Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum era penemuan telepon, dunia berkomunikasi jarak jauh melalui cara
tradisional, yakni kurir pos atau dengan merpati pos. Kemudian sejarah mencatat
percobaan pertama telepon kaleng dilakukan oleh Robert Hooke seorang fisikawan dan
polymath asal Inggris. Selama tahun 1664-1665 Hooke bereksperimen dengan transmisi
suara menggunakan kawat. Awal tahun 1667 Hooke berhasil membuat telepon kaleng.
Telepon kaleng adalah transmisi suara jenis akustik (suara tanpa listrik). Yang dibutuhkan
untuk komunikasi sederhana ini adalah dua kaleng yang terhubung dengan benang atau
kawat dan media semacamnya.
Dalam periode waktu yang singkat telepon kaleng sempat dipasarkan secara
komersial, mengisi kekosongan pasar telepon listrik dari Alexander Graham Bell. Saat
paten Bell berakhir, telepon listrik kemudian mengalami perkembangan inovasi yang
hebat.
Telepon kaleng pun tak lagi dijual secara komersial. Telepon kaleng justru populer di
lingkungan pendidikan. Di sekolah-sekolah, telepon kaleng diajarkan sebagai salah satu
alat bermain sekaligus belajar akan prinsip gelombang suara.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka telepon kaleng sangat efektif digunakan dalam
materi pelajarann IPA. Pada bidang fisika, telepon kaleng dapat diaplikasikan pada materi
gelombang bunyi. Melalui telepon kaleng, seseorang dapat mendengar suara karena adanya
gelombang suara yang merambat di udara. Pada telepon kaleng ini, gelombang suara
merambat melalui benang yang ditegangkan. Pada bidang biologi, agar seseorang dapat
mendengar suara yang disampaikan maka digunakan alat indera yaitu telinga. Setelah suara
ditangkap oleh daun telinga selanjutnya suara dihantarkan menuju bagian telinga lainnya
hingga akhirnya suara tersebut dapat didengar. Pada bidang kimia, telepon kaleng dikaitkan
pada sifat bahan yang menyusun telepon kaleng seperti sifat bahan sintetis (benang atau
tali) yang digunakan untuk menghubungakan kedua kaleng dan sifat bahan logam (baja,
besi, timah, dan aluminium) yang biasanya digunakan untuk membuat kaleng.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 1


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Apakah pengertian telepon kaleng?
1.2.2 Bagaimana analisis pendekatan telepon kaleng secara fisika?
1.2.3 Bagaimana analisis pendekatan telepon kaleng secara biologi?
1.2.4 Bagaimana analisis pendekatan telepon kaleng secara kimia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian telepon kaleng.
1.3.2 Untuk mengetahui analisis pendekatan telepon kaleng secara fisika.
1.3.3 Untuk mengetahui analisis pendekatan telepon kaleng secara biologi.
1.3.4 Untuk mengetahui analisis pendekatan telepon kaleng secara kimia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penyusunana makalah ini yaitu sebagai
beriut.
1.4.1 Bagi Penulis
Melalui pembuatan makalah ini penulis dapat mengetahui secara rinci mengenai
kaitan telepon kaleng dengan tiga bidang ilmu yaitu bidang fisika , biologi, dan
kimia.
1.4.2 Bagi pembaca
Melalui makalah ini, pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai
kaitan antara telepon kaleng dengan tiga disiplin ilmu yaitu fisika, kimia, dan
biologi.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Telepon Kaleng


Sebelum era penemuan telepon, dunia berkomunikasi jarak jauh melalui cara
tradisional, yakni kurir pos atau dengan merpati pos. Kemudian sejarah mencatat
percobaan pertama telepon kaleng dilakukan oleh Robert Hooke seorang fisikawan dan
polymath asal Inggris. Selama tahun 1664-1665 Hooke bereksperimen dengan transmisi
suara menggunakan kawat. Awal tahun 1667 Hooke berhasil membuat telepon kaleng.
Dalam periode waktu yang singkat telepon kaleng sempat dipasarkan secara komersial,
mengisi kekosongan pasar telepon listrik dari Alexander Graham Bell. Saat paten Bell
berakhir, telepon listrik kemudian mengalami perkembangan inovasi yang hebat. Persis
seperti telepon yang kita kenal sekarang.
Telepon kaleng pun tidak lagi dijual secara komersial. Telepon kaleng justru populer
di lingkungan pendidikan. Di sekolah-sekolah, telepon kaleng diajarkan sebagai salah satu
alat bermain sekaligus belajar akan prinsip gelombang suara.

