DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Perumusan Masalah 4
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
1.5.
Batasan Masalah
Manajemen Pemasaran
2.3.1.
Definisi Pemasaran
21
2.3.2.
Konsep Pemasaran
22
2.3.3.
Strategi Pemasaran
22
12
20
21
28
28
29
29
31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
I-3
Gambar 2.1.
II-5
Gambar 2.2.
II-7
Gambar 2.3.
II-10
Gambar 2.4.
II-10
Gambar 2.5.
II-11
Gambar 2.6.
II-12
Gambar 2.7.
II-14
Gambar 2.8.
II-17
Gambar 3.1.
III-1
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
I-3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
murah untuk fasilitas pesan singkat atau yang lebih dikenal dengan SMS (Short Message
Service), suara (Voice Call), serta fasilitas baru yang sedang naik daun pada beberapa
tahun terakhir yaitu fasilitas mengakses internet (browsing) melalui handset para
konsumennya. Selain pemberian tarif murah, operator sering melakukan pemberian
promo bebas biaya penggunaan fasilitas SMS dan suara bagi sesama pengguna jasa
operator yang sama sebagai strategi agar konsumen berperan aktif dalam menarik
konsumen baru bagi operator telekomunikasi selular tersebut. Disamping strategi dengan
memainkan tarif layanan, operator-operator telekomunikasi nirkabel juga berusaha untuk
menarik konsumen dengan strategi baru dimana operator memberikan kemudahan bagi
penggunanya untuk memiliki handset telepon dalam bentuk paket penjualan yang
disertai dengan kartu perdana operator yang bersangkutan atau handset yang secara
otomatis telah memiliki nomor telepon didalamnya. Strategi ini dapat dijumpai
khususnya pada penjualan handset dengan tipe-tipe khusus yang penjualannya dilakukan
secara terbatas seperti handset yang menggunakan jaringan CDMA pada awal-awal
masa peluncuran jaringan ini beberapa tahun yang lalu, handset BlackBerry ketika baru
memasuki pasar Indonesia, serta handset iPhone yang sampai saat ini penjualannya
masih dikuasai oleh Telkomsel.
Dengan banyaknya jumlah operator yang bersaing di dalam pasar dengan berbagai
layanan-layanan yang diberikan, lambat laun pasar bersikap semakin selektif dalam
memilih operator dan hal ini menyebabkan bertambah beratnya beban yang ditanggung
oleh para operator telekomunikasi selular. Selain itu juga timbul kecenderungan
konsumen yang sangat mudah untuk berpindah dari satu operator menuju operator
lainnya ketika operator lain dinilai lebih menguntungkan karena adanya kemudahan
untuk memperoleh kartu perdana setiap operator dengan harga yang lebih murah jika
dibandingkan pada masa awal peluncuran layanan teknologi telekomunikasi nirkabel ini.
Sehingga pada saat ini, tujuan utama para operator telekomunikasi selular bukan hanya
untuk mencari konsumen saja tetapi untuk tetap mempertahankan kesetiaan
konsumennya.
Selain dari sisi pemasaran, persaingan antara operator-opertaor penyedia layanan
telekomunikasi selular juga terjadi pada tingkatan Sumber Daya Manusia. Persaingan
terjadi karena kurangnya tenaga kerja profesional dalam perusahaan-perusahaan
operator sehingga cenderung menunjukkan fanomena pembajakan tenaga profesional
dari perusahaan operator telekomunikasi selular lainnya baik yang berada di dalam
negeri maupun perusahaan luar negeri. Sebagai contoh adalah pindahnya salah seorang
eksekutif PT Telekomunikasi Selular, Erik Meijer ke PT Bakrie Telecom serta pindahnya
Presdir Indosat, Hasnul Suhaimi ke Excelcomindo Pratama (XL).
PT Indosat Tbk sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di
Indonesia merasakan secara langsung dampak negatif dari persaingan yang terjadi antara
para operator di pasar telekomunikasi selular. Laporan triwulan pertama tahun 2009
menunjukkan bahwa market share PT Indosat Tbk mengalami penurunan baik dalam
jaringan GSM maupun CDMA jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2008.
Dengan pertumbuhan pelanggan GSM yang hanya mencapai 8,9% dari tahun 2008,
4
posisi PT Indosat Tbk sebagai operator penyedia layanan telekomunikasi terbesar kedua
di Indonesia setelah PT Telekomunikasi Selular mulai terancam oleh Excelcomindo
Pratama yang pertumbuhan jumlah pelanggannya mencapai 34,2% dibandingkan tahun
2008. Market share PT Indosat Tbk dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1.1 Market Share Indosat pada Triwulan Pertama Tahun 2008 dan 2009.
Dampak dari penurunan market share pada laporan triwulan pertama tahun 2009 PT
Indosat Tbk ternyata terus terbawa sampai triwulan ketiga tahun 2009 dimana pada
Income Statement yang dirilis pada bulan September 2009 dinyatakan bahwa pendapatan
PT Indosat Tbk mengalami penurunan dibandingkan bulan September 2008, seperti
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
(dalam milyar rupiah)
2008
2009
Perubahan (%)
Pendapatan Operasi
13.648,8
13.409,5
-1,8
Laba Operasi
3.331,1
2.592,3
-22,2
Laba Bersih
1.473,1
1.449,9
-1,6
EBITDA
6.718,9
6.352,9
-5,4
Tabel 1.1 Pendapatan PT Indosat Tbk Tahun 2008 dan 2009
Dengan melihat data-data yang ditampilkan pada laporan-laporan yang dikeluarkan PT
Indosat Tbk pada triwulan pertama dan ketiga tahun 2009 yang menunjukkan
kecenderungan penurunan performansi perusahaan ini, maka penting bagi PT Indosat
Tbk pada saat ini untuk dapat memilih kebijakan-kebijakan atau strategi-strategi
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian latar belakang, maka
pertanyaan utama yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah:
1.3.
Manfaat Penelitian
1.5.
Batasan Masalah
Pada pembuatan tugas akhir ini, diberikan beberapa batasan masalah dengan tujuan
untuk memfokuskan masalah yang akan dikaji serta agar masalah tidak terlalu
kompleks. Adapun batasan-batasan masalah yang diberikan adalah:
1. Sistem yang dikaji adalah sistem yang merepresentasikan persaingan PT Indosat
Tbk dengan kompetitornya dalam pasar untuk mencapai target output pasar, yaitu
volume penjualan dan market share, serta pengaruh kebijakan pemasaran yang
diambil oleh perusahaan terhadap persaingan tersebut.
2. Objek yang menjadi bahan kajian adalah IM3, produk PT Indosat Tbk untuk
jaringan GSM.
3. Konsumen yang ditinjau adalah konsumen dalam pasar di wilayah Bandung.
4. Kompetitor yang ditinjau adalah PT Telekomunikasi Selular dan Excelcomindo
Pratama dengan produknya masing-masing yaitu Simpati dan XL.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Definisi Sistem
Sebuah sistem tidak hanya sekedar kumpulan dari komponen-komponen yang tidak
berinteraksi satu sama lain, dengan kata lain, sebuah sistem bukanlah sebuah aggregat
kacau (chaotic aggregate) seperti setumpukan batu. Tindakan menambah atau
mengurangi komponen pada sebuah chaotic aggregate tidak akan mengubah sifat
dasarnya. Namun tindakan tersebut akan mempengaruhi perilaku dari sebuah sistem.
Perilaku sistem
Apa yang dilakukan oleh sebuah sistem aktivitasnya merupakan sebuah aspek
kepentingan utama bagi pengamat atau analis. Unsur utama dari perilaku sistem pada
umumnya adalah sebuah proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran
(output).
Lingkungan sistem
Lingkungan sistem adalah seluruh aspek yang mempengaruhi perilaku sistem dan
sebaliknya tidak terpengaruh secara signifikan oleh sistem tersebut. Lingkungan lebih
cenderung dipandang sebagai sesuatu yang berada di luar sistem dibandingkan
sebagai bagian dari sistem tersebut. Lingkungan menyediakan masukan (input) bagi
sistem atau menerima keluaran (output) dari sistem. Masukan (input) adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan sistem untuk dapat bekerja namun tidak dapat dihasilkan
sendiri oleh sistem tersebut, seperti bahan mentah, dana, atau informasi. Masukan
(input) juga dapat berbentuk segala sesuatu yang memaksakan batasan-batasan
terhadap perilaku sistem, contohnya penentuan standar kualitas atau pelarangan
output. Setiap keputusan atau aturan yang dikenakan terhadap sebuah sistem oleh
seseorang yang memiliki kendali terhadