek non
obese sama seperti subjek obese, dan adiponektin mungkin merupakan kandidat
baru untuk menjadi obat antitrombotik

7
.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

2.2.6. Efek adiponektin pada struktur dan fungsi vaskuler


Studi-studi pada hewan percobaan dan manusia telah memperlihatkan
hubungan antara kadar adiponektin dan fungsi endotel. Secara ringkas, efek
seluler adiponektin pada pembuluh darah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Efek seluler adiponektin pada pembuluh darah(dikutip dari 46).


Meningkatkan endothelium dependent vasodilation.
Meningkatkan endothelium independent vasodilation.
Menekan aterosklerosis
Menekan ekspresi vascular adhesion molecules scavenger receptor.
Mengurangi kadar TNF dan menekan efek inflamasi TNF pada fungsi
endotel.
Melemahkan efek growth factor pada sel otot polos.
Menghambat efek oxLDL terhadap sel endotel, diantaranya menekan proliferasi,
pembentukan superoxide dan aktivasi AMPK.
Meningkatkan produksi NO.
Stimulasi angiogenesis.
Mengurangi penebalan neointima dan proliferasi sel otot polos pada arteri yang
cedera.
Inhibisi proliferasi dan migrasi sel endotel.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB III
PENELITIAN SENDIRI

3.1. Latar belakang.


Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit yang progresif
dengan bermacam tampilan klinis dari yang asimtomatis, angina pektoris stabil
(APS) maupun sindroma koroner akut (SKA), sampai kematian jantung
mendadak. SKA adalah suatu keadaan klinis dari tingkat miokard iskemik akut,
yang dibagi atas SKA tanpa ST elevasi (terdiri dari angina pektoris tidak stabil
(UAP) dan infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) dan SKA
dengan ST elevasi yang disebut infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI). 2,3
Dari berbagai penelitian dengan bukti-bukti eksperimental menunjukkan
bahwa SKA terjadi oleh karena pecahnya (ruptur) plak atherosklerosis yang ada
pada dinding pembuluh darah koroner oleh proses inflamasi, yang kemudian
diikuti oleh proses trombogenesis.(2)
Adiponektin adalah salah satu protein spesifik yang disekresikan oleh
jaringan lemak. Adiponektin dapat dideteksi didalam sirkulasi dan mempunyai
efek protektif sebagai anti aterogenik. Adiponektin dapat menekan penempelan
lekosit pada endotel yang akan menghambat progresifitas aterogenesis.
Adiponektin akan bekerja menghambat rangsangan dari tumor necrosis faktor
(TNF ) pada endotel untuk mengekspresikan molekul adhesi seperti ICAM-I.
Hipoadiponektinemia merupakan faKtor resiko baru sindroma koroner akut.
Adiponektin mempunyai efek anti inflamasi dan anti trombosis sehingga dapat
menghambat proses aterotrombosis. Kadar adiponektin menurun pada pasien
obesitas, diabetes mellitus tipe 2 dan juga pasien sindroma koroner akut.26,38,47,48

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari hubungan antara kadar


adiponektin plasma dengan insidensi penyakit jantung koroner. Suatu studi
prospektif pada pria kulit putih mendapatkan hubungan terbalik antara kadar
adiponektin plasma dan insidensi penyakit jantung koroner43. Studi pada Indian
Amerika mendapatkan bahwa tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara
kadar adiponektin plasma dengan resiko penyakit jantung koroner.49 Pada studi
prospektif

terhadap populasi usia lanjut di Amerika, didapatkan bahwa

peningkatan kadar adiponektin berhubungan dengan resiko PJK yang lebih


tinggi.50 Suatu studi yang membandingkan kadar adiponektin pada SKA, APS
dan individu sehat, didapatkan bahwa kadar adiponektin pada SKA tidak berbeda
bermakna dibandingkan pada APS dan individu sehat.51 Pada penelitian lain
didapatkan bahwa kadar adiponektin plasma berhubungan dengan resiko
terjadinya PJK dan juga SKA. Pada penelitian ini mereka juga mendapatkan
bahwa kadar adiponektin kelompok infark miokard akut dan angina pektoris tak
stabil lebih rendah daripada angina pektoris stabil dan kelompok kontrol.39 Di
Bali, Aryana dkk dalam suatu studinya tentang hubungan kadar adiponektin
terhadap beratnya manifestasi PJK pada pasien geriatri, mendapatkan bahwa
kadar adiponektin berbeda bermakna antara kelompok angina pektoris stabil,
angina pektoris tak stabil dan infark miokard akut.52
Penelitian tentang adiponektin, khususnya pada pasien PJK belum
banyak di Indonesia, dan belum pernah dilakukan di Medan. Oleh karena itu
peneliti ingin melakukan penelitian tentang kadar adiponektin pada pasien angina
pektoris stabil yang dibandingkan dengan sindroma koroner akut .

3.2. Perumusan Masalah

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Apakah ada perbedaan kadar adiponektin pada penderita sindroma koroner


akut dibandingkan dengan angina pektoris stabil.
3.3. Hipotesa
Terdapat perbedaan kadar adiponektin antara sindroma koroner

akut

dengan angina pektoris stabil.


3.4. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kadar adiponektin pada penderita sindroma koroner akut
dibandingkan angina pektoris stabil .
3.5. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui kadar adiponektin pada penderita PJK, maka

akan

dapat diprediksi resiko terjadinya manifestasi klinis PJK yang lebih berat dan
mortalitas yang lebih tinggi.

3.6. Kerangka Konsepsional

PJK

Angina pektoris stabil

Inflamasi
Aterotrombosis

Sindroma koroner akut

Kadar adiponektin?