Gambar 1. Telepon Kaleng


Telepon kaleng adalah transmisi suara jenis akustik (suara tanpa listrik). Yang
dibutuhkan untuk komunikasi sederhana ini adalah dua kaleng yang terhubung dengan
benang atau kawat dan media semacamnya. Prinsip kerjanya sederhana, yakni suara
merambat melalui udara dengan perantaraan benang. Telepon kaleng inilah yang menjadi
inspirasi akan terciptanya telegraf dan telepon yang kita kenal sekarang.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 3


Dalam menggunakan telepon kaleng, benang sebagai perantara (medium) suara
diregang sampai lurus dan kencang. Hal Ini bertujuan untuk mengfungsikan benang
sebagai medium yang mengantarkan perambatan bunyi. Penelpon harus berbicara dengan
memasukkan mulutnya ke bagian kaleng yang dibuka tutupnya. Sementara pendengar
harus merapatkan kaleng terbuka ke telinga agar dapat mendengar pesan suara yang
disampaikan oleh penelpon.
Seseorang dapat mendengar suara karena adanya gelombang suara yang merambat di
udara. Pada telepon kaleng ini, gelombang suara merambat melalui benang yang
ditegangkan. Sedangkan pada benang yang direnggangkan (dikendurkan), seseorang tidak
akan dapat mendengar suara, karena tidak ada gelombang suara dari sumber suara yang
merambat melalui benang ke penerima suara (pendengar). Semakin kencang benang
ditegangkan, maka gelombang suara dari sumber suara yang merambat melalui benang ke
penerima suara (pendengar) akan semakin jelas.

2.2 Analisis Pendekatan Telepon Kaleng Secara Fisika


2.2.1 Getaran dan Gelombang
A. Getaran
Getaran dapat didefinisikan sebagai gerak bolak-balik di sekitar titik
kesetimbangan. Pada saat kita berbicara, maka kita akan merasakan adanya
gerak bolak-balik pada pita suara. Keadaan tersebut didefinisikan sebagai
peristiwa getaran. Untuk memudahkan pemahaman tentang konsep getaran,
kita tinjau peristiwa getaran pada ayunan bandul matematis, seperti yang tersaji
pada Gambar 2.
Beberapa konsep yang melekat pada peristiwa bergetarnya sebuah benda.
Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah 1) banyaknya getaran, 2)
amplitudo, 3) Titik Kesetimbangan, 4) Frekuensi dan 5) Periode.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 4


Gambar 2. Getaran pada bandul

Pada bandul matematis seperti yang ditunjukan oleh Gambar 1, beban akan
berayun melewati lintasan A B C B A. Dalam hal ini, beban dikatakan
telah melakukan satu kali getaran. Jadi satu kali getaran adalah peristiwa
dimana benda telah melakukan satu kali gerakan bolak-balik (Pergi-Pulang).
Simpangan terbesar yang dialami oleh bandul disebut sebagai Amplitudo. Jadi
pada Gambar 2. Amplitudo adalah jarak antara AB atau CA. Adapun titik
kesetimbangan adalah titik di mana pada titik tersebut benda tidak mengalami
gaya luar atau benda dalam keadaan diam, ditunjukan oleh titik B.
Suatu benda membutuhkan waktu untuk melakukan satu kali getaran.
Kecepatan benda bergetar seperti ini digambarkan oleh besaran yang disebut
Periode. Jadi periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh bandul untuk
membuat satu kali getaran. Periode getaran dilambangkan dengan T. Untuk
mengukur periode getaran digunakan persamaan sebagai berikut.
t
T
n
Keterangan:
T = Periode getaran (sekon)
t = Waktu yang diperlukan (sekon)
n = Jumlah getaran
Sedangkan banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda pada rentang
waktu tertentu dinyatakan sebagai Frekuensi. Jadi Frekuensi adalah jumlah

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 5


getaran setiap satu detik. Frekuensi getaran dilambangkan dengan f,
dirumuskan:
n
f
t
Keterangan:
f = Frekuensi getaran (Hertz)
n = Jumlah getaran
t = Waktu (sekon)
Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Jika dalam satu detik terjadi 5 getaran
berarti frekuensi getaran ini adalah 5 Hertz. Hubungan antara frekuensi dan
periode dapat dituliskan dalam bentuk matematika sebagai berikut:
1 1
T atau f
f T
Keterangan:
f = Frekuensi getaran (Hertz)
T = Periode getaran (sekon)
B. Gelombang
Jika bunyi dihasilkan oleh getaran? Bagaimana mekanisme bunyi tersebut
sampai di telinga kita? Fenomena bahwa bunyi dapat merambat dari sumber
bunyi sampai ke telinga kita, menuntun kita untuk memahami bahwa bunyi
merupakan suatu gelombang. Sebagaimana yang sudah kita pahami bahwa
Gelombang adalah getaran yang merambat baik menggunakan medium
maupun tanpa menggunakan medium.
Energi getaran akan merambat dalam bentuk gelombang. Pada perambatan
gelombang yang merambat adalah energi, sedangkan zat perantaranya tidak
ikut merambat (hanya ikut bergetar). Seperti pada saat kita mendengar getaran
akan merambat dalam bentuk gelombang yang membawa sejumlah energi,
sehingga sampai ke saraf yang menghubungkan ke otak kita.
Berdasarkan energinya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Perambatan
gelombang mekanik memerlukan medium, misal gelombang tali, gelombang

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 6


air, dan gelombang bunyi. Perambatan gelombang elektromagnetik tidak
memerlukan medium, misal gelombang radio, gelombang cahaya, dan
gelombang radar. Dari kedua jenis gelombang tersebut, yang akan dibahas
adalah gelombang mekanik. Berdasarkan arah rambat dan arah getarannya,
gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.
a) Gelombang Longitudinal
Ketika seseorang berbicara melalui telepon kaleng dengan temannya, maka
tali yang digunakan untuk menghubungakan kedua kaleng akan bergetar naik-
turun. Saat tali turun, maka udara di atas tali mengalami renggangan
(rarefaction), sebaliknya saat tali naik udara di atas tali akan merapat
(compression). Jadi, getaran pada tali akan memantik udara di sekitar tali untuk
turut bergetar dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi yang dihasilkan
oleh tali. Pola renggangan (rarefaction) dan rapatan (compression) tersebut
akan diteruskan ke seluruh ruang oleh udara, termasuk udara di sekitar gendang
telinga. Ketika udara di sekitar gendang telinga bergetar, maka gendang telinga
akan beresonansi (turut bergetar) dan meneruskan informasi tersebut ke dalam
otak. Otaklah yang akan menginterpretasi bunyi yang baru saja didengar.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat pengaruh
getaran benda lain yang berdekatan. Resonansi dapat terjadi jika frekuensi
alamiah suatu benda sama dengan frekuensi getaran benda yang
mempengaruhinya.

Gambar 3. Proses Rambatan Gelombang Bunyi di Udara

Pola rambatan gelombang bunyi dimana arah getarannya sejajar dengan


arah rambat gelombang seperti yang ditunjukan Gambar 3. disebut sebagai
gelombang longitudinal. Contoh lain bentuk gelombang longitudinal adalah

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 7


gelombang pada slinki yang digetarkan secara mendatar seperti yang
ditunjukan oleh Gambar 4.

Gambar 4. Gelombang Longitudinal


Meskipun gelombang bunyi dirambatkan melalui udara, bukan berarti ada
pergerakan udara menuju ke telinga kita. Hal ini dikarenakan yang dirambatkan
hanya energi gelombang, sedangkan medium tetap di tempat. Sebagaimana
pada slinki, yang dirambatkan hanya energi gelombang tanpa memindahkan
partikel penyusun slinki.
Seperti halnya pada gelombang transversal, waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh satu gelombang pada gelombang longitudinal disebut periode
gelombang dengan satuan sekon (s) dan dilambangkan dengan T. Jumlah
gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang.
Lambang untuk frekuensi adalah f dengan satuannya hertz (Hz).
b) Gelombang Transversal
Berdasarkan arah rambatnya, disamping dikenal adanya gelombang
longitudinal, di lain sisi kita juga mengenal adanya gelombang transversal.
Gelombang tranversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus
dengan arah getarnya. Contohnya gelombang tali seperti yang ditunjukan oleh
Gambar 5.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 8


Gambar 5. Gelombang Transversal
Energi gelombang merambat dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu:
panjang gelombang/wavelength, frekuensi, periode, amplitudo/amplitude, dan
kecepatan.

Gambar 6. Gambar Gelombang


Panjang gelombang transversal sama dengan jarak satu bukit gelombang
dan satu lembah gelombang (A-B-C-D-E pada Gambar 6). Panjang satu
gelombang dilambangkan dengan (dibaca lamda) dengan satuan meter.
Simpangan terbesar dari gelombang itu disebut amplitudo (Bb atau Dd pada
Gambar 6). Dasar gelombang terletak pada titik terendah gelombang, yaitu D
dan H, dan puncak gelombang terletak pada titik tertinggi yaitu B dan F.
Lengkungan C-D-E dan G-H-I merupakan lembah gelombang. Lengkungan A-
B-C dan E-F-G merupakan bukit gelombang.
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah
pola gelombang, dilambngkan dengan lambda () dan satuan meter (m). Pada
gelombang transversal, 1 adalah jarak antara dua puncak/bukit gelombang
atau jarak antara dua lembah gelombang. Sedangkan pada gelombang
longitudinal 1 adalah jarak antara renggangan dan rapatan. Sebuah gelombang

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 9


membutuhkan waktu untuk bergerak menempuh jarak tertentu. Besaran fisika
yang menggambarkan keadaan ini adalah Cepat rambat gelombang,
disimbolkan dengan v dan memiliki satuan m/s. Frekuensi adalah banyaknya
gelombang tiap satuan waktu, dilambangkan dengan f dan satuan Hz. Jadi, jika
gelombang yang disajikan pada Gambar 10 butuh waktu 1 detik untuk bergerak
dari A ke E, maka frekuensi gelombang tersebut adalah 1 gelombang/1 detik =
1 Hz.
Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk membentuk
1 panjang gelombang. Jadi, jika gelombang yang disajikan pada Gambar 10
butuh waktu 1 detik untuk bergerak dari A ke E, maka periode gelombang
tersebut adalah 1 detik/ 1 gelombang = 1 detik. Amplitudo didefinisikan sebagai
simpangan getar terbesar pada gelombang. Untuk contoh pada Gambar 10.
Amplitudo ditunjukan oleh besarnya jarak B-b.
c) Hubungan antara Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat, dan
Periode Gelombang
Cepat rambat Gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam
waktu satu detik (sekon). Pada gelombang, dalam satu periode (T), jarak
tempuhnya sama dengan panjang gelombangnya (). Perbandingan antara
panjang gelombang dan periode disebut sebagai Cepat Rambat Gelombang.

