Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMA DASAR


SEMESTER I

Oleh :
Nama

: Linus Seta Adi Nugraha

No. Mahasiswa

: 09 0064

Dosen Pembimbing

: Rini Handayani., S.Si., Apt

LABORATORIUM KIMIA DASAR


AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2009

IDENTIFIKASI ANION
SO42-, SO32-, NO3-, NO2-, DAN CNSA.

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan langkah-langkah identifikasi

anion SO42-, SO32-, NO3-, NO2-, DAN CNS-serta mengetahui reaksi-reaksi apa saja
yang tejadi pada saat identifikasi.

B.

DASAR TEORI
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia

dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion suatu larutan (Vogel, A. I., 1957).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti
metode untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum
kedalam glongan-golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat
diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa kita memang
bisa memisahkan anion-anion kedalam golongan-golongan utama, bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya;
Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasanketerbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan
prosedur-prosedur yang lebih sederhana. (Vogel, A. I., 1957)
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang
melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada
pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskan
dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan

dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi
pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan. (Vogel, A. I., 1957)
Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,
sianida, dan sianat. (ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini
meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida,
bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat,
borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat,
tartrat, dan sitrat (Vogel, A. I., 1957).
Kelas B, (i) Reaksi pengendapan: Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit,
hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat,
benzoat, dan suksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat,
permanganat, kromat, dan dikromat (Vogel, A. I., 1957).
Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik tertentu, dikelompokan
bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan
suksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwa asetat, format, salisila, benzoat dan suksinat
sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi; semuanya memberi pewarnaan
atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida kepada suatu
larutan yang praktis netral (Vogel, A. I., 1957).
Sulfat, SO42-. Kelarutan: Sulfat dari barium, strontium dan timbel praktis tidak
larut dalam air, sulfat dari kalsim dan merkurium(II) larut sedikit, dan kebanyakan
sulfat dari logam-logam sisanya, larut. Beberapa sulfat basa, misalnya dari
merkurium, bismut, dan kromium, juga tak larut dalam air, tetapi larut dalam asam
klorida encer atau asam nitrat encer (Vogel, A. I., 1957).
Asam sulfat adalah cairan yang tak berwarna, seperti minyak dan higroskopik,
dengan berat jenis 1,838. asam pekatnya yang murni dan komersial, adalah suatu
campuran bertitik-didih konstan, dengan titik didih 338o dan mengandung asam kirakira 98%. Cairan ini dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan dengan
melepaskan panas yang banyak sekali; ketika mencampurkan keduanya, asam harus
selalu dituang dalam aliran yang tipis ke dalam air (jika air yang dituangkan kepada
asam yang lebih berat itu, uap mungkin dengan tiba-tiba akan terbentuk yang akan
mengangkat ke atas sedikit asam bersamanya, sehingga mungkin menimbulkan cedera
yang berat). Untuk mempelajari reaksi-reaksi sulfat, pakailah larutan natrium sulfat,
Na2SO4.10H2O, 0,1M. (Vogel, A. I., 1957)

Sulfit, SO32-. Kelarutan: hanya sulfit dari logam alkali dan dari amonium larut
dalam air; sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hidrogen
sulfit dari logam alkali larut dalam air; hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya
dikenal dalam larutan. Larutan natrium sulfit Na2SO3.7H2O, 0,5M yang baru saja
dibuat, dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi sulfit.. (Vogel, A. I., 1957)
Nitrat, NO3-. Kelarutan : Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium
dan bismut menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut
dalam asam nitart encer. (Vogel, A. I., 1957)
Nitrit, NO2-. Kelarutan : Perak nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua nitrit
lainnya larut dalam air. (Vogel, A. I., 1957)
Tiosianat, CNS-. Kelarutan : Perak dan tembaga(I) tiosianat praktis tak larut
dalam air, merkurium(II) dan timbel tiosianat sangat sedikit larut; kelarutan masingmasing dalam g

-1

pada 20o adalah 0,0003, 0,0005, 0,7 dan 0,45. tiosianat dari

kebanyakan lagam lainnnya larut. (Vogel, A. I., 1957)

C.

BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM


Sampel : Na2SO4

Alat :

Reagen : AgNO3

Ba(NO3)2 FeCl3

Na2SO3

HNO3

PbNO3

FeSO4

NH4NO3

H2SO4

CaCl2

CuSO4

NaNO2

BaCl2

KI

Hg(NO3)2

NH4CNS

CaCl2

I2

Tabung reaksi

Pipet tetes

Penjepit tabung

Lampu Spirtus

Beaker Glass

Kertas Amylum

D.

DATA

No Prosedur

Pengamatan

I.

Identifikasi SO42- (digunakan Na2SO4)

1.

Na2SO4 + BaCl2

Putih

2.

Na2SO4 + CaCl2

Putih

Na2SO4 + CaCl2 (mikroskop)


3.

Na2SO4 + Pb(NO3)2

No Prosedur

Kristal jarum roset


Putih

Pengamatan

II. Identifikasi SO32- (digunakan Na2SO3)


1.

Na2SO3 + iodium

2.

Na2SO3 + Ba(NO3)2
Putih + HNO3

3.

Warna I2 luntur
Putih
Larut

Larutan

Putih

Na2SO3 + AgNO3

Putih

Putih + Na2SO3 ekses


Larutan

No Prosedur

Larut
Abu-abu perak

Pengamatan

III. Identifikasi NO3- (digunakan NH4NO3)


1.

No.

NH4NO3 + H2SO4 pekat + FeSO4

Prosedur

Cincin Cokelat

Pengamatan

IV. Identifikasi NO2- (digunakan NaNO2)


1.

NaNO2 + H2SO4 pekat

Gas Cokelat

2.

NaNO2 + KI + H2SO4 + kertas amylum

Biru

3.

FeSO4 + H2SO4 +NaNO2

Cincin Cokelat

No.

Prosedur

Pengamatan

IV. Identifikasi CNS- (digunakan NH4CNS)


1.

NH4CNS + AgNO3

2.

NH4CNS + FeCl3

3.

NH4CNS + CuSO4

Putih
Larutan merah
Hitam Larutan Hijau

4.

NH4CNS + Hg(NO3)2

Abu-abu

E. PENGOLAHAN DATA
No Prosedur

Pengamatan

I.

Identifikasi SO42- (digunakan Na2SO4)

1.

Na2SO4 + BaCl2

BaSO4 + 2NaCl

2.

Na2SO4 + CaCl2

CaSO4 + 2NaCl

Na2SO4 + CaCl2 (mikroskop)


3.

Kristal jarum roset

Na2SO4 + Pb(NO3)2

No Prosedur

PbSO4 + 2NaNO3

Pengamatan

II. Identifikasi SO32- (digunakan Na2SO3)


1.

Na2SO3 + I2 + H2O

Na2SO4 + 2HI

2.

Na2SO3 + Ba(NO3)2

BaSO3 + 2NaNO3

BaSO3 + HNO3

SO2 + Ba(NO3) + H2O

3BaSO3 + 2HNO3
3.

3BaSO4 + 2NO + H2O

Na2SO3 + AgNO3
Ag2SO3 + Na2SO3 ekses

Ag2SO3 + NaNO3
2Na[AgSO3]
2Ag + 2Na+ + SO4 + SO2

2Na[AgSO3]

No Prosedur

Pengamatan

III. Identifikasi NO3- (digunakan NH4NO3)


1.

No.

2NH4NO3 + 2H2SO4 +

NH4SO4 + 2HNO3

6FeSO4 + 3H2SO4 + 2HNO3

3Fe2(SO4) + 4H2O + 2NO

FeSO4 + NO

[Fe(NO)]SO4

Prosedur

Pengamatan

IV. Identifikasi NO2- (digunakan NaNO2)


1.

NaNO2 + H2SO4 pekat

2HNO2 + Na2SO4

2.

2NaNO2 + 2KI + 2H2SO4

I2 + 2NO + Na2SO4 + K2SO4 +


2H2O

3.

I2 + C6H12O6 + H2O

C6H12O7 + 2HI

H2SO4 +NaNO2

HNO2 + Na2SO4

No.

2HNO2

H2O + HNO3 + 2NO

FeSO4 + NO

[Fe(NO)]SO4

Prosedur

Pengamatan

IV. Identifikasi CNS- (digunakan NH4CNS)


1.

NH4CNS + AgNO3

2.

NH4CNS + FeCl3

3.

NH4CNS + CuSO4

Cu(CNS)2 + (NH4)SO4

4.

NH4CNS + Hg(NO3)2

Hg(CNS)2 + NH4NO3

F.

AgCNS + NH4NO3
Fe(CNS)3 + NH4Cl

PEMBAHASAN

Pada reaksi identifikasi anion Sulfit, ketika direaksikan dengan reagen


perak nitrat akan terbentuk endapan kristalin putih dari perak sulfit, jika
ditambah dengan sampel berlebih maka endapan akan larut, dan jika
larutan tersebut dipanaskan akan terbentuk suatu endapan abu-abu perak
atau sering disebut cermin perak. Ini adalah salah satu reaksi spesifik
yang dapat digunakan untuk identifikasi anion sulfit.

Pada reaksi anion Sulfat, jika direaksikan dengan kalsium klorida akan
terbentuk suatu endapan putih, yang jika endapan tersebut dilihat melalui
mikroskop akan terlihat suatu bentuk kristal jarum roset.

Pada identifikasi anion Nitrat dilakukan reaksi cincin cokelat. Reaksi ini
dilakukan dengan mereaksikan terlebih dahulu sampel dengan asam
sulfat pekat, yang kemudian ditambah FeSO4 secara hati-hati melalui
dinding tabung reaksi. Akan terbentuk suatu cincin cokelat disekitar
tabung reaksi.

Identifikasi anion Nitrit dapat dilakukan dengan mereaksikannya dengan


KI dan Asam sulfat encer, dan kemudian tabung reaksi ditutup dengan
kertas amylum. Akan terbentuk suatu warna biru pada kertas amylum
karena terbentuknya iod-amylum. Selain itu juga dapat dilakukan reaksi

cincin cokelat sama dengan Nitrat, namun caranya berbeda. Pertama


direaksikan dahulu FeSo4 dengan asam sulfat encer, baru kemudian
ditambah dengan sampel secara hati-hati melalui dinding tabung reaksi.

Pada identifikasi anion Tiosianat, reaksi spesifik yang dapat dilakukan


adalah dengan mereaksikannya dengan reagen besi(III) klorida, akan
terbentuk suatu larutan berwarna merah darah, yang ditimbulkan karena
terbentuknya suatu kompleks Fe(CNS)3. Selain itu juga dapat dilakukan
reaksi dengan reagen tembaga sulfat, akan terbentuk suatu endapan
hitam tembaga(II) tiosianat dalam larutan hijau.

G.

KESIMPULAN

1. Pada identifikasi anoin Sulfat dapat dilakukan reaksi yang spesifik, yaitu
dengan direaksikan dengan kalsium klorida.
2. Anion Sulfit dapat diidentifikasi dengan menggunakan salah satu reaksi
spesifik, yaitu reaksi cermin perak.
3. Pada identifikasi anion Nitrat dan Nitrit, dapat dilakukan reaksi spesifik,
yaitu reaksi cincin cokelat.
4. Pada saat identifikasi anion Nitrit dapat juga dutambah asam sulfat pekat
untuk melihat terjadinya gas cokelat. Ini juga merupakan salah satu reaksi
spesifik untuk Nitrit.
5. Untuk identifikasi tiosianat, dapat dilakukan reaksi spesifik, yaitu dengan
ditambah besi(III)klorida, atau ditambah tembaga sulfat.

H.

DAFTAR PUSTAKA

Vogel, A.I.,

1957, A Textbook

of Macro and Semimicro Qualitative


th

Inorganic Analysis, 5 Ed., Longman, Green and Co., London.


Vogel, A.I.,

1959, A Textbook

of Practical Organic Chemistry, 1st Ed.,

Longman, Green and Co., London.


Newton, D.A., 2001, Chemistry Problems, Walch Education, London.

Semarang, 17 November 2009


praktikan,

Linus Seta Adi Nugraha

Anda mungkin juga menyukai