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

3.7. Bahan dan Cara


3.7.1. Desain penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang (cross sectional)
3.7.2. Waktu dan tempat penelitian.
Penelitian dilakukan mulai bulan Juli s/d Oktober 2007, di CVCU
RSUP H.Adam Malik Medan,ICCU RSUD Dr Pirngadi Medan, dan
poliklinik Kardiologi RSUP H.Adam Malik Medan
3.7.3. Subjek penelitian / populasi terjangkau
Semua penderita SKA yang dirawat di ruang CVCU di RSUP.
H.Adam Malik Medan, ICCU RSUD. DR. Pirngadi Medan dan
penderita APS yang berobat jalan di Poliklinik Kardiologi RSUP.
H.Adam Malik Medan.
3.7.4. Perkiraan besar sampel
Perkiraan besarnya sampel :
Rumus yang digunakan :
n1=n2 = 2 ( z + z ) S

X1-X2
= tingkat kemaknaan (ditetapkan peneliti)
= 0,05

Z = 1,96 (nilai 2 arah)

S = simpang baku gabungan = 4,06 (penelitian sebelumnya)


= power of test (ditetapkan peneliti) 80%

Z = 0,842.

X1 X2 = selisih rerata yang dianggap bermakna


n 1 = n2 = 2

( 1,96 + 0,842) 4,06

= 11,26

4,8
Besar sampel untuk masing-masing kelompok minimal adalah 12 0rang

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

3.7.5. Kriteria inklusi


a. Usia > 17 thn.
b. Penderita SKA dengan onset 72 jam yang ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG dan pemeriksaan enzim petanda
jantung.
c. Penderita APS yang ditegakkan berdasarkan anamesis, pemeriksaan
fisik dan EKG.
d. Bersedia mengikuti penelitian.
3.7.6. Kriteria eksklusi
a. Penderita dengan klinis inflamasi berat
b

Tidak bersedia mengikuti penelitian.

3.7.7. Cara penelitian


Setiap pasien yang masuk CVCU dengan diagnosa sindroma koroner akut dan
setiap pasien rawat jalan di poliklinik Kardiologi dengan diagnosa angina pektoris
stabil, setelah memenuhi kriteria penelitian, pasien ataupun keluarga terdekatnya
mengisi surat persetujuan setelah penjelasan. Kemudian dilakukan pemeriksaan
kadar adiponektin serum.
Kadar adiponektin diperiksa di laboratorium Prodia dengan metode ELISA.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Flow chart pemeriksaan adiponektin


Pretreatment spesimen :

10 L serum + 100 L Protease Bufferserum + 400 L sample pre treatment buffer

Homogenkan

Spesimen tahap I

+ 1mL Dilution Buffer


Homogenkan
Pretreatment spesimen

Prosedur pemeriksaan :
1. Pipet masing-masing 50 kalibrator dan pretreatment, inkubasi selama
60 menit pada 20-30 C
2. Cuci dengan buffer sebanyak 3 kali
3. Pipet 50 L cairan label dan inkubasi selama 60 menit pada 20-30 C
4. Cuci dengan buffer sebanyak 3 kali
5. Pipet 50 L enzym label dan inkubasi selama 30 menit pada 20-30 C
6. Cuci dengan buffer sebanyak 3 kali
7. Pipet 50 L substrat solution dan inkubasi selama 10 menit pada 20-30
C , lalu tambahkan 50 L stop reagen
8. Baca absorbansi dengan mikroplate reader pada 492 nm

3.7.8. Analisis data

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Untuk membandingkan kadar adiponektin antara kelompok

APS dan

SKA digunakan uji t independent jika data kedua kelompok terdistribusi normal,
jika sebaliknya digunakan uji Mann Whitney. Data diolah dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS versi 15.0, dikatakan bermakna apabila p<0,05.

3.7.9. Definisi operasional.

SKA

: Suatu keadaan iskemik miokard akut yang terbagi lagi

berdasarkan derajat beratnya penyakit mulai dari Angina tak stabil


(APTS), SKA non ST elevasi (NSTEMI) dan SKA dengan ST elevasi
(STEMI).

APTS : Iskemia miokard akut yang ditandai serangan nyeri dada yang
lebih sering, lebih lama dan lebih intens dibanding angina stabil, dengan
perubahan gelombang EKG (ST depresi atau T inverted) tanpa elevasi
segmen ST dan tanpa peningkatan konsentrasi enzim jantung.

NSTEMI : Infark miokard akut yang ditandai nyeri dada yang khas > 20
menit disertai peningkatan CKMB 2 kali nilai normal atau peningkatan
Troponin T, tanpa gambaran ST elevasi pada EKG.

STEMI : Infark miokard akut yang ditandai nyeri dada yang khas > 20
menit disertai gambaran EKG 12 lead dengan ST elevasi yang ditandai
peningkatan CKMB 2 kali nilai normal atau peningkatan Troponin T.

APS : Riwayat nyeri dada khas yang dicetuskan oleh aktifitas dan hilang
setelah istirahat atau dengan pemberian nitrat, disertai gambaran EKG
miokard iskemik.

Klinis inflamasi berat : terdapat tanda-tanda infeksi berat dan disertai


leukositosis.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Hipertensi : apabila sedang mendapat terapi antihipertensi dan / atau


tekanan darah 140/90 mmHg.

Diabetes mellitus : peningkatan gula darah puasa 100 mg/dl atau


sebelumnya mendapat pengobatan obat antidiabetes.

Merokok : jika merokok 1-2 batang perhari

Indeks massa tubuh : perbandingan antara berat badan terhadap kuadrat


tinggi badan (kg/m2).

3.10. Kerangka Operasional

SKA

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
EKG
Lab Rutin

Adiponektin SKA

???

APS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
EKG
Lab Rutin

Adiponektin APS

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
4.1.1. Karakteristik subjek penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2007 terhadap
pasien SKA yang dirawat di CVCU RSUP H. Adam Malik Medan dan ICCU
RSUD Dr Pirngadi Medan dan didapatkan 17 pasien yang memenuhi kriteria
penelitian, dan terhadap pasien APS yang berobat jalan di Poliklinik Kardiologi
RSUP H Adam Malik Medan didapatkan 17 pasien yang memenuhi kriteria
penelitian (tabel 3).
Tabel 3. Karakteristik Pasien SKA dan APS
Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur (tahun)
< 40
40-49
50-59
60
Merokok
Ya
Tidak
Hipertensi
Ya
Tidak
Diabetes mellitus
Ya
Tidak
IMT (kg/m2)
Kolesterol Total (mg/dl)
Trigliserida (mg/dl)
HDL (mg/dl)
LDL (mg/dl)

SKA (n=17)

APS (n=17)

n (%) Mean SD

n (%) Mean SD

13 (76,5%)
4 (23,5%)

13 (76,5%)
4 (23,5%)

1 (5,9%)
4 (23,5%
8 (47,1%)
4 (23,5%)

2 (11,8%)
6 (35,3%)
4 (23,5%)
5 (29,4%)

0,536

13 (76,5%)
4 (23,5%)

8 (47,1%)
9 (52,9%)

0,078

13 (76,5%)
4 (23,5%)

9 (52,9%)
8 (47,1%)

0,151

8 (47,1%)
9 (52,9%)
26,25 2,50
204,24 38,92
172,59 63,75
36,35 10,24
140,35 38,04

0,486

6 (35,3%)
11 (64,7%)
26,06 2,14
197,41 52,64
131,82 47,16
38,76 12,45
32,00 41,11

1,00

0,811
0,67
0,0428
0,322
0,543

Keterangan : APS = angina pektoris stabil; HDL = high density lipoprotein; IMT = indeks massa
tubuh ; LDL = low density lipoprotein ; SKA = sindroma koroner akut (signifikan p<0,05).

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa proporsi jenis kelamin pria yang
menderita SKA lebih tinggi dibanding wanita (76,5 % vs 23,5 %), demikian juga
pada kelompok APS. Dalam hal jenis kelamin, tidak dijumpai perbedaan proporsi
pria dan wanita antara kelompok SKA dan APS (p = 1,00).
Berdasarkan kelompok umur, penderita SKA paling banyak pada rentang
usia 50-59 tahun (47,1 %), sedangkan APS pada rentang usia 40-49 tahun (35,3
%). Dalam hal usia, tidak dijumpai perbedaan proporsi yang bermakna antara
kelompok SKA dan APS (p > 0,05).
Dalam hal kebiasaan merokok, terdapat perbedaan proporsi penderita
yang merokok antara kelompok SKA dengan APS (76,5 % vs 47,1 %), namun
secara statistik perbedaan ini tidak bermakna (p > 0,05).
Proporsi subjek penelitian yang menderita hipertensi dan diabetes
mellitus tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok, dengan nilai p berturutturut 0,151 dan 0,486.
Rerata indeks Massa Tubuh (IMT) tidak berbeda antara kelompok SKA
dan APS dengan nilai p >0,05.
Kadar kolesterol total pada pasien SKA dengan rerata 197,41 52,64
mg/dl lebih rendah dibanding pasien APS dengan rerata 204,24 38,92, tetapi
secara statistik tidak berbeda bermakna dengan nilai p >0,05.
Kadar trigliserida pada pasien SKA dengan rerata 131,82 47,16 mg/dl
lebih rendah dibanding APS dengan rerata 172,59 63,75 mg/dl, dan secara
statistik perbedaan ini bermakna denagn nilai p < 0,05.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Kadar HDL pada pasien SKA dengan rerata 38,76 12,45 mg/dl hampir
sama dibanding APS dengan rerata 36,35 10,24 mg/dl, dan secara statistik
tidak berbeda bermakna dengan nilai p > 0,05.
Kadar LDL pada pasien SKA dengan rerata 132,00 41,11 mg/dl lebih
rendah dibanding APS dengan rerata 140,35 38,04 mg/dl, namun secara
statistik tidak berbeda bermakna dengan nilai p > 0,05

4.1.2. Perbandingan kadar adiponektin


Tabel 4. Perbandingan kadar adiponektin antara SKA dan APS
Diagnosa

Adiponektin (Mean SD)

SKA

17

2,62 1,00

APS

17

3,84 1,32

p
0,005*

Keterangan : APS = angina pektoris stabil; SKA = sindroma koroner akut


* signifikan p<0,05

Pada kelompok SKA rerata kadar adiponektin 2,62 1,00 g/ml lebih
rendah dibandingkan kelompok APS dengan rerata 3,84 1,32 g/ml dan secara
statistik perbedaan ini bermakna dengan nilai p =0,005. Hal dapat dilihat pada
gambar berikut :

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

A
D
I
P
O
N
E
K
T
I
N
(g
/ml)

7
6
5
4
3
2
1
0
N=

17

ANGINA PEKTORIS STABIL

17

SINDROMA KORONER AKUT

Gambar 3. Perbandingan kadar rerata adiponektin berdasarkan diagnosa

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 5. Perbandingan Rerata Adiponektin Menurut Variabel Yang Diperiksa


Variabel

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Merokok
Ya
Tidak
Hipertensi
Ya
Tidak
Diabetes mellitus
Ya
Tidak
IMT (kg/m2)
25
< 25

Kadar Adiponektin
(Mean SD)

