TERAPI LINTAH
TEORI DAN PRAKTEK
Pengalaman dan penelitian
Dokter, praktisi dan ahli biologi Jerman
Vita Sarasi
Bandung, 2011
Prakata
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Taala yang telah bersabda
dalam QS. An Nuur ayat 45 :
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan
dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Daftar Isi
PRAKATA .................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................ 6
1. PENDAHULUAN .............................................................. 11
Referensi Tambahan ..................................................................................12
2.
Pendahuluan ..............................................................................................13
Terapi Lintah pada Masa Eropa Kuno ........................................................15
Terapi Lintah pada Abad Pertengahan dan Modern .................................21
Terapi Lintah pada Saat Ini ........................................................................29
Terapi Lintah pada Saat ini di Indonesia ....................................................34
Referensi Tambahan ..................................................................................35
3.
Pendahuluan ..............................................................................................36
Sejarah Lintah ............................................................................................39
Anatomi dan Fungsi ...................................................................................43
Anatomi dan Fungsi Mulut ........................................................................46
Kulit, Otot, Syaraf dan Indra ......................................................................51
Perilaku, Habitat, dan Pemeliharaan .........................................................62
Reproduksi .................................................................................................73
Memelihara lintah dan mengembangbiakkan di pusat pembiakan ..........75
Referensi Tambahan ..................................................................................80
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1. Pendahuluan
Sejak dahulu sampai sekarang, penggunaan lintah medis (Hirudo
medicinalis) untuk pengobatan, atau lebih dikenal dengan Terapi
Lintah, sangat menarik perhatian masyarakat. Rahasianya ada pada
air liur lintah yang sarat dengan obat berbagai penyakit. Terapi ini
telah digunakan lebih dari 2000 tahun dalam sistem pengobatan
tradisional di Eropa (Gambar 1.1), Ayurveda (India) dan Cina.
Walaupun kemujarabannya telah terbukti, evaluasi secara ilmiah
perlu terus dilakukan sesuai dengan pengetahuan terkini.
Gambar 1.1
Seorang wanita menggunakan lintah
untuk mengobati penyakitnya.
Ukiran kayu ini dibuat oleh William van
den Bossche, yang dipublikasikan dalam
Historia Medica di Brussel, tahun 1638.
Sumber: Courtesy of NLM
Referensi Tambahan
1. Andreas Michalsen, Manfred Roth, Gustav Dobos, Medicinal Leech Therapy, Thieme,
Stuttgart, Germany, 2007
2. I.S. Whitaker, J.Rao, D. Izadi, P.E. Butler, Historical Article : Hirudo medicinalis : ancient
origin of, and trends in the use of medicinal leeches throughout history, British Journal
of Oral and Maxillofacial Surgery, 2004, p.133-137
3. Mller IW. Blutegeltherapie zwischen Empirie und Wissenschaft. Erfahrungsheilkunde
2002: 51(7): 462-271
1
2
Sumber: Wikipedia
Cairan atau setengah cair dalam tubuh berupa darah (blood), dahak (phlegm), empedu kuning (yellow
bile) dan empedu hitam (black bile)
Gambar 2.3.
Carl Linnaeus (1708-1778)
Bapak Taksonomi,
yang memberi nama
Hirudo medicinalis
Sumber : Wikipedia
Nyeri kronis yang umumnya menyerang sendi lutut, tumit dan jempol kaki
5
6
Sumber : Wikipedia
Sumber : Wikipedia
Scarifier,
sekitar 1840-1880,
Sumbangan : Mrs. D.
O.Bovenmyer.
7
8
Pisau yang dikokang dengan pegas seperti lancet (pisau bedah yang berujung kecil dan bermata dua).
Alat yang mempunyai satu atau lebih titik tajam untuk melakukan skarifikasi, yaitu membuat banyak
goresan atau tusukan kecil dan dangkal pada kulit seperti ketika memasukkan vaksin cacar
Gambar 2.7.
Kitab 'Canon of Medicine'
dari Ibnu Sina
Sumber : The Aga Khan Trust
for Culture
Prinsip aktif dari tubuh dan mediator di antara tubuh dan jiwa
Franois-Joseph-Victor Broussais
(1772-1838)
Sumber : Whitaker, 2004
darah penting jika energi vital atau substansi darah berlebihan dan
dapat diatasi dengan pengaturan makanan (diet).
Kelebihan darah akan menyebabkan demam, radang,
penyumbatan, kejang dan rasa nyeri, yang mengurangi stimulasi
(asthenia) secara tidak langsung dan menghambat aliran darah
pada penyakit ayan (apoplexy), asma dan kejiwaan. Sebenarnya
setiap penyakit dapat dianggap indikasi, tergantung paradigma
medis yang diterapkan.
Banyak sekali indikasi untuk terapi lintah, di antaranya radang
pangkal tenggorokan akut (laringitis), radang ginjal (nephritis),
nyeri ginjal (nephralgia), radang rahim (ovaritis) subakut,
perdarahan hidung (epistaxis), pembengkakan testis, gangguan
mata (opthalmia) dan akumulasi kelebihan darah di otak (Adams,
1988). Pada radang lambung akut (gastritis), direkomendasikan 2040 lintah. Terapi lintah juga dapat diterapkan pada batang testis
ketika terjadi radang testis (epididymitis), dan di pelipis saat
terserang radang mata (ocular inflammation).
Dokter Perancis ini biasanya meresepkan lintah pada setiap pasien
rawat inap. Akibatnya praktek menjadi berlebihan. Beberapa rekan
seangkatan menyebutnya vampirisme. Lebih dari 100 lintah
digunakan untuk satu sesi. Akibatnya, dalam setahun beberapa
juta lintah digunakan di Perancis, Inggris dan Jerman.
Broussaisisme, sebutan terapi lintah pada saat itu, terilhami desain
robes la Broussais. Lintah menjadi agen ekselen, bahkan
inspirasi mode. Gaun para wanita berasesoris bordiran lintah.
Bahkan di sebuah perkumpulan wanita, lintah dijadikan dekorasi
pakaian. Air liur lintah digunakan sebagai kosmetik untuk
memperbaiki kulit wajah yang pucat.
(b)
(d)
Gambar 2.9 Perbandingan pola warna dari Lintah Eropa dan Amerika
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 27
10
11
12
14
15
16
Jaringan, bersamaan dengan suplai darahnya, diambil dari donor kemudian ditransfer ke lokasi lain.
Berbagai tipe jaringan dapat ditransfer sebagai penutup kulit termasuk, kulit dan lemak, otot, syaraf,
tulang dan kombinasinya. Untuk semua jenis free flap, suplai darah dibentuk melalui bedah kecil
untuk menghubungkan kembali arteri (suplai darah ke dalam penutup kulit) dan vena (aliran darah
yang keluar dari penutup kulit). Free flap dapat menjadi sangat kompleks dan berlangsung lama,
sekitar 6 hingga 12 jam, atau lebih lama tergantung dari kompleksitasnya.
Pedicled flap melibatkan proses yang sama dengan free flap, namun pedicle (suplai darah) ke penutup
kulit tidak dipotong. Penutup kulit dapat dipindahkan secara langsung atau melalui kanal yang dibuat
di bawah kulit ke area yang rusak. Pedicled flap biasanya lebih cepat dilakukan dan lebih kuat, tetapi
tidak selalu dapat dilakukan, tergantung dari kerusakan dan anatomi.
Akumulasi cairan yang berlebihan atau abnormal seperti darah pada suatu bagian tubuh karena
obstruksi pengeluaran darah dari bagian tersebut. Disebut juga passive congesty
Suatu sistem perawatan kesehatan tanpa obat-obatan yang menggunakan banyak jenis terapi, seperti
hidroterapi, panas, pemijatan, dan herba yang tujuannya untuk mengobati seseorang seutuhnya
dengan merangsang dan membantu kapasitas penyembuhan dalam diri seseorang tersebut
18
Substansi cair yang telah melewati membran atau dikeluarkan dari darah sebagai akibat gaya
hidrodinamik. Transudate berbeda dari exudate yang ditandai dengan keadaan yang sangat encer dan
rendahnya kandungan protein, sel atau bahan padat yang berasal dari sel
Keluarnya cairan sel dan debris sel dari pembuluh darah dan pengendapannya di atau pada jaringan,
yang biasa terjadi akibat radang. Exudate berbeda dari transudate, ditandai oleh sejumlah besar
kandungan protein, sel atau bahan padat yang berasal dari sel
Gambar 2.9
Lintah mekanis
Referensi Tambahan
1.
Adams, S.L., 1988. The medicinal leech. A page from Annelids of internal medicine.
Ann. Int. Med., 109: 399-405.
2. Busing, K.H., W. Doll and K. Freytag, 1953. Die baklerien, flore der medizinischen
Blultegel. Arch. Mikrobiol., 19: 52-86.
3. Butler,et.el. Historical Article : Hirudo medicinalis : ancient origin of, and trends in the
use of medicinal leeches throughout history, British Journal of Oral and Maxillofacial
Surgery, 2004, p..133-137
4. Castiglioni, A., 1948. History of Medicine. trans. E.B. Krumbhaar. 2nd Edn., Knopf, New
York, pp: 672-698.
5. Glasscheib, H.S., 1964. The March of Medicine. 1st Edn. GP Putnams Sons, New York,
pp: 153-166.
6. Grunner, O.C., 1930. A Treatise on the Canon of Medicine of Avicenna Incorporating a
Translation of the First Book. 1st Edn., Luzac and Co., London, pp: 513-514.
7. Major, R.H., 1954. A History of Medicine. Thomas, 1: 146-146.
8. Munshi, Y., I. Ara, H. Rafique and Z. Ahmad, 2008. Leeching in the history-a review.
Pak. J. Biol. Sci., 11: 1650-1653
9. Rosdiana, A., 2011. Terapi Lintah. Seri Buku-57, Thibbun Nabawi Center, Pesantren Al
Quran Babussalam, Bandung.
10. Von Rosenstein, N.R., 1776. The Diseases of Children and their Remedies. 1st Edn., T.
Cadell London pp: 313.
3. Biologi Lintah
Pendahuluan
Ada sekitar 600 jenis lintah telah teridentifikasi, namun hanya
sekitar 15 jenis yang dapat digunakan untuk pengobatan (Arndt,
1940) (Gambar 3.1).
ada dua jenis lintah medis yang berbeda, yaitu Hirudo medicinalis
Linnaeus, 1758, dan Hirudo verbana Carena, 1829, yang saat ini
dapat diuji dengan analisis DNA (Gambar 3.2).
Sejarah Lintah
Lintah diasumsikan telah digunakan lebih awal dari yang
terdokumentasi, termasuk bukan oleh manusia. Karena lintah
adalah makhluk tanpa tulang belakang, penemuan Hirudinea
dalam fosil menjadi jarang.
Hanya ada dua penemuan pada periode Jurassic (sekitar 145 juta
tahun lalu), yaitu Epitrachys rugosus (Ehlers, 1869) dan
Palaeohirudo eichstaettensis (Kozur, 1970), yang membuktikan
struktur umum dari lintah pada jaman Jurassic sama dengan lintah
modern.
Berdasarkan penelitian, ternyata darah lintah dan manusia secara
mengejutkan memiliki kesamaan yaitu mengandung hemoglobin,
pembawa oksigen, yang larut dalam cairan pernafasan lintah,
namun disimpan dalam lapisan sel darah merah (erythrocyt)
manusia. Pada saat lintah menggigit manusia, ia akan memasukkan
kombinasi sekitar 30 zat kimia. Saat ini baru delapan zat yang
teridentifikasi struktur dan mekanismenya.
Calin adalah zat lain dalam air liur lintah. Fungsi utama dari protein
ini menimbulkan perdarahan lanjutan yang dapat berlangsung
hingga 12 jam. Sepintas, kita merasa heran mengapa lintah perlu
memproduksi cairan yang mengakibatkan perdarahan relatif lama.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 39
Lintah akan melepaskan diri dalam satu jam atau kurang dan tidak
lagi terhubung dengan suplai darah pasien, sehingga tidak memiliki
keuntungan langsung dari aliran darah tersebut.