Gambar 7. Cepat rambat gelombang


Berdasarkan penjelasan diatas, maka cepat rambat gelombang dapat di
rumuskan sebagai berikut:

v
T

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 10


1 1
Mengingat bahwa T atau f maka:
f T
vf
Keterangan:
V= Cepat Rambat Gelombang (m)
= Panjang Gelombang (m/s)
T = Periode (s)
f = Frekuensi Gelombang (1/s)
Berdasarkan persamaan tersebut tampak jika panjang gelombang
berbanding terbalik dengan frekuensi. Artinya jika suatu gelombang memiliki
frekuensi tinggi, maka panjang gelombangnya rendah/pendek. Sebagai contoh
pada gelombang elektromagnetik, warna merah memiliki frekuensi lebih
rendah dari pada warna biru, maka panjang gelombang warna merah lebih
panjang daripada panjang gelombang warna biru.
Cepat Rambat Gelombang bergantung pada karakteristik medium yang
dilaluinya. Sebagai contoh gelombang cahaya akan berkurang kecepatannya
saat melewati medium yang lebih rapat, akibatnya muncul fenomena pembiasan
(pembelokan cahaya). Demikian juga gelombang bunyi, ia memiliki nilai cepat
rambat yang berbeda ketika melewati medium yang berbeda.
Tabel 1. Kecepatan Gelombang Bunyi Pada Berbagai Medium
Medium v (m/s)
Zat Gas
Udara (00) 331
Udara (200) 343
Hidrogen (00) 1286
Oksigen (00) 317
Helium (00) 972
Zat Cair
Aluminium 5100
Tembaga 3560
Besi 5130

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 11


Zat Padat
Air 1493
Air laut 1533
Alkohol 1143

Berdasarkan Tabel 1. gelombang bunyi akan memiliki kecepatan yang


berbeda saat melewati medium yang berbeda. Pada medium zat padat,
gelombang bunyi cenderung bergerak lebih cepat dibandingkan saat melewati
medium zat cair maupun zat gas. Maka tidak mengherankan jika sebelum era
telepon seluler, manusia menggunakan logam untuk mengirimkan bunyi
melalui telepon kabel. Selain itu, suhu juga mempengaruhi kecepatan rambat
gelombang. Gelombang Bunyi akan bergerak lebih cepat pada udara bersuhu
tinggi jika dibandingkan bergerak pada suhu rendah.
d) Frekuensi
Bunyi terjadi akibat benda yang bergetar, kemudian dirambatkan sebagai
gelombang longitudinal menjelajahi medium tertentu hingga akhirnya sampai
di telinga kita. Bunyi berkaitan dengan getaran dan gelombang yang memiliki
frekuensi tertentu. Setiap benda yang bergetar memiliki frekuensi tertentu
namun tidak semua bunyi dapat ditangkap oleh indera pendengaran manusia,
karena indera pendengaran manusia hanya mampu mendengar bunyi dalam
jangkauan frekuensi yang terbatas. Telinga normal pada manusia hanya dapat
mendengar bunyi dalam rentang 20 Hz sampai 20.000 Hz. Rentang frekuensi
ini disebut dengan audiosonik. Sedangkan untuk rentang frekuensi di bawah 20
Hz disebut sebagai frekuensi infrasonik dan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut
frekuensi ultrasonik.
2.2.2 Bunyi
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi
gelombang di udara sampai terdengar oleh reseptor pendengar.
Karakteristik Bunyi
Setiap gelombang bunyi memiliki frekuensi dan amplitudo yang berbeda
meskipun perambatannya terjadi pada medium yang sama.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 12


a) Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi
Pada orang dewasa, suara perempuan akan lebih tinggi dibandingkan suara
laki-laki. Pita suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat,
mengakibatkan laki-laki memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan
perempuan memiliki nada dasar satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu
sekitar 250 Hz. Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit
dan nyeri karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi rendahnya
nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi bunyi,
akan semakin tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah maka
nada akan semakin rendah. Garpu tala yang digetarkan pelan-pelan
menghasilkan simpangan yang kecil, sehingga amplitudo gelombang yang
dihasilkan juga kecil. Hal ini menyebabkan bunyi garpu tala terdengar lemah.
Pada saat garpu tala digetarkan akan menghasilkan simpangan yang besar dan
amplitudo gelombang yang dihasilkan juga besar sehingga bunyi garpu tala
terdengar keras. Kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya.
b) Nada
Bunyi musik akan lebih enak didengarkan karena bunyi musik memiliki
frekuensi getaran teratur yang disebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki
frekuensi yang tidak teratur disebut desah.
c) Warna atau Kualitas Bunyi
Setiap musik akan mengeluarkan suara yang khas. Suara yang khas ini
disebut kualitas bunyi atau yang sering disebut timbre. Begitu pula pada
manusia, juga memiliki kualitas bunyi yang berbeda-beda, ada yang memiliki
suara merdu atau serak.
d) Resonansi
Apakah pada telinga manusia juga memanfaatkan prinsip resonansi? Ketika
kita berbicara, kita dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah.
Organ yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan
kotak suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara pita suara akan
bergetar, Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 13


dengan pita suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar
sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring.
Telinga manusia memiliki selaput tipis. Selaput itu mudah sekali bergetar
apabila di luar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan
selaput gendang telinga. Selaput tipis sangat mudah beresonansi, sehingga
sumber getar yang frekuensinya lebih kecil atau lebih besar dengan mudah
menyebabkan selaput tipis ikut bergetar.