26
8

3,11 1,28
3,62 1,45

0,343

21
13

2,90 1,03
3,76 1,57

0,061

22
12

3,17 1,43
3,33 1,12

0,296

14
20

2,98 1,31
3,40 1,32

0,208

23
11

2,86 1,18
4,01 1,28

0,022*

Keterangan : IMT = indeks massa tubuh


* signifikan p<0,05

Pada

pasien

penelitian

juga

dilakukan

analisa

statistik

untuk

membandingkan kadar adiponektin pada pria dan wanita, pada yang merokok
/mempunyai riwayat merokok dengan yang tidak merokok, pada yang menderita
hipertensi dan tidak hipertensi ,dan pada yang menderita DM dan tidak DM.
Didapati bahwa antara pria dan wanita, merokok dan tidak merokok, hipertensi
dan tidak hipertensi, DM dan tidak DM, kadar adiponektin hampir tidak berbeda.
Secara statistik juga tidak berbeda bermakna ( p >0,05).
Kadar adiponektin pada perokok dengan rerata 2,90 1,03 g/ml
cenderung lebih rendah dibanding pada kelompok tidak merokok dengan rerata
3,76 1,57 g/ml. Namun secara statistik perbedaan ini tidak bermakna dengan
p = 0,061.
Kadar adiponektin pada subjek dengan IMT lebih dari 25 kg/m2 dengan
rerata 3,86 1,18 g/ml adalah lebih rendah dibanding pada subjek dengan IMT

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

<25 kg/m2 dengan rerata 4,01 1,28 g/ml, dan perbedaan ini bermakna secara
statistik dengan p=0,022.
4.1.3. Korelasi kadar adiponektin terhadap umur, IMT dan profil lipid
Tabel 6. Korelasi Kadar Adiponektin Dengan Variabel Yang Diperiksa
Variabel

NS/S

Umur

0,1

0,57

NS

Indeks Massa Tubuh

-0,3

0,11

NS

Kolesterol Total

0,34

0,05

Trigliserida *

-0,02

0,90

NS

High Density Lipoprotein*

0,2

0,28

NS

Low Density Lipoprotein

0,3

0,41

NS

Keterangan : Pearson Correlation Test (two tailed); p signifikan bila 0,05 ;


NS/S : non signifikan / signifikan
* Spearman correlation (two tailed )

Dari tabel terlihat bahwa pada penelitian ini umur, IMT, kadar HDL, LDL,
dan trigliserida tidak mempunyai korelasi dengan kadar adiponektin dengan nilai
p>0,05. Hanya kadar kolesterol total terlihat mempunyai korelasi dengan kadar
adiponektin, namun korelasi ini lemah (r= 0,34 ; p=0,05).

4.2. PEMBAHASAN
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak
didunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini timbul akibat penyempitan arteri
koronaria. Penyebab terbanyak dari penyempitan tersebut adalah aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah suatu proses penyakit yang bersifat multifaktorial,
krena banyak faktor yang ikut berperan dalam patogenesisnya yang disebut
sebagai faktor resiko ,dan inflamasi memegang peranan penting dalam
progresifitas aterosklerosis.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Mediator-mediator inflamasi berperan dalam kerusakan pembuluh darah


dan perubahan ateromatous. Beberapa diantaranya disekresikan secara
langsung dari sel lemak. Adiponektin merupakan salah satu protein spesifik yang
disekresikan sel lemak, mempunyai efek kardioprotektif melalui efek inflamasi,
anti aterogenik dan anti trombotik.
Pada penelitian ini didapatkan perbedaan bermakna pada kadar
adiponektin antara kelompok SKA (2,62 1,00 g/ml ) dan kelompok APS (3,84
1,32 g/ml). Makin berat penyakit jantung koroner yang diderita, maka kadar
adiponektin makin rendah.Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Nakamura dkk. Mereka mendapatkan kadar adiponektin yang
lebih rendah bermakna pada pasien SKA dibanding kelompok APS (6,5 3,0 vs
11,3 5,9 g/ml). Mereka menyimpulkan bahwa pengukuran konsentrasi
adiponektin plasma mungkin berguna untuk menilai resiko PJK dan berhubungan
dengan terjadinya SKA.39 Pada penelitian terhadap populasi usia lanjut di Bali
oleh Aryana dkk didapatkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kadar
adiponektin antara angina stabil dan infark miokard. Mereka menyimpulkan
bahwa penurunan kadar adiponektin plasma berhubungan dengan beratnya
manifestasi klinis PJK yang lebih berat.52 Pada penelitian yang dilakukan Ouchi
dan Kumada di Jepang didapatkan bahwa konsentrasi adiponektin lebih rendah
pada kelompok PJK dibanding kontrol yaitu 3,84 1,8 vs 7,4 3,5 g/ml.26
Pada penelitian ini, antara kelompok SKA dan APS hampir tidak ada
perbedaan dalam hal karakteristik demografi, penyakit dan profil lipid, namun
terdapat perbedaan dalam hal kadar adiponektin. Hal ini menunjukkan bahwa
hipoadiponektinemia yang terjadi pada kelompok SKA tidak terkait dengan faktorfaktor tersebut.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Hipoadiponektinemia yang terjadi pada PJK atau SKA disebabkan oleh


ambilan adiponektin oleh plak aterosklerosis pada pembuluh darah yang
mengalami cedera atau ruptur atau daerah iskemia daninfark miokard.
Adiponektin akan melindungi arteri koronaria dan plak dari ruptur atau cedera.
Makin luas infark atau iskemi, maka makin banyak ambilan adiponektin plasma,
sehingga penurunan konsentrasi adiponektin akan lebih besar.26,48,51
Pada penelitian ini didapatkan kadar adiponektin pada penderita PJK
yang merokok/mempunyai riwayat merokok cenderung lebih rendah daripada
yang tidak merokok walaupun secara statistik tidak dijumpai perbedaan yang
bermakna ( p =0,061). Hal ini senada dengan studi epidemiologi yang dilakukan
oleh Iwashima dkk terhadap pria di Jepang. Mereka mendapatkan bahwa kadar
adiponektin plasma lebih rendah bermakna pada pria yangmerokok (5,3 0,3
g/ml ) dibandingkan yang tidak merokok (6,5 0,4 g/ml). Mereka
menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok berhubungan dengan konsentrasi
adiponektin yang rendah pada pria. Penurunan ini terjadi melalui penghambatan
efek langsung ekpresi adiponektin pada sel lemak.53
Pada penelitian ini didapatkan perbedaan bermakna pada kadar
adiponektin antara subjek yang IMT <25 kg/m2 dengan IMT 25 kg/m2 dimana
kadar adiponektin lebih tinggi pada subjek denga IMT yang lebih rendah . Hasil
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana terdapat korelasi negatif antara
kadar adiponektin dengan IMT. 39,51
Dengan menggunakan analisa statistik Pearsons correlation, pada
penelitian ini terlihat bahwa kadar kolesterol total berkorelasi positif meskipun
lemah terhadap kadar adiponektin (r = 0,34 ; p = 0,05). Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya oleh Matsubara dkk. Mereka mendapatkan korelasi positif