Namun Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada manfaatnya.
Jawaban teka-teki ini mungkin adalah perdarahan lanjutan didesain
untuk menarik lintah lain, sebagai alat pemelihara kelangsungan
hidup populasi lintah. Namun, pergerakan air adalah tanda yang
telah dikenal untuk tujuan itu, sehingga tidak ada perlunya
memproduksi protein dengan fungsi yang sama. Jawaban lain
adalah perdarahan ditujukan untuk membantu pasien
membersihkan lukanya atau sebagai alat disinfeksi. Hal tersebut
dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi (sepsis20).
Hewan dan manusia memerlukan jutaan tahun untuk belajar
menghargai lintah sebagai terapis. Binatang ternak yang sendi
tulangnya sakit terlihat pergi ke tempat berair yang dikerumuni
lintah. Berdasarkan laporan dari Yunani dan India, binatang ternak
membiarkan dirinya digigit lintah selama beberapa lama, agar
dapat pergi dengan langkah yang lebih ringan. Banyak anjing
berdiam diri (Gambar 3.4) ketika lintah ditaruh di tubuhnya, karena
secara instinct21 tahu lintah akan menolongnya. Pada jaman batu,
manusia mengembangkan berbagai teknik mengeluarkan darah,
dengan atau tanpa lintah. Mereka menganggapnya sebagai
metode sederhana untuk mengeluarkan ruh jahat.
20
21
Adanya mikroorganisme patogen (pembawa penyakit) atau toksin di dalam darah atau jaringan lain
yang dapat masuk melalui infeksi, misalnya Aeromonas, atau melalui kontaminasi kedua.
Pola bawaan berupa perilaku responsif terhadap rangsangan khusus
Biasanya perubahan dari bagian (c) ke (a) terjadi sangat halus dan
perlahan.
Setiap kali makan, lintah dapat menghisap banyak darah, hingga 10
kali berat badannya. Ini membuat lintah dapat bertahan hingga
dua tahun di antara waktu makan. Cara makan yang hemat ini
berhubungan dengan keterbatasan suplai mamalia dan
direfleksikan melalui struktur tubuh yang sederhana namun sangat
menguntungkan (Gambar 3.5). Tubuh Hirudo hampir seluruhnya
terdiri dari dinding ganda berupa tabung pencernaan.
Usus depan, usus tengah (perut) dan usus belakang adalah organ
yang memiliki volume terbesar, dalam keadaan kosong maupun
penuh. Usus depan meliputi mulut, kerongkongan, dan esophagus
(antara kerongkongan dan perut), panjangnya kira-kira dua
persepuluh tubuh. Usus tengah (perut) terdiri dari 10 pasang
kantung tidak berlubang yang panjangnya lima persepuluh tubuh.
Bagian ketiga, usus belakang, panjangnya tiga persepuluh tubuh.
Hanya ada satu jenis bakteri dalam perut lintah yang dapat hidup
untuk jangka panjang, yang diperlukan lintah untuk mencerna
makanannya yaitu Aeromonas biovar sobria veronii (dulu disebut
Pseudomonas hirudinis dan beberapa nama lain).
Perut lintah adalah ruang penyimpanan yang sangat besar,
sehingga memungkinkan lintah bertahan selama beberapa tahun
tanpa makanan. Ini berhubungan dengan usus belakang, tempat
pencernaan berenergi rendah dilakukan tanpa memerlukan
oksigen bebas (anaerobik). Walaupun isi perut lintah dikosongkan,
ia dapat hidup beberapa bulan dengan unsur di dalam tubuhnya.
Lintah memiliki penghisap kecil di bagian depan yang mengelilingi
mulutnya sebagai titik tertinggi. Anus ada di bagian atas penghisap
belakangnya. Lintah juga memiliki organ pengeluaran (nephridia)
dan organ reproduksi hermaphrodit (jantan dan betina).
Pernafasan dilakukan melalui dinding tubuh. Hemoglobin larut
dalam oksigen yang diangkut ke seluruh tubuh melalui jaringan
kapiler yang dapat mengerut. Sebagai hewan invertebrata, lintah
memiliki tubuh lembut tanpa tulang belakang. Struktur tubuh dari
Hirudinea mirip dengan cacing tanah (Annelida, Oligochaeta),
menunjukkan adanya segmentasi. Tubuh lintah terdiri dari 34
segmen. Segmen ke 9-11 membentuk clitellum, organ yang
bertanggung jawab untuk mengeluarkan kepompong yang hanya
terjadi pada musim panas. Tujuh segmen terakhir membentuk
penghisap besar di bagian belakang.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 45
Lapisan cincin kedua, terdiri dari 105 cincin luar (annuli) yang
menutupi segmen dalam. Setiap segmen diselubungi lima cincin
luar, yang dapat membentang seperti akordion, terdiri dari kulit
untuk menampung sejumlah besar darah yang dihisap selama
proses makan. Annuli juga membantu lintah bergerak. Dari luar
terlihat pembagian segmen dalam berupa pola oranye merah,
kuning langsat, hitam yang berulang-ulang dari Hirudo verbana dan
Hirudo medicinalis. Tidak ada dua pola yang benar-benar sama. Di
bagian dalam, pembagian segmen ditunjukkan oleh pengaturan 32
syaraf, kandung kemih, organ pengeluaran (nephridia) dan kantung
berisi benih (seminal vesicle).
Tidak seperti anatomi besar lintah yang sederhana, ternyata
struktur individunya sangat kompleks. Sistem syaraf pusat penting
untuk keberhasilan perburuan, menentukan lokasi musuh, dan
koordinasi umum yang dikembangkan dengan spesialisasi sangat
sempurna. Bagian kepala bertugas untuk melekat, menggigit,
mengeluarkan, menghisap, juga berfungsi sebagai penggerak yang
terdiri dari indra perasa, penerima suhu, dan mata, yang
terhubung dengan syaraf kerongkongan yang letaknya lebih
rendah. Otot dinding tubuh yang kuat membantu lintah untuk
berenang, merayap, bernafas dan melekat pada mangsa dan
struktur lainnya.
Atmosfer adalah satuan tekanan yang dihasilkan oleh atmosfer bumi pada permukaan laut, 1 atm
5
setara dengan 1,01325x10 pascal (sekitar 760 mm Hg)
Gambar 3.7.a
Penghisap mulut
menempel di kaca. Otot
kerongkongan
berkontraksi berirama
menciptakan tekanan
menghisap.
Foto : C. Morkel
Gambar 3.7.b
Gambar 3.7.c
Segmen rahang lintah
memiliki hingga
80-100 gigi kecil yang kuat,
dilihat dari sudut pandang
belakang.
Foto : E. Schulte
Air liur lintah diproduksi dalam sel kelenjar yang terpancar dan
terpisah membentuk kelenjar besar. Pembukaan luar yang
bersilangan dengan pertemuan gigi di antara pasangan gigi adalah
pori-pori akhir saluran pusat, yaitu bagian akhir pembuluh
pengeluaran sel kelenjar. Otot yang berlawanan pada dasar rahang
bekerja bersama menggerakkan bagian belakang rahang dengan
gerakan setengah lingkaran. Melalui aktivitas otot ini, daerah
kontak relatif kecil dari rahang berbentuk lengkungan setengah
lingkaran menembus kulit semakin dalam dan dalam. Penembusan
yang berturutan ini memiliki dua keuntungan berbeda : pertama,
membutuhkan tenaga lebih sedikit dibandingkan dengan rahang
yang berbentuk lurus. Kedua, mangsanya merasa lebih nyaman
dan tidak merasakan gigitan, sehingga ada kesempatan lebih besar
bagi lintah untuk pergi tanpa terlihat. Air liur lintah juga
mengandung zat bius (anestetik). Secara mekanis, struktur anatomi
bekerjanya seperti pipet kecil efisien, mengijeksi zat kimia ke
dalam luka. Tidak ada alat bedah mikro dapat berfungsi kompleks
dengan presisi tinggi seperti ini.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 49
25
Lapisan otot/urat yang terdiri dari urat/otot yang berbentuk annular (cincin), longitudinal
(memanjang/garis bujur) dan radial (roda), yang memiliki konsentrasi tertinggi dari tipe otot yang
berbeda dalam tubuh lintah.
1 Hertz yaitu 1 siklus tiap detik
sangat elastis
berfungsi untuk pernafasan
sebagai penghalang untuk melawan zat merugikan dan infeksi
berwarna untuk tujuan penyamaran
26
untuk osmoregulasi dan regulasi pertukaran zat kimia dan gas
berfungsi seperti organ tunggal indra yang sempurna
untuk melawan serangan mekanis
pelindungi lapisan luar (cuticula)
alat untuk mengenali jenis
untuk menghindari dehidrasi dan melindungi lintah selama
hibernasi di musim dingin dan periode istirahat di musim panas
Pemeliharaan konsentrasi partikel yang bersifat osmosis aktif di dalam suatu larutan dinyatakan dalam
bentuk osmol solut per liter larutan oleh organisme sederhana atau oleh sel tubuh dengan menjaga
medium sekelilingnya
Gambar 3.8
Pola kamuflase
dari Hirudo verbana.
Foto : M. Roth
Gambar 3.9
Hirudo verbana (kiri)dapat dibedakan secara jelas denganHirudo medicinalis
(kanan)berdasarkan pada perbedaan pola warna pada permukaan tubuhnya
Sumber : Michalsen, dkk, 2007
Gambar 3.11
Diagram bagian tengah tubuh lintah medis
27
28
Gambar 3.12
Foto : M.Roth
Gambar 3.13.a
Gambar 3.13.b
Foto : E.Schulte
Gambar 3.13.c
Penampakan lintah saat
hampir selesai makan.
Panjang total kira-kira 10
cm. Diameter penghisap
depan (kiri) kira-kira 0,6 cm.
Kulit menggelembung dan
lembut karena makanan
yang dihisap. Permukaan
kulit basah, karena tetesan
kecil lembab dari cairan
serum manusia. Ketika
perutnya penuh, berat lintah
dapat sepuluh kali berat
semula
29
Aplikasi bedah lintah; praktek memotong lintah untuk mengosongkan darahnya ketika mereka sedang
terus menghisap
Reproduksi
Hirudo medicinalis dan Hirudo verbana tidak bersifat
hermaphroditic secara simultan, namun protandrous. Dengan kata
lain, lintah pertama kali berkelamin jantan, kemudian betina.
Lintah mencapai kematangan seksualnya pada usia dua hingga
empat tahun, tergantung frekuensi dan kualitas makanan yang
dikonsumsi. Darah mamalia penting untuk kematangan seksualnya.
Lintah tidak bereproduksi dengan menghamili diri sendiri tapi
bersetubuh dengan lintah lainnya. Persetubuhan biasanya terjadi
di bulan musim panas, baik di dalam maupun di luar air dan dapat
berlangsung selama 18 jam. Karena lintah dapat menyimpan
sperma di dalam kandung telurnya, waktu antara persetubuhan
dan peletakan telur dapat berkisar antara satu hingga sembilan
bulan. Telur diletakkan dalam kepompong, biasanya disimpan
dalam lubang yang digali di tanah pinggir kolam. Kepompong
diproduksi oleh clitellum, daerah kaya kelenjar yang berlokasi di
depan tubuh lintah. Dengan kontraksi otot yang cepat, cairan
berlimaph yang keluar dari clitellum dikocok dan berubah jadi krim.
Lintah lalu menginjeksi 10-30 telur dan zat putih telur hirudoin
yang bergizi ke dalam kepompong. Setelah lintah mencabut
injeksinya, hirudoin berangsur-angsur menjadi keras dan berubah
menjadi putih dan coklat kekuningteluran. Kepompong yang
tersimpan memiliki lapisan yang halus dan terisi oleh zat protein
kenyal berwarna coklat kekuningteluran. Kepompong menyimpan
air dan melindungi embrio dari dehidrasi.
