Anda di halaman 1dari 31

MATERI

ALJABAR LINIER
(Sistem Persamaan Linier, Matrik Dan Vector)

Oleh
SOBIRIN
135100068

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK) UMITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Aljabar Linier. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan oleh Ibu Sri Weda Mahendra, S.T., MM.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pak has dan teman-teman yang mau bekerjasama dalam pembuatan
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Bandar Lampung, 28 Mei 2014


Penyusun,

Sobirin

BAB I
SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)


Sistem persamaan linear dua variabel, atau sering disingkat sebagai SPLDV,
seringkali digunakan untuk memecahkan permasalahan di sekitar kita.
Sebelum kita mempelajari SPLDV, sebaiknya kita kenal dulu persamaan
linear dua variabel. Perhatikan permasalahan berikut.
Anggita akan berencana membeli pensil dan bolpoin di suatu toko alat tulis.
Ia berencana akan membeli total sebanyak 5 buah alat tulis. Berapa
banyaknya masing-masing pensil dan bolpoin yang mungkin dibeli oleh
Anggita?
Untuk mendaftar semua kemungkinannya, kita dapat menggunakan tabel
seperti berikut.

Permasalahan di atas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai


berikut.

dengan p dan b secara berturut-turut merupakan banyaknya pensil dan


bolpoin yang akan dibeli oleh Anggita.
Karena banyakanya pensil ditambah banyaknya bolpoin adalah 5 buah, maka
banyaknya pensil sama dengan 5 dikurangi banyaknya bolpoin dan demikian
juga banyaknya bolpoin sama dengan 5 dikurangi dengan banyaknya pensil.
Atau dengan kata lain, persamaan p + b = 5 dapat juga dituliskan menjadi
bentuk persamaan berikut.

Berikut ini beberapa contoh bentuk persamaan linear dua variabel lannya.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)


Setelah mengenal persamaan linear dua variabel, selanjutnya kita lanjutkan
pembahasan kita ke SPLDV. Perhatikan permasalahan berikut.
Pergi ke Kantin
Pada saat jam istirahat sekolah, Ana dan Andika bersama-sama pergi ke
kantin sekolah. Ana membeli 3 buah pisang goreng dan 2 donat dengan harga
seluruhnya Rp 3.500,00. Sedangkan Andika membeli 4 buah pisang goreng
dan 2 donat dengan harga seluruhnya Rp 4.000,00. Berapakah harga masingmasing pisang goreng dan donat per buahnya?
Misalkan x dan y secara berturut-turut merupakan harga satuan pisang
goreng dan donat yang telah dibeli di kantin sekolah tersebut. Karena Ana
membeli 3 pisang goreng dan 2 donat dengan harga seluruhnya Rp 3.500,00,
maka kalimat tersebut dapat dimodelkan ke dalam persamaan,
Sedangkan Andika membeli 4 buah pisang goreng dan 2 donat dengan harga
seluruhnya Rp 4.000,00, maka kalimat tersebut dapat dituliskan ke dalam
persamaan,
Persamaan-persamaan 3x + 2x = 3.500 dan 4x + 2y = 4.000 merupakan
persamaan-persamaan yang berhubungan, karena kedua persamaan tersebut
memiliki 2 variabel yang sama. Mudahnya, kedua persamaan tersebut
dimodelkan dari transaksi Ana dan Andika ketika mereka berdua membeli
dua makanan yang sama di kantin yang juga sama. Sehingga, transaksi yang
dilakukan oleh Ana akan sesuai dengan transaksi yang dilakukan oleh
Andika. Artinya, transaksi mereka berdua dipengaruhi oleh harga satuan

pisang goreng dan donat pada kantin tersebut. Sehingga, kedua persamaan
3x + 2x = 3.500 dan 4x + 2y = 4.000 disebut sebagai suatu sistem. Karena
sistem tersebut terdiri dari persamaan-persamaan linear dua variabel, maka
sistem tersebut disebut sistem persamaan linear dua variabel.
Sistem persamaan linear dua variabel tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.

Selanjutnya, dapatkah kita menentukan harga masing-masing pisang goreng


dan donat yang telah dibeli oleh Ana dan Andika? Perhatikan bahwa
banyaknya donat yang mereka beli adalah sama, yaitu 2 buah. Sedangkan
banyaknya pisang goreng yang dibeli oleh Ana lebih sedikit 1 buah daripada
yang dibeli oleh Andika. Karena Andika mengeluarkan uang Rp 4.000,00
untuk membeli semua makanan ringannya, sedangkan Ana mengeluarkan Rp
500,00 lebih sedikit daripada Andika, maka dengan mudah kita dapat
menyimpulkan bahwa harga pisang gorengnya adalah Rp 500,00 tiap
buahnya.
Apabila harga pisang goreng tiap buahnya adalah Rp 500,00, maka
selanjutnya kita dapat menentukan harga 1 buah donat dengan
menggunakan transaksi Ana atau Andika. Kali ini kita akan menggunakan
transaksi Ana untuk menentukan harga 1 donat.

Sehingga diperoleh harga satu donat adalah Rp 1.000,00. Apakah jawaban ini
benar? Untuk mengetahui kebenarannya, kita dapat mengujinya ke dalam
permasalahan.
Ana membeli 3 pisang goreng dan 2 donat, maka dia harus membayar 3
500 + 2 1.000 = 1.500 + 2.000 = 3.500. Untuk kasus Ana, harga pisang

goreng dan donat memenuhi. Selanjutnya kita uji juga ke dalam kasusnya
Andika. Andika membeli 4 pisang goreng dan 2 donat, maka dia harus
membayar 4 500 + 2 1.000 = 2.000 + 2.000 = 4.000. Harga satuan pisang
goreng dan donat yang telah kita cari ternyata memenuhi kedua persamaan
yang diberikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa x = 500 dan y = 1.000
merupakan selesaian dari SPLDV tersebut.
Catatan Selesaian dari SPLDV merupakan nilai dua variabel yang memenuhi
kedua persamaan yang terdapat dalam SPLDV tersebut. Apabila nilai dua
variabel tersebut hanya memenuhi salah satu persamaan saja, atau bahkan
tidak memenuhi keduanya, maka nilai variabel-variabel tersebut bukanlah
selesaian dari SPLDV tersebut.
Sebagai ilustrasi, x = 1.000 dan y = 250 memenuhi persamaan 3x + 2y = 3.500.
Akan tetapi nilai tersebut tidak memenuhi persamaan kedua karena 4
1.000 + 2 250 = 4.500 4.000. Sehingga x = 1.000 dan y = 250 bukan
selesaian dari SPLDV yang terdiri dari persamaan-persamaan 3x + 2y = 3.500
dan 4x + 2y = 3.500.
Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Eliminasi
Selain dengan menggunakan metode grafik dan substitusi, permasalahan
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) juga dapat diselesaikan
dengan menggunakan metode eliminasi. Dengan menggunakan metode ini,
kita harus mengeliminasi/menghilangkan salah satu variabel dengan cara
penjumlahan ataupun pengurangan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut.
Tentukan himpunan selesaian dari SPLDV yang memuat persamaanpersamaan 2x + 5y = 3 dan 3x 2y = 5.
Grafik dari kedua persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Untuk menentukan selesaiannya, pertama kita harus mengeliminasi salah


satu variabelnya. Misalkan kita akan mengeliminasi variabel x, maka kita
harus menyamakan koefisien x dari kedua persamaan tersebut. Koefisien x
pada persamaan 1 dan 2 secara berturut-turut adalah 2 dan 3. Sehingga kita
harus menyamakan koefisien x dari kedua persamaan tersebut menjadi KPK
dari 2 dan 3, yaitu 6, dengan mengalikan persamaan 1 dengan 3 dan
persamaan 2 dengan 2.

Dengan cara yang sama, kita dapat mengeliminasi variabel y untuk


mendapatkan nilai dari x.

Sehingga diperoleh selesaiannya adalah x = 1 dan y = 1, atau dapat


dituliskan sebagai himpunan selesaian Hp = {(1, 1)}.

Menyelesaikan SPLDV dengan Menggunakan Metode Campuran


Metode eliminasi juga dapat dipadukan dengan metode substitusi dalam
menyelesaikan suatu permasalahan SPLDV. Perhatikan contoh berikut.
Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun,
sedangkan lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya 34 tahun. Hitunglah
umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang.
Misalkan umur ayah dan anak perempuannya secara berturut-turut adalah m
dan n, maka permasalahan di atas dapat dimodelkan sebagai berikut.

Grafik dari persamaan-persamaan m n = 26 dan m + n = 44 dapat


digambarkan seperti berikut.

Pertama, kita akan mengeliminasi variabel n untuk mendapatkan nilai dari m


dengan menjumlahkan persamaan 1 dengan persamaan 2.

Selanjutnya kita substitusikan m = 35 ke salah satu persamaan, misalkan ke


persamaan 1. Sehingga diperoleh,

Jadi, umur ayah dan anak perempuannya saat ini secara berturut-turut
adalah 35 tahun dan 9 tahun.
Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Substitusi
Metode substitusi merupakan salah satu metode untuk menentukan
selesaian dari sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Untuk
menentukan selesaian tersebut, kita harus menyatakan suatu variabel ke
dalam variabel lain, kemudian nilai dari variabel tersebut disubstitusi ke
variabel yang sama pada persamaan lainnya. Pada dasarnya, langkah-langkah
dalam menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi adalah sebagai
berikut.
1. Modelkan permasalahan ke dalam kalimat matematika yang berupa
persamaan 1 dan persamaan 2.
2. Pilih salah satu persamaan, kemudian nyatakan salah satu variabelnya
ke dalam bentuk variabel lainnya.
3. Substitusikan variabel pada langkah kedua ke persamaan lainnya,
sehingga diperoleh nilai dari salah satu variabel.
4. Tentukan nilai dari variabel lainnya dengan mensubstitusi nilai yang
diperoleh pada langkah 3 ke langkah 2.
5. Tentukan selesaian dari SPLDV tersebut, dan jawablah pertanyaan
yang diberikan soal.
Untuk lebih memahami dalam menyelesaikan permasalahan SPLDV dengan
metode substitusi, perhatikan contoh berikut.
Selisih uang Samuel dan Andini adalah Rp 3.000,00. Jika 2 kali uang Samuel
ditambah dengan 3 kali uang Andini adalah Rp 66.000,00. Tentukanlah
besarnya uang masing-masing.

Langkah pertama, kita modelkan informasi yang ada di soal menjadi


persamaan-persamaan matematika. Misalkan s dan a secara berturut-turut
merupakan banyaknya uang Samuel dan Andini. Karena selisih uang Samuel
dan Andini adalah Rp 3.000,00, maka kalimat tersebut dapat diubah menjadi
persamaan sebagai berikut.

Selain itu, jumlah dari dua kali uang Samuel dan tiga kali uang Andini adalah
Rp 66.000,00, maka

Sehingga, pada langkah pertama ini kita menghasilkan persamaan 1 dan 2


yang masing-masing dinyatakan dalam variabel s dan a.
Langkah kedua, kita akan menyatakan variabel s pada persamaan 1 ke
dalam variabel a.

Langkah ketiga, substitusikan persamaan 3 ke dalam persamaan 2 untuk


mendapatkan nilai dari a.

Langkah keempat, tentukan nilai variabel s dengan mensubstitusi nilai a


yang diperoleh ke dalam persamaan 3.
Langkah kelima, tentukan selesaian dari SPLDV yang diberikan dan
jawablah pertanyaan yang diberikan soal. Dari langkah 4 dan 5, kita
memperoleh selesaian dari SPLDV tersebut adalah s = 15.000 dan a = 12.000.

Sehingga, banyaknya uang Samuel adalah Rp 15.000,00 dan banyaknya uang


Andini adalah Rp 12.000,00.
Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Grafik
Pada pembahasan ini akan dibahas bagaimana cara menyelesaikan SPLDV
dengan menggunakan metode grafik. Tetapi, sebelum itu kita harus tahu
bentuk grafik dari persamaan linear dua variabel. Bagaimana bentuk grafik
dari persamaan linear dua variabel?
Grafik dari persamaan linear dua variabel berbentuk garis lurus, seperti yang
ditunjukkan oleh gambar berikut.

Lalu bagaimana cara menggunakan grafik persamaan linear untuk


menyelesaikan permasalahan SPLDV? Pada dasarnya, terdapat 4 langkah
dalam menyelesaiakan permasalahan SPLDV dengan menggunakan metode
grafik.
Keempat langkah tersebut adalah,
Langkah 1 : Memodelkan informasi yang ada di soal.
Langkah 2 : Menentukan dua titik yang dilalui grafik persamaan-persamaan
pada SPLDV.
Langkah 3 : Menggambar grafik persamaan-persamaan tersebut.
Langkah 4 : Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab
pertanyaan pada soal cerita.

10

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut.


Dalam sebuah konser musik, terjual karcis kelas I dan kelas II sebanyak 500
lembar. Harga karcis kelas I adalah Rp 8.000,00, sedangkan harga karcis
kelas II adalah Rp 6.000,00. Jika hasil penjualan seluruh karcis adalah Rp
3.250.000,00, tentukan banyak karcis masing-masing kelas I dan kelas II yang
terjual.
Langkah pertama adalah mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita di atas
menjadi model matematika, sehingga membentuk sistem persamaan linear.
Misalkan banyak karcis I dan II yang terjual secara berturut-turut adalah x
dan y, maka kalimat Dalam sebuah konser musik, terjual karcis kelas I dan
kelas II sebanyak 500 lembar, dapat dimodelkan menjadi,
Sedangkan kalimat, Harga karcis kelas I adalah Rp 8.000,00, sedangkan
harga karcis kelas II adalah Rp 6.000,00. Jika hasil penjualan seluruh karcis
adalah Rp 3.250.000,00, dapat dimodelkan menjadi,
Sehingga diperoleh SPLDV sebagai berikut.

Langkah kedua, kita cari koordinat dua titik yang dilewati oleh grafik
masing-masing persamaan tersebut. Biasanya, dua titik yang dipilih tersebut
merupakan titik potong grafik persamaan-persamaan tersebut dengan
sumbu-x dan sumbu-y.

Sehingga grafik persamaan x + y = 500 memotong sumbu-x di (500, 0) dan


memotong sumbu-y di (0, 500).

11

Sedangkan grafik 8.000x + 6.000y = 3.250.000 memotong sumbu-x di (406


1/4, 0) dan memotong sumbu-y di (0, 541 2/3).
Langkah ketiga, kita gambarkan grafik persamaan-persamaan tersebut pada
koordinat Cartesius. Grafik persamaan-persamaan di atas dapat dilukis
dengan memplot titik-titik yang telah kita cari pada koordinat Cartesius
kemudian hubungkan titik (500, 0) dan (0, 500) untuk mendapatkan grafik x
+ y = 500, serta titik (406 1/4, 0) dan (0, 541 2/3) untuk mendapatkan grafik
8.000x + 6.000y = 3.250.000.

Dari grafik di atas diperoleh bahwa titik potong grafik x + y = 500 dan 8.000x
+ 6.000y = 3.250.000 adalah (125, 375). Sehingga selesaian dari SPLDV di
atas adalah x = 125 dan y = 375.
Langkah keempat, kita gunakan selesaian di atas untuk menjawab
pertanyaan pada soal cerita. Karena x dan y secara berturut-turut
menyatakan banyak karcis I dan II yang terjual, maka banyaknya karcis kelas
I yang terjual adalah 125 lembar dan 375 lembar untuk karcil kelas II.

12

BAB II
MATRIKS

Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun secara baris dan kolom
dan ditempatkan pada kurung biasa atau kurung siku.
Penulisan matriks:

atau
Ordo suatu matriks adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya baris (m)
dan banyaknya kolom (n).

Matriks di atas berordo 3x2.


Matriks Identitas (I)
Matriks identitas (I)adalah matriks yang nilai-nilai elemen pada diagonal
utama selalu 1.