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

kadar adiponektin terhadap kolesterol total.54 Namun pada penelitian ini kadar
adiponektin tidak menunjukkan korelasi terhadap umur, IMT, trigliserida, HDL
dan LDL. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya, kemungkinan
disebabkan oleh jumlah sampel yang kecil dan pnelitian ini tidak didisain untuk
mencari korelasi tersebut.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
1. Terdapat perbedaan kadar adiponektin antara APS dan SKA, dimana
kadar adiponektin pada penderita APS lebih tinggi daripada penderita
SKA
2. Terdapat perbedaan kadar adiponektin antara penderita dengan IMT
yang lebih tinggi dengan IMT yang lebih rendah, dimana kadar
adiponektin lebih tinggi pada penderita dengan IMT yang lebih rendah.
3. Terdapat korelasi positif antara kadar adiponektin dengan kolesterol total.

5.2. SARAN
1. Pada pasien PJK perlu dilakukan pemeriksaan kadar adiponektin untuk
memperkirakan terjadinya manifestasi klinis PJK yang lebih berat.
2. Perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk
memastikan apakah hipoadiponektinemia dapat dipakai sebagai prediktor
mortalitas pada penderita PJK.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Sargowo DJ. Peran Kadar Trigliserida dan Lipoprotein sebagai Faktor Resiko
Penyakit Jantung Koroner (Studi Pendahuluan). Medika 2002; 7: 425-9.
2. Kalim H, Soerianata S, Karo-karo S, Irmalita, Idham I. Pedoman Tatalaksana
Sindroma Koroner Akut. Dalam : Pedoman Tatalaksana Penyakit
Kardiovaskuler di Indonesia. PERKI 2003 ; 333-92
3.

Setianto B. Sindroma koroner akut patofisiologi. Dalam : Kaligis RMW dkk,


editor. Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi, Sindroma Koroner Akut dan
Gagal Jantung. Jakarta : BP RS Jantung Harapan Kita 2001.hal. 59-66.

4. Ismail D. Patofisiologi Sindroma Koroner Akut. Dalam : Bawazier LA, Alwi I,


Syam AF dkk. Editors. Prosiding Simposium Pendekatan Holistik Penyakit
Kardiovaskuler 2001. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FK UI ; 2001.hal. 22-31.
5. Antman EM, Braunwald E. ST Segment Elevation Myocardial Infarction. In :
Harrison Principle Harrisons Principle of Internal Medicine. 16 th ed. McGrawHill. New York 2005. p.1448-59.
6. Berg AH, Scherer P. Adipose tissue, inflammation, and cardiovascular
disease. Circ Res. 2005; 96 : 939 49.
7. Kato H, Kashiwagi H, Shiraga M. Adiponectin acts as an endogenous
antithrombotic factor. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2006; 26 : 226 30.
8. Rourke RA, Schlant, Douglas JS. Diagnosis and management of patients with
chronic ischemic heart disease. In : Fuster V, Alexander RW, Rourke RA,
Eds. Hurst s The Heart 10 th Ed. McGraw-Hill. New York 2001. p 1207- 36.
9. Crawford MH. Chronic Ischemic Heart Disease. In : Croword MH, editor.
Current Diagnosis and Treatment in Cardiology. 2nd Ed. McGraw-Hill. New
York 2003.p 31-43.
10. Libby P. The Pathogenesis of Atherosclerosis. In Kasper DL, Fauci AS,
Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, eds. Harrisons Principle of
Internal Medicine. 16 th ed. McGraw-Hill. New York 2005.p. 1425-30.
11. Libby P, Theroux P. Pathophysiology of Coronary Artery Disease. Circulation
2005 ; III : 3481-8.
12. Davies MJ. Pathology of Coronary Atherosclerosis. In : Fuster V, Alexander
RW, Rourke RA, Eds. Hurst s The Heart 10 th Ed. McGraw-Hill. New York
2001.p.1095-110.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

13. Rauch U, Osende JI, Fuster V, et al. Thrombus Formation on Atherosclerotic


Plaques : Pathogenesis and Clinical Consequences. Ann Intern Med 2001 ;
134 : 224-38.
14. Selwyn AP, Braunwald E. Ischemic Heart Disease. In: Fuster V, Alexander
RW, Rourke RA, Eds. Hurst s The Heart 10 th Ed. McGraw-Hill. New York
2001.p.1434 44.
15. Therax P, Foster V. Acute Coronary Syndrome: Unstable Angina and non Q
Wave Myocard Infarction.Circulation 1998;97: 1195-1206.
16. Shah PK. New Insight into the pathogenesis and prevention of acute
Coronary Syndrome. Am J. Cardiol.1997;79: 17-23.
17. Bertrand ME, simons Ml, Fix KAA, et al. Management of Acute Coronary
Syndrome in patients presenting without persistent ST segment elevation.The
task force on management of acute coronary syndromes of the european
society of cardiology.Eur Heart J 2002;23: 1809-40
18. Antman EM, Anbe DI, Armstrong PW, et al. ACC/AHA guidelines for the
management of patients with ST elevation myocardial infartion. A report of
the American College of cardiology/ American Heart Assosiation task force in
practice guidelines).Am Coll Cardiol J 2004;44 ((suppl I) : 1-212.
19. Fuster V, Fayad ZA, Badiman JJ. Acute Coronary Syndromes:biology. The
Lancet 199;353 (suppl II) : S5-9.
20. Han SH, Quon MJ, Kim J, et al. Adiponectin and Cardiovascular Disease.
Response to therapeutic interventions. J. Am Coll Cardiol 2007; 49 : 531 8.
21. Pajvani UB, Du X, Combs TP, et al. Structure-function studies ofthe
adipocyte-secreted hormone Acrp30/adiponectin. Implications FPR metabolic
regulation and bioactivity. J Biol Chem 2003; 278: 9073 85.
22. Pajvani UB, Hawkins M, Combs TP, et al. Complex distribution, not absolute
amount of adiponectin, correlates with thiazolidinedione mediated
improvement in insulin sensitivity. J Biol Chem 2004;279:1215262.
23. Tsao TS, Tomas E, Murrey HE, et al. Role of disulfide bonds
inAcrp30/adiponectin structure and signaling specificity. Different oligomers
activate different signal transduction pathways. J Biol Chem 2003; 278 :
5081017.
24. Kobayashi H, Ouchi N, Kihara S, et al. Selective suppression of endothelial
cell apoptosis by the high molecular weight form of adiponectin. Circ Res
2004;94: e2731.
25. Maeda N, Takahashi M, Funahashi T, et al. PPAR ligands increase
expression and plasma concentrations of adiponectin, an adiposederived
protein. Diabetes 2001;50:2094 9.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

26. Ouchi N, Kihara S, Arita Y, et al. Novel modulator for endothelial adhesion
molecules: adipocyte-derived plasma protein. Circulation 1999;100:2473 6.
27. Ouchi N, Kihara S, Arita Y, et al. Adiponectin, adipocyte-derived protein,
inhibits endothelial NF- signaling through cAMP dependent pathway.
Circulation 2000;102:1296 301.
28. Ouchi N, Kihara S, Arita Y, et al. Adipocyte-derived plasma
protein,adiponectin, suppresses lipid accumulation and class A scavenger
receptor expression in human monocyte-derived macrophages. Circulation
2001;103:1057 63.
29. Ouchi N, Ohishi M, Kihara S, et al. Association of hypoadiponectinemia with
impaired vasoreactivity. Hypertension 2003;42:231 4.
30. Wolf AM, Wolf D, Rumpold H, Enrich B, Tilg H. Adiponectin induces the antiinflammatory cytokines IL-10 and IL-1RA in human leukocytes. Biochem
Biophys Res Commun 2004;323:630 5.
31. Arita Y, Kihara S, Ouchi N, et al. Adipocyte-derived plasma protein
adiponectin acts as a platelet-derived growth factor-BB-binding proteinand
regulates growth factor-induced common postreceptor signal in vascular
smooth muscle cell. Circulation 2002;105:2893 8.
32. Matsuda M, Shimomura I, Sata M, et al. Role of adiponectin in preventing
vascular stenosis: the missing link of adipo-vascular axis.J Biol Chem
2002;277:3748791.
33. Ouchi N, Kihara S, Funahashi T, et al. Reciprocal association of C-reactive
protein with adiponectin in blood stream and adiposetissue. Circulation
2003;107:671 4.
34. Esposito K, Pontillo A, Di Palo C, et al. Effect of weight loss and lifestyle
changes on vascular inflammatory markers in obese women; arandomized
trial. JAMA 2003;289:1799804.
35. Kumada M, Kihara S, Sumitsuji S, et al. Coronary artery disease.Association
of hypoadiponectinemia with coronary artery disease in men. Arterioscler
Thromb Vasc Biol 2003;23:859.
36. Salmenniemi U, Ruotsalainen E, Pihlajamaki J, et al. Multiple abnormalities in
glucose and energy metabolism and coordinatedchanges in levels of
adiponectin, cytokines, and adhesion molecules in subjects with metabolic
syndrome. Circulation 2004;110:3842 8.
37. Iwashima Y, Katsuya T, Ishikawa K, et al. Hypoadiponectinemia is an
independent risk factor for hypertension. Hypertension 2004;43:131823.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

38. Hotta K, Funahashi T, Arita Y, et al. Plasma concentrations of a


novel,adipose-specific
protein,
adiponectin,
in
type
2
diabetic
patients.Arterioscler Thromb Vasc Biol 2000;20:15959.
39. Nakamura Y, Shimada K, Fukuda D, et al. Implications of plasma
concentrations of adiponectin in patients with coronary artery disease.Heart
2004;90:528 33.
40. Maahs DM, Ogden LG, Kinney GL, et al. Low plasma adiponectin level
predict progression of coronary artery calcification. Circulation 2005;111:
74753.
41. Chen MP, Tsai JC, Chung FM, et al. Hypoadiponectinemia is associated with
ischemic cerebrovascular disease. Arterioscler Thromb Vasc Biol
2005;25:821 6.
42. Efstathiou SP, Tsioulos DI, Tsiakou AG, Gratsias YE, Pefanis
AV,Mountokalakis TD. Plasma adiponectin levels and five-year survival after
first-ever ischemic stroke. Stroke 2005;36:19159.
43. Pischon T, Girman CJ, Hotamisligil GS, Rifai N, Hu FB, Rimm EB. Plasma
adiponectin levels and risk of myocardial infarction in men. JAMA
2004;291:1730 7.
44. Schulze MB, Shai I, Rimm EB, Li T, Rifai N, Hu FB. Adiponectin and future
coronary heart disease events among men with type 2 diabetes. Diabetes
2005;54:534 9.
45. Lawlor DA, Davey Smith G, Ebrahim S, Thompson C, Sattar N.Plasma
adiponectin levels are associated with insulin resistance, but donot predict
future risk of coronary heart disease in women. J ClinEndocrinol Metab
2005;90:5677 83.
46. Goldstein BJ, Scala R. Adiponectin : A novel adipokine linking adipocytes and
vascular function. J. Clin Endocrinol Metab 2004; 89 : 2563 8.
47. Nicklas BJ, Pennix BWJ, Cesari M, et al. Association of visceral adipose
tissue with incident myfocardial infarction in older men and women. Am J
Epidemiol 2004; 160 : 741 9.
48. Matsuzawa Y, Funahashi T, Shimumora I. Adiponectin and Metabolic
syndrome, Arterioscler Thromb Vasc Biol, 2004; 29 : 29 33.
49. Lindsay RS, Resnick HE, Zhang Y, et al. Adiponectine and coronary heart
disease : The strong Heart Study. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2005; 25:
15-6.
50. Kanaya AM, Fyr CW, Vittinghoff E, et al. Serum adiponectin and coronary
heart disease risk in older black and white Americas. J Clin Endocrinol Metab
2006; 91 : 5004 50.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

