ApabilaLx<0,4LySepertipadagambardiataspelattersebutdapatdianggapsebagaipelat
menumpubalokB1danB3,sedangkanbalokB2danB4hanyakecildidalammemikulbeban
pelat.Dengandemikianpelatdapatdipandangsebagai pelatsatuarah (arahx),tulangan
utamadipasangpadaarahxdanpadaarahyhanyasebagaitulanganpembagi.
G
ambar di atas adalah pelat dengan tulangan pokok 1 arah
b) Simbol gambar penulangan.Pada pelat kantilever, karena momennya negatif, maka
tulangan pokok (dan tulangan bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulangan Tampak
depan (gambar (a)), maka tampak jelas bahwa tulangan pokok dipasang paling atas (dekat
dengan tepi luar beton), sedangkan tulangan bagi menempel di bawahnya. Tetapi jika
dilihat pada gambar Tampak Atas (gambar (a)), pada garis tersebut hanya tampak tulangan
horizontal dan vertikal bersilangan, sehingga sulit dipahami tulangan mana yang seharusnya
dipasang di atas atau menempel di bawahnya. Untuk mengatasi kesulitan ini, perlu aturan
penggambaran dan simbol-simbol sbb :
2)
Penulangan pelat 2 arah
a) Konstruksi pelat 2 arah.Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat
beton menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah
adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx) dan bentang (ly),
maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak lurus(bersilangan),
sehingga tidak perlu tulangan lagi. Tetapi pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja
momen lentur 1 arah saja, sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok
dan bagi, seperti terlihat pada gambar dibawah. Bentang (ly) selalu dipilih > atau = (lx),
tetapi momennya Mly selalu < atau = Mlx, sehingga tulangan arah (lx) (momen yang besar )
dipasang di dekat tepi luar (urutan ke-1)
Simbol gambar di atas sama dengan simbol pada gambar penulangan 1 arah.
Perlu ditegaskan : untuk pelat 2 arah, bahwa di daerah lapangan hanya ada tulangan
pokok saja (baik arah lx maupun arah ly) yang saling bersilangan, di daerah tumpuan
ada tulangan pokok dan tulangan bagi.
pustaka : Balok dan pelat beton bertulang, Ali Asroni