Anda di halaman 1dari 89

BASIC SAFETY

DASAR-DASAR K3

1. Peserta memahami pengertian, tujuan dan


sasaran K3 di tempat kerja.
2. Peserta memahami penyebab kecelakaan
dan tindakan pencegahan yang diperlukan
3. Peserta memahami sumber-sumber
bahaya di tempat kerja
4. Peserta memahami hirarki pengendalian
bahaya di tempat kerja
5. Peserta memahamai pengendalain resiko
di tempat kerja.

KASUS - KASUS K3

Bekas
lintasan
ban truck

Posisi
Korban
Trafo
o

Timbanga
n

Chasis
Container

Lintasan
truck

Pada saat menuangkan


cairan NaOH Korban sdr. Tio
Litanto tidak menggunakan
APD Chemical Safety
Goggles & Hang Gloves
Chemical

Pada saat korban menuang


cairan NaOH dari dirigent 30 liter
ke dalam literan secara manual,
tanpa disadari cairan NaOH
terpercik dan mengenai mata kiri
korban.

KESELAMATAN KERJA
Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa
kecelakaan
Memberikan suasana atau lingkungan kerja
yang aman
Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas
dari segala macam bahaya

SASARAN K3
Ref. UU 1 Th 1970

Melindungi para pekerja dan


orang lainnya di tempat kerja
(formal maupun informal)
Menjamin setiap sumber
produksi dipakai secara aman
dan efisien
Menjamin proses produksi
berjalan lancar

TUJUAN KESELAMATAN KERJA


Mencegah/ mengadakan usaha
pencegahan agar karyawan tidak mendapat
luka/cidera/mati
Tidak terjadinya kerugian / kerusakan pada
alat /material/produksi
Upaya pengawasan thd 4 M yaitu :
manusia, material, mesin, metode kerja
yang dapat memberikan lingkungan kerja
aman dan nyaman sehingga tidak terjadi
kecelakaan

TUJUAN KESELAMATAN KERJA

Tidak
Tidakada
ada
cidera
cidera

Manusia
Manusia
Mesin
Mesin
PENGAWASAN

Material
Material
Metode
Metode

Lingkungan
Lingkungankerja
kerja
aman
aman
Tidak
Tidakada
ada
kerusakan/
kerusakan/
kerugian
kerugian

PRINSIP K3
Setiap pekerjaan bisa dilakukan
dengan selamat
Kecelakaan pasti ada sebabnya
Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan

PRINSIP K3
Bekerja dengan aman dan selamat:
Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan
tersebut
Mengetahui bahaya-bahaya nya
Mengetahui cara mengendalikan bahayabahaya tersebut

PENTINGNYA K3
Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan
gaji/nafkah

Menyelamatkan keluarga, dari :


kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan
pendapatan

Menyelamatkan perusahaan, dari :


kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti kegiatan,
melatih atau mengganti karyawan yang celaka, bahkan bisa
sampai terhentinya produksi

KESEHATAN KERJA
Adalah untuk melindungi karyawan dari segala hal
Yg dpt merugikan kesehatan akibat kerja.
Yang Perlu dilakukan, antara lain :
1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pekerja baru (kondisi awal kesehatan)
b. Pekerja lama (memantau kesehatan)
- 1 th sekali tambang di permukaan
- 6 bulan sekali tambang underground

LANJUTAN KESEHATAN KERJA


2. Lingkungan Tempat Kerja
a. Debu
: mengganggu saluran pernafasan
b. Bising
: mengganggu fungsi pendengaran
c. Pencahayaan : mengganggu daya penglihatan
d. Getaran : mengganggu fungsi persendian
e. Gas-gas beracun/berbahaya
bisa langsung mematikan manusia
3. Ergonomi :
- tempat duduk
- alat kerja
- dimensi tempat kerja

KECELAKAAN?
Adalah suatu kejadian yang, antara lain :
Tidak direncanakan
Tidak diinginkan
Tidak diduga
Terjadi kapan saja
Dimana saja
Menimpa siapa saja

JENIS-JENIS KECELAKAAN

Terjatuh/tergelincir
Terpukul
Terbentur
Terjepit
Terkena aliran listrik
Kemasukan benda
dll

PENYEBAB KECELAKAAN
Teori HW Heinrich

A. Tindakan tidak aman (TTA)


- Tdk memakai APD
- Tdk mengikuti prosedure kerja
- Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
- Bekerja sambil bergurau