51. Stejskal D, Bartek J, Adiponectin in patients with various stage of coronary


heart disease comparison of its concentration in coronary arteries and
peripheral venous circulation. Biomed Papers 2003; 147 : 161-6.
52. Aryana GPS, Santoso A, Suastika K, et al. Plasma adiponectin
concentrations predict severity coronary heart disease manifestation among
geriatric coronary heart disease patients. Acta Medica 2006 : 437-8.
53. Iwashima Y, Katsuya T, Ishikawa K, et al. Assosiation of
Hipoadiponectinemia with smoking habit in men. Hypertension. 2005;45:
1094-1100.
54. Matsubara M, Maruoka S, Katayose S. Decreased Plasma Adiponectin
Concentration in Women with Dyslipidemia. J Clin Endocrinol Metab.
2002;87:2764-9.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Lampiran 1
MASTER TABEL

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Lampiran 2

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Lampiran 3

Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan


(Informed Consent)

Surat Persetujuan Ikut Penelitian


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: ....................................................................................

Alamat

: ....................................................................................

Umur

: ....................................................................................

Jenis Kelamin : ....................................................................................


Setelah mendapat penjelasan secukupnya serta menyadari manfaat dan resiko
dari penelitian :
PERBANDINGAN KADAR ADIPONEKTIN ANTARA ANGINA PEKTORIS
STABIL DENGAN SINDROMA KORONER AKUT
Saya dengan sukarela menyetujui untuk diikutsertakan dalam penelitian diatas.
Bila sewaktu-waktu saya sebagai pihak yang diteliti merasa dirugikan oleh pihak
peneliti maka saya berhak membatalkan persetujuan ini tanpa menuntut ganti
kerugian.
Medan,.............................. 2007
Peserta penelitian

(..............................................)

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Lampiran 4

PROFIL PESERTA STUDI


I. ANAMNESIS PRIBADI
Nama

: ..........................................................

Alamat

: ..........................................................

Tempat/Tgl.lahir

: ..........................................................

Jenis Kelamin

: ..........................................................

Pekerjaan

: ..........................................................

Suku

: ..........................................................

Status

: APS / SKA

II. ANAMNESE PENYAKIT:

DM

HIPERTENSI

MEROKOK

III. PEMERIKSAAN FISIK


Tekanan Darah

: ..........................................................

Berat Badan

: ..........................................................

Tinggi Badan

: ..........................................................

Lingkar Perut

: ..........................................................

IV. EKG
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
V. LABORATORIUM
Darah Lengkap

RFT : Ureum = ...............

Creatinin = ...................

KGD : Nuchter = ..............

2 jam PP = ...................

Lipid Profile : Cholesterol = ........................................


LDL Chol = ........................................
HDL Chol = .......................................
Trigliserida = .........................................

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Adiponektin :.................g/ml
Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


I. DATA PRIBADI
Nama

: Dr Corry Catharina Silaen

Tempat/ tanggal lahir

: Medan, 24 Mei 1969

Alamat kantor

: Fakutas Kedokteran USU


Jl Dr Mansur No. 5 Medan
Departemen Penyakit Dalam RSUP H Adam Malik
Jl Bunga Lau No. 17 Medan

Alamat

: Jl Sei Bahmendaris No 5 Medan

Telp/ Hp

061- 4536043 / 08126072531

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. SD Negeri Percobaan Sei Petani Medan

Ijazah

1982

2. SMP Negeri 1 Medan

Ijazah

1985

3. SMA Negeri 1 Medan

Ijazah

1988

4. Fakultas Kedokteran USU

Ijazah

1995

5. PPDS Ilmu Penyakit Dalam

Januari 2002 - sekarang

III. PENGALAMAN KERJA


1995- 1998 Kepala Puskesmas Parmonangan Kecamatan Parmonangan
Kabupaten Tapanuli Utara.
1999-2001

Kepala Puskesmas Sarulla Kecamatan Pahae Jae,

Kabupaten

Tapanuli Utara.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

IV. KEANGGOTAAN PROFESI


1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
2. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

V. KARYA ILMIAH DI DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM


1.

Corry C Silaen, Harris Hasan. Percutaneus Coronary Intervention In Two


Vessel diseases in patient with normal ECG Pattern. Kongres PAPDI.
Menado, August, 6 9th 2003.

2.

Corry C Silaen, Umar Zein, Josia G. Fever Pattern among HIV/ AIDS
Patients. Scientific Meeting PDPAI. Jakarta, November, 26 28th 2005.

VI. PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH.


1.

