Anda di halaman 1dari 16

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN KA<NA YAI<SYU

LISA<NIHI
DALAM ANTOLOGI CERPEN A<SIF LAM AUD AS{TAT{I<U
KARYA IH{SA<N ABDU AL-QUDDU<S :
ANALISIS STRUKTURAL ROBERT STANTON

SEMINAR PROPOSAL

OLEH:
IKA AYU PURBAWATI
12/335191/SA/16663

JURUSAN SASTRA ASIA BARAT


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Karya sastra adalah karya yang mengambarkan kehidupan

sosial

masyarakat

berpendapat

(Redyanto,

bahwa

karya

2005:56).

sastra

Adi

merupakan

(2011:76)
karya

yang

mengomentari masyarakat, yang pada dasarnya karya sastra ini


cenderung

memberikan

penilaian

baik

dan

buruk

juga

menujukkan apa yang ada dalam masyarakat serta memberikan


solusi melalui tema dalam karyanya, bagaimana nilai hidup yang
harus diadopsi oleh masyarakat sehingga dapat hidup secara
baik.
Nurgiyantoro

(2009:36)

mengemukakan

bahwa

karya

sastra adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif


oleh berbagai unsur pembengunnya. Unsur-unsur yang terdapat
dalam karya sastra terbgagi menjadi unsur-unsur ekstrinsik dan
unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
ada kaitannya dengan totalitas karya sastra, baik puisi, prosa,
dan

drama.

Unsur-unsur

dalam

prosa

misalnya:

tema,

penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya, bahasa dan


sebagainya (Ratna, 2011:51). Bagian-bagian (unsur-unsur) karya
sastra itu mempunyai makna dalam hubungannya dengan yang
lain dan keseluruhannya (Pradopo, 1995:143).

Karya sastra memiliki beberapa jenis (genre). Jenis karya


sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni sastra
imajinatif

dan

sastra

non-imajinatif.

Penggolongan

sastra

imajinatif adalah karya-karya prosa dan puisi. Karya sastra prosa


terdiri dari fiksi dan drama. Jenis karya sastra fiksi terbagi dalam
genre novel atau roman, cerita pendek (cerpen), dan novelet
(Sumardjo, 1988:16-18).
Cerpen adalah cerita pendek yang memusatkan diri pada
satu situasi dan seketika, intinya adalah konflik biasanya kurang
dari

1000

kata

(Redyanto,

2005:27).

Edgar

Allan

(via

Nurgiyantoro, 2009: 10) juga mengemukakan bahwa cerpen


adalah karya sastra yang selesai

dibaca dalam sekali duduk,

kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.


Salah satu contoh cerpen adalah Ka<na Yai<syu maa
Lisa<nihi karya Ih{sa<n Abdu Al-Quddus yang terdapat dalam
antologi A>sif Lam Aud Astat}i<u .

Cerpen ini menjadi

menarik untuk dibahas karena menceritakan tentang salah satu


sifat orang Timur Tengah, yaitu banyak berbicara. Kondisi cerpen
dan tokoh,

mencerminkan salah satu kondisi yang ada pada

masyarakat

Timur

Tengah.

Kebudayaan

masyarakat

Timur

Tengah khususnya Mesir dapat diketahui melalui makna yang


terkandung dalam cerpen

Ka<na Yai<syu maa Lisa<nihi.

Oleh karena itu, diperlukan analisis struktural yang akan


membongkar seluruh unsur-unsur intrinsik pembangun makna
cerpen secara keseluruhan, agar makna dan kesatuan cerita
yang terkandung dalam unsur-unsur cerpen dapat terungkap
secara maksimal.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,

maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini

adalah unsur-unsur intrinsik cerpen Ka<na Yai<syu maa


Lisa<nihi yang terdapat dalam antologi cerpen A>sif Lam Aud
Astat}i<u karya Ih{sa<n Abdu Al-Quddu<s dan keterkaitan
antarunsur yang membangun cerpen secara keseluruhan dalam
menghasilkan makna.

1.3

Tujuan Penelitin
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan unsur-

unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Ka<na Yai<syu


maa Lisa<nihi

karya Ih{sa<n Abdu Al-Quddu<<s dan

keterkaitan

antar

unsur

yang

membangun

cerpen

secara

keseluruhan dalam menghasilkan makna.

1.4

Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan peneliti, kajian struktural yang

dilakukan untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen sudah


banyak

dilakukan.