B. Kondisi tidak aman (KTA)


- Lantai kerja licin/berceceran oli
- Tempat kerja berserakan barang-barang
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu

C. Takdir/Nasib/Lain-lain

PENDORONG KECELAKAAN
Hal-hal yang menyebabkan
atau menimbulkan TTA
dan KTA (sering disebut
juga dengan istilah
Penyebab Dasar)
Sedangkan penyebab
langsung dari kecelakaan:
Tindakan Tidak Aman
(TTA)
Kondisi Tidak Aman (KTA)

BIAYA

CEDERA / KERUSAKAN

INSIDEN

KONDISI & TINDAKAN TIDAK STANDAR

FAK
TOR
FAK PEKER
TOR
J
PRIB AAN &
ADI

KU
RA
NG
NY
AP
EN
GA
WA
SA
N

PENYEBAB KECELAKAAN
TEORI DOMINO

BIAYA

CEDERA / KERUSAKAN

INSIDEN

KONDISI & TINDAKAN TIDAK STANDAR

FAKTOR PEKERJAAN &


FAKTOR PRIBADI

KURANGNYA PENGAWASAN

PENYEBAB KECELAKAAN
TEORI DOMINO

PROGRAM K3

STATISTIK KECELAKAAN

1. BERDASARKAN FR (KEKERAPAN KECL) Adalah


jumlah kecelakaan kumulatif dibagi jumlah jam
kerja kali 1.000.000
Jumlah kecelakaan kumulatif
FR =
X 1.000.000
Jumlah Jam kerja
2. BERDASARKAN SR (KEPARAHAN KECL)
Adalah jumlah hari yang hilang dibagi jumlah jam kerja kali
1.000.000
SR =

Jumlah hari yang hilang


Jumlah Jam kerja

X 1.000.000

GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN

BIAYA KECELAKAAN

A.

Biaya Langsung
- biaya kompensasi

- biaya perawatan/pengobatan
- biaya reparasi peralatan
- biaya penyelidikan

B.

Biaya Tidak Langsung

- Kehilangan waktu dari teman teman sekerja

krn pekerjaan terhenti

- Kehilangan waktu karena karyawan lain menolong korban


- Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang baru terjadi
- Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja

PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Tujuan dilakukan pemeriksaan kecelakaan
Adalah untuk, antara lain :
Mencari penyebab dari terjadinya kecelakaan tersebut
Memberikan rekomendasi / tindakan untuk koreksi dari
penyebab tersebut di atas
Memberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan
tersebut
Akhirnya diharapkan dengan tindakan
koreksi/pencegahan yang diberikan, maka tidak terjadi
kecelakaan yang sama atau sejenis

PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3
- pemasangan poster-poster K3
- pemutaran film/slide K3
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K

PEMBINAAN K3, Lanjutan 1.


D. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal yg
berkaitan dgn permasalahan K3
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja

PEMBINAAN K3, Lanjutan 2 .


I.

J.
K.

Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3


- Alat Pelindung Diri
- Alat Perlengkapan K3
Organisasi K3
Program K3 Tahunan
Berguna sbg evaluasi pelaksanaan K3 yang
telah diterapkan (dpt sbg monitoring)
Unsur-unsur program K3 :
- Kebijakan/Policy K3
- Tanggung Jawab K3
- Rasa Keterlibatan
- Motivasi

PEMBINAAN K3, Lanjutan 3.


Sedangkan komponen
program K3, terdiri :
1. Program pelatihan
observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3

Latihan
Sebutkan beberapa Perilaku dan Kondisi Tidak aman dari gambar berikut

LATIHAN

PIRAMIDA KECELAKAAN
1
10
30

Cedera Serius / Kematian

Cedera Sedang / LTI


Cedera Ringan / Property
Damage

Near-Miss / Hampir Insiden

600

20.000

Kondisi dan Tindakan Tidak


aman

Ilustrasi
A Condition With the Potential For
Causing Injury, Damage, Or Mission
Degradation.

integritas

perilaku positif

komitmen

perbaikan berkesinambungan

inovasi

PENGENALAN
BAHAYA-BAHAYA
DI TEMPAT KERJA

loyal

Definisi

Bahaya adalah suatu kondisi yang mempunyai potensial


untuk menimbulkan cedera pada manusia, kerusakan pada
peralatan atau struktur, kerugian material atau menurunkan
kemampuan melaksanakan suatu fungsi tertentu.