Peserta Simposium Pertemuan Ilmiah Tahunan III Bagian Ilmu Penyakit


Dalam. New Approach in Internal Medicine Year 2002. Medan, 7-9 Maret
2002.

2.

Peserta Simposium Advance Dyspepsia in General Practice. Medan, 18


May 2002.

3.

Peserta Simposium Pengenalan dan Penatalaksanaan Osteoporosis


Ditinjau dari berbagai aspek. Medan, 1 Juni 2002.

4.

Peserta Mini Simposium Perhimpunan Nefrologi Cabang Medan. A New


Approach to Asses The Antihypertensive Therapy. How Do The AIIRAs
Meet The Challenge?. Medan, 10 Agustus 2002.

5.

Peserta Simposium New Insight Into Coxib Therapy. Medan, 10 Agustus


2002.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

6.

Peserta Mini Simposia Kursus Kedaruratan Medik 1 Bidang Penyakit


Dalam. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
Cabang Sumut. Medan, 21 September 2002.

7.

Peserta

Launching

Symposium

The

Most

Potent

Antihistamine.

Perhimpunan Alergi Imunologi Cabang Medan, 08 Februari 2003.


8.

Panitia

dan

Peserta

Simposium

Pertemuan

Ilmiah

Tahunan

IV.

Peningkatan Profesionalisme Menyambut Era Globalisasi. Medan, 6-8


Februari 2003.
9.

Peserta Simposium Penatalaksanaan Osteoporosis Terkini. Medan 22


Februari 2003.

10.

Peserta COXIB Syposium. Re-shaping the treatment paradigm : A COXIB


Snapshot. Medan 5 April 2003.

11.

Peserta Simposium Current and ADVANCED Management of Gastritis and


Gastric Ulcer. Medan, 5 April 2003.

12.

Peserta PIT PAMKI, PETRI, PERPARI, dan PERALMUNI Medan, 19-20


Juli 2003.

13.

Peserta 2nd Asean Conference On Medical Science. Medan, 18-20 Agustus


2003.

14.

Peserta Simposium Bagian Kardiologi FK USU Heart, Brain and Kidney


Protection. Medan 25 Oktober 2003.

15.

Peserta Simposium The 2nd New Trend in Cardiovascular Management


The Integration of Cardiovascular Management. Medan 5-6 Desember
2003.

16.

Panitia dan Peserta Simposium Gastroenterohepatologi Update 2003.


Medan, 18-19 Oktober 2003.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

17.

Peserta Simposium The 2nd New Trend in Cardiovascular Management.


The Integration of Cardiovascular Management. Medan, 5-6 Desember
2003.

18.

Peserta DHF Course. Medan, 3 Maret 2004.

19.

Panitia dan Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan V 2004. Bagian Ilmu


Penyakit Dalam FK USU. Medan, 4-6 Maret 2004.

20.

Peserta Simposium Putting Patients First : A New Paradigm in Treatment of


Erectile Dysfunction. Medan, 14 Maret 2004.

21.

Peserta Simposium Pathophysiology and Clinical Management of Pain.


Medan, 18 Maret 2004.

22.

Peserta Simposium Psikosomatik dan Gangguan Jantung. Medan, 17 April


2004.

23.

Peserta KONAS VI, KONKER VI PERSADIA. Medan, 20-23 April 2003.

24.

Peserta Seminar TB 2004 dalam rangka memperingati hari TB sedunia


2004. Medan, 24-25 April 2004.

25.

Peserta Launching Symposium New Dimension in Management of


Hypertension and Metabolic Syndrome. Medan, 15 Mei 2004.

26.

Peserta Simposium Rational Approach in Management of Hypertension.


Medan, 19 Juni 2004.

27.

Peserta Simposium Mild Cognitive Impairment Practical Guideline and


Treatment Strategies. Medan, 26 Juni 2004.

28.

Peserta Simposium NSAID Gastropathy. Medan, 03 Juli 2004.

29.

Peserta Simposium LANTUS. Upaya mencapai kontrol glikemik optimal


pada pasien DM tipe 2. Medan, 10 Juli 2004.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

30.

Peserta Simposium Infection Update 2004. Strategi Pengenalan Infeksi


Menuju Indonesia Sehat 2010. Medan, 24 Juli 2004.

31.

Peserta Simposium Management of Diabetic Dyslipidemia. Medan, 28


Agustus 2004.

32.

Panita dan Peserta Gastroentero-Hepatologi Update 2004. Medan, 17-18


September 2004.

33.

Peserta dan Pembicara pada Clinical Course and Annual Meeting of


Nephrology 2004. Yogyakarta, 7-10 Oktober 2004.

34.

Peserta Simposium Pertemuan Ilmiah Tahunan ke V Ilmu Penyakit Dalam.


Awareness of Emerging and Reemerging Infectious Diseases. Medan, 4-6
Maret 2005.

35.

Panitia dan Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan VI Bagian Ilmu Penyakit


Dalam FK USU Dengan Penyegaran Ilmu Penyakit Dalam kita
meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Lebih Profesional. Medan, 3-5
Maret 2005.

36.

Peserta Simposium The 3rd New Trend Cardiovascular Management.


Medan, 6 Juni 2005.

37.

Peserta dan Pembicara pada KONAS PETRI/PERPARI/PKWI/PIT PAPDI


II. Surakarta, 20-24 Juli 2005.

38.

Panitia dan Peserta Workshop USG. Gastroentero-Hepatologi Update III.


Medan, 5 Agustus 2005.

39.

Panitia dan Peserta Gastroentero-Hepatologi Update III 2005. Medan,

40.

Peserta 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association.


Better Understanding in The Management of Cardiovascular Disease.
Medan, 19-20 April 2006.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

41.

Panitia dan Peserta Simposium Gastroentero-Hepatologi Update IV. Medan


8-9 September 2006.

Corry Catharina Silaen : Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma..., 2008
USU e-Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai