Anda di halaman 1dari 30

KARAKTERISTIK

SENSOR

Fokus Bahasan
Transfer Function

Sifat

Khusus
Full-Scale Input (Span) Impedansi Output
Format Keluaran
Full-Scale Output
Eksitasi
Akurasi
Karakteristik
Kalibrasi
dinamis
Hysteresis
Faktor Lingkungan
Saturation
Reliability
Repeatability Eror
Karakteristik
Deadband
Aplikasi
Resolution
Ketidakpastian

Transfer Function
Stimulus biasanya tidak berbentuk elektris,

sehingga dari input menuju output akan


terjadi proses perubahan energi

Transfer Function
Sehingga di dalam sebuah sensor antara

Input (stimulus) dan Output (respon) memiliki


hubungan matematis
Jika Output adalah S dan input stimulusnya
adalah s, maka dapat dituliskan transfer
functionnya S=f(s) dimana S sebagai fungsi s

Transfer
Function

Contoh : Representasi grafis hubungan S


dan s pada sebuah Position Sensor
Volt

%
Grafik hubungan bukaan valve dan tegangan

Transfer Function
Contoh : Representasi grafis hubungan S dan

s pada sebuah Thermo anemoneter

Grafik (a)Transfer Function dan Grafik (b) invers transfer


function

Full-Scale Input (Span)


Span

merepresentasikan
nilai maksimum
stimulus yang dapat
diberikan kepada
sensor tanpa
mempegaruhi
akurasi sensor

Full-Scale Output
FSO adalah

perbedaan aljabar
antara keluaran sinyal
elektrik yang diukur
dengan masukan
stimulus maksimum
dan masukan stimulus
terendah

Akurasi

Akurasi adalah seberapa tepat nilai

stimulus dapat direpresentasikan.


Dalam kontek akurasi nilai yang
sebeneranya dihitung adalah
ketidakakuratan
Ketidakakuratan (inaccuracy) adalah
nilai deviasi (penyimpangan) terjauh
yang dihasilkan oleh sensor
dibandingkan dengan nilai ideal atau
nilai sebenarnya dari masukan stimulus

Akurasi
Ilustrasi
Sensor perpindahan linear menghasilkan

output (S) nilai 1 mV (milivolt) setiap


stimulus (s) perpindahan sejauh 1 mm
(milimeter), maka idealnya akan memiliki
grafik transfer function berbentuk garis
dengan kemiringan (sensitifitas) B =
1mV/1mm
Namun pada prakteknya ketika diberikan s
= 10mm ternyata menghasilkan S=10.5 mV.
Dengan fungsi invers maka didapatkan
stimulus seharusnya adalah sx = S/B = 10.5
mV/1(mV/mm)=10.5 mm
Kemudian kita bandingkan dengan nilai
aktual diperoleh adanya kesalahan
perkiraan perpindahan oleh sensor yaitu

Akurasi
Ilustrasi
Sehinga bisa dikatakan bahwa dalam 10mm

ketidakakuratan sensor adalah 0.5mm atau bisa


dikatakan bahwa ketidak akuratan sensor
sebesar 0.5/10 = 5 %
Hal ini memungkinkan adanya eror lebih besar
ketika pergeserannya semakin jauh
Jika eksperimen dilakukan berulang dan hasilnya
tetap saja memberikan eror 5 % maka boleh
disebut bahwa sensor memiliki eror sistematis
sebesar 5% setiap 10mm span
Pada kenyataannya eror sistematis yang demikian
tidak ada, yang ada eror sistematis adalah nilai
rata-rata dari beberapa kali eksperimen

Akurasi

Inacuracy bisa

disebabkan :
Variasi material
Kualitas pekerjaan
Kesalahan desain
Toleransi dalam

manufaktur, dll

Inacuracy tetaplah

tidak boleh melebihi


batasan akurasi
tertentu

Calibration
Adalah proses verifikasi akurasi suatu

alat/piranti dengan sebuah acuan standard


tertentu
Acuan dapat berupa
Rancangan awal
Kondisi tertentu

Calibration Error
Adalah toleransi ketidakakuratan yang

diijinkan oleh (pabrik) pembuat sensor


yang bersifat sistemik
Kalibrasi eror ini dapat ditambahkan
dengan porsi yang sama untuk semua
kondisi ataupun berbeda bergantung tipe
erornya

Hysteresis Eror
Adalah pergeseran output sensor pada kondisi

(titik) sinyal masukan tertentu yang dicapai


dari arah yang berlawanan
Penyebab :
Bentuk geometri desain
Friction (gesekan)
Perubahan struktur material

Saturation Eror
Adalah kejenuhan, kondisi dimana output

sensor tidak lagi mampu memberikan nilai


seperti yang diinginkan

Repeatability Eror
Adalah ketidakmampuan sensor untuk

memberikan nilai yang sama pada kondisi


(penyensoran) yang sama
Penyebab :
Derau panas
Plastisitas Material
Build up charge, dll

Dead Band
Adalah ketidakmampuan sensor ketika

bekerja dalam range input tertentu

Resolution
Adalah nilai step kenaikan stimulus terkecil

yang masih bisa dirasakan sensor

Special Properties
Properties tertentu kadang dibutuhkan pada

beberapa sensor,
Misal pada light detector yang sensitif pada
bandwidth optik tertentu sehingga diperlukan
spesifikasi tertentu guna medapatkan respon
spektral mereka

Output Impedance
Impedansi keluaran

Penting untuk diketahui agar keterhubungan

sensor dan rangkaian elektronik bisa


dilakukan dengan lebih baik
Untuk a, Zout dibuat sekecil mungkin agar
tegangan yang masuk ke rangkaian besar

Output Format
Adalah bentuk karakteristik dari sinyal yang

dihasilkan oleh sensor. Baik sensor itu sendiri


maupun hasil kolaborasi sensor dan
rangkaiannya
Karakteristik yang dimaksud bisa berupa
tegangan, arus, beban, frekuensi, amplitudo,
pase, polaritas, bentuk sinyal, waktu tunda,
kode digital

Eksitasi
Adalah sinyal luar yang diperlukan untuk

mengoperasikan sebuah sensor aktif


Eksitasi dapat berupa tegangan dan atau
arus tertentu
Kesalahan dalam memberikan sinyal eksitasi
akan mengganggu transfer funtion yang
berarti akan menimbulkan kesalahan juga
pada outputnya

Dynamic Characteristic
Untuk beberapa hal, sensor digunakan dalam

kondisi yang berubah secara drastis,


sedangkan respon yang diberikan terkadang
lambat/kurang bisa mengikuti perubahan
(karena sensor ataupun penghubung dengan
stimulus) sehingga sensor akan memiliki
sebuah karakteristik yang tergantung dengan
waktu (time dipendent characteristic) hal
inilah yang disebut sebagai Karakteristik
dinamis
Banyak terjadi di sistem kendali seperti pada
saat fase pemanasan/persiapan sebuah

Dynamic Characteristic

Environmental Factor
Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

sensor salah satunya adalah fator lingkungan


Tempat penyimpanan
Perubahan ekstrim lingkungan

Reliability
Adalah kemampuan sensor untuk melakukan

fungsinya pada kondisi dan waktu tertentu


Realibility menggambarkan kemungkinan
piranti sensor dapat beroperasi setelah
berapa lama atau setelah berapa kali
pemakaian

Aplication Characteristic
Adalah karakteristik mengenai di mana

sebuah sensor akan diaplikasikan


Semakin penting dan khusus aplikasi yang
dibuat maka biasanya akan memerlukan
sensor dengan kualitas tinggi dengan
konsekuensi harga juga tinggi

Uncertainty
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna termasuk

dalam sensor. Lama pemakaian, kondisi lingkungan,


kesalahan manusia, komponen yang terlibat dan faktor
lainnya sangat bisa mempengaruhi kinerja sensor dalm
hal ini adalah merubah sinyal outputnya (meski sangat
kecil)
Semua yang telah diketahui adalah kira-kira mulai dari
pemodelan sensor hingga proses manufakturnya
Oleh International Committee for Weights and

Measures (CIPM) membagi uncertainty dalam 2 tipe


Tipe A
Tipe B

Referensi
Handbook Of Modern Sensors Physics,

Designs,and Applications 4th Edition [Chapter


2]

Anda mungkin juga menyukai