PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat
kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi sosial,mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan
suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan
absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang
sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi
kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya
kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi
dampak negatif lainnya.
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan
bakar, oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda
atau cidera bahkan sampai kematian (Karla, 2007; NFPA, 1986). Menurut
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), kebakaran adalah
suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dikehendaki yang
dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi (berupa harta benda,
bangunan fisik, deposit/asuransi, fasilitas sarana dan prasarana, dan lain-lain)
maupun kerugian non materi (rasa takut, shock, ketakutan, dan lain-lain)
hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran
tersebut.
Dalam ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang kebakaran
sendiri dipelajari untuk mengetahui bagaimana cara mencegahan terhadap
kebakaran dan cara mengatasinya apabila kebakaran terjadi. Ramli (2010)
menjelaskan bahwa api tidak terjadi begitu saja tetapi merupakan suatu proses
kimiawi antara uap bahan bakar dengan oksigen dan bantuan panas. Oleh sebab
itu, kebakaran tentunya dapat diatasi jika penyebab dari terjadinya api yang
mengakibatkan kebakaran ditemukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menemui kasus kecelakaan
kerja. Ada berbagai macam penyebab-penyebabnya. Dalam hal ini perlu
adanya upaaya dalam tindakan penyelamatan. Salah satu upaya yang bias
dilakukan dalam keadaan darurat adalah dengan menerapkan teknik
penyelamatan kebakaran dengan forsible entry. Forsible Entry adalah suatu
upaya atau teknik pemadaman kebakaran dengan cara masuk ke lokasi dimana
terdpat potensi bahaya (kebakaran) dengan cara memaksa. (Kemenakertrans RI
No 7 Tahun 2014). Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam membuka
pintunya guna untuk menyelamatkan korban, mengurangi dampak kerugian
yang ditimbulkan serta mencegah kondisi yang lebih buruk
Dalam hal ini banyak manyarakat yang belum mengetahui mengenai
forsible entry. Untuk itu penulis tertarik untuk membahas lebih dalam
mengenai forsible entry.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengenai Forsible Entry
2. Untuk mengetahui mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam Forsible
Entry.
C. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh bagi praktikan antara lain yaitu:
1) Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengetahui mengenai Forsible Entry
b. Dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam Forsible Entry.
3. Keterampilan
Meskipun mengembangkan keterampilan masuk paksa membutuhkan
pelatihan langsung, berikut beberapa hal yang dapat penyelamat untuk
mengarahkan korban menuju arah yang benar.
Gergaji Rotary: Gunakan pintu nyata (jika mungkin) atau alat peraga jika perlu,
dan kembangkan keterampilan Anda dengan menggunakan gergaji rotary dalam
kondisi realistis. Praktek pemotongan dengan gergaji tegak, horisontal dan sudut.
Berlatih memotong dengan gergaji yang didukung pada benda dan memotong
sementara Anda harus mendukung keseluruhan berat gergaji. Berlatihlah sampai
kamu mahir! Setelah Anda merasa nyaman, tambahkan beberapa asap di balik
luka itu.
BAB III
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Forsible Entry adalah suatu upaya atau teknik pemadaman kebakaran
dengan cara masuk ke lokasi dimana terdapat potensi bahaya (kebakaran)
dengan cara memaksa/cara kasar/mendobrak atau menggunakan alat bantu
lainnya untuk memudahkan dalam membuka pintunya.
2. Hal- hal yang harus diperhatikan saat melakukan forsible entry adalah
a. Kemampuan untuk mengukur kemungkinan masuk (dan aktual) yang
sebenarnya, dan sampai di lokasi masuk dengan alat yang sesuai untuk
pekerjaan itu.
b. Kesesuaian alat atau peralatan yang dipergunakan.
c. Keterampilan dari penyelamat atau penolong.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah bahwa sangat penting untuk
dilakukuan pelatihan kaitannya dengan forsible entry. Karena banyak
masyarakat yang masih belum paham. Padahal manfaatnya sangat besar,
karena dapat mengurangi dampak buruk yang terjadi pada korban maupun
kerugian material.