Penelitian

mengunakan

metode

analisis

struktural yang telah dilakukan di Universitas Gadjah Mada


berjumlah 88 penelitian, sedangkan penelitian analisis struktural
yang memfokuskan pada unsur-unsur intrinsik karya sastra yang
telah dilakukan di UGM sebanyak 24 penelitian. Beberapa di
antaranya dilakukan oleh Serena (2014) dalam skripsinya yang
berjudul Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Kullu H{az|a al H{ubbu
dalam antologi cerpen Ulbatun Min as}-S{afi<hi karya Ih{sa<n
Abdu al-Quddus analisis struktural Robert Stanton. Penelitian
ini menghasikan kesimpulan bahwa unsur-unsur intrinsiknya
adalah tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, sudut pandang,
dan judul.
Prasetya (2014) juga telah melakukan penelitian unsurunsur intrinsik cerpen dengan analisis strutural pada skripsinya
yang

berjudul

Unsur-unsur

intrinsik

cerpen

Iktista<fu

al

Alu<munium<' Dalam Antologi Ulbatun Min as}-S{afi<hi karya

Ih{sa<n Abdu al-Quddus analisis struktural Robert Stanton.


Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen
tersebut saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang
lainya.
Beberapa karya Ih{sa<n Abdu Al-Quddu<s yang telah
dibahas
di antaranya cerpen Wisamun Li al-Muttahami dalam antologi
cerpen Ulbatun Min as}-S{afi<hi oleh Kalpikaningtyas (2014),
cerpen Al-Qadiyyah al-Akhi<rah dalam antologi Ulbatun Min
as}-S{afi<hi oleh Fattatin (2014).
Cerpen berjudul Ka<na Yai<syu maa Lisa<nihi

dalam

antologi cerpen A>sif Lam Aud Astat}i<u sejauh pengamatan


penulis belum pernah diteliti dari segi apapun atau instansi
manapun, baik yang mengacu pada penelitian di Univeritas
Gadjah Mada, UIN Sunan Kalijaga. Sehingga tebuka kesempatan
bagi penulis untuk melakukan penelitian pada cerpen Ka<na
Yai<syu maa Lisa<nihi

dalam antologi A>sif Lam Aud

Astat}i<u karya Ih{sa<n Abdu Al-Quddus.

1.5

Landasan Teori
Penelitian unsur-unsur intrinsik cerpen Ka<na Yai<syu

maa Lisa<nihi karya Ih{sa<n Abdu Al-Quddu>s ini akan


5

menggunakan teori analisis struktural.


teori

struktural

Teeuw
adalah

(1984:135)

mengatakan

bahwa

teori

yang

memandang

bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur

yang terdiri atas unsur-unsur intrinsik yang masing-masing


mempunyai fungsi dan saling berkaitan.
Teori struktural merupakan teori pendekatan terhadap
teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara
berbagai unsur teks. Unsur-unsur teks itu dapat berdiri sendiri
tidaklah
artinya

penting

karena

unsur-unsur

tersebut

memperoleh

di dalam relasi. Relasi inilah yang membentuk unsur-

unsur teks menjadi testruktur sehingga setiap unsur senantiasa


berkaitan satu sama lain (Endraswara, 2013:51). Pengertian
struktur ini mengimplisitkan adanya unsur-unsur pembentuk
struktur. Unsur-unsur itu saling berkaitan dengan erat (koheren).
Tiap unsur hanya mempunyai makna dalam kaitannya dengan
unsur-unsur lain dan keseluruhannya (Hawkes 1978:17-18 via
Pradopo, 1995:71).
Robert Stanton (2012: 20-71) membagi unsur intrinsik fiksi
menjadi tiga bagian, yaitu fakta cerita, tema, dan sarana-sarana
cerita.

Fakta cerita meliputi karakter, alur, dan latar. Sarana-

sarana cerita meliputi judul, sudut pandang, gaya bahasa dan


tone, simbolisme, dan ironi.

Dalam karakter dan tokoh penokohan, istilah tokoh dapat


digunakan untuk menunjuk pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh
adalah pelaku yang dikisahkan perjalanan hidupnya lewat alur,
baik sebagai pelaku maupun penderita atas rangkaian berbagai
peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 2009:222). Alur adalah
rangkaian peristiwa-peristiwa yang ada dalam sebuah cerita
(Stanton, 2012:26). Latar adalah lingkungan yan melingkupi
sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi
dengan

serangkaian

peristiwa-peristiwa

yang

sedang

berlangsung dalam cerita. Latar berwujud waktu-waktu tertentu


(hari, bulan, dan tahun), cuaca atau satu periode sejarah
(Stanton, 2012:35).
Tema adalah aspek cerita yang sejajar dengan makna
dalam pengalaman manusia, hal yang manjadikan pengalaman
begitu diingat. Tema merupakan elemen relevan dengan setiap
peristiwa dan detail sebuah cerita (Stanton, 2012:36-37). Tema
juga dapat berartikan ide sebuah cerita. Tema tidak selalu
berwujud moral, tetapi dapat berwujud pengamatan pengarang
dalam kehidupan (Sumardjo, 1988:56).
Sudut pandang adalah posisi yang menjadi dasar berpijak
pembaca dalam melihat peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita
(Stanton. 2012:34). Simbolisme adalah salah satu cara untuk