Ketika bermunculan dari kepompong, ibu lintah membuat dua
lubang kecil pada masing-masing kepompong yang sekarang
berbentuk oval. Lubang berdiameter sekitar 0,5-1 mm, menolong
lintah muda untuk membebaskan diri dari kepompong. Setelah
perkembangan mencapai kesempurnaan, lintah yang baru menetas
memiliki panjang 1-2 cm dan diameter 1-1,5 mm. Mereka tidak
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 73
Gambar 3.15
Klaster lintah muda berusia kira-kira 4 minggu. Panjangnya 2 cm.
Mereka telah berkembang sempurna, walaupun belum memiliki organ seks.
Mereka tidak akan mengalami metamorphosis. Lintah muda dan tua membentuk klaster
berdasarkan kondisi yang berbeda. Foto : M.Roth
Gambar 3.16.a
Akuarium lintah bernama Mata Lintah
buatan perusahaan ZAUG, Biebertal, Jerman
dapat menampung hingga 20 lintah.
Sistem yang terbuat dari lensa ini selain
indah dilihat juga cocok untuk penyimpanan
jangka panjang.
Foto : M.Roth
Gambar 3.16.b
Bejana lintah terbuat dari tanah liat,
dapat menampung hingga 30 lintah.
Lubang-lubang di dalamnya memiliki
permukaan tajam, untuk membantu
lintah berganti kulit. Bagian luarnya diisi
air, bagian dalamnya dapat dimasukkan
dan dikeluarkan sesuai kebutuhan,
sehingga mudah mengganti air.
Foto : M.Roth
3. Makanan lintah
Karena lintah dapat bertahan hingga dua tahun tanpa makanan,
umumnya tidak perlu memberi makan mereka.
Referensi Tambahan
1. Arndt W., Die Rohstoffe des Tierreichts- Als Heilmittel gebrauchte Stoffe (Bd.2. Blutegel).
Berlin : 1940.
2. Kutschera U. Species concepts: leeches versus bacteria. Lauterbornia : 52 :1-5.
3. Mller IW. Handbuch der Blutegeltherapie. Heidelberg : Haug : 2000
Gambar 4.1.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk terapi lintah,
yang harus dikumpulkan sebelum terapi dimulai
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 82
Berkurangnya fungsi sambungan tulang sendi tangan, cirinya adalah goresan yang mengakibatkan
kemerosotan secara cepat permukaan sambungan dengan tulang baru di persambungan
Jika akan menerapi daerah yang kecil, lintah yang digunakan hanya
satu ekor. Genggam bagian ekor lintah di antara jempol dan jari
telunjuk secara lembut, dengan kain jika diperlukan, dan
rendahkan kepalanya (lebih sempit dan ujungnya lancip) ke arah
target. Kemudikan lintah kembali pada target sampai ia menggigit
dan mulai makan. Tempat aplikasi yang basah, kadang-kadang
membantu lintah menggigit lebih cepat.
Jika lintah menempelkan penghisap pada tempat yang salah tetapi
belum menggigit, terapis dapat dengan hati-hati memasukkan
kuku jari di pinggir bawah penghisap untuk melepaskannya. Tipuan
lain adalah potongan lubang film dan plester yang diatur hingga
lubang berada di atas tempat yang diinginkan (misalnya
persambungan jempol pada pasien dengan rhizarthrosis). Pipa kaca
kecil, alat semprot sekali pakai yang bagian bawahnya dipotong
(Gambar 4.2) atau mangkuk kecil dapat digunakan, agar dapat
menyeleksi satu atau lebih lintah pada satu atau lebih daerah
target secara selektif. Sebelum memindahkan mangkuk, terapis
perlu memeriksa apakah lintah sudah mulai makan.
Gambar 4.2
Alat semprot sekali pakai untuk membantu
lintah menggigit di titik yang tepat
Proses Makan
Lintah sebaiknya tidak diganggu pada saat makan. Jika
memungkinkan, sebaiknya ditutupi kain dan kapas untuk
melindungi lintah dari dingin dan cahaya, juga melindungi kulit
pasien dari kedinginan. Material yang menutupi juga menyerap
cairan encer yang dikeluarkan lintah pada saat makan (air dan
kelebihan serum darah). Pasien sebaiknya berada dalam posisi
yang nyaman dan lintah memiliki cukup tempat untuk makan
tanpa risiko lepas atau remuk.
Catatan : serum darah yang dikeluarkan lintah berpotensi untuk
menyebabkan infeksi sebagaimana darah itu sendiri. Karena itu,
terapis sebaiknya melakukan pencegahan yang diperlukan.
Setelah selesai makan, lintah akan segera meninggalkan pasien,
biasanya memerlukan waktu sekitar 20-60 menit. Pada bagian
tubuh yang berlimpah dengan darah, lintah dapat selesai makan
dalam waktu 10 menit, tetapi pada kondisi yang tidak diinginkan,
lintah dapat makan lebih dari dua jam. Kadang-kadang lintah yang
telah kenyang akan tetap menempel dan tanpa gerakan. Tepukan
atau sentuhan lembut dengan kain dapat menolong lintah untuk
bangun dan meneruskan makan atau melepaskan diri. Jangan
menggunakan kekerasan untuk membuat lintah melepaskan
gigitannya. Ini dapat mengakibatkan komplikasi infeksi. Kekerasan
juga dapat membuat lintah memuntahkan isi perutnya ke dalam
luka, yang menyebabkan infeksi. Cara yang tepat untuk membuat
lintah melepaskan diri adalah menggoyangkan dengan lembut
seluruh tubuhnya beberapa kali atau melepaskan penghisap
belakangnya dengan kuku jari secara lembut, sehingga lintah akan
terdorong ke bawah dengan berat badannya. Lintah lalu
menjatuhkan diri dari pasien dengan kemauannya sendiri. Para ahli
menyarankan tidak menggunakan garam atau bahan lain untuk
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 87
Setelah terapi
Tiga rahang lintah membuat bekas luka tiga gigitan. Setelah lintah
melepaskan diri, biasanya terjadi perdarahan akibat luka bekas
gigitan, yang akan berhenti sekitar 3-12 jam. Perdarahan lanjutan
dapat terjadi lebih dari 24 jam jika digunakan lintah yang lebih
besar. Pengeringan darah secara perlahan adalah bagian penting
dari terapi. Menurut pengalaman pada ahli, pemberhentian
perdarahan lebih dini biasanya akan membawa efek terapi yang
lebih buruk dan tingkat infeksi yang lebih tinggi. Aliran darah
mengurangi penyumbatan vena dan mencegah komplikasi dengan
mengeluarkan bakteri yang mungkin memasuki luka.
Jika aliran darah yang keluar lancar, maka terapis dapat menutup
luka secara longgar, dan memeriksa tingkat perdarahan 15-30
menit kemudian. Jika memuaskan, pasien dapat mengenakan
pembalut longgar. Pengurangan dan peningkatan gejala sebagai
respon terapi menyebabkan pasien bergerak berlebihan dan dapat
meningkatkan perdarahan. Sebagai pencegahan, pasien disarankan
agar tidak mengkonsumsi cairan, karena dapat merangsang aliran
darah, sehingga meningkatkan pengeluaran air. Pasien juga
diperingatkan bahwa tekanan darahnya akan sedikit lebih rendah
setelah terapi, karena pengaruh istirahat dan terjadinya
perdarahan pada luka.
Pembalut utama sebaiknya terdiri dari kain steril yang ditutupi
dengan beberapa cm kain kasa yang cukup besar dan tebal untuk
dapat menyerap semua darah yang keluar dari luka. Lapisan kain
sebaiknya longgar dengan pembalut kasa yang tidak ketat agar
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 88
Jaringan parut dengan bentuk tidak teratur yang jelas meninggi dan membesar secara progresif, akibat
pembentukan kolagen yang berlebihan dalam lapisan korium selama perbaikan jaringan ikat
Pembuangan atau hilangnya pigmen (zat pewarna yang normal atau abnormal pada tubuh)
Referensi Tambahan
1.
2.
Dr. Nurdeen Deuraseh, Health and Medicine in The Islamic Tradition based on the Book
of Medicine (Kitab al-Tibb) of Sahih al-Bukhari, UPM, Selangor, Malaysia
E. Wittke-Michalsen, The Technique of Leech Therapy, Medicinal Leech Therapy,
Thieme, Germany, 2007.
Sumber : Wikipedia
34
Varicose vein adalah vena yang bengkak dan berkenjal-kenjal, biasanya terjadi di kaki (paha dan betis),
pergelangan kaki dan telapak kaki. Penyebabnya adalah sirkulasi darah yang melalui anggota tubuh
yang lebih rendah tidak kembali lagi ke jantung dan berkumpul di vena yang menggelembung. Dialami
oleh 40% wanita dan 20% pria yang menderita kelelahan, nyeri dan bengkak di tubuh bawah.
Pembentukan thrombus (bekuan darah yang bersifat stasioner di sepanjang dinding pembuluh darah)
Gambar 5.2
Perbandingan hasil terapi lintah, laser dan bedah pada varises
35
36
37
Penggunaan air untuk meregenerasi, merawat, dan memulihkan kesehatan, meliputi sauna, mandi uap,
berendam sambil duduk, merendam kaki dan aplikasi kompres air panas dan air dingin. Father
Sebastian Kneipp, rahib Bavaria abad ke-19, disebut sebagai Bapak Hidroterapi. Kneipp percaya
penyakit dapat disembuhkan dengan air untuk mengeliminasi sampah tubuh. Hidroterapi populer di
Eropa dan Asia dimana orang mengambil air pada pemandian air panas dan mineral. Di Amerika Utara
direkomendasikan sebagai perawatan tubuh oleh dokter naturopatik
Prosedur praktek
Identifikasi target tubuh yang akan diterapi sebaiknya dilakukan
ketika pasien dalam posisi berdiri, agar pembuluh darah berada
pada kondisi maksimum. Lintah tidak dianjurkan digunakan pada
vena yang terlihat jelas atau dapat diraba, tetapi sebaiknya di
tempat yang hampir mendekati (proksimal) atau di samping
39
Garis-garis yang memancar pada kapiler-kapiler di ekstremitas bawah, disebabkan oleh dilatasi
(pelebaran) vena, namun tanpa varikositas (pembengkakan abnormal) yang tegas
Gambar 5.3.a
Gambar 5.3.b
Jeruk limun
Kunyit
(Phlebitis),
penggumpalan
darah
Gambar 5.4
Phlebitis akut
Foto : Maryland Vein
Professionals
40
Ilmu yang mempelajari asal, sifat kimia, efek dan penggunaan obat
Gambar 5.6.
Chronic Venous Insufficiency
Ketidakmampuan katup vena untuk
menghindari arus balik darah
menyebabkan terjadinya
pengumpulan darah dan
peningkatan tekanan, yang akhirnya
bisa menjadi varises atau bisul vena
(venous ulcers)
Sumber : Scientia Advisors LLC
41
Garis-garis yang memancar pada kapiler-kapiler di ekstremitas bawah, disebabkan oleh dilatasi
(pelebaran) vena, namun tanpa varikositas (pembengkakan abnormal) yang tegas
42
0
Terapi penyakit menggunakan panas, biasanya dengan cara menaikkan suhu tubuh sampai di atas 45 C
43
Cairan bening dan sedikit kekuningan dalam pembuluh limfatik dan berasal dari cairan jaringan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 100
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 101
satu atau dua kali, tidak lebih dari delapan minggu setelah terapi
pertama. Jika pasien tidak merespon pada usaha terapi ketiga,
terapi selanjutnya juga tidak akan direspon, maka sebaiknya tidak
dilakukan. Karena lintah dapat digunakan beberapa kali (dua atau
tiga kali, tapi tidak lebih) pada pasien yang merespon terapi, maka
terapi dapat digunakan untuk menangani gejala nyeri sendi jangka
panjang. Namun tidak ada studi klinis yang membandingkan
keefektifan terapi lintah dibandingkan dengan terapi konvensional.
Pada prakteknya, sering pasien memberitahu terapis saat efek
terapi pertama telah hilang dan membuat perjanjian untuk terapi
selanjutnya. Interval antar terapi dua kali setahun adalah efektif
untuk banyak pasien dengan penyakit sendi. Alergi jarang
ditemukan, tapi dapat merupakan efek samping, jadi penting
melihat tanda-tandanya. Jika reaksi kulit meningkat setelah
beberapa terapi, maka interval terapi perlu ditambah dan
sebelumnya pasien diberikan anti alergi. Jika reaksi kulit semakin
buruk, terapi lintah harus dihentikan.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 102
Gambar 5.8.a.b
Lintah medis diletakkan di mata lutut
Foto : Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman
Gambar 5.9
Palpasi dan menggulung
lipatan kulit
(tes lipatan kulit Kibbler)
Foto: Rumah Sakit Essen-Mitte,
Jerman
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 103
Gambar 5.10.a
Kaki genu valgum
dan genu varum
Sumber : Oxford
Gambar 5.10.b
Pes anserinus
(daerah nyeri
ada dalam lingkaran)
Sumber : Core Concept
Gambar 5.10.c
Titik terapi lintah
untuk Gonarthritis
Sumber : Dr.Meher Prakash
Disebut juga "kaki angsa" yaitu gabungan tiga otot dalam permukaan tibia (dua tulang kaki yang paling
dalam dan tebal di antara lutut dan pergelangan kaki)
Retro Patellar Knee Pain adalah nyeri fisik dan atau perubahan biomekanikal pada persambungan lutut,
area di belakang lutut dimana patella (tulang berbentuk segitiga di depan lutut) dan femur (tulang
paha) bertemu. Nyeri ini dapat memburuk dengan aktivitas fisik dan duduk terlalu lama.
48
Patella, juga dikenal dengan pelindung lutut (knee cap) atau (knee pan) adalah tulang tebal berbentuk
lingkaran segitiga yang bergabung dengan tulang paha (femur) dan menutupi serta melindungi di
sekitar permukaan depan dari persambungan lutut. Ini adalah tulang lingkaran terbesar dalam tubuh.
49
Otot berkepala empat yang terletak di paha
47
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 104
Gambar 5.11
Otot berkepala empat
(kuadriseps)
Sumber : MendMeShop
50
Cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan zat radioaktif dan energi pancaran serta diagnosis dan
pengobatan dengan memakai radiasi pengion (mis sinar X) maupun bukan pengion (mis ultrasound)
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 105
lutut
(traumatic
Gambar 5.12
Kantung Baker dengan MRI
(magnetic resonance
imaging)
Sumber : Wikipedia
52
Juga dikenal dengan popliteal cyst, yaitu pembengkakan tidak kronis dari semi membran atau synovial
bursa yang terletak di belakang sambungan lutut. Ini diberi nama sesuai nama belakang seorang ahli
bedah yang pertama kali mengenalkannya, William Morran Baker (1838-1896)
Humerus : tulang yang memanjang dari bahu ke siku; scapula : tulang pipih berbentuk segitiga di
belakang bahu; periarthritis : peradangan jaringan di sekitar aorta (pembuluh darah yang keluar dari
ventrikel kiri jantung ke arteri cabang)
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 106
Gambar 5.13
Tempat terapi lintah pada bahu
Foto : Schnke M., dkk, Stutgart, Jerman, 2005
53
Salah satu dari kedua cuatan di bawah leher femur (tulang paha yang memanjang dari pelvis ke lutut)
merupakan tulang terpanjang dan terbesar dalam tubuh
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 107
Gambar 5.14
Titik terapi lintah pada pinggul
Foto : Schnke M., dkk, Stutgart,
Jerman, 2005
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 108
Gambar 5.16
Titik terapi lintah pada saddle joint di jempol (untuk rhizarthrosis)
Foto : Schnke M., dkk, Stutgart, Jerman, 2005
54
Metacarpus : bagian tangan antara pergelangan tangan dan jari, yang kerangkanya berupa lima tulang
silindris (metacarpal) dari carpus (persendian antara lengan bawah dan tangan yang terbentuk dari
delapan buah tulang) hingga phalanges (setiap tulang jari tangan atau jari kaki)
55
Saddle : struktur berbentuk pelana; joint : sambungan antara dua atau lebih tulang rangka terutama
tempat sambungan yang memungkinkan pergerakan satu atau lebih tulang
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 109
Gambar 5.17
Tulang belakang bagian pinggang:
Jumlahnya ada 5, strukturnya
lebih besar dan lebih kuat
dibanding tulang lain.
Tulang tersebut diberi nama
L1, L2, L3, L4, dan L5.
Sumber : Sasikhrisna
56
Metatarsus : bagian kaki antara tarsus (daerah persendian antara kaki dan tungkai bawah) dan jari kaki,
kerangkanya merupakan lima tulang panjang mulai dari tarsus sampai phalanges
57
Podagra atau gout (juga disebut penyakit orang kaya atau penyakit raja adalah penyakit yang
terjadi berhubungan dengan meningkatnya asam uric dalam darah yang ditandai serangan arthritis
kronis yang cirinya adalah berulang-ulangnya pembengkakan, halus dan merah. Biasanya menyerang
jempol kaki. Selain jari kaki, lutut, dan tumit, area lain yang diserang adalah jari dan pergelangan
tangan. Penyakit ini juga dapat terjadi dalam bentuk tophi (kristal asam uric yang keras dan tidak
menyakitkan), batu ginjal atau pembentukan batu asam urat kronis (urate nephropathy)
58
Pembengkakan pada persambungan interphalangeal, terdekat dengan ujung jari tangan dan kaki. Ini
merupakan tanda osteoarthritis dan disebabkan pembentukan osteophytes (tonjolan bertulang
berkapur) dari sambungan tulang rawan sebagai respon dari trauma sambungan yang berulang
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 110
Gambar 5.18
Polyarthrosis di jari
(Herbenden arthrosis)
di jari kedua tangan
kanan
Sumber : Wikipedia
Penyakit Rematik
Nyeri sendi karena rematik (rheumatoid arthritis)
Nyeri sendi karena rematik (polyarthritis kronis) bukan merupakan
indikasi jelas untuk terapi lintah. Penelitian yang lebih tua tidak
cukup membedakan antara peradangan dan pengaktifan daerah
yang fungsi sambungannya menurun, sedangkan penelitian yang
lebih baru menyarankan lintah sebaiknya tidak digunakan untuk
peradangan sambungan akut pada pasien dengan nyeri sendi
karena rematik. Gejala awal berupa pembengkakan dekat
(proksimal) sambungan yang lebih besar, tanpa ada peradangan
yang jelas terlihat dalam tes laboratorium, adalah indikasi
potensial untuk terapi lintah.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 111
Gambar 5.19
Lokasi sembilan pasang titik
yang ditentukan pada tahun 1990
oleh American College of
Rheumatology
untuk fibromyalgia
Sumber : Teresa Kaldis, MD
59
60
61
Nyeri dan kekakuan otot dan sendi yang bersifat difus (menyebar luas melalui jaringan atau struktur)
atau mempunyai beberapa titik picu
Berkenaan dengan hubungan jiwa tubuh, memperlihatkan gejala-gejala jasmaniah yang berasal dari
psikis, emosional ataupun mental.
Ilium dan sacrum, tiga tulang yang membentuk tulang pinggul
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 112
Gambar 5.20
Terapi lintah di siku (untuk epicondylitis lateral)
Foto : Ulrich+Company, Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman
62
63
Radang pada tonjolan pada tulang di sebelas atas kondilusnya (tonjolan bulat pada tulang biasanya
untuk membentuk sambungan dengan tulang lainnya)
Tonjolan bundar tulang yang terbentuk dari gabungan dengan tulang lainnya
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 113
Gambar 5.21
Tensor fasciae latae
dan otot di sekitarnya
Sumber : Wikipedia
64
Siku Golfer, atau medial epicondylitis, adalah kondisi peradangan siku yang mirip dengan tennis elbow.
Lateral epicondylitis, juga dikenal dengan tennis elbow, shooter's elbow dan archer's elbow, yaitu
kondisi dimana bagian luar dari siku menjadi nyeri dan rapuh. Biasanya berhubungan dengan
permainan tenis dan olah raga dengan raket lainnya, yang dapat terjadi pada setiap orang
65
Reaksi peradangan otot pada titik masuknya, dengan kerapuhan regional
66
Otot paha. Tensor : setiap otot yang meregangkan atau membuat tegang; Logat daerah menyebutnya
the coffee muscle (otot kopi) karena "latae" bunyinya seperti "latte
67
Selembar atau sehelai jaringan fibrosa seperti yang membentang di bawah kulit atau membentuk
pembungkus bagi otot dan berbagai organ tubuh
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 114
Timbul di dalam tulang belakang atau columna vertebralis, mulai dari cranium (tempurung kepala)
sampai coccyx (tulang ekor)
Kinesitherapy : pengobatan penyakit dengan gerakan pasif dan aktif seperti pengurutan dan olah raga,
juga disebut kinesiatric
70
Terapi panas, juga disebut thermotherapy, adalah penerapan panas pada tubuh untuk menghilangkan
nyeri dan meningkatkan kesehatan, dapat berbentuk kain panas, air panas, ultrasound, bantalan yang
dipanaskan, kemasan hydrocollator, pemandian pusaran air, dll
69
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 115
Gambar 5.22
Terapi lintah pada pinggang (lumbago)
Foto : Schnke M., dkk, Stutgart, Jerman,
2005
71
Berlebihnya tonus otot rangka, sehingga terjadinya peningkatan tahanan otot terhadap peregangan
pasif dan seringkali timbul refleks yang berlebihan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 116
Gambar 5.23
Lintah diletakkan secara bilateral pada otot
sabuk bahu yang nyeri dan secara
paravertebral sampai level C3-C5
Sumber : Quizlet
Rasa nyeri pada leher yang menyebar ke ekstremitas atas akibat penekanan akar syaraf pada medulla
spinalis cervicalis
73
Carpal tunnel syndrome adalah kondisi nyeri yang hebat pada lengan dan pergelangan tangan yang
disebabkan oleh syaraf terjepit. Sejumlah faktor dapat berkontribusi termasuk anatomi pergelangan
tangan seseorang, dan pola penggunaan tangan.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 117
Gambar 5.25
Kehilangan pendengaran dapat
terjadi jika gelombang suara
tidak mencapai telinga dalam
dan tidak diproses secara tepat
Gambar 5.26
Titik terapi lintah untuk
gangguan telinga di
belakang telinga
Gambar 5.27
Titik terapi lintah untuk
gangguan telinga di
sudut rahang depan
telinga
74
Suara bising di telinga seperti deringan, dengung, raungan atau bunyi klik, biasanya bersifat subjektif
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 119
Gambar 5.29
Gambar 5.29.b
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 120
Penghalangan arteri besar tidak di dalam koronari, aorta atau otak, dapat terjadi akibat atherosclerosis,
proses peradangan karena penyumbatan abnormal, pembentukan thrombus, embolis yang
menyebabkan kekurangan suplai darah (ischemia) kronis/akut
76
Ilmu perubahan bentuk dan aliran bahan seperti aliran darah melalui jantung dan pembuluh darah
77
Nyeri pinggang yang turun ke kaki biasanya dibagi dua: radicular dan pseudoradicular. Radicular adalah
tekanan pada akar syaraf yang menyebabkan nyeri syaraf. Jenis nyeri ini menjalar hingga ke lutut.
Pada pseudoradicular, nyeri turun ke kaki tapi tidak melewati lutut. Sumber nyeri tidak menekan
syaraf, tapi karena menurunnya fungsi atau peradangan karena perubahan sambungan.
78
Prosedur Fontane, atau Fontane/Kreutzer, adalah prosedur bedah yang dapat meringankan nyeri tanpa
pengobatan, digunakan untuk anak dengan kerusakan jantung bawaan kompleks. Ini meliputi
pengalihan darah vena dari atrium kanan ke arteri pulmonary tanpa melewati struktur ruang paruparu. Prosedur ini dijelaskan tahun 1971 oleh Dr Ren Fontaine dan Dr Kreutzer secara terpisah
sebagai teknik bedah katup tidak normal antara ventrikel kanan dan atrium kanan (tricuspid atresia)
79
Kematian jaringan, biasanya dalam jumlah besar, umumnya disebabkan oleh kehilangan suplai vascular
(nutrisi) dan diikuti invasi bakteri dan pembusukan
80
Defisiensi darah biasanya disebabkan konstriksi fungsional atau obstruksi aktual pembuluh darah
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 121
Penjelasan:
1. Nyeri ringan ketika berjalan
(claudication), gangguan
pembuluh darah yang tidak
sempurna;
2. Nyeri hebat ketika berjalan
dalam jarak pendek,
(intermittent claudication), nyeri
dipicu oleh jalan setelah jarak
>150 m pada tahap II-a dan
setelah <150 m pada tahap II-b;
3. Nyeri di kaki ketika beristirahat
(rest pain), meningkat ketika
anggota badan dinaikkan;
4. Jaringan biologis hilang
(gangrene) dan sulit berjalan.
Gambar 5.31
Peripheral Occlusive Arterial
Sumber : Wikipedia
Gambar 5.32.a
Gambar 5.32.b
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 122
Gambar 5.33
Hematoma
Sumber :
Graphicshunt
Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular, cacar api) adalah penyakit yang disebabkan virus
varicella-zoster. Setelah menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi
dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior (belakang). jika
imunitas seluler menurun, maka virus aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit . Di kulit,
virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi
cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus. Herper zoster cenderung
menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti
penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 123
Gambar 5.33.a
Herpes zoster
melepuh
di leher dan bahu
Sumber : Wikipedia
Gambar 5.33.b
Perkembangan herpes zoster. Kelompok
benjolan kecil (1) berubah melepuh
(2).Lepuhan yang berisi limfe pecah (3),
berkerak (4), dan akhirnya hilang
Postherpetic neuralgia kadang terjadi yang
berhubungan dengan kerusakan syaraf (5)
82
Cutis : kulit; viscus : berbagai organ dalam besar pada salah satu di antara tiga rongga tubuh khususnya
abdomen (perut)
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 124
Kebotakan (Alopecia)
Alopecia (Gambar 5.34), atau kebotakan, tidak berkaitan dengan usia, tapi karena
infeksi jamur atau ketombe. Sekitar 100 rambut secara alami hilang dari kepala
setiap hari, meskipun kulit kepala manusia rata-rata berisi antara 100.000 dan
150.000 rambut. Kebotakan genetik disebabkan kegagalan tubuh menghasilkan
rambut yang memadai. Penyakit ini umumnya lebih mempengaruhi pria
dibandingkan wanita, meskipun wanita juga dapat memiliki pola karakteristik
rambut rontok. Sekitar seperempat pria telah mengalami kerontokan saat berusia
30 tahun, sekitar dua pertiganya menjadi gundul atau botak.
Terapi lintah dapat memperbaiki sirkulasi darah pada titik botak (bald
spot), karena perkembangbiakan jamur di daerah tersebut. Terapi lintah
secara umum tidak terkait dengan perawatan terhadap alopecia, tetapi
tetap sangat efektif untuk meningkatkan sirkulasi darah sebagai hasil dan
pertahanan alami tubuh terhadap infeksi jamur.
Sumber : Klinik Multi Hirudo, Jakarta
Referensi Tambahan
1.
2.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 125
Ketegangan Otot
Otot membentuk 42% berat tubuh. Sekitar 424 jaringan otot
melintang membentuk organ jaringan utama (parenchymatous)
tubuh manusia. Dalam kerangka mekanis, otot membentuk
hubungan antara aktivitas statis (diam) dan motor (bergerak).
Hampir semua penyakit pada sistem kerangka otot ditandai
dengan rusaknya fungsi otot. Ketegangan otot dapat didefinisikan
sebagai variasi abnormal antara ketegangan dan pola otot.
Klasifikasi kuantitatif dari ketegangan otot dapat berguna untuk
menilai kecocokan terapi lintah pada pasien dengan nyeri kronis
dan ketegangan otot tulang belakang (vertebrogenik) (Tabel 6.1).
Tabel 6.1 Klasifikasi dari ketegangan otot
Tingkat
Klasifikasi
0
I
Normal
Ketegangan otot ringan
II
III
Sistem musculoskeletal (juga dikenal sebagai sistem lokomotor) adalah sistem organ yang memberikan
kemampuan untuk bergerak melalui sistem rangka dan otot. Sistem musculoskeletal menyediakan
bentuk, dukungan, kestabilan, dan pergerakan pada tubuh
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 126
84
85
86
87
Myofascial pain syndrome (MPS), juga dikenal sebagai Chronic myofascial pain (CMP), adalah kondisi
yang ditandai dengan kronis, pada beberapa kasus, nyeri yang sangat hebat. Ini berhubungan dengan
benjolan titik pemicu yang terlokalisasi dan kadang-kadang sangat nyeri dalam otot tubuh atau
jaringan penghubung yang dikenal dengan fascia. Gejala lain termasuk yang berkaitan dengan nyeri,
gerakan yang terbatas, dan gangguan tidur
Yang bersifat seperti koloid, berupa zat yang terdiri partikel yang kecil dan tak larut
Salah satu dari tali yang berkontraksi membentuk karakter otot
Otot tonic lebih lambat dari otot kejang sejak dimulai rangsangan hingga terjadinya tindakan, waktu
oto untuk beristirahat penuh akan menghentikan rangsangan dan kecepatan perpendekan maksimal
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 127
Otot phasic bekerja pada panggul (menggerakkan kaki bagian bawah dari bagian tengah ke sisi) dan
pemutaran bagian dalam. Otot phasic terdiri dari serabut otot kejang-cepat, dan lebih sesuai untuk
bergerak. Namun mudah mengalami hambatan dan cepat merasa lelah
89
Otot terangsang, tapi tidak ada pergerakan pada persambungan. Pada tipe konstraksi otot ini, tidak ada
perubahan panjang otot, dan tidak ada gerakan pada persambungan tetapi serabut otot terangsang.
Contoh dari gerakan isometric adalah mendorong dinding.
90
Iliopsoas adalah kombinasi dari tiga tulang: psoas major, psoas minor, iliacus. Otot ini berbeda dalam
abdomen (perut) tapi tidak berbeda pada paha. Kadang disebut otot pinggul belakang" atau"otot
pinggul dalam "
91
Berhubungan dengan sistem pengeluaran (air seni) dari tubuh
92
Lumbar hyperlordosis adalah kondisi yang terjadi jika punggung mengalami stres atau berat ekstra dan
ditahan di titik nyeri atau kejang otot. Lumbar lordosis adalah posisi postur tubuh yang biasa dimana
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 128
Gambar 6.1
Perbandingan antara
tulang belakang normal
dan Lordosis
Sumber : Innova Pain Clinic
Gambar 6.2
Facet syndrome
Gambar 6.3
Iliopectineal bursa
Sumber : Elsevier
Sumber : NeckSolutions
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 129
Jika sistem otot rusak, maka postur pasif dan mekanisme dukungan
harus mengarah pada penanggungan sepenuhnya tindakan
pengungkit tersebut. Pada semua gejala nyeri, tujuan utama terapi
adalah memutuskan lingkaran setan dari gejala yang terus
memburuk (Gambar 6.4).
Kontraksi sebagian dari bagian
tubuh yang bergerak
Rasa nyeri
Penghindaran gerakan
yang menambah nyeri
Merangsang
ketegangan otot
Reaksi otomatis
jaringan segmental
97
98
Gerakan berkontraksi dan melebar yang spontan dari pembuluh darah, tidak tergantung dari detak
jantung, syaraf atau pernafasan. Vasomosi pertama kali diteliti oleh Jones tahun 1852
Kondisi dimana ketegangan elastis dari sistem syaraf simpatetik (pusat) meningkat, ditandai dengan
ketegangan pembuluh darah
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 131
Periarthropathia humeroscapularis (PHS) adalah malfungsi (gagal berfungsi normal) dari sabuk bahu
karena penyakit pada jaringan periartikular dan kapsul sambungan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 133
Gambar 6.2.a
Gambar 6.2.b
Otot deltoid
Otot pectoral
Gambar 6.2.c
Otot rotator
Sumber : Wikipedia
Sumber : Wikipedia
Sumber : MedlinePlus
Dalam anatomi manusia, otot deltoid adalah otot yang membentuk kontur melingkar pada bahu.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 134
Referensi Tambahan
Bottenberg H. Die Blutegelbehandlung, 3rd ed. Stutgart: Hippokrates, 1983.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 135
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 136
Studi Kasus
Kasus 1
Seorang pasien wanita menderita tumor ganas (carcinoma) dekat
ujung hidung. Terapi yang dilakukan terdiri dari pembedahan dan
perbaikan lokasi kulit yang ditransplantasi (flap island). Setelah
pembedahan, terdapat tanda-tanda penyumbatan vena. Dua ekor
lintah diletakkan pada ujung hidung yang ditransplantasi untuk
mengalirkan kelebihan darah. Sirkulasi darah segera meningkat
secara signifikan dan pasien sembuh total tanpa ada komplikasi
lebih lanjut (Gambar 7.1-7.3).
Gambar 7.1-7.3.
Dua lintah diletakkan pada ujung hidung yang ditransplantasi (Kiri). Pada tahap
penyembuhan, bekas di daerah terapi masih terlihat, situasi sirkulasi dinormalkan dan
transplantasi dijalankan secara penuh (tengah). Setelah enam bulan proses penyatuan
berjalan sempurna (kanan) Foto : University Hospital Eppendorf, Hamburg, Jerman.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 137
Kasus 2
Seorang gadis pipi kanannya terluka karena digigit kuda. Gigi depan
kuda mengoyak penuh kekuatan penutup jaringan kulit di pipi
kanan dan meremukkan jaringan di daerah penutup tengah. Luka
langsung diterapi dan dijahit. Namun, penyumbatan vena
berkembang, menjadi ungu kehitaman, karena kekurangan darah
pada jaringan yang remuk. Terapi dengan satu gigitan lintah segera
dilakukan dan situasi sirkulasi menjadi normal kembali (Gambar
7.4-7.7). Setelah beberapa tahun, syaraf muka berfungsi normal
dan tidak ada kontraksi luka pada saat gadis itu tersenyum.
Gambar 7.4.
Seekor kuda menggigit pipi kanan seorang gadis
hingga terkoyak dan remuk
Gambar 7.6.
LIntah diletakkan di daerah bermasalah pada
penutup kulit (skin flap)
Gambar 7.5.
Perubahan ungu kehitaman di sepanjang sisi luka,
karena kekurangan darah secara serius dan
kematian sel (necrosis) pada jaringan yang terluka
Gambar 7.7.
Setelah beberapa tahun, seluruh penutup kulit dan
fungsi syaraf wajah utuh kembali. Tidak ada
kontraksi pada saat pasien tersenyum
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 138
Kasus 3
Kulit penutup bertangkai (flap pedicle) digunakan untuk
memperbaiki bagian tubuh pasien yang cacat. Penyumbatan vena
dapat terjadi bahkan sebelum dilakukan penggantian kulit. Setelah
terapi lintah dilakukan beberapa kali, sirkulasi darah meningkat
dan kondisi transplantasi menjadi terkendali. Teknik transplantasi
jaringan kulit bertangkai (flap pedicled tubed), dimana jaringan
suplai darah tidak dipotong tapi dibiarkan tetap melekat di tubuh
donor, dijelaskan oleh dokter gigi asal Berlin, Hugo Ganzer, pada
tahun 1917. Teknik ini saat ini jarang digunakan, tapi masih
berguna dalam sejumlah kecil indikasi (Gambar 7.8).
Gambar 7.8
Setelah terjadi perubahan warna ungu
kehitaman, dua lintah diletakkan di daerah
terjauh dari jaringan kulit penutup
Foto : University Hospital Eppendorf, Hamburg,
Jerman
Kasus 4
Seorang pasien yang terkena kanker ganas (sarcoma) dibedah kaki
kanannya. Kerusakan pada kaki kanan ditutupi oleh kulit penutup
yang dirotasi secara lokal. Kekurangan suplai darah menuju luka
(hypoperfusion) terjadi setelah operasi dalam daerah kritis
transplantasi. Terapi lintah segera dilakukan, menghasilkan
sirkulasi yang kembali normal. Keseluruhan organ yang
ditransplantasi berada dalam kondisi terkendali (Gambar 7.9 dan
7.10).
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 139
Gambar 7.9
Pemompaan darah yang buruk di daerah
kulit sepanjang batas transplantasi
Gambar 7.10
Terapi lintah menghentikan
pembatasan progresif karena proses
transplantasi dan menghindarkan
kematian jaringan (flap necrosis).
Kasus 5
Pasien memiliki kanker ganas (carcinoma) di daerah wajah bagian
kanan (Gambar 7.11). Terapi yang dilakukan terdiri dari
pemotongan dan rekonstruksi. Penutup kulit multilapis digunakan
untuk merekonstruksi bagian pipi dan pulau penutup kulit diambil
dari garis tawa (nasolabial)101 untuk merekonstruksi daerah dekat
lubang hidung dimana pipi bertemu dengan ujung hidung (nasal
alar)102. Suplai darah ke dalam pulau menjadi terhambat setelah
pembedahan. Lintah kemudian diletakkan di daerah pulau yang
suplai darahnya kurang. Akhirnya, penyembuhan luka dapat
diproses dengan signifikan, tanpa adanya kehilangan kulit.
101
Lipatan nasolabial, biasanya dikenal dengan "garis senyum" atau "garis tawa ", adalah bagian wajah.
Terdisi dari dua lipatan kulit yang ada di masing-masing sisi hidung menuju ke sudut mulut. Lipatan itu
memisahkan pipi dari bibir atas. Istilah nasolabial diturunkan dari bahasa Latin nasus yang berarti
"hidung" dan labium yang berarti "bibir"
102
Nasal alar adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan daerah dekat lubang hidung dimana pipi
bertemu dengan ujung hidung. Biasanya itu ditempat garis senyum atau tawa (nasolabial) dimulai
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 140
Gambar 7.11
Seekor Lintah medis diletakkan di bekas operasi jaringan flap
Foto : University hospital Eppendorf, Hamburg, Jerman
Kasus 6
Pasien yang sedang dimasukkan pipa ke dalam saluran rongga
tubuhnya (intubasi), atau tracheostoma (Gambar 7.12) menjalani
pembedahan tumor besar di daerah kepala dan leher. Kekurangan
suplai darah menuju lidah terjadi setelah pembedahan, yang
berhasil diatasi dengan meletakkan seekor lintah pada lidah.
Lubang mulut dihalangi dengan sebuah tampon untuk
menghindarkan lintah masuk ke dalam perut dan usus. Seorang
petugas mengawasi secara kontinu tempat diletakkannya lintah.
Gambar 7.12
Hipoperfusi (kurangnya sulai darah) dengan
perubahan warna biru kehitaman pada
lidah. Lintah diletakkan dekat dengan ujung
lidah.
Foto : University Hospital Eppendorf, Hamburg,
Jerman
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 141
Referensi Tambahan
1. Derganc M.Zdravic F. Venour congestion of flaps treated by application of leeches,
British Journal of Plastic Surgery 1960; 13:187-192
2. Sawyer RT. Johann Friedrich Dieffenbach. Successful use of leeches in plastic surgery.
British Journal of Plastic Surgery 2000; 63:245-247
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 142
8. Kontraindikasi
Pengetahuan mengenai kontraindikasi, atau jika pada pasien
ditemukan ada indikasi atau gejala penyakit berikut ini, maka
terapi lintah tidak dianjurkan, untuk menghindarkan terjadinya
kesalahan praktek yang dapat berakibat negatif.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 143
Gambar 8.1.a
Gambar 8.1.b
Minyak ikan
Daun Ginko
Sumber : Wikipedia
103
Ginkgo (Gingko Biloba) merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji
terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar
di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai
pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak berubah dari
fosil-fosilnya yang ditemukan.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 144
Infeksi akut
Pengalaman menunjukkan terapi lintah pada penyakit infeksi akut
akan mengakibatkan kelemahan pada pasien dan gangguan dalam
penyembuhan lukanya. Berdasarkan konsep yang lebih luas dari
104
Coronary artery disease (CAD); atau penyakit jantung atherosclerotic adalah hasil akhir dari akumulasi
bercak karena pengumpulan lemak secara tidak normal di selaput arteri (atheromatous plaques) yang
mensuplai myocardium (otot jantung) dengan oksigen dan nutrisi. Kadang-kadang disebut juga dengan
coronary heart disease (CHD), walaupun CAD adalah penyebab utama CHD dan bukan satu-satunya
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 145
105
Chemotherapy (kadang disebut cancer chemotherapy) adalah penanganan kanker dengan obat
antineoplastic atau dengan kombinasi obat ke dalam regimen penanganan yang terstandarisasi.
Umumnya chemotherapy membunuh sel yang berkembang sangat cepat, salah satu ciri kebanyakan
sel kanker. Ini berarti juga sel yang merugikan dan berkembang di dalam lingkungan normal yaitu sel
tulang belakang, saluran pencernaan dan kantung rambut. Efek samping berupa myelosuppression
(produksi sel darah berkurang), saat ini juga berkurangnya kekebalan tubuh (immunosuppression),
mucositis (peradangan dalam jalur pencernaan) dan alopecia (kerontokan rambut).
106
Sirosis hati adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati yang merupakan konsekuensi dari penyakit
kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal dengan jaringan fibrous,
sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh minuman
keras, hepatitis B dan C dan gemuk penyakit hati tetapi telah banyak kemungkinan penyebab lain.
107
Dalam dunia pengobatan, dialysis (dari bahasa Latin "dialusis", berarti disolusi, "dia", artinya melalui,
and "lysis" artinya membebaskan, adalah proses untuk membuang sampah dan kelebihan air dalam
darah, dan digunakan untuk penggantian buatan dari fungsi ginjal pada orang yang gagal ginjal.
Dialysis dapat digunakan pada orang yang mengalami gangguan ginjal akut stadium 5. Bentuk
selanjutnya dapat berkembang selama bulanan atau tahunan hingga transplantasi ginjal dapat
dilaksanakan atau kadang-kadang ini adalah satu-satunya dukungan pengukuran bagi orang yang tidak
dapat menerima transplantasi ginjal
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 146
Gambar 8.3
Kulit cortisone
Sumber : Dermaclub
108
109
Cachexia berasal dari bahasa Yunani kakos "buruk" and hexis "kondisi")[1] atau gejalanya
adalah kehilangan berat badan, pengecilan otot, kelelahan, kelemahan dan kehilangan nafsu makan.
Cortisone adalah hormon steroid. Salah satu dari hormon utama yang dilepaskan oleh kelenjar
adrenalin sebagai respon terhadap stres
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 147
Alergi
Alergi merupakan gangguan kepekaan atau reaksi yang berlebihan dari tubuh
terhadap benda-benda tertentu (alergen). Alergi sering menyerang orang yang
tubuhnya sensitif terhadap rangsangan-rangsangan dari luar ataupun dari dalam
tubuh. Reaksi yang berlebihan tersebut terulang kembali jika tubuh kemasukan
lagi benda asing (alergen) yang sama.
Penyebab
Alergen berupa bahan makan tertentu, debu, serbuk sari bunga, bulu binatang,
bantal kapuk, atau obat-obatan tertentu. Bahan allergen masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, suntikan atau terpapar kulit.
Gejala dan tanda-tanda
1. Gatal-gatal di kulit dengan bentol-bentol yang besar, atau kulit merah, panas
pada mata, rangsangan pada tenggorokan, sesak nafas, atau asma
2. Alergi yang berat menimbulkan kejutan alergi yang dapat membuat penderita
pingsan
Perawatan :
Hindari benda-benda yang dapat menyebabkan alergi. Jika disebabkan oleh
makanan atau obat-obatan tertentu, hentikan pemakaiannya
Pengobatan herba:
Untuk diminum : 15 g sambiloto, 30 g temulawak, kupas, potong-potong, 30 g
meniran, cuci bersih rebus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc lalu saring,
minum dua kali sehari. Atau 100 cc cuka beras hitam (rice vinegar), 30 g jahe
ditumbuh, gula merah secukupnya. Rebus semua bahan dengan 300 cc air hingga
mendidih, minum hangat-hangat.
Pemakaian luar : 60 g patikan Cina, 10 lembar daun sirih, cuci bersih, lalu rebus
dengan 600 cc air hingga mendidih, setelah dingin, gunakan untuk mencuci ruam
kulit yang gatal karena alergi. Atau 25 g kunyit yang tua, kupas, 30 g sambiloto
segar, cuci kunyit dan sambiloto hingga bersih, haluskan. Oleskan pada bagian
kulit yang gatal karena alergi.
Sumber : Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, Ramuan lengkap herbal taklukkan
penyakit, Pustaka Bunda, 2008.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 148
Kehamilan (pregnancy)
Terapi yang melibatkan pengambilan darah secara umum bersifat
kontraindikasi pada kehamilan. Selain itu, terapi lintah dapat
mengakibatkan efek samping yang membutuhkan penanganan
dengan obat kimia sintetis.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 149
Binahong :
Obat luka super ampuh !!
Cara pemakaian : daun dan batang
ditumbuk halus kemudian dioleskan
pada bagian yang sakit. Bahan ini dapat
digunakan untuk menyembuhkan
memar karena terpukul, kena api
(panas), rheumatik, pegal linu, nyeri
urat, perawatan kulit.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 150
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 151
Gatal-gatal lokal
Gatal-gatal sementara pada bekas gigitan lintah dalam beberapa
hari pertama setelah terapi adalah biasa dan jangan dianggap
sebagai reaksi alergi. Pada penelitian mengenai keberhasilan terapi
lintah terhadap pasien penderita nyeri karena menurunnya fungsi
sendi (osteoarthritis110) lutut, kira-kira 70% pasien yang diterapi
merasakan gatal-gatal lokal yang berakhir rata-rata dua hari
setelah terapi. Frekuensi gatal-gatal lebih kuat terjadi pada
persendian yang jauh dari struktur sentral atau bagian tengah
tubuh (peripheral), misalnya jempol. Berdasarkan penilaian
empiris, terjadinya gatal-gatal ini lebih berkurang pada persendian
besar dan daerah tulang belakang (vertebrogenik).
Pasien sebaiknya diberitahu efek samping terapi, sehingga tidak
menggaruk bekas gigitan lintah, khususnya setelah penutupan luka
110
Kerusakan tulang rawan yang kronis pada persambungan terjadi biasanya di usia pertengahan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 152
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 153
112
Vasovagal episode atau vasovagal response atau vasovagal attack (juga disebut neurocardiogenic
syncope) adalah ketidaknyamanan fisik karena adanya pengaruh syaraf campuran (vagus nerve). Jika
mengarah pada syncope (pingsan) dinamakan vasovagal syncope, tipe pingsan paling umum terjadi
Vasodepressor syncope: kehilangan kesadaran sementara waktu dalam jenis situasi yang khusus.
Situasi yang memicu terjadinya reaksi ini adalah berbeda-beda termasuk ketika diambil darah,
ketegangan sampai membuang air seni (urinating), gerakan usus atau batuk. Reaksi ini dapat juga
berhubungan dengan stres emosional atau nyeri
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 154
Kehilangan darah
Terapi lintah selalu berhubungan dengan tingkat kehilangan darah
tertentu, dimana secara medis tidak berbahaya dalam banyak
kasus. Pada percobaan klinis oleh Michelsen dkk, rata-rata
kehilangan hemoglobin adalah 0,7 mg/dL. Namun, pengamatan
yang diteliti secara terpisah berupa terjadinya perdarahan lanjutan
(afterbleeding) yang kuat dan turunnya hemoglobin113, karena
lintah secara tidak sengaja diletakkan langsung di vena permukaan.
Berdasarkan catatan Rumah Sakit Essen-Mitte, penurunan
hemoglobin yang secara klinis berbahaya adalah >3 mg/dL terjadi
setelah terapi lintah pada dua pasien, dimana salah satu pasien
membutuhkan transfusi darah (setelah diterapi dengan enam
lintah untuk nyeri karena penurunan fungsi (osteoarthritis) lutut.
Setelah ditelusuri ke belakang, salah satu pasien mengatakan
pernah mengalami perdarahan lama akibat luka di masa lalu. Pada
kasus yang lain, perdarahan lanjutan dari gigitan lintah berakhir
setelah 36 jam dan harus dihentikan dengan jahitan di kulit. Tes
pengentalan darah yang panjang lebar dilakukan tapi tidak
memperlihatkan adanya gangguan spesifik pengentalan darah.
Anamnesa (pengetahuan riwayat pasien) atas kejadian sebelumnya
mengenai gangguan perdarahan adalah penting, dan pasien
sebaiknya secara khusus ditanya mengenai hal itu. Jika anti
pengentalan darah diresepkan, maka sejumlah kecil lintah (tiga
hingga empat) sebaiknya digunakan pada awal terapi. Tekanan
darah sebaiknya selalu diukur sebelum melakukan terapi lintah dan
terapis sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 12 lintah dalam
satu kali terapi.
113
Senyawa protein yang terdiri dari heme dan globin yang memberikan karakteristik warna ada sel darah
merah, berfungsi utama mentransfer oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 155
Istilah medis untuk perdarahan di subkutaneus lebih besar 1 cm atau hematoma, biasanya disebut luka
memar, dapat berlokasi di kulit atau dalam jaringan lendir
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 156
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 157
Gambar 9.1.a.
Erysipelas di wajah
karena serbuan bakteri
Streptococcus
Gambar 9.1.c
Gambar 9.1.b.
Lymphangitis
Sumber : Academic of Lymphatic Study
Sumber : Wikipedia
Sumber : Wikipedia
Gambar 9.1.d
Dermatographic urticaria kadang-kadang
disebut "skin writing" (tulisan kulit)
Sumber : Wikipedia
Karakteristik ruam
mata sapi dari
erythema
Gambar 9.1.e
Ruam di punggung orang yang menderita
anaphylaxis.Sumber : Wikipedia
118
Dermatographic urticaria juga dikenal dengan dermographism, dermatographism, atau "skin writing"
adalah gangguan kulit pada 45% dari populasi dan salah satu tipe urticaria (kulit gatal) paling umum,
dimana kulit menjadi naik dan meradang jika dipukul, digores, digosok dan kadang ditampar
119
Menurut beberapa peneliti penderita gangguan psikovegetatif adalah 10-20% dari populasi. Gejala
yang umum adalah gelisah, tegang, gangguan tidur, lekas marah, dan reaksi emosi yang tidak normal.
120
Anaphylaxis adalah multisistem yang akut, reaksi alergi hipersensitif tipe I. Istilah berasal dari bahasa
Yunani ana, melawan, dan phylaxis, perlindungan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 158
Infeksi (sepsis)
Sepsis yang disebabkan oleh infeksi sistemik dari Aeromonas
hydrophila telah berulang-ulang diteliti yang terjadi setelah
penerapan terapi lintah dalam indikasi bedah rekonstruktif, tetapi
tidak dalam masalah terkait lain. Hal ini mendukung kesimpulan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 159
121
Dalam dunia pengobatan, comorbidity adalah kehadiran satu atau lebih gangguan (penyakit) sebagai
tambahan pada penyakit atau gangguan primer, atau efek dari gangguan atau penyakit tambahan
122
DNA gyrase, sering disebut gyrase saja, adalah enzim yang membebaskan dari ketegangan ketika DNA
strip ganda dibebaskan oleh kelompok enzim
123
Phlegmonous abscess berhubungan dengan peradangan jaringan penghubung subkutaneus akut
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 160
Luka
Jika luka akibat gigitan lintah tidak diganggu, maka biasanya cepat
mengering hingga sulit dilihat atau hanya berupa tanda bekas tiga
gigitan yang tidak terlihat dan akan hilang sama sekali dalam satu
hingga tiga minggu. Namun, jika penyembuhan luka terganggu
karena garukan atau infeksi luka lanjutan, maka luka akan tetap
terlihat untuk periode waktu yang lama. Perubahan kulit
berjerawat untuk beberapa bulan juga telah dilaporkan dalam
kasus terpisah. Pada suatu kasus, reaksi arthropod125 (Gambar 9.2)
permanen juga dilaporkan terjadi setelah terapi lintah.
Gambar 9.2
Reaksi gigitan serangga
Sumber : Skinsight
124
125
Bahasa Yunani "" artinya menjaga atau melindungi sebelum terjadi adalah prosedur
medis atau kesehatan publik dimana tujuannya adalah untuk mencegah daripada mengobati penyakit
Reaksi seperti gigitan atau sengatan serangga (arthropods)
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 161
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 162
Proporsi volume sampel darah dengan sel darah merah yang padat diukur dalam ml per dl dari darah
keseluruhan atau dalam persen
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 163
127
128
Timbulnya bayangan dua dimensi distribusi radioaktivitas dalam jaringan setelah pemberian
radionuklida internal, bayangan diperoleh dengan kamera skintilasi
Cairan kental transparan alkalis yang menyerupai putih telur, disekresi oleh membran sinovial dan
terdapat di dalam rongga-rongga sendi, bursa, dan selubung tendo
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 164
Protein nonantibodi yang dilepaskan oleh satu populasi sel ketika berkontak dengan antigen spesifik
yang bertindak sebagai perantara antar sel seperti pada pembentukan respon imun
130
Mengatasi radang dan demam di daerah permukaan tertentu
131
Berkenaan atau dengan melibatkan fasia sekitarnya dan berhubungan dengan jaringan otot
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 165
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 166
Singkatan dari Light amplification by stimulated emission of radiation, suatu alat yang memancarkan
cahaya dengan frekuensi berbedabeda menjadi sinar yang sangat kuat, kecil dan hampir tidak
berpencar dari radiasi monokromatik pada daerah yang dapat dilihat dengan semua gelombangnya
dalam satu fase. Digunakan sebagai alat pada tindakan pembedahan, diagnosis dan penelitian fisiologi
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 168
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 169
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 170
Gambar 10.1
Hasil dari studi awal terkontrol
dari pasien dengan osteoarthritis pada lutut.
Rangkaian nilai nyeri pasien yang diterapi dengan lintah
dibandingkan dengan terapi standar
Sumber : Rumah Sakit Essen-Mitte, Jerman
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 173
Gambar 10.2
Gambar 10.3.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 174
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 175
indikasi ini. Pada saat itu obat seperti ibuprofen dan allopurinol,
yang jadi standar pengobatan saat ini, belum tersedia. Di sisi lain,
studi klinis modern mengenai keefektifan terapi lintah untuk
radang sendi (arthritis) adalah kurang. Akibatnya, penggunaan
lintah hanya untuk kasus kronis dan penyakit yang sulit diatasi.
Artikel pada literatur tua dan yang lebih baru bertentangan satu
sama lain dalam hubungan dengan penggunaan terapi untuk
polyarthritis kronis (cP) dan arthritis rematik (rA). Sebuah pusat
penyakit rematik yang mengkhususkan pada terapi lintah
mengambil pendekatan yang tepat dalam menggunakan lintah
untuk menerapi cP. Pada studi yang telah disebutkan sebelumnya
terapi lintah menghasilkan peningkatan signifikan pada penyakit
pada daerah sambungan karena rematik dan pengurangan yang
menyertainya dalam parameter peradangan. Pada saat ini, data
dalam literatur tidak menyediakan bukti yang cukup dari
kemujaraban terapi. Para dokter di Rumah Sakit Essen-Mitte
menyarankan untuk menggunakan lintah langsung pada daerah
sambungan yang terkena peradangan akut, tetapi terapi lintah
dapat dicoba dengan tahap berselang setelah peradangan akut
mereda.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 179
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 180
Referensi Tambahan
Bottenberg H. Die Blutegelbehandlung. Stuttgart: Hippokrates, 1935.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 182
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 183
Eglins
Anti Faktor Xa
Anti komplemen
Anti carboxipeptidase A
Zat yang
diperkirakan
komponen air liur
Zat seperti
histamine
Destabilase
Hirustasin
Bdellins
Hyaluronidase
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 184
(10)
(5)
(9)
(8)
(7)
(6)
(8) Pori-pori di antara pasangan gigi
individu membentuk pembukaan
pembuluh pengeluaran sel air liur, dilalui
berbagai zat kimia air liur yang dikeluarkan
ke dalam luka gigitan.
(4)
(3)
(2)
(3) Dalam waktu 2 tahun,
darah telah dicerna dan lintah
mulai mengkonsumsi cairan
dalam tubuhnya. Koloni
Aeromonas sebagian besar
hilang dan bakteri lain
mungkin membuat koloni di
perut dan usus lintah
(1)
Ph = Faring
Sz = Sel air liur
(2)
Serum dan Amoniak dikeluarkan selama darah
dikonsumsi. Produksi air liur dan nafsu makan
lintah mencapai titik tertinggi pertama kira-kira
3 bulan setelah mengkonsumsi darah. Perlu
waktu 2 tahun untuk mencerna makanan.
Lintah yang telah digunakan sebaiknya tidak
digunakan lagi
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 185
136
Protoplasma dalam tubuh makhluk bertulang belakang yang berguna untuk penggumpalan darah
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 187
137
Protein putih berbentuk selaput yang tidak mudah larut dibentuk oleh aktivitas thrombin pada
fibrinogen ketika darah menggumpal, ia membentuk jaringan yang memerangkap sel darah merah dan
trombosit.
138
Setiap enzim yang mengkatalisasi (percepatan reaksi kimia yang ditimbulkan keberadaan material yang
secara kimiawi tidak berubah pada akhir reaksi) pemisahan protein ke dalam fraksi peptide dan asam
amino yang lebih kecil dengan proses proteolisis
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 188
Gambar 11.3
Ekstrak hirudin dan industri pengguna
Foto : Agrotek BK Enterprise
Referensi Tambahan
1.
2.
3.
4.
Baskova IP, Zavalova II. Proteinase inhibitors from the medicinal leech Hirudo
medicinalis. Biochemistry 2001: 66 : 703-714.
Kraemer BA, et.al. Use of leeches in plastic and reconstructive surgery : a review:
J. Reconstr Mocrosurg 1988 : 4: 381-386
Markwardt F. Pharmacology of hirudin : One hundred years after the first report
of the anticoagulant agent in medicinal leeches. Biomed Biochim Acta 1985:
44:1007-1013.
Mller IW. Handbuch der Blutegeltherapie.. Heidelberg: Haug:2000
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1]] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 191
Hubungan di antara dua makhluk yang saling bergantungan, dimana satu sama lain saling memberikan
keuntungan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 192
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 193
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 194
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 195
2. Aeromonas media
3. Aeromonas veronii biovar sobria (sering dikelirukan dengan
Aeromans sobria).
Dibandingkan dengan jenis bakteri penyebab penyakit lainnya,
jenis Aeromonas bukan merupakan kepentingan klinis utama.
Penyakit yang biasa terjadi akibat infeksi Aeromonas adalah diare
dan infeksi luka. Diare biasanya dapat disembuhkan tanpa
antibiotik, sedangkan infeksi biasanya terjadi pada luka yang kecil
yang terjadi karena air danau atau sungai terkontaminasi.
Walaupun relatif tidak biasa, rangkaian infeksi yang berat dapat
terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah karena
pembedahan, trauma berulang kali, penyakit hati kronis (cirrhosis),
atau alasan lain. Penelitian yang lebih luas dari data tersedia pada
subjek ini telah dipublikasikan.
Mikrobiologi Lintah
Bakteri dalam usus Hirudo medicinalis dapat dinilai dengan
mengembangkan bakteri atau analisis DNA dari sampel yang
diambil dari usus lintah. Pada sebagian besar studi yang dijelaskan
dalam literatur, alat tes komersial digunakan untuk
mengidentifikasi aspek biokimia dari bakteri yang dikembangkan.
Aeromonas diisolasi dari lintah medis pada semua studi yang
relevan. Jenis yang diisolasi biasanya diidentifikasi sebagai
Aeromonas hydrophila kemudian diikuti oleh Aeromonas veronii
biovar sobria.
Pada studi yang dilakukan di Klinik Essen-Mitte, Jerman, 99,5% dari
bakteri yang dikembangkan diidentifikasi sebagai Aeromonas
veronii biovar sobria. Pada beberapa studi pengembangan bakteri,
Aeromonas adalah satu-satunya jenis yang diidentifikasi, tetapi
beberapa investigator menemukan lain. Tanpa data kuantitatif
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 197
pada jumlah yang diisolasi, sulit untuk menilai peran bakteri ini
bagi lintah. Untuk menentukan apakah risiko infeksi disebabkan
oleh bakteri potensial, maka perlu diketahui apakah bakteri ini
berkoloni di usus lintah, permukaan tubuh, atau organ lain. Untuk
itu perlu dikumpulkan data kuantitatif bakteri.
Walaupun mereka secara metabolis aktif, sebagian besar jenis
bakteri tidak dapat dikembangkan di laboratorium. Sebagai contoh,
hanya 0,1% dari jenis bakteri yang ada di air danau dapat diisolasi
dengan dikembangkan. Walaupun sebagian besar penyebab
penyakit pada manusia dapat dikembangkan, hanya 30-50% dari
semua bakteri usus dapat dikembangkan dalam kondisi
laboratorium. Akibatnya, bakteri lain yang sulit hingga tidak
mungkin untuk dikembangkan dalam kondisi laboratorium,
mungkin ada di lintah. Para ahli di klinik Essen Mitte mengisolasi
DNA dari usus dan perut lintah, diberi keterangan lebih detail gen
16S rRNAnya dan dibiakkan dalam plasmid. Dengan pengaturan
plasmid individual, para ahli dapat mengetahui secara mendalam
mengenai bakteri dari lintah tanpa pengembangan bakteri.
Analisis awal menyarankan, sebagai tambahan pada A.veronii
biovar sobria, perut lintah mungkin juga dikolonisasi oleh jenis
bakteri lain yang berhubungan jauh dengan simbion pada usus
manusia, yaitu Bacteroides. Penemuan ini membuktikan perut
lintah mungkin dikolonisasi lebih dari jumlah mikroorganisme yang
sebelumnya diasumsikan. Tapi, jumlah jenis bakteri secara
mengejutkan sangat kecil. Jenis bakteri lain yang berkolonisasi
dalam usus lintah yang mendominasi adalah A.veronii dan
Bacteroides yang disebutkan di atas.
Laporan mengenai penggunaan baru dari lintah medis untuk
mengobati kerusakan pada pemompaan cairan (perfusi) vena,
meningkat sebagaimana komplikasi dari bedah plastik dan
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 198
Referensi Tambahan
1.
Buiting AG, Horbach JM, Petit PL, An unusual hospital infection : Aeromonas
hydrophila due to the use of leeches. Ned Tijdschr Geneeskd 1990; 134 : 21032105.
2. Bssing KH. Pseudomonas hirudinis ein bakterieller Darmsymbiont des Blutegels
(Hirudo officinalis). Zentralbi Bakteriol 1951: 157:478-585.
3. Eroglu C et.al. Bacterial flora of Hirudo medicinalis and their antibiotic
sensitivities in the middle Black Sea region, Turkey. Ann Plast Surg 200147:7073.
4. Graf J. The effect of the symbionts on the physiology of Hirudo medicinalis,the
medicinal leech, Int J. Reprod Biol 2002; 41:269-275
5. Hayashi H, Sakamoto M, Benno Y Phylogenetic analysis 16S rDNA clon libraries
and strictly anerobic culture-based methods. Microbiol Immunol 2002; 46:535548
6. Indergand S, Graf J. Ingested blood contributes to the specificity of the symbiosis
of Aeromonas veronii biovar sobria and Hirudo medicinalis, the medicinal leech.
Appl Environ Microbiol 2000: 66:4735-4741.
7. Lehmensick R. Ueber einen neuen bakteriellen Symbionten im Darm von Hirudo
officinalis L. Zentralbi Bakteriol 1941 : 317-321.
8. Mackay DR et.al. Aeromonas species isolated from medicinal leeches. Ann Plas
Surg 1990; 42:275-279.
9. Sawyer RT : Leech biology and behavior. Oxford : Clarendon Press; 1986.
10. Zebe E. Roters FJ, Kaiping B, Metabolic changes in the medicinal leech Hirudo
medicinalis following feeding Comp Biochem Physiol 1986; 84A:49-55.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 202
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 204
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 205
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 207
Lampiran
Daftar-1: Peralatan untuk Terapi Lintah
Lintah yang segar, belum pernah dipakai dan bersih (dikirim
sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya)
Bejana kecil dengan penutup untuk lintah yang telah digunakan;
sebaiknya sebagian diisi air
Handuk dan kapas tahan air
Alas dari kain, gulungan pembalut dengan daya serap cairan
tinggi
Plester yang melekat
Air panas dan dingin
Gunting, pisau cukur sekali pakai
Sarung tangan bedah
Pipa dari kaca, mangkuk kecil atau alat penyemprot sekali pakai
jika dibutuhkan
Alat pengukur tekanan darah
Obat-obatan alergi, alat injeksi, pisau bedah/lanset, atau jarum
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 208
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 209
Hasil Terapi:
1. Apakah ada keluhan setelah terapi lintah dilakukan?
Jika ada, maka:
Jenis keluhan :
1. ..
2. ..
3. ..
Waktu terjadi :
Lamanya
:
Catatan lain
:
2. Apakah terasa ada penyembuhan setelah terapi lintah
dilakukan?
Jika ada, maka :
Jenis penyembuhan :
1.
2..
3.
Waktu terjadi : .
Catatan lain
: .
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 210
Nyeri sekali
8
9
10
CATATAN :
Angka 0 = tidak ada rasa nyeri;
Angka 10 = rasa nyeri maksimum atau nyeri sekali
Nyeri sekali
9
10
10
10
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 211
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 212
Kontraindikasi
Terapi lintah sebaiknya tidak dilakukan untuk pasien dengan :
Kebiasaan mengkonsumsi obat-obat pengencer darah
Penyakit Hemofili (perdarahan tidak terkendali) atau
penyakit yang berkaitan dengan darah atau organ
pembentuk darah lainnya
Bisul akut atau radang lambung yang parah
Penyakit Anemia (kekurangan darah)
Kekurangan imun tubuh karena AIDS, kemoterapi, dll
Penyakit kronis yang berat (kanker stadium tinggi, cuci
darah, dll)
Sejarah penyembuhan luka yang lama (karena penyakit
kencing manis, kegemukan, terapi kortison jangka panjang)
Alergi terhadap salah satu zat dalam air liur lintah
Berkencerungan mengalami keloid atau luka
Setelah Terapi
Kami merekomendasikan pada Anda untuk datang pada hari Anda
menjalani Terapi Lintah.
Anda sebaiknya datang lagi untuk pemeriksaan tiga hingga tujuh
hari setelah terapi atau lebih cepat jika terjadi komplikasi.
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 213
Formulir Perijinan
Saya menyetujui untuk melakukan Terapi Lintah dan Pengukuran
setelah Terapi Lintah.
Dr/Bapak/Ibu . telah menjelaskan pada saya efek
samping yang potensial terjadi. Berdasarkan pengetahuan saya,
saya tidak memiliki kontraindikasi sebagaimana yang telah
disebutkan di atas.
.
Tempat dan tanggal penandatanganan
..
Tanda tangan pasien
..
Tempat dan tanggal penandatanganan
..
Tanda tangan dokter/terapis
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 214
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 215
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 216
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 217
Tentang Penulis
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 218
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 219
HERBA JAWI
Herba akar kunyit (Coscinium blumeanum) hidup menjalar dan tinggi tidak melebihi 10 kaki.
Kandungan flavanoid yang tinggi menjadikan herba ini sebagai antioksidan yang mengurangi
pengeluaran histamin dan zat-zat alergi lainnya, membantu meningkatkan kadar vitamin C
dalam tubuh untuk melindungi kerusakan sel akibat radikal bebas serta menguatkan sendi.
Bagi penderita alergi, hindari sementara makanan sumber alergi seperti: cumi, ayam, udang,
terasi, kepiting, dan lain-lain.
Madu asli memiliki aroma khas dan tingkat kekentalan yang sangat tinggi, kaya akan protein
dan karbohidrat. Khasiat madu : sebagai antibiotik alami, meningkatkan stamina dan vitalitas,
pencegahan penyakit, mempercepat penyembuhan penyakit, mengeluarkan racun tubuh,
sumber energi, sumber vitamin dan mineral yang lengkap
Omega 3 dihasilkan dari ikan yang memiliki kadar Omega 3 tinggi. Fungsi utama adalah nutrisi
otak dan pembersih darah. Manfaat lain : mencegah radang sendi (rhematoid arthritis), asma,
serangan kanker penyakit kulit, migren, kesemutan, dingin di kaki dan tangan, mencegah
serangan jantung akibat penyumbatan (artherosklerosis) dan darah tinggi, menjaga
penglihatan, meningkatkan kandungan oksigen dalam darah, sehingga metobolisme optimal
Teh herba mengandung Hydrocotyle asiatica dan Hydrocotyle sibthorpiodes, keduanya dari
keluarga pegagan. Khasiatnya antara lain : meredakan peradangan sendi (arthritis),
menurunkan asam urat (gout), membuang racun terutama di hati, ampasnya jika ditempelkan
di kulit dapat menyembuhkan gangren, kandungan glycosidesnya berfungsi sebagai penawar
luka, kandungan asiaticoside (triterpene glycoside) dalam pegagan dapat merangsang
pembentukan lipid dan protein yang amat berfungsi untuk kesehatan kulit, Asiaticosides
diklasifikasikan sebagai antibiotik, anti radang, mengandung seponin yang menghambat keloid
pada jaringan bekas luka, mencegah varises dan salah urat.
Rimpang kunyit secara umum mengandung minyak atsiri, zat damar, dan pati serta tannin,
yang berkhasiat menjaga kesehatan kulit, antiseptik. Ini adalah agen antiseptik dan antibakteri
alami, berguna dalam desinfektan luka dan luka bakar, mengurangi resiko leukemia, racun hati
alami, mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer dengan
menghilangkan penumpukan plak amyloyd di otak, mencegah metastasis dari terjadi dalam
berbagai bentuk kanker, anti-inflamasi tanpa efek samping, menghambat multiple sclerosis,
penghilang rasa sakit alami dan cox-2 inhibitor, membantu dalam metabolisme lemak,
pengobatan alami untuk arthritis dan rheumatoid arthritis, meningkatkan efek paclitaxel
kemoterapi obat dan mengurangi efek samping, menghentikan pertumbuhan pembuluh darah
baru pada tumor,mempercepat penyembuhan luka dan membantu dalam perbaikan kulit
rusak,membantu dalam pengobatan psoriasis dan kondisi kulit inflamasi.
Rosella mengandung Hibiscus sabdariffa, vitamin C dosis tinggi. Rosella berkhasiat sebagai
antibodi alami dari kuman atau virus. Khasiat lain : pencegah penyakit kardiovaskular, kanker,
alergi, demam, masalah kulit.
Sumber: Tn. Haji Ismail bin Haji Ahmad, Jawi Medicinal Herbs. HPA Industries SDN. BHD, 2009
Vita Sarasi, 2011. [Draft-1] Terapi Lintah: Teori dan Praktek - 220