Anda di halaman 1dari 5

Aldi Pradana Kusumah

105 07 091
Kimia Komputasi
OPTIMASI KEADAAN TRANSISI
TUJUAN
Melakukan optimasi struktur senyawa transisi dari reaksi penataan ulang Claisen.
Melakukan perhitungan secara komputasi dari senyawa transisi kemudian diinterpretasikan
datanya.
TEORI DASAR
Teori keadaan transisi diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh
molekul-molekul
molekul yang bereaksi dalam tujuannya me
menuju
nuju ke keadaan akhir (produk).
Mekanisme reaksi keadaan transisi dapat ditulis sebagai berikut:
A + B  T* C + D
- A dan B adalah molekul
molekul-molekul pereaksi
- T* adalah molekul dalam keadaan transisi
- C dan D adalah molekul
molekul-molekul hasil reaksi
Metode-metode
metode yang digunakan untuk optimasi geometri ialah metode Hartree-Fock
(HF) atau Self Consistent Field (SCF) yang biasa disebut juga sebagai metode medan
konsistensi diri. Tetapi lebih spesifiknya metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah metode Unrestricted Hartree
Hartree-Fock (UHF).

Adapun basis set yang digunakan ialah STO-3G.


STO 3G. Dengan menggunakan metode ini,
diharapkan dapat diperoleh struktur yang cukup stabil untuk merepresentasikan
keadaan sebelum bereaksi.

Pendekatan Newton-Raphson dalam hal ini dapat dilakukan untuk menghampiri nilai
yang minimum tersebut dengan cara mengubah-ubah nilai panjang ikatan, sudut
angular, dan sudut dihedral pada molekul tersebut.
INTERPRETASI DATA HASIL PERHITUNGAN
Energi inti
: 505.90 Hartree = 1.327.898,34 kJ/mol
Energi elektronik
: -921.84 Hartree = -2.419.571,89 kJ/mol
Energi total sistem : -415.95 Hartree = -1.091.752,28 kJ/mol
Entalpi total sistem : 515.24 kJ/mol
Energi aktivasi
: Etransisi Ereaktan = -1.091.752,28 kJ/mol (- 1.091.883,52 kJ/mol)
= 131.24 kJ/mol
Z-matrix terakhir
C
C
1
1.36803
C
2
1.40232
C
3
1.36802
C
4
1.41304
C
5
1.40428
O
6
1.36756
C
7
1.45843
C
8
1.52819
C
9
1.66456
H
10
1.18437
H
1
1.08167
H
2
1.08411
H
3
1.08068
H
4
1.08405
H
8
1.09344
H
8
1.10288
H
9
1.09686
H
10
1.11326
H
10
1.08944

1
2
3
4
5
6
7
8
5
6
1
4
11
7
16
8
11
19

120.5056
119.0188
121.2673
120.0487
127.6959
111.4351
109.8846
105.5395
57.4006
116.8840
119.7766
120.3860
77.8043
104.6730
107.3420
106.0201
73.6410
107.5449

1
2
3
4
5
6
7
4
2
3
2
3
9
7
10
9
11

-2.5511
-0.0000
4.3235
169.6595
-17.8035
57.6988
-76.2724
53.7032
178.0918
178.2652
180.0000
135.5443
116.9881
-112.7216
-105.3119
-75.9276
105.9715

Struktur paling stabil

Panjang Ikatan C-C dan C-X

Spektrum IR

PEMBAHASAN
Keadaan transisi dalam percobaan ini adalah berbentuk siklik. Dalam keadaan ini terjadi
beberapa perubahan baik dalam konformasi, jarak antar-atom, sudut angular dan sudut
dihedralnya. Dari keadaan ini akan diketahui energi aktivasi dari reaksi yang terjadi, yaitu
dilihat dari selidih energi total pada keadaan transisi dan energi total reaktan. Keadaan
transisi ditunjukkan dengan adanya nilai frekuensi vibrasi yang negatif. Tetapi dalam
percobaan ini nilai tersebut sangat kecil. Ini menunjukkan hasil dari perhitungan belum
mencapai keadaan transisi atau melebihi keadaan transisi.
Ikatan yang paling lemah dalam senyawa transisi adalah pada O7 C8 dan C5 C10. Hal ini
terjadi karena adanya kondisi dimana ikatan O-C akan putus dan ikatan C C akan terbentuk.
Sehingga ikatan keduanya merupakan terlemah.
Dari hasil interpretasi data, gugus aktifnya ada pada kedua posisi dimana akan terbentuk
ikatan dan terputusnya ikatan. Animasi yang ditunjukkan oleh Software Wxmacmolplt,
vibrasi yang paling besar berada pada posis tsb. Posisi pada ikatan C-C dan O-C bergerak
dengan kuat, sedangkan posisi lainya rigid.

KESIMPULAN

Senyawa transisi berhasil dibuat secara komputasi tapi dalam keadaan belum
terpotimasi.

Energi aktivasinya adalah 131.24 kJ/mol.

DAFTAR PUSTAKA
Chritopher J Cramer, Essentials of Computational Chemistry Theories and Models 2d Ed, 2004,
Willey.
http://www.rpi.edu/dept/chem-eng/Biotech-Environ/Projects00/enzkin/transition.htm
http://faculty.ccbcmd.edu/~bhoffm30/instructional/scf/node11.html

Anda mungkin juga menyukai