menampilkan gagasan dan emosi. Gagasan dan emosi terkadang


tampak nyata, padahal sejatinya kedua hal tersesebut tidak
dapat dilihat dan sulit dilukiskan (Stanton, 2012:64).
Ironi adalah salah satu cara yang menunjukkan bahwa
sesuatu dalam cerita dapat berlawanan dengan apa yang telah
diduga sebelumnya. Ironi yang dimanfaatkan dengan benar
dapat memperkaya cerita dan menjadikanya menarik (Stanton,
2012:71).

Gaya

bahasa

adalah

cara

pengarang

dalam

menggunakan bahasa. Gaya bahasa juga dapat mempunyai


kaitan dengan maksud dan tujuan sebuah cerita (Stanton,
2012:61).
Analisis ini akan membahas unsur-unsur intrinsik yang
akan diurutkan sesuai dengan teori Robert Stanton yang
dikemukakan di atas.

Adapun untuk memenuhi kebutuhan

seminar proposal, maka yang akan dibahas pada penelitian ini


adalah fakta cerita pada tokoh dan penokoha saja.

1.6

Metode Penelitian
Teori

dan

metode

dalam

suatu

penelitian

berfungsi

membantu menjelaskan dua hubungan yang terjadi dalam objek


yang akan diteliti (Ratna, 2011:8). Metode yang digunakan untuk
mengungkap unsur-unsur intrinsik dan keterkaitan antar unsur
8

yang

membangun

cerpen

secara

keseluruhan

dalam

menghasilkan makna pada cerpen Ka<na Yai<syu maa


Lisa<nihi adalah metode analisis struktural. Teuw (1984: 135)
mengatakan bahwa metode struktural adalah metode analisis
yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat,
seteliti, semendetail, dan sedalam mungkin keterkaitan dan
keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara bersamasama menghasilkan makna yang menyeluruh.
Metode struktural akan diimplementasikan

dengan

menggunakan teknik diskriptif analisis. Metode diskriptif analisis


dilakukan

dengan

cara

mendeskriptifkan

fakta-fakta

yang

kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi


dan

analisis

menguraikan

berarti
melaikan

menguraikan,
juga

tidak

memberikan

semata-mata

pemahaman

dan

penjelasan secukupnya, mula-mula data dideskriptifkan dengan


maksud untuk menentukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis
(Ratna, 2011:53).

1.7

Sistematika Penulisan
Untuk

memenuhi kebutuhan seminar proposal, maka

penulisan pada penelitian ini akan terbagi dalam tiga bab. Bab I
merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,

metode

penelitian,

sistematika

penulisan,

dan

pedoman

transliterasi Arab-Latin. Bab II berisi biografi penulis dan sinopsis


singkat cerpen Ka<na Yai<syu maa Lisa<nihi. Adapun bab III
berisi analisis unsur-unsur intrinsik tokoh dan penokohan.

1.8

Pedoman Translitrasi Arab-Latin


Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini

menggunakan pedoman transliterasi dari keputusan bersama


Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.
158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987.

BAB II
BIOGRAFI IH{SAN ABDU AL-QUDDU<S DAN SINOPSIS
SINGKAT CERPEN KA<NA YAI<SYU MAA LISA<NIHI
2.1

Biografi Pengarang
Ih{sa<n Abdu Al-Quddu<s adalah seorang penulis novel,

cerpen dan jurnalis berkebangsaan Mesir. Ih{sa<n Abdu AlQuddus< lahir pada 1 Januari 1919. Sejak kecil kegemarannya
adalah membaca. Ayahnya sangat mendukung studinya dan
memeperoleh gelar LC (lisence) di bidang Hukum Universitas
Cairo pada tahun 1942 (Fathoni, 2007:80).