2.3 Analisis Pendekatan Telepon Kaleng Secara Biologi


2.3.1 Sistem Pendengaran Pada Manusia
Telinga adalah alat indra yang memiliiki fungsi untuk mendengar suara yang
ada di sekitar kita. Manusia memiliki batas pendengaran terhadap bunyi. Bunyi
yang berfrekuensi sangat rendah dan berfrekuensi terlalu tinggi tidak dapat
didengar oleh telinga manusia. Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi
dibedakan menjadi tiga, yaitu gelombang infrasonik, gelombang audiosonik, dan
gelombang ultrasonik. Telinga manusia hanya dapat mendengar bunyi yang
mempunyai frekuensi tertentu. Bunyi yang dapat kita dengar dinamakan bunyi
audiosonik. Bunyi audiosonik mempunyai frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000
Hz. Jadi, kita akan dapat mendengar suatu bunyi berkisar 20 Hz 20.000 Hz. Bunyi
di bawah 20 Hz atau di atas 20.000 Hz tidak dapat kita dengar.
Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf
pendengaran. Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam. Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang
berhubungan dengan pusat pendengran. Di dalam telinga juga terdapat terdapat alat
keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran. Telinga
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, telinga tengah
berfungsi untuk meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor
yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah. Bunyi yang terdengar oleh telinga memerlukan

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 14


medium untuk merambat. Telinga luar dan telinga tengah terisi oleh udara dan
rongga telinga dalam terisi oleh cairan limfa.

Gambar 8. Anatomi telinga manusia


Struktur Organ dan Fungsi Telinga Manusia
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a) Telinga Luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari:
Daun telinga atau pinna adalah bagian telinga terluar yang membatasi
bagian luar kepala dengan saluran telinga. Fungsi daun telinga adalah untuk
mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat memperbesar
(mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga. Ketika
memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan
yang akan memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek
penyaringan tersebut pada manusia terutama untuk memilah suara yang
berada di rentang frekuensi suara manusia.
Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, merupakan bagian
terpenting untuk menangkap suara.
Gendang Telinga atau membran timpani adalah selaput atau membran tipis
yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk
menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 15


telinga tengah. Gendang telinga secara anatomi dibagi 2 yaitu pars tensa
(tegang) dan pars flaksida;
Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars tensa, terdiri
dari 3 lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan
ikat, dan bagian dalam yang mengarah ke telinga tengah, merupakan
lanjutan mukosa telinga tengah.
Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri
dari dua lapis tanpa jaringa ikat di bagian tengah.

Gambar 9. Mebran Tympani


b) Telinga Tengah
Telinga tengah adalah rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi
yaitu:
Tulang martil atau malleus, adalah tulang kecil yang berbentuk seperti
martil yang menyusun tulang pendengaran pada telinga tengah. Tulang ini
terlekat pada bagian permukaan dalam gendang telinga dan ujung lainnya
pada tulang landasan. Tulang ini berfungsi menghantarkan getaran suara
dari gendang telinga ke tulang landasan.
Tulang landasan atau incus adalah tulang kecil yang berbentuk seperti
landasan. Tulang ini merupakan salah satu tulang pendengaran dan
menghubungkan tulang martil dan tulang sanggurdi.
Tulang sanggurdi atau stapes merupakan tulang kecil yang menyerupai
sanggurdi kuda. Tulang ini merupakan tulang pendengaran terakhir pada

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 16


telinga dalam. Tulang sanggurdi adalah tulang terkecil dan teringan pada
tubuh manusia.
Otot stapedius adalah otot rangka terkecil pada tubuh manusia. Panjangnya
hanya sekitar 1 milimeter. otot ini berfungsi untuk menstabilkan tulang
terkecil pada tubuh, tulang sanggurdi dan membantu penghantaran getaran
suara ke telinga dalam. Kelumpuhan pada stapedius dapat menyebabkan
osilasi lebar pada tulang sanggurdi, menyebabkan reaksi peninggian getaran
suara. Suara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketulian. Stapedius
dipersarafi oleh salah satu saraf otak yaitu nervus facialis.
Saluran Eustachi merupakan saluran dalam telinga yang menghubungkan
telinga luar (daun telinga) dengan telinga bagian tengah. Pada saluran ini,
suara dikumpulkan dan diatur gelombang frekuensinya agar sesuai dengan
telinga manusia. Pada saluran ini juga terdapat kelenjar perilimfe dan
kelenjar endolimfe, serta lemak dan air.
c) Telinga Dalam
Pada telinga dalam terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang
koklea terdiri dari tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala
timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang
sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan
skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Koklea berfungsi menangkap suara getaran dari membrane tyimpani.
kemudian menyebabkan stereocilia bergetar. Kemudian sterocilia
mengubah getaran tersebut menjadi sebuah impuls saraf dan di sampaikan
ke syaraf otak untuk diinterpretasi.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 17


