Produktivitas Karyawan
Konsep Dasar Produktivitas
Produktivitas
Rasio output (barang dan layanan) dibandingkan dengan input (sumber daya dan tenaga kerja)
Efisiensi dan efektivitas dalam produksi untuk menghasilkan output.
Produktivitas Karyawan
Teori-teori Motivasi
Teori Klasik
Menurut Frederick W. Taylor :Karyawan
hanya termotivasi oleh Uang
Perusahaan harus mampu
menganalisis laba dan keuntungan
yang lebih besar dan membayar
karyawan lebih tinggi
Pekerjaan dibagi menjadi elemen atau
tugas yang lebih kecil sehingga mudah
dikerjakan secara lebih efisien.
Produktivitas Karyawan
Teori-teori Motivasi
Teori X dan Teori Y
Produktivitas Karyawan
Teori-teori Motivasi
Produktivitas Karyawan
Teori-teori Motivasi
Teori ERG (Existence,
Relatedness, Growth)
Menurut Clayton Alderfer:
tidak mengasumsikan
hierarki kebutuhan secara
kaku. Individu dapat bekerja
untuk memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi walaupun
kebutuhan pada level yang
lebih rendah belum terpenuhi
Produktivitas Karyawan
Teori-teori Motivasi
Teori Motivasi Kontemporer Teori
Pengharapan
Teori ini menyatakan bahwa karyawan
akan termotivasi untuk bekerja agar
mendapat penghargaan yang mereka
inginkan dan mereka percaya bahwa
kesempatan atau harapan mereka
akan tercapai.
Penghargaan yang sulit dicapai akan
menyebabkan karyawan tidak
menginginkannya walupun bersifat
positif.
Produktivitas Karyawan
Teori-teori Motivasi
Motivasi
Motivasi kerja dapat disebabkan oleh
core job characteristic.
Antara core job characteristics dengan
outcomes dimoderasi oleh:
knowledge dan skill
Growth need strength
Context satisfaction
Need for achievement
Lima karakteristik pekerjaan yang
membantu mengembangkan tiga
critical psychological states sehingga
dapat mempengaruhi outcome
High level of skill variety
Task identity
Task significance
Autonomy
feedback
8
Interview
Mengukur kepribadian
Pemilihan karakteristik skala organisasi
Q methodology
11
Interview
Structured
interview:
komprehensif,
reliabilitas tinggi,
low validity
Unstructured
interview:
memungkinkan
systematika eror
dan lower
reliability, high
validity
Mengukur
kepribadian
Pemilihan
karakteristik
skala
organisasi
Q
methodology
Validitas rendah
dalam
memprediksi work
performance,
penggunaan
metode ini perlu
disertai analisis
lingkungan
organisasi.
Forced-choice
scales: studi
menggunakan
format untuk
mengukur personjob fit termasuk
bidang yang
diturunkan dari
analisis pekerjaan
12
The work
oriented
Kompetensi sebagai
susunan atribut yang
dimiliki karyawan
(knowledge, skill
attitude)
Kompetensi dikaitkan
dengan atribut namun
yang menjadi fokus
adalah pekerjaan
(daftar kegiatan kerja)
The
multimethodoriented
Bersifat lebih
komprehensif
13
Transfer of Training
Positive transfer of training didefinisikan sebagai suatu derajat dimana para pengikut
pelatihan secara efektif menerapkan KAS (Knowledge, attitudes and skills)
Condition of transfer meliputi bahan yang dipelajari dan mempertahankan materi yang
dipelajari di tempat kerja selama periode waktu
Training outcome
Banyaknya pembelajaran yang terjadi dalam pelatihan dan banyaknya penggunaan materi
pelatihan dalam kerja nyata setelah pelatihan selesai
14
Metode pelatihan
Whole training method memberikan manfaat bagi peningkatan training
outcomes bila intelegensi peserta tinggi, praktik didistribusikan, tidak
masal dan materi pelatihan high in task organization (high
interdependency) tetapi low in task complexity
Part training whole method memberi outline sedang part training
adalah detail atau bagian dari outline
15
Pengembangan karyawan
Pendokumentasian kinerja karyawan
Kemungkinan karyawan mengekspresikan pandangannya
Menentukan upah atau penghargaan dan pemberian sangsi atau hukuman
Menentukan promosi karyawan
Penilai Kinerja
Self rating atau diri sendiri
Atasan langsung
Anak buah (subordinate ratings)
Hubungan Ketenagakerjaan
Serikat Pekerja dan Peraturan Ketenagakerjaan
Serikat Pekerja
Merupakan asosiasi para karyawan untuk jangka waktu yang panjang dan
berlangsung secara terus menerus
23
Hubungan Ketenagakerjaan
Serikat Pekerja dan Peraturan Ketenagakerjaan
Peranan dan Fungsi Serikat Pekerja
Menampung aspirasi dan keluhan pekerja
Menyalurkan aspirasi dan keluhan kepada manajemen atau pengusaha secara
langsung atau melalui bipartit
Mewakili pekerja di lembaga bipartit
Mewakili pekerja di tim perunding untuk merumuskan perjanjian kerja bersama
Mewakili pekerja di lembaga-lembaga kerjasama ketenagakerjaan sesuai dengan
tingkatannya (lembaga tripartit, dewan keselamatan dan kesehatan kerja, dewan
pelatihan kerja, dll)
Memperjuangkan hak dan kepentingan anggota, baik secara langsung kepada
pengusaha maupun melalui lembaga-lembaga ketenagakerjaan
Membantu menyelesaikan perselisihan industrial
Meningkatkan disiplin dan semangat kerja anggota
Aktif mengupayakan menciptakan atau mewujudkan hubungan industrial yang aman,
harmonis, dinamis, dan berkeadilan
Menyampaikan saran kepada manajemen baik untuk penyelesaian keluh kesah
pekerja maupun untuk menyempurnakan sistem kerja dan peningkatan produktivitas
perusahaan
24
Hubungan Ketenagakerjaan
Serikat Pekerja dan Peraturan Ketenagakerjaan
Hubungan Ketenagakerjaan
Serikat Pekerja dan Peraturan Ketenagakerjaan
Hubungan Ketenagakerjaan
Serikat Pekerja dan Peraturan Ketenagakerjaan
Undang-Undang Serikat Pekerja
UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mencangkup beberapa aspek tentang:
Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan;
Pelatihan kerja
Penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Penggunaan tenaga kerja asing
Hubungan kerja dan perjanjian kerja
Perlindungan tenaga penyandang cacat anak dan perempuan
Ketentuan waktu kerja dan waktu istirahat
Perlindungan keselamamatan dan kesehatan kerja
Ketentuan pengupahan dan perlindungan upah
Lembaga-lemabga hubungan industrial
Peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama
Ketentuan mogok dan penutupan perusahaan
Pemutusan hubungan kerja dan pesangon
Pembinaan dan pengawasan
Penyidikan dan sanksi
27
Hubungan Ketenagakerjaan
Perselisihan dan Disiplin Tenaga Kerja
Konflik
Merupakan proses yang dimulai ketika satu pihak mempresepsikan bahwa pihak
lain memiliki perasaan negatif terhadapnya atau mengenai perasaan secara
negatif pihak lain, yang oleh pihak pertama tidak disukainya (Robbins & Judge,
2011)
Tiga pandangan mengenai konflik:
Pandangan tradisional konflik adalah berbahaya dan harus dihindari, dicari
penyebabnya sehingga tidak berpengaruh pada kinerja kelompok dan
organisasi
Pandangan hubungan karyawan konflik adalah pandangan alamiah yang
terjadi dalam kelompok dan organisasi dan tidak dapat dielakkan sehingga
pandangan ini menerima adanya konflik
Pandangan interaksionis konflik harus diciptakan sebagai dasar tercapainya
harmonisasi, kedamaian, ketenangan, kerjasama dalam kelompok yang
cenderung apatis, statis, tidak tanggap terhadap perubahan dan inovasi. Konflik
tidak hanya merupakan kekuatan positif dalam kelompok, tetapi juga konflik
secara absolut penting untuk kelompok agar lebih efektif
28
Hubungan Ketenagakerjaan
Perselisihan dan Disiplin Tenaga Kerja
Konflik industrial didasari pada (Hebdon dan Stern, 1998):
Teori tentang konflik secara universal yang tidak hanya membahas pemogokan
tetapi juga perputaran kerja, absen, sabotase, ketidakdisiplinan, atau
kecenderungan laten terhadap hasil tersebut
Teori yang menjelaskan konflik alten dan nyata karena ketiadaan konflik yang
tampak atau nyata merupakan indikator kesalahan dalam keefektifan manajemen
Konflik
Diawali dengan adanya ancaman baik ancaman terhadap individu maupun
terhadap sekelompok individu (Rousseau & Garcia-Retamero, 2007)
Jenis konflik karyawan (Martinez-Pecino et al., 2008)
Konflik kepentingan konflik yang berkaitan dengan kondisi ketenagakerjaan.
Melibatkan perselisihan melalui preferensi atau merek buakan subyek untuk
menjelaskan peran yang membuat mereka lebih dapat disetujui untuk mediasi
Konflik hak menunjukkan aplikasi dan interpretasi norma atau hukum yang
telah mapan sebelumnya. Cenderung lebih sesuai hukum dan berlawanan
karena berkaitan dengan benar dan salah
29
Hubungan Ketenagakerjaan
Perselisihan dan Disiplin Tenaga Kerja
Konflik
Jenis konflik (Greenberg dan Baron)
Konflik substantif terjadi ketika orang memiliki pandangan dan
pendapat yang berbeda berkenaan dengan keputusan yang
mereka buat bersama orang lain. Konflik ini bermanfaat membuat
keputusan yang efektif karena banyaknya bahan pertimbangan.
Konflik afektif terjadi ketika orang mengalami ketidaksesuaian
dalam kepribadian atau tekanan interpersonal sehingga mengalami
frustasi dan marah. Konflik ini terjadi karena setiap individu
mempunyai latar belakang berbeda, dan akan berkurang dengan
saling memahami dan mengenal satu sama lain.
Konflik proses konflik yang terjadi karena perbedaan pendapat
mengenai cara kerja kelompok dilakukan dan cara sumber daya
dialokasikan serta kepada pihak tanggung jawab diletakkan
30
Terima Kasih
By Desi Kusumaningtyas
31