Matriks Transpose (At)


Yang dimaksud dengan Transpose dari suatu matriks adalah mengubah
komponen-komponen dalam matriks, dari yang baris menjadi kolom, dan
yang kolom di ubah menjadi baris.
Contoh:

maka matriks transposenya (At) adalah

13

Operasi perhitungan pada matriks


Kesamaan 2 matriks
2 matriks dikatakan sama jika ordonya sama dan elemen yang seletak sama.

Contoh:
Tentukan nilai 2x-y+5z!
Jawab:
maka
maka
maka

Penjumlahan matriks
2 matriks bisa dijumlahkan jika ordonya sama dan penjumlahan dilakukan
dengan cara menjumlahkan elemen yang seletak.
Contoh:

Pengurangan matriks
2 matriks bisa dikurangkan jika ordonya sama dan pengurangan dilakukan
dengan cara mengurangkan dari elemen yang seletak.
Contoh:

14

Perkalian bilangan dengan matriks


Contoh:

Perkalian matriks
2 Matriks dapat dikalikan jika jumlah baris matriks A = jumlah kolom matriks
B.
Penghitungan perkalian matriks:
Misalkan:

dan

maka
Contoh:

Determinan suatu matriks


Matriks ordo 2x2
Misalkan:

maka Determinan A (ditulis

) adalah:

15

Matriks ordo 3x3


Cara Sarrus
Misalkan:

Jika

maka tentukan

Penghitungan matriks dilakukan dengan cara menambahkan elemen dari kiri


atas ke kanan bawah (mulai dari a e i, b f g, dan c d h) lalu
dikurangi dengan elemen dari kanan atas ke kiri bawah (mulai dari c e
g, a f h, dan b d i) sehingga menjadi:
Contoh:

maka tentukan

Cara ekspansi baris-kolom


Misalkan:

Jika
pertama!

maka tentukan

dengan ekspansi baris

16

Matriks Singular
Matriks singular adalah matriks yang nilai determinannya 0.
Contoh:

Jika A matriks singular, tentukan nilai x!


Jawab:

vs
Invers matriks
Invers matriks 2x2
Misalkan:

maka inversnya adalah:

Sifat-sifat invers matriks

Persamaan matriks
Tentukan X matriks dari persamaan:

Jika diketahui matriks A.X=B

17

Jika diketahui matriks X.A=B

18

BAB III
VECTOR

Vektor dalam Ruang Euklidian


Euklidian dalam n-Ruang
Vektor di dalam n-Ruang Definisi : Jika n adalah sebuah integer positif,
sebuah n- grup topel adalah sekuens dari n bilangan real (a1.a2.....an). Set dari
semua grup yang terdiri dari n- grup topel dinamakan n-ruangdan dituliskan
sebagai Rn.
Jika n = 2 atau 3, sudah menjadi kebiasaan untuk menggunakan istilah grup
pasangan dan grup dari tiga secara respektif, daripada 2-grup topel atau 3grup topel. Keitka n = 1, setiap n grup topel terdiri dari satu bilangan real,
sehingga R1 bisa dilihat sebagai set dari bilangan real. Kita akan menuliskan
R daripada R1 pada set ini.
Mungkin kita telah mmepelajari dalam bahan 3-ruang symbol dari (a1, a2, a3)
mempunyai

dua

interpretasi

geometris

yang

berbeda :

ini

bisa

diinterpretasikan sebagai titik, yang dalam kasus ini a2, a2, a3 merupakan
koordinat, atau ini bisa diinterpretasikan sebagai vector, dimana a 1, a2, a3
merupakan komponen vector. Selanjutnya kita bisa melihat bahwa n grup
topel (a1, a2, ...., an) bisa dilihat sebagai antara sebuah poin umum atau
vector umum- perbedaan antara keduanya tidak penting secara matematis.
Dan juga kita bisa menjelaskan 5- topel (-2, 4, 0 ,1 ,6) antara poin dalam R5
atau vector pada R5.
u1 = v1
u2 = v2
un = vn
Penjumlahan u + v didefinisikan oleh
u + v = (u1 + v1, u2 + v2, ...., un + vn)

19

Dan jika k adalah konstanta scalar, maka perkalian scalar ku didefinisikan


oleh
ku = (k u1, k u2,...,k un)
Operasi dari pertambahan dan perkalian scalar dalam definisi ini disebut
operasi standar untuk Rn Vektor nol dalam Rn didenotasikan oleh 0 dan
difenisikan ke vektor
0 = (0, 0,...., 0)
Jika u = (u1, u2, ...., un) dalam setiap vector dalam Rn, maka negative (atau
invers aditif) dari u dituliskan oleh u dan dijelaskan oleh
-u = (-u1, -u2, ...., -un)
Perbedaan dari vector dalam Rn dijelaskan oleh
v u = v + (-u)
atau, dalam istilah komponen,
v u = (v1-u1, v2-u2, ...., vn-un)
Sifat-sifat dari vektor dalam
jika
adalah vektor dalam

, dan

sedangkan k dan m adalah skalar, maka :

(a) u + v = v + u
(b) u + 0 = 0 + u = u
(c) u + (v + w) = (u + v) + w
(d) u + (-u) = 0 ; berarti, u - u = 0
(e) k (m u) = (k m) u
(f) k (u + v) = k u + k v
(g) (k + m) u = k u + m u
(h) 1u = u
Perkalian dot product

didefinisikan sebagai

20

Contoh Penggunaan Vektor dalam Ruang Dimensi Tinggi

Data Eksperimen Ilmuwan melakukan experimen dan membuat n


pengukuran numeris setiap eksperimen dilakukan. Hasil dari setiap
experiment bisa disebut sebagai vector
dalam setiap

dalam

adalah nilai yang terukur.

Penyimpanan dan Gudang Sebuah perusahaan transportasi


mempunyai 15 depot untuk menyimpan dan mereparasi truknya.
Pada setiap poin dalam waktu distribusi dari truk dalam depot bisa
disebut sebagai 15-topel

dalam setiap

adalah jumlah truk dalam depot pertama dan

adalah jumlah pada

depot kedua., dan seterusnya.

Rangkaian listrik Chip prosesor didesain untuk menerima 4


tegangan input dan mengeluarkan 3 tegangan output. Tegangan input
bisa ditulis sebagai vector dalam
sebagai

. Lalu, chip bisa dilihat sebgai alat yang mengubah setiap

vektor input

dalam
dalam

dan tegangan output bisa ditulis

ke vector keluaran

Analisis citra Satu hal dalam gambaran warna dibuat oleh layar
komputer dibuat oleh layar komputer dengan menyiapkan setiap
[pixel] (sebuah titik yang mempunyai alamat dalam layar) 3 angka
yang menjelaskan hue, saturasi, dan kecerahan dari pixel. Lalu sebuah
gambaran warna yang komplit bisa diliahat sebgai 5-topel dari bentuk
dalam x dan y adalah kordinat layar dari pixel dan
h,s,b adalah hue, saturation, dan brightness.

Ekonomi Pendekatan kita dalam analisis ekonomi adalah untuk


membagi ekonomidalam sector (manufaktur, pelayanan, utilitas, dan
seterusnya ) dan untuk mengukur output dari setiap sector dengan
nilai mata uang. Dalam ekonomi dengan 10 sektor output ekonomi
dari semua ekonomi

bisa

direpresentasikan

dngan

10-topel

21

dalam setiap angka

adalah

output dari sektor individual.

Sistem Mekanis Anggaplah ada 6 partikel yang bergerak dalam


garis kordinat yang sama sehingga pada waktu t koordinat mereka
adalah
Informasi

dan kecepatan mereka adalah


ini

bisa

direpresentasikan

sebagai
Dalam

vector
.

Vektor ini disebut kondisi dari sistem partikel pada waktu t.

Fisika - Pada teori benang komponen paling kecil dan tidak bisa
dipecah dari Jagat raya bukanlah partikel tetapi loop yang berlaku
seperti benang yang bergetar. Dimana jagat waktu Einstein adalah 4
dimensi, sedangkan benang ada dalam dunia 11-dimensi

Menemukan norm dan jarak


Menghitung Panjang vektor u dalam ruang
jika u =
Maka Panjang vektor u

dan Menghitung jarak antara vektor u dengan vektor v

Bentuk Newton
interpolasi polinominal p(x)=anxn+an-1xn-1+...+a1x+a0 adalah bentuk standar.
Tetapi ada juga yang menggunakan bentuk lain . Contohnya , kita mencari
interpolasi titik dari data (x0,y0),(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3).
Jika kita tuliskan P(x)=a3x3+a2x2+a1x+a0
bentuk equivalentnya : p(x)=a3(x-x0)3+p(x)=a2(x-x0)2+p(x)=a1(x-x0)+a0

22

dari kondisi interpolasi p(x0)=yo maka didapatkan a0=yo , sehingga dapat kita
tuliskan menjadi
p(x)=b3(x-x0)(x-x1)(x-x2)+b2(x-x0)(x-x1)+b1(x-x0)+b0

inilah

yang

disebut

newton form dari interpolasi , sehingga kita dapatkan :


p(x0)=b0
p(x1)=b1h1+b0
p(x2)=b2(h1+h2)h2+b1(h1+h2)+b0
p(x3)=b3(h1+h2+h3)(h2+h3)h3+b2(h1+h2+h3)(h2+h3)+b1(h1+h2+h3)+b0
sehingga jika kita tuliskan dalam bentuk matrix:
Operator Refleksi
Berdasarkan operator T:R2 -> R2 yang memetakan tiap vektor dalam
gambaran simetris terhadap sumbu y, dimisalkan w=T(x), maka persamaan
yang berhubungan dengan x dan w adalah:
x1 = -x = -x + 0y
x2 = y = 0x + y

atau dalam bentuk matrik :


Secara umum, operator pada R2 dan R3 yang memetakan tiap vektor pada
gambaran simetrinya terhadap beberapa garis atau bidang datar dinamakan
operator refleksi. Operator ini bersifat linier.
Operator Proyeksi
Berdasarkan operator T:R2 -> R2 yang memetakan tiap vektor dalam proyeksi
tegak lurus terhadap sumbu x, dimisalkan w=T(x), maka persamaan yang
berhubungan dengan x dan w adalah:
x1 = x = x + 0y
x2 = 0 = 0x + 0y

atau dalam bentuk matrik :

23

Persamaan tersebut bersifat linier, maka T merupakan operator linier dan

matrikx T adalah:
Secara umum, sebuah operator proyeksi pada R2 dan R3 merupakan operator
yang memetakan tiap vektor dalam proyeksi ortogonal pada sebuah garis
atau bidang melalui asalnya.
Operator Rotasi
Sebuah operator yang merotasi tiap vektor dalam R2 melalui sudut disebut
operator rotasi pada R2. Untuk melihat bagaimana asalnya adalah dengan
melihat operator rotasi yang memutar tiap vektor searah jarum jam melalui
sudut positif yang tetap. Unutk menemukan persamaan hubungan x dan
w=T(x), dimisalkan adalah sudut dari sumbu x positif ke x dan r adalah
jarak x dan w. Lalu, dari rumus trigonometri dasar x = r cos ; y = r cos dan
w1 = r cos ( + ) ; w2= r sin ( + )
Menggunakan identitas trigonometri didapat:
w1 = r cos cos - r sin sin
w2 = r sin cos + r cos sin
kemudian disubtitusi sehingga:
w1 = x cos - y sin
w2 = x sin + y cos
Persamaan di atas merupakan persamaan linier, maka T merupakan operator
linier

sehingga

bentuk

matrik

dari

persamaan

di

atas

adalah:

Interpolasi Polinomial
Dengan menganggap masalah pada interpolasi polinomial untuk deret n + 1
di titik (x0,y0)...., (xn,yn). Maka, kita diminta untuk menemukan kurva p(x) = am
+ am-1

+ ... + a1x + a0 dari sudut minimum yang melewati setiap dari

titik data. Kurva ini harus memenuhi

24

karena xi diketahui, ini akan menuju pada sistem matrik di bawah ini

=
Ingat bahwa ini merupakan sistem persegi dimana n = m. Dengan
menganggap n = m memberikan sistem di bawah ini untuk koefisien
interpolasi polinomial p(x):

(1)

Matrix di atas diketahui sebagai Matrix Vandermonde; kolom j merupakan


elemen pangkat j-1. Sistem linier pada (1) disebut menjadi Sistem
Vandermonde.
Contoh soal: Cari interpolasi polinomial pada data (-1,0),(0,0),(1,0),(2,6)
menggunakan Sistem Vandermonde.

Jawab: Bentuk Sistem Vandermonde(1):

Untuk data di atas, kita mempunyai

25

Untuk mendapatkan solusinya, digunakan Gaussian Elimination

Baris ke-2, ke-3, dan ke-4 dikurangi baris pertama

Baris ke-3 dibagi dengan 2, sedangkan baris ke-4


dibagi dengan 3

Baris ke-3 dikurangi baris ke-2

Baris ke-4 dikurangi baris ke-2

Baris ke-4 dibagi dengan 2

Baris ke-4 dikurangi baris ke-3


Didapatkan persamaan linier dari persamaan matrix di atas

26

Jadi, interpolasinya adalah

27

BAB IV
PENUTUP

Aljabar linear adalah bidang studi matematika yang mempelajari sistem


persamaan linear dan solusinya, vektor, serta transformasi linear. Matriks
dan operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang
aljabar linear.
Sistem persamaan linear dua variabel, atau sering disingkat sebagai SPLDV,
seringkali digunakan untuk memecahkan permasalahan di sekitar kita.
Adapun cara menyelesaikannya dengan cara-cara berikut :
1.

Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Eliminasi

2.

Menyelesaikan SPLDV dengan Menggunakan Metode Campuran

3.

Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Substitusi

4.

Menyelesaikan SPLDV dengan Metode Grafik

Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun secara baris dan kolom
dan ditempatkan pada kurung biasa atau kurung siku. Adapun yang dibahas
pada bagian ini adalah : Matriks Identitas (I); Matriks Transpose (At); Operasi
perhitungan pada matriks; Kesamaan 2 matriks; Penjumlahan matriks;
Pengurangan matriks; Perkalian bilangan dengan matriks; Perkalian matriks
Determinan suatu matriks; dan Persamaan matriks.
Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya
dan pergeseran merupakan contoh-contoh dari vektor karena semuanya
memiliki besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif
dan negatif. Vektor dikatakan berada di ruang-n (Rn) jika vektor tersebut
mengandung n komponen. Jika vektor berada di R2 maka dikatakan vektor
berada di bidang, sedangkan jika vektor berada di R3 maka dikatakan berada
di ruang. Secara geometris, di bidang dan di ruang, vektor merupakan

28

segmen garis berarah yang memiliki titik awal dan titik akhir. Vektor biasa
dinotasikan dengan huruf kecil tebal atau huruf kecil dengan ruas garis.
Vektor di dalam n-Ruang Definisi : Jika n adalah sebuah integer positif,
sebuah n- grup topel adalah sekuens dari n bilangan real (a1.a2.....an). Set dari
semua grup yang terdiri dari n- grup topel dinamakan n-ruangdan dituliskan
sebagai Rn.

29

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_linear diakses pada hari minggu 20


mei 2014 pada pukul 10.00 WIB
http://yos3prens.wordpress.com/tag/sistem-persamaan-linear-duavariabel/ diakses pada hari minggu 20 mei 2014 pada pukul 10.00 WIB
http://yos3prens.wordpress.com/2013/10/04/menyelesaikan-spldvdengan-metode-eliminasi/ diakses pada hari minggu 20 mei 2014 pada
pukul 10.05 WIB
http://yos3prens.wordpress.com/2013/10/03/menyelesaikan-spldvdengan-metode-substitusi/ diakses pada hari minggu 20 mei 2014 pada
pukul 10.10 WIB
http://yos3prens.wordpress.com/2013/09/29/menyelesaikan-spldvdengan-metode-grafik/ diakses pada hari minggu 20 mei 2014 pada
pukul 10.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai