Anda di halaman 1dari 2

MENGENAL ORANG BANYUMAS

MELALUI MENDOAN

Tempe mendoan sudah menjadi makanan khas masyarakat Banyumas


sejak zaman dahulu. Gorengan ini membentuk image Banyumas dari segi
makanannya, selain beberapa jajanan tradisional khas lainnya. Di wilayah
Banyumas dan sekitarnya, mendoan sudah sering dijadikan sebagai menu
untuk menjamu tamu pejabat atau orang-orang penting di kabupaten
Banyumas.
Mendoan adalah sejenis masakan tempe yang digoreng setengah
matang dengan glepung (tepung beras) sehingga rasanya gurih dan renyah.
Selain digoreng setengah matang, keistimewaan lainnya terletak pada
tempenya, mendoan tidak bias dibuat sembarang tempe. Tempe yang
digunakan adalah tempe bungkus khusus yang bentuknya dibuat melebar
dan sangat tipis sehingga tidak perlu diiris lagi. Keterampilan membuat
mendoan memang telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek
moyang mereka.
Mendoan biasanya dihidangkan dalam keadaan panas, karena kudapan
ini memang lebih nikmat apabila dimakan dalam keadaan masih hangat
sembari ditemani oleh cabai rawit ataupun sambal kecap.
Kata mendoan sendiri berasal dari bahasa Banyumas. Mendo artinya
setengah matang atau lembek. Mendoan berarti memasak dengan cepat
dalam minyak panas yang banyak sehingga masakan tidak sepenuhnya
matang.

Orang

Banyumas

biasa

mengatakan

dengan

mendo-mendo

dipangan (setengah matang) dimakan.


Apabila bosan dengan rasa mendoan yang lembek, ada alternatif lain
yang dapat digoreng lebih kering dan juga asli Purwokerto, yakni tempe

kripik. Seperti mendoan, kripik ini juga dari tempe khusus yang ukurannya
lebih lebar dan tipis.
Makanan yang lahir di Banyumas ini, ternyata mengandung filosofi
tersendiri dalam menggambarkan karakter masyarakat Banyumas pada
umumnya. Mendoan yang digoreng setengah matang melambangkan orang
Banyumas yang ramah dan lemah lembut, namun bicaranya sangat blakblakan dan terus terang (Blaka Suta), seperti mendoan yang enak dimakan
panas-panas.

Karena

gaya

berbicara

memang ngapak-ngapak, menggambarkan

orang
watak

Banyumas

dasar

mereka

yang
yang

senantiasa selaras antara perbuatan dan perkataan. Artinya, mereka selalu


berpendirian teguh terutama dalam membela kebenaran serta tidak pernah
berdusta, kecuali untuk hal-hal yang memang harus dirahasiakan.
Digoreng setengah matang maupun dibuat garing menjadi tempe
kripik, tempe mendoan tetap sama nikmatnya. Hal ini menandakan bahwa
orang Banyumas itu pintar beradaptasi dengan lingkungan sekitar, mau
terbuka sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.
Sehingga mereka pun bisa diajak bermusyawarah atau berembug, baik
secara halus maupun keras.

Anda mungkin juga menyukai