Berbahaya adalah derajat terpapar (relative exposure)

kepada suatu bahaya. Suatu bahaya barangkali ada, tetapi tidak


begitu berbahaya karena ditanggulangi.
Contoh:
Dua orang bekerja di tempat yang tinggi mempunyai
bahaya yang sama, namun derajat atau tingkat bahayanya dapat
berbeda. Misalnya seorang memakai sabuk pengaman dan yang
lain tidak memakai.

Klasifikasi Bahaya
Bahaya dapat dibagi 3 bagian.
Bahaya Pemula: bahaya-bahaya yang menjadi asal
mula yang memungkinkan timbulnya bahaya penunjang
& bahaya primer.
Bahaya Penunjang: bahaya-bahaya yang menunjang
timbulnya bahaya primer dan berasal dari bahaya
pemula.
Bahaya Primer: bahaya-bahaya yang langsung menjadi
sebab terjadinya
Cidera atau kematian.
Kerusakan alat, struktur atau sarana.
Penurunan kemampuan fungsi.

Contoh
Bejana tekan yang terbuat dari carbon steel biasa.
Karena pengaruh kelembaban dapat menyebabkan
terjadinya pengakaratan sehingga mengurangi kekuatan
metal. Bejana akan pecah bila diberi tekanan.
Pecahannya mengenai orang, alat dan lingkungan
sekitarnya.
Bahaya manakah yang menyebabkan kegagalan kerja
bejana

Kelembaban?
Korosi?
Kekuatan menurun?
Tekanan-nya?

Contoh (lanjutan)
Dari peristiwa tersebut, kelembabanlah
yang menjadi penyebab proses
penurunan mutu, yang akhirnya
menyebabkan pecahnya bejana, dimana
Bahaya pemula : Kelembaban.
Bahaya penunjang : Korosi, penurunan
kekuatan dan tekanan.
Bahaya primer
: Pecahnya bejana yang
mengakibatkan cedera & kerusakan.

Sebelum Dilanjutkan

Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya adalah suatu cara untuk
menemukan potensi kecelakaan
Apabila potensi kecelakaan dapat diidentifikasi, maka
dapat ditentukan sumber dan jenis bahaya yang
mungkin menyebabkannya di tempat kerja
Rujukan terhadap identifikasi bahaya dapat
menggunakan catatan kecelakaan yang pernah terjadi di
tempat kerja, maupun analisa/prediksi kemungkinan
terjadi

Identifikasi Bahaya
Untuk mengetahui jenis potensi kecelakaan dapat
diperoleh informasinya dari :
Catatan-catatan kecelakaan di tempat kerja tersebut di masa
silam.
Pengalaman kecelakaan di tempat kerja lain yang mempunyai
usaha yang serupa atau memakai peralatan yang serupa atau
mempunyai lingkungan yang serupa
Hasil Inspeksi Keselamatan Kerja (lingkungan kerja atau
pelaksanaan pekerjaan)
Hasil analisa Keselamatan Kerja terhadap pekerjaan.
Mengungkapkan insideninsiden yang pernah terjadi yang
biasanya tidak tercatat dalam catatan kecelakaan karena tidak
pernah dilaporkan sebelumnya
Peran serta karyawan untuk memberitahukan bahaya-bahaya
yang dapat menimbulkan kecelakaan

Evaluasi Bahaya
Semua bentuk bahaya perlu dieliminir
agar tidak menimbulkan kecelakaan.
Untuk menentukan prioritas penanganan
bahayabahaya, perlu dilakukan evaluasi
atau menseleksi bahayabahaya tersebut.
Pertimbangan dalam menilai bahaya:
Potensi Terjadinya Kecelakaan
Nilai Kerugian
Kemungkinan Menimbulkan Insiden Lain

Sebelum Dilanjutkan

Potensi Terjadinya Kecelakaan


Tingkat Kekerapan, bahaya-bahaya yang sering
menimbulkan kecelakaan mendapat prioritas untuk
diatasi, tanpa memandang besar kecilnya kerugian yang
ditimbulkannya akibat kecelakaan tersebut.
Tingkat Keparahan, makin parah akibat suatu
kecelakaan, maka prioritasnya makin tinggi untuk
diatasi, walaupun kecelakaan tersebut tidak sering
terjadi atau hanya sekali saja terjadi.

