Anda di halaman 1dari 32

KARAKTERISTIK SENSOR

Transfer Function
Stimulus biasanya tidak berbentuk
elektris, sehingga dari input menuju
output akan terjadi proses perubahan
energi
Transfer Function
Sehingga di dalam sebuah sensor antara
Input (stimulus) dan Output (respon)
memiliki hubungan matematis
Jika Output adalah S dan input
stimulusnya adalah s, maka dapat
dituliskan transfer functionnya S=f(s)
dimana S sebagai fungsi s
Transfer Function
 Contoh : Representasi grafis hubungan S
dan s pada sebuah Position Sensor
Volt

Grafik hubungan bukaan valve dan tegangan


Transfer Function
 Contoh : Representasi grafis hubungan S
dan s pada sebuah Thermo anemoneter

Grafik (a)Transfer Function dan Grafik (b) invers transfer function


Transfer Function
Bagaimana cara mendapatkan Transfer
Function?
1. Mathematical Model
2. Functional Approximations
3. Polynomial Approximations
4. Linear Piecewise Approximation
5. Spline Interpolation
6. Multidimensional Transfer Functions
Fungsi Transfer (2)
• Contoh : Suatu sensor suhu mempunyai
fungsi transfer 0.01 V/oF. Tentukan
tegangan output sensor jika suhunya
600oF
maka: Output = TF x input
= 0.01 V/oF x 600oF= 6V
Fungsi Transfer (3)
• Fungsi transfer untuk sederetan
komponen (Combined transfer function) :

• TFtotal = TF1 x TF2 x TF3 x TF4 x……


Full-Scale Input (Span)
Span
merepresentasikan
nilai maksimum
stimulus yang dapat
diberikan kepada
sensor tanpa
mempegaruhi
akurasi sensor
Full-Scale Output
FSO adalah
perbedaan aljabar
antara keluaran sinyal
elektrik yang diukur
dengan masukan
stimulus maksimum
dan masukan stimulus
terendah
Akurasi
Akurasi adalah seberapa tepat nilai
stimulus dapat direpresentasikan.
Dalam kontek akurasi nilai yang
sebeneranya dihitung adalah
ketidakakuratan
Ketidakakuratan (inaccuracy) adalah
nilai deviasi (penyimpangan) terjauh
yang dihasilkan oleh sensor
dibandingkan dengan nilai ideal atau
nilai sebenarnya dari masukan stimulus
Akurasi
 Ilustrasi
◦ Sensor perpindahan linear menghasilkan output (S)
nilai 1 mV (milivolt) setiap stimulus (s) perpindahan
sejauh 1 mm (milimeter), maka idealnya akan memiliki
grafik transfer function berbentuk garis dengan
kemiringan (sensitifitas) B = 1mV/1mm
◦ Namun pada prakteknya ketika diberikan s = 10mm
ternyata menghasilkan S=10.5 mV.
◦ Dengan fungsi invers maka didapatkan stimulus
seharusnya adalah sx = S/B = 10.5
mV/1(mV/mm)=10.5 mm
◦ Kemudian kita bandingkan dengan nilai aktual
diperoleh adanya kesalahan perkiraan perpindahan oleh
sensor yaitu sebesar sx – s = 0.5 mm  disebut sebagai
kesalahan penyimpangan atau eror
Akurasi
 Ilustrasi
◦ Sehinga bisa dikatakan bahwa dalam 10mm
ketidakakuratan sensor adalah 0.5mm atau bisa
dikatakan bahwa ketidak akuratan sensor sebesar 0.5/10
=5%
◦ Hal ini memungkinkan adanya eror lebih besar ketika
pergeserannya semakin jauh
 Jika eksperimen dilakukan berulang dan hasilnya
tetap saja memberikan eror 5 % maka boleh
disebut bahwa sensor memiliki eror sistematis
sebesar 5% setiap 10mm span
 Pada kenyataannya eror sistematis yang demikian
tidak ada, yang ada eror sistematis adalah nilai
rata-rata dari beberapa kali eksperimen
Akurasi
 Inacuracy bisa disebabkan :
◦ Variasi material
◦ Kualitas pekerjaan
◦ Kesalahan desain
◦ Toleransi dalam manufaktur, dll
 Inacuracy tetaplah tidak
boleh melebihi batasan
akurasi tertentu
Calibration
Adalah proses verifikasi akurasi suatu
alat/piranti dengan sebuah acuan standard
tertentu
Acuan dapat berupa
◦ Rancangan awal
◦ Kondisi tertentu
Calibration Error
 Adalah toleransi ketidakakuratan yang diijinkan
oleh (pabrik) pembuat sensor yang bersifat sistemik
 Kalibrasi eror ini dapat ditambahkan dengan porsi
yang sama untuk semua kondisi ataupun berbeda
bergantung tipe erornya
Hysteresis Eror
 Adalah pergeseran output sensor pada kondisi (titik)
sinyal masukan tertentu yang dicapai dari arah yang
berlawanan
 Penyebab :
◦ Bentuk geometri desain
◦ Friction (gesekan)
◦ Perubahan struktur material
Saturation Eror
 Adalah kejenuhan, kondisi dimana output sensor
tidak lagi mampu memberikan nilai seperti yang
diinginkan
Repeatability Eror
 Adalah ketidakmampuan sensor untuk memberikan
nilai yang sama pada kondisi (penyensoran) yang
sama
 Penyebab :
◦ Derau panas
◦ Plastisitas Material
◦ Build up charge, dll
Dead Band
 Adalahketidakmampuan sensor ketika bekerja
dalam range input tertentu
Resolution
 Adalahnilai step kenaikan stimulus terkecil yang
masih bisa dirasakan sensor
Special Properties
 Properties tertentu kadang dibutuhkan pada
beberapa sensor,
 Misal pada light detector yang sensitif pada
bandwidth optik tertentu sehingga diperlukan
spesifikasi tertentu guna medapatkan respon
spektral mereka
Output Impedance
 Impedansi keluaran

 Penting untuk diketahui agar keterhubungan sensor


dan rangkaian elektronik bisa dilakukan dengan
lebih baik
 Untuk a, Zout dibuat sekecil mungkin agar tegangan
yang masuk ke rangkaian besar
Output Format
 Adalah bentuk karakteristik dari sinyal yang
dihasilkan oleh sensor. Baik sensor itu sendiri
maupun hasil kolaborasi sensor dan rangkaiannya
 Karakteristik yang dimaksud bisa berupa tegangan,
arus, beban, frekuensi, amplitudo, pase, polaritas,
bentuk sinyal, waktu tunda, kode digital
Eksitasi
 Adalah sinyal luar yang diperlukan untuk
mengoperasikan sebuah sensor aktif
 Eksitasi dapat berupa tegangan dan atau arus
tertentu
 Kesalahan dalam memberikan sinyal eksitasi akan
mengganggu transfer funtion yang berarti akan
menimbulkan kesalahan juga pada outputnya
Dynamic Characteristic
 Untuk beberapa hal, sensor digunakan dalam
kondisi yang berubah secara drastis, sedangkan
respon yang diberikan terkadang lambat/kurang bisa
mengikuti perubahan (karena sensor ataupun
penghubung dengan stimulus) sehingga sensor akan
memiliki sebuah karakteristik yang tergantung
dengan waktu (time dipendent characteristic) hal
inilah yang disebut sebagai Karakteristik dinamis
 Banyak terjadi di sistem kendali seperti pada saat
fase pemanasan/persiapan sebuah sistem
Dynamic Characteristic
Environmental Factor
 Faktoryang dapat mempengaruhi kinerja sensor
salah satunya adalah fator lingkungan
◦ Tempat penyimpanan
◦ Perubahan ekstrim lingkungan
Reliability
 Adalah kemampuan sensor untuk melakukan
fungsinya pada kondisi dan waktu tertentu
 Realibility menggambarkan kemungkinan piranti
sensor dapat beroperasi setelah berapa lama atau
setelah berapa kali pemakaian
Aplication Characteristic
 Adalah karakteristik mengenai di mana sebuah
sensor akan diaplikasikan
 Semakin penting dan khusus aplikasi yang dibuat
maka biasanya akan memerlukan sensor dengan
kualitas tinggi dengan konsekuensi harga juga
tinggi
Uncertainty
 Di dunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna termasuk
dalam sensor. Lama pemakaian, kondisi lingkungan,
kesalahan manusia, komponen yang terlibat dan faktor
lainnya sangat bisa mempengaruhi kinerja sensor dalm
hal ini adalah merubah sinyal outputnya (meski sangat
kecil)
 Semua yang telah diketahui adalah kira-kira mulai dari
pemodelan sensor hingga proses manufakturnya
 Oleh International Committee for Weights and
Measures (CIPM) membagi uncertainty dalam 2 tipe
◦ Tipe A
◦ Tipe B
Referensi
Handbook Of Modern Sensors Physics,
Designs,and Applications 4th Edition
[Chapter 2]
Related document, video and image from
Youtube, Google

Anda mungkin juga menyukai