Gambar 10. Struktur Koklea
Tingkap oval atau fenestra ovalis adalah bukaan berselaput yang
menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam. Getaran suara
akan dihantar dari gendang telinga, tulang pendengaran (martil,
landasan, sanggurdi), dan kemudian ke selaput di tingkap oval untuk
dilanjutkan ke telinga dalam. Bukaan yang berbentuk seperti bentuk
ginjal dan diameter panjangnya pada sisi horizontal dan memiliki
bingkai yang cembung.
Tingkap bulat atau fenestra rotunda adalah satu dari dua selaput yang
memisahkan telinga tengah dan telinga dalam. Tingkap bulat terletak di
bawah dan sedikit di belakang tingkap oval Tingkap bulat akan
menghubungkan skala tyimpani dengan telinga tengah. Selaput tingkap
bulat terdiri dari tiga lapisan:
Bagian luar atau mukus, berasal dari garis mukus cavitas timpani;
Bagian dalam, dari membran koklea;
Bagian tengah, sebuah lapisan fibrosa
Membran basilaris merupakan struktur Membran basilaris seperti senar
bervariasi lebar dan ketebalannya. Ukuran dari basilar membrane rata-
rata sekitar 35 mm. Dari ukuran panjang tersebut dapat dihasilkan 10
resolusi frekuensi, sehingga pada setiap 3.5 mm panjang membran
terdapat 1 oktaf frekuensi resonansi. Gerakan membran basilar
umumnya digambarkan sebagai gelombang. Parameter membran pada

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 18


suatu titik tertentu di sepanjang panjangnya menentukan frekuensi (CF),
frekuensi ini sangat sensitif terhadap getaran suara. Membran basilar
adalah terluas (0,42-0,65 mm) dan paling kuat di puncak koklea, dan
tersempit (0,08-0,16 mm) dan paling kaku di dasar suara frekuensi
tinggi. Terletak dekat pangkal koklea (dekat jendela bulat dan oval),
sedangkan frekuensi rendah suara terletak dekat puncak koklea.
Membran Reissner atau membrana vestibularis adalah sebuah selaput
di dalam koklea pada telinga dalam. Selaput ini memisahkan skala
media dari skala vestibuli. Bersama membran basilaris membentuk
sebuah ruangan di koklea berisi perilimfe, yang penting untuk
mendukung fungsi organo corti.
Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel
rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur,
sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan
saraf vestibulokokleari. Organo corti berfungsi mengubah getaran suara
menjadi impuls.
Sel rambut adalah sel yang ada di dalam telinga yang berfungsi sebagai
penerus gelombang suara dari telinga dalam kepada sel-sel syaraf
pendengaran. Juga berfungsi sebagai landasan atau dasar dari koklea
dan tulang-tulang pendengaran di dalam telinga.

2.3.2 Fisiologi Pendengaran


Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelobang yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani dan diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan memperkuat getaran melalui daya
ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dan
foramen ovale. Energi getar yang telah diperkuat ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakan foramen ovale sehingga perilimfe pada skala vestibule bergerak.
Getaran akibat getaran perilimfe diteruskan melali membrane Reissner yang
akan mendorong endolimfe, sehingga akan terjadi gerak relatif antara membran

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 19


basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter
ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39 - 40) di
lobus temporalis.
2.3.3 Mekanisme Pendengaran
Sistem pendengaran manusia terdiri dari tiga bagian anatomi yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam. Proses pendengaran pada telinga manusia
dijelaskan sebagai berikut. Getaran suara memasuki telinga melalui daun telinga
(pina). Daun telinga dapat memperbesar (mengamplifikasi) suara dan
mengarahkannya ke saluran telinga. Ketika memantul pada daun telinga, suara juga
mengalami proses penyaringan yang akan memberikan informasi mengenai
lokalisasi suara dan variasi tekanan yang dihasilkannya menekan gendang telinga
(membran tympani). Getaran suara menuju tulang pendengaran di dalam telinga
tengah. Di dalam telinga dalam getaran suara masuk ke tulang martil (malleus)
tulang ini menghantarkan getaran suara dari gendang telinga ke tulang landasan
(incus) yang menghubungkan tulang martil dan tulang sanggurd (stapes), Tulang
ini merupakan tulang pendengaran terakhir pada telinga dalam. Kemudian getaran
suara masuk ke rumah siput (cochlea) yang terdiri dari sel rambut dan sel
penyokong. Cochlea bergetar dengan frekuensi yang sama dengan gelombang yang
datang. Basilar membrane kemudian memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya.
Basilar membrane berstruktur kuat dan panjang di daerah sekitar oval window
namun bersifat lentur pada bagian ujungnya. Kemudian getaran suara masuk ke
organo corti dan dihubungkan dengan sel saraf aditori yang mengubah getaran
suara menjadi impulsdi sampaikan ke syaraf otak untuk diinterpretasi.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 20


Gambar 11. Skema proses mendengar pada manusia

2.4 Analisis Pendekatan Telepon Kaleng Secara Kimia


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat benda yang terbuat dari logam dan nonlogam.
Bahan logam, dapat dibedakan lagi menjadi bahan logam besi dan nonbesi. Logam besi
merupakan logam yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya. Contohnya, mesin
kendaraan bermotor dan mesin pabrik. Logam nonbesi merupakan bahan yang
mengandung sedikit atau tanpa besi. Contohnya, alumunium untuk peralatan masak,
tembaga untuk alat-alat listrik, dan nikel untuk bahan campuran uang logam.
Baju dan pensil terbuat dari bahan nonlogam. Bahan nonlogam dibedakan menjadi:
polimer, keramik, gelas, bahan biologi atau biomaterial, dan lain sebagainya. Polimer
tersusun dari gabungan beberapa monomer. Monomer adalah kelompok kecil molekul
yang dapat dirangkaikan menjadi polimer. Salah satu contoh monomer adalah molekul
glukosa. Ketika monomer-monomer glukosa bersatu, akan dapat terbentuk selulosa.
Dengan demikian, selulosa adalah polimer. Pernahkah kamu membandingkan kain katun
dengan plastik? Kedua bahan tersebut adalah polimer. Kain katun terbuat dari kapas
sehingga digolongkan ke dalam polimer alami. Plastik dihasilkan melalui sintesis kimia
sehingga digolongkan ke dalam polimer sintetis.
2.4.1 Bahan Logam
Bahan yang termasuk logam yaitu besi, baja, emas, perak, dan aluminium.
Setiap bahan mempunyai sifat-sifatnya tersendiri. Sifat-sifat bahan logam yaitu:
Sebagian besar logam berbentuk padat
Logam bersifat keras, kuat, dan tidak lentur

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 21


Tidak menyerap air
Tidak mudah terbakar api
Penghantar panas yang baik serta dapat ditempa
Beberapa logam tidak mudah berkarat

Gambar 12. Kaleng yang terbuat dari aluminium

a. Baja
Baja atau disebut besi hitam biasanya digunakan sebagai komponen
utama pada mesin, rangka mobil, kapal, kereta, perkakas, senjata, dan sebagai
rangka bangunan. Baja sebenarnya merupakan logam paduan (alloy) antara
logam besi (Fe) sebagai bahan utama dengan karbon (C) sekitar 0,2% hingga
2,1%. Selain karbon dalam baja juga terkandung mangan (Mn), fosfor (P),
sulfur (S), silicon (Si), dan sebagian kecil oksigen (O), nitrogen (N), dan
alumunium (Al). Peningkatan kualitas baja biasanya dilakukan dengan
penambahan nikel (Ni), krom (Cr), molybdenum (Mo), boron (B), titanium
(Ti), vanadium (V), dan niobium (Nb). Fungsi unsur karbon dalam baja adalah
sebagai bahan pengeras dan meningkatkan kekuatan tariknya sehingga dapat
mencegah pergeseran atom-atom dalam logam baja. Hal ini disebabkan karena
karbon dapat mengisi ruang kosong antar atom besi pada ikatan logam sehingga
lebih rapat dan keras.
Guna mencegah korosi, biasanya baja ditambahkan kromium (Cr) minimal
11% dari total bahan. Penambahan kromium (Cr) akan membentuk lapisan
yang keras pada permukaan baja dan dikenal dengan stainless steel (baja tahan

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 22


karat). Stainless steel ini banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan
alat-alat dapur seperti kompor maupun sebagai bahan dalam pembuatan pagar.
b. Baja Ringan (Galvanum)
Galvanum merupakan logam baja tipis yang dilapisi oleh campuran logam
yang terdiri atas alumunium (Al) sebanyak 55%, seng (Zn) sebanyak 43%, dan
silicon (Si) sebanyak 1,6%. Jika dibandingkan dengan kayu sebagai atap rumah
material galvanum lebih ramah lingkungan, anti karat, dan memiliki ketahanan
sangat tinggi.
c. Aluminium
Alumunium berwarna putih perak dan ringan, Aluminium banyak
digunakan dalam peralatan rumah tangga karena logam ini ringan, tidak
beracun dan tahan karat. Aluminium sebenarnya mudah teroksidasi oleh
oksigen dari udara. Akan tetapi, oksida aluminium Al2O3) yang terbentuk akibat
oksidasi oksigen ini menutupi permukaan aluminium dengan sangat tipis (10-
8
m) sehingga dapat melindungi lapisan logam aluminium di bawahnya dari
perkaratan (korosi).
Penggunaan Aluminium
Rumah tangga: sebagai peralatan dapur, seperti panic, dan wajan
Industri makanan: aluminium foil untik membungkus produk bahan
makanan dan minuman.
Pesawat terbang: sebaga paduan logam, digunakan untuk membuat badan
pesawat.Contohpaduan logam ini adalah magnalium, yaitu campuran Al
dan Mg.
Perumahan: membuat kusen pintu dan jendela.
Sebagai konduktor.
d. Besi
Besi merupakan unsur logam yang paling penting banyak digunakan dalam
kehidupan sehari hari, misalnya peralatan rumah tangga, pertanian,
konstruksi, mesin, dan persenjataan. Penggunaan besi yang meluas ini karena
bijih besi banyak terdapat di alam. Selain itu, karena besi mudah ditempa, dapat
dibuat baja, penghantar listrik dan panas yang baik.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 23


Sifat-Sifat Besi
Mudah Berkarat
Besi termasuk logam yang cukup reaktif sehingga mudah teroksidasi oleh
oksigen di udara. Peristiwa ini disebut korosi, dalam istila sehari hari
disebut perkaratan. Besi berkarat menjadi Fe2O3 .3H2O (karat besi)
Kekerasan
Besi tidak begitu keras. Kekerasannya tergantung pada campuran dan cara
pembuatan
e. Timah
Sama seperti aluminium, timah juga mengalami oksidasi(korosi) pada
permukaan. Lapisan oksida yang terbentuk menutupi seluruh permukaannya
sehingga terlindung dari korosi selanjutnya. Jadi, sama seperti aluminium,
timah juga tahan korosi.
Penggunaan utama timah untuk melapisi besi dengan timah agar besi tidak
mengalami korosi. Besi yang dilapisi timah disebut kaleng (tin palate). Bahan
tersebut digunakan untuk berbagai hasil makanan dan minuman kalengan,
kaleng cat, dan kaleng pelumas. Besi yang dilapisi timah (kaleng) ini tidak
mengalami korosi selama lapisannya utuh (tidak tergores dan bocor). Akan
tetapi, jika lapisannya ini tergores maka kaleng ini akan mengalami korosi
dengan sangat cepat, sampai semua kaleng ini hancur. Hal ini memang
dikehendaki agar kaleng yang sudah terpakai (bekas) akan hancur.