Nilai Kerugian
Walaupun suatu kecelakaan tidak akan menimbulkan cidera
pada manusia, namun bila menimbulkan kerugian yang besar
juga mendapatkan prioritas. Dalam mememperhitungkan
kerugian ini ditinjau antara lain

Kerugian
Kerugian
Kerugian
Kerugian
Kerugian
Kerugian
Kerugian
Kerugian

waktu
harta (bahan, peralatan dan lingkungan)
penundaan waktu
penggantian karyawan
mendidik karyawan pengganti
dalam memberikan servis
dalam pemasaran
bagi lingkungan sekitarnya

Kemungkinan
Menimbulkan Insiden Lain
Suatu insiden yang dapat menimbulkan insiden yang lain
juga perlu diperhatikan untuk segera diatasi.
Near Miss (hampir celaka) ini patut diperhatikan dan
diperlakukan sama dengan insideninsiden lainnya yang
menimbulkan kerugian. Kejadian ini adalah merupakan
gejala bagi adanya bahaya yang suatu waktu dapat
menimbulkan insiden.

Analisa Bahaya

Agar efektif, maka analisa bahayabahaya yang


ditemukan di tempat kerja dilakukan dengan cara;

Memisahkan bahayabahaya pemula, primer, dan bahaya


penunjangnya. Hal ini untuk mengetahui dasar mata rantai
penyebab
Meneliti batasbatas aman dari bahayabahaya yang
diperoleh
Mencari metoda untuk mengatasi bahaya tersebut baik secara
teknis maupun manajerial
Menentukan atau memilih metoda yang paling tepat, mudah,
murah dan ampuh

Pengendalian Bahaya
Apabila metode pengendalian yang dipilih sudah tepat
segera usahakan penerapannya secara terus menerus
dan diadakan pemeriksaan serta pemantauan, sehingga
benarbenar dapat menanggulangi bahaya yang ada
Penanggung Jawab pengendalian bahaya di tempat
kerja masingmasing adalah pengawas. Karena
sebelum pelaksana pekerjaan dimulai pengawas harus
dapat meneliti terlebih dahulu bahayabahaya yang
mungkin terjadi.

HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA


1

Elimination

Substitution

Separation

Engineering

Administrative

Personal Protective
Equipment

HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA(1)


Eliminasi
Memodifikasi cara proses kerja atau barang untuk
menghilangkan bahaya secara keseluruhan.
2. Substitusi
Mengganti barang, bahan atau proses dengan barang
atau bahan yang kurang bahayanya.
3. Separasi
Mengisolasi bahaya tersebut dari orang dengan
memberi pagar penghalang, atau dengan jarak atau
waktu pemisahan.
4. Perekayasaan
Desain ulang peralatan atau proses kerja untuk
mengurangi atau menghilangkan resiko.
1.

HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA(2)


5. Administrasi
Merubah waktu atau kondisi paparan resiko. Dalam hal
ini termasuk pelatihan dan rapat pembahasan masalah.
6.
Peralatan Pelindung Diri (APD)
Penggunaan APD adalah cara terakhir. Bilamana cara
lain tidak dapat dilakukan, maka penggunaan APD dengan
mempertimbangkan desain dan ukuran yang sesuai perlu
dilakukan.

PELINDUNG KEPALA
Helm berfungsi :
Melindungi kepala dari
jatuhan benda keras.
Melindungi kepala dari
tetesan cairan kimia.
Melindungi kepala dari
sengatan matahari

53

PELINDUNG KAKI
Sepatu Safety memiliki fungsi
melindungi diri terutama kaki dari
kejatuhan beban atau terlindas
kendaraan proyek.
Standard Sepatu Saafety pada
bagian depan atau bagian jari
sepatu diletakkan toe cap ( besi
baja ) yang ringan, sehingga besi
baja tersebut yang melindungi
jari-jari kaki kita dari segala
bentuk kemungkinan potensi
bahaya.

54

PELINDUNG MUKA DAN MATA

Kacamata Safety berfungsi :


Melindungi mata dari kotoran
debu dan debu kimia.
Serpihan logam.
Percikan bahan kimia.
Cahaya atau sinar yang
menyilaukan.
Dll.

55

PELINDUNG TANGAN
Sarung tangan harus dipakai
ketika :
a) Perkerjaan yang
berhubungan dengan
benda kimia yang
membahayakan kulit.
b) Melakukan pengelasan,
pemotongan, melakukan
kegiatan grinda atau
chipping.
c) Mengangkat barang seperti
pelat, pipa, atau scrap dll.