10

Setelah

lulus

dari

sekolah

hukum

Universitas

Cairo,

Ih{sa<n Abdu Al-Quddu<s bekerja sebagai pengacara. Dia juga


menjabat sebagai editor majalah di Ruze al Yusuf, sebuah
majalah mingguan yang didirikan oleh ibunya Fatimah al Yusuf.
Pada tahun 1944 Ih{sa<n Abdu Al-Quddus<
skenario

film,

cerita

pendek,

dan

novel.

mulai menulis
Dia

kemudian

meninggalkan karirnya dibidang hukum dan memfokuskan diri


pada karir sastranya. Beberapa tahun setelah kemunduranya
dari pengacara, dia menjadi seorang jurnalis terkemuka di surat
kabar Al-Akbar. Setelah itu, Ih{sa<n bekerja pada surat kabar AlAhram dan menjadi ketua editor surat kabar tersebut. Dia juga
sering mengkritisi orang-orang penting pemerintahan yang
menyebabkanya

pernah

dipenjara

sebanyak

tiga

kali

(https://buntelanbuku.wordpress.com/2012/04/24/dua-buku-darialvabet/).
Ih{sa<n menganggap sastra dan jurnalistik harus ada dalam
kehidupannya. Karena kedua bidang itu, ia dapat mencapai
keseimbangan

diri

serta

dapat

merealisasikan

aspirasinya.

Selama hidupnya, Ih{sa<n telah menghasilkan banyak karya,


yaitu 49 novel yang kemudian telah difilmkan, 5 novel dijadikan
drama, 9 novel dijadikan program serial di radio, dan 10 novel
dijadikan cerita serial di televisi (Fathoni, 2007:80).

11

BAB III
TOKOH DAN PENOKOHAN
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab pertama,
Stanton

membagi unsur-unsur karya sastra fiksi menjadi tiga

bagian, yaitu fakta-fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Pada


bab ini akan dibahas unsur-unsur intrinsik cerpen Ka<na
Yai<syu maa Lisa<nihi yang berupa fakta cerita pada tokoh
dan penokohannya.
3.1 Tokoh dan Penokohan
Tokoh

dan

penokohan

adalah

orang-orang

yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh


pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan (Abrams, 1981: 20 via Nuriyantoro,
2009:165). Tokoh adalah sosok yang menempati posisi strategis
sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau
sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca (Nuriyantoro, 2009:167).

12

Tokoh dan penokohan biasanya dipakai dalam dua konteks.


Konteks pertama, tokoh merujuk pada individu-individu yang
muncul dalam cerita. Konteks kedua tokoh merujuk pada
percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan emosi, dan
prinsip moral dari individu-individu tersebut. Dalam sebagian
cerita dapat ditemukan satu tokoh utama, yaitu karakter yang
terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita.
Biasanya, peristiwa-peristiwa ini menimbulkan perubahan pada
diri sang tokoh (Stanton, 2011:33).
Tokoh-tokoh
beberapa

jenis

sebuah
penamaan

cerita

fiksi

dapat

berdasarkan

dari

dibedakan
sudut

ke

mana

penamaan itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang


dan tinjauan, tokoh dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis
penamaan sekaligus yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan,
tokoh pantagonis dan tokoh antagonis, tokoh sederhana dan
tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang, dan tokoh tipikal
dan tokoh netral (Nurgiyantoro, 2009:176). Adapun analisis
cerpen

Ka<na

Yai<syu

maa

Lisa<nihi

ini

akan

mengkategorikan tokoh ke dalam tokoh utama dan tokoh


tambahan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Adi, Ida Rochani. 2011. Fiksi Popoler: Teori dan Metode Kajian.
Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Endraswara, Suwardi.
Penerbit Ombak.

2013.

Sosiologi

Sastra.

Yogyakarta:

Fathoni, Acmad Athoillah. 2007. Leksikon Sastrawan Arab


Modern. Yogyakarta: Data Media.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al Munawwir Kamus Arab
Indonesia. Cetakan ke-12. Surabaya: Penerbit Pustaka
Progressif.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkaijan Fiksi. Cetakan ke10. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.
Pradopo, Rachmad Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode
Kritik, dan Penerapanya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Quddus<, Ih{sa<n Abdu. A>sif Lam Aud Astat}i<u. Kairo.
Ratna, Nyoman Khuta. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Redyanto, Noor. 2005. Pengantar Pengakajian Sastra. Semarang:
Fasindo.
Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Yogyakta:
Gama Media.

14

Sumardjo, Jakob dan Saini, K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. Terjemahan
Sugihastuti dan Rossi Al Irsyad. Judul asli An Introduction to
Fiction. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Teeuw, Andeas. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori
Sastra. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Budaya.
Sumber dari website:
(http://en.wikipedia.org/wiki/Ihsan_Abdel_Quddous). 7 Januari
2013, diunduh pada tanggal 20 April 2015, 13.35 PM.
(https://buntelanbuku.wordpress.com/2012/04/24/dua-buku-darialvabet/). Diposting tanggal 24 April 2012. Diunduh pada
tanggal 20 April 2015, 12.55 PM.

15

Anda mungkin juga menyukai