2.4.2 Bahan Non Logam (Bahan Serat)


Bila kain perca disobek-sobek, maka anyaman kain jadi rusak dan kamu akan
mendapatkan bentukan seperti benang yang disebut serat. Secara kimiawi serat
adalah suatu polimer. Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan
menjadi serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis). Bahan serat
alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari
selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari
selulosa adalah katun dan linen. Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh
dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh labalaba, dan kepompong ulat

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 24


sutera. Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera. Serat mineral,
umumnya dibuat dari mineral asbetos.
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri
seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau
elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat dilakukan
dengan analisis pembakaran.
a. Serat Alami
Serat alami, contohnya sutera, kapas, dan wol merupakan bahan baku
pembuatan kain. Serat alami wol dan sutera apabila dibakar menimbulkan bau
seperti rambut, sedangkan kapas apabila dibakar berbau seperti kayu terbakar
dan abu sisa pembakaran berupa serbuk berwarna abu-abu.

Gambar 13. Serat Wool


Kapas
Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik: bahan terasa
dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan
terhadap jamur. Serat kapas mudah terbakar, kalau terbakar nyalanya
berjalan terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna
kelabu. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus,
lebih kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan
seterika panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan
terus, berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna
kelabu.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 25


Sutera
Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut,
tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan
terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak mudah
berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut terbakar,
bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
Wool
Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting,
kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang
baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran terbentuk
gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
b. Serat Sintetis
Serat sintetis, contohnya rayon, dakron, nilon, dan akrilik merupakan bahan
baku pembuatan sarung tangan yang tebal, kaus kaki, baju, kain parasut, tali
tambang, benang jahit, karpet, jok mobil, terpal hujan, dan baju tahan air. Serat
sintetis bila dibakar menimbulkan bau seperti plastik terbakar dan sisa
pembakaran berupa gumpalan warna hitam.

Gambar 14. Serat Nilon


Asbes
Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya
mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan
api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar listrik dan panas
yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis
kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 26


Nilon
Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau,
elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur
dan bakteri. Nylon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila dibakar,
berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna
cokelat.
Polyester
Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak
mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap
air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Apabila
dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalkan
tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan untuk
memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah TC
(Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun, dan TR (Tetoron Rayon)
campuran dari polyester dan rayon. Ciri dari tekstil ini kurang dapat menyerap
keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar
akan menghasilkan abu dan arang.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 27


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu sebagai
berikut.
1. Telepon kaleng adalah transmisi suara jenis akustik (suara tanpa listrik). Yang
dibutuhkan untuk komunikasi sederhana ini adalah dua kaleng yang terhubung dengan
benang atau kawat dan media semacamnya. Prinsip kerjanya sederhana, yakni suara
merambat melalui udara dengan perantaraan benang.
2. Kaitan telepon kaleng dengan materi gelombang bunyi yaitu saat seseorang berbicara
melalui telepon kaleng dengan temannya, maka tali atau benang yang digunakan untuk
menghubungakan kedua kaleng akan bergetar naik-turun. Getaran akan merambat
dalam bentuk gelombang bunyi, dimana gelombang bunyi merambat melalui zat
perantara (tali/benang). Sehingga gelombang bunyi dapat merambat dari sumber bunyi
menuju ke telinga si pendengar.
3. Kaitan telepon kaleng dengan materi indera pendengaran yaitu saat seseorang berbicara
melalui telepon kaleng dengan temannya, maka tali yang digunakan untuk
menghubungakan kedua kaleng akan bergetar naik-turun. Saat tali turun, maka udara
di atas tali mengalami renggangan, sebaliknya saat tali naik udara di atas tali akan
merapat. Pola renggangan dan rapatan tersebut akan diteruskan ke seluruh ruang oleh
udara, termasuk udara di sekitar gendang telinga. Ketika udara di sekitar gendang
telinga bergetar, maka gendang telinga akan beresonansi (turut bergetar) dan
meneruskan informasi tersebut ke dalam otak. Selanjutnya Otak yang akan
menginterpretasi bunyi yang didengar.
4. Kaitan telepon kaleng dengan ilmu kimia adalah sifat atau karakteristik logam sebagai
bahan dasar pembuatan kaleng dan sifat atau karakteristik nonlogam (bahan serat)
sebagai bahan dasar benang serta pemanfaatan bahan logam dan bahan nonlogam
(bahan serat) dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca adalah melalui makalah
ini pembaca dapat memahami materi gelombang bunyi, indera pendengaran pada

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 28


manusia, serta sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari melalui alat
peraga telepon kaleng. Melalui aplikasi telepon kaleng, pembaca akan mudah untuk
memahami ketiga materi tersebut.

SAINS TERINTEGRASI-TELEPON KALENG 29

Anda mungkin juga menyukai