56

PELINDUNG TELINGA
Pelindung Telinga berfungsi
untuk:
Melindungi pekerja dari
kebisingan yang tinggi/ untuk
mengurangi dB (decibel) pada
suara yang diterima oleh gendang
telinga.
Kebisingan Normal < 85 dBA
85 dBA : Ear Plug
> 95 dBA : Ear Muff
57

PELINDUNG PERNAFASAN
Alat bantu Pernafasan / Penutup
Hidung
Alat bantu pernafasan / atau
masker penutup hidung yang sesuai
harus digunakan ketika melakukan
pengecatan dengan metode
penyemprotan (spray painting ) atau
membersihkan kotoran didalam
ruangan tertutup atau didalam tanki,
bekerja dalam LAB dan juga
pekerjaan yang menganggu
pernapasan.

58

Sebelum Dilanjutkan

Bahaya-Bahaya di Tempat Kerja


Kinetik hazard

: bahaya dari benda


bergerak
Static hazard
: bahaya dari benda
diam
Phisical hazard : bahaya fisik
Electrical hazard : bahaya listrik
Chemical hazard : bahaya kimia
Biological hazard : bahaya hayati

Bahaya Benda Bergerak


Benda bergerak lurus
berjalan, mobil
Benda berputar
berputar, pulley
Benda melayang
debu, semprotan
Pengangkatan
terlalu cepat

: mesin tempa, ban


: roda gigi, sumbu
: percikan metal,
: sling putus,

Bahaya Benda Diam

Perbedaan elevasi
Air
Kerusakan sarana
Bahaya konstruksi
kurang kuat
Bahaya pemasangan
pengaman
Bahaya pada pakaian
Bahaya penempatan

: benda jatuh, roboh


: air yang dalam
: jalan rusak, peralatan rusak
: bangunan rapuh, pondasi
: packing rusak, tidak ada
: kedodoran, tidak sesuai
: terlalu tinggi, berserakan

Bahaya Fisik
Cahaya

Bising
Suhu
Tekanan
Radiasi

Getaran

: kurang penerangan, silau,


berkedip
: melebihi NBA (85dB)
: terlalu panas atau dingin
: terlalu tinggi atau rendah.
: infra red, ultra violet, X-ray
dan radio aktif
: pemecah batu, compactor

Bahaya Listrik
Tersentuh

: kebocoran, tidak pakai alat


yang sesuai dan terlindung
Statis
: pada saat melepas
hubungan
Kebakaran : tidak sesuai dengan standar
klasifikasi daerah
penggunaannya

Bahaya Kimia
Kebakaran
Keracunan
debu
Bahaya iritasi
Bersifat asam
fosfat
Bersifat basa

: reaksi kimia spontan


: gas, uap, kabut, asap,
: larutan asam dan basa
: fluorida, asam asetat,
: kalsium oksida, amoniak

Bahaya Hayati

Bisa
Kuman
Cacing
Tumbuhan

: binatang berbisa
: atrak, vaccinia, jamur
: cacing tambang
: tabakosis debu tembakau

4 Proses Penting Untuk Identifikasi Bahaya

1. Pemeriksaan (inspeksi)
Daftar Periksa yang Menolong dan Efekstif.
Tentukan apakah ada prosedur HSE?.
Lakukan pengkajian yang sudah diterapkan
dan yang belum (analisa gap).
Kembangkan pertanyaan-pertanyaan terhadap
hal-hal yang belum diterapkan ditempat kerja.

2. Pengamatan Informal & Formal


Pengamatan Informal dilakukan setiap hari
Strategi Formal menyertakan pengamat dari
luar

3. Job Hazard Analysis (JHA)


Merupakan proses untuk...
Membantu para Pengawas memahami secara jelas
tentang apa yang sudah dipahami dan yang belum
dipahami oleh karyawan terhadap suatu tugas.
Mengenali perubahan yang diperlukan terhadap
peralatan dan prosedur
Meningkatkan cara dalam program pelibatan dan
pemberdayaan karyawan

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)


Suatu metode yang mempelajari suatu pekerjaan
untuk:
(a) Mengidentifikasi bahaya-bahaya atau potensi
kecelakaan yang muncul pada setiap langkah kerja atau
tugas dan
(b) Mengembangkan berbagai solusi yang dapat
menghilangkan, menekan, atau mencegah kombinasi dari
potensi kecelakaan atau bahaya

JOB SAFETY ANALYSIS

(JSA)

Nama lain untuk JSA yang sering


digunakan:
Job Hazard Analysis
Job Task Analysis

KEUNGGULAN JSA
Menetapkan standar
performance pekerjaanpekerjaan, merupakan suatu
standard operating procedure
(SOP)
Menghilangkan atau
mengurangi kecelakaan
Dapat dipakai sebagai alat
bantu pelatihan
Karyawan baru
Pra-instruksi kerja, pekerjaan
irregular

Dapat digunakan untuk


mengamati tugas
Membantu dalam penyelidikan
kecelakaan

KEUNGGULAN JSA
Dapat memperbaiki metode kerja
Menjadikan HSE menjadi suatu bagian
yang terintegrasi dalam proses produksi
Dapat
Memberdayakan teamwork (terutama karyawan
baru)

Melibatkan setiap orang yang melakukan


tugas dalam setiap proses
Meningkatkan kesadaran

Form JSA
Form No. HS-022
Rev. 0
09/12/2013

JOB SAFETY ANALYSIS


DATE :

NAMA PERUSAHAN

DEPARTMENT :

JOB / ACTIVITY :

LOCATION :

PROTECTIVE EQUIPMENT REQUIRED TO PERFORM THIS JOB (ALAT PELINDUNG YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN)
SAFETY HELMET

EAR PLUG/EAR MUFF

RUBBER GLOVES

FIRE EXTINGUISHER

SAFETY SHOES

RUBBER BOOT

FULL BODY HARNESS

LOCK OUT/TAG OUT

SAFETY GLASSES

FACE SHIELD

CHEMICAL COAT

OIL SPILL KIT

COTTON GLOVES

APRON

RESPIRATOR/SCBA

WORK PERMIT REQUIRED

LEATHER GLOVES

DUST/GAS MASKER

GOOGLES

OTHER :

SEQUENCE OF BASIC JOB STEPS

POTENTIAL ACCIDENT OF HAZARDS

RISK LEVEL

(URUTAN LANGKAH DASAR PEKERJAAN) (POTENSI DAPAT TERJADI KECELAKAAN) (TINGKAT RESIKO)

RECOMMENDED SAFE JOB PROCEDURES


(REKOMENDASI PROSEDUR KERJA SECARA
AMAN)

RESPONSIBLE PERSONAL
(PENANGGUNG JAWAB)

LATIHAN PEMBUATAN JSA


Pengisian Fly Ash Ke Dalam Container

DEFINISI INCIDENT
Suatu keadaan/kondisi,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident/kecelakaan.

RESIKO (RISK)
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.

The chance of loss or gain


Untuk menentukan resiko membutuhkan
perhitungan antara konsekuensi/ dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat resiko
(level of risk).

RISK

RISK ANALYSIS
Adalah perkiraan kuantitatif dengan
teknik matematik menggabungkan
konsekuensi dan frekuensi insiden
The development of a quantitative
estimate of risk based on mathematical
techniques for combining estimates of
incident consequences and frequencies.

RISK ASSESSMENT
Adalah proses menganalisa tingkat Resiko,
pertimbangan Tingkat Bahaya, dan
mengevaluasi apakah Sumber Bahaya dapat
dikendalikan, memperhitungkan segala
kemungkinan yang terjadi di tempat kerja.

RISK MANAGEMENT
Dalam Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah meliputi :

proses mengidentifikasi sumber bahaya,

penilaian resiko, dan

tindakan untuk menghilangkan serta


mengurangi resiko secara terus
menerus.

FOUR STEPS TO RISK MANAGEMENT

Identikasi potensi bahaya


Penaksiran resiko

Apakah dapat diterima?

Tindakan pengendalian

HARM
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.

Level of RISK

adalah perhitungan antara


konsekuensi/ dampak yang
mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut

(Tingkat resiko).

Klasifikasi Resiko
Resiko diukur dan diberi peringkat :
Rendah
Medium
Tinggi
Klasifikasi Impak Resiko
Personnel Safety and Health Risks
Process Safety Impacts
Environmental Impacts

Penentuan Faktor Resiko


Sifat Pekerjaan
Lokasi Kerja
Potensi bahaya di tempat kerja
Potensi/kualifikasi kontraktor
Pekerjaan simultan
Lamanya pekerjaan
Pengalaman dan keahlian
kontraktor

Resiko terdiri dari 2 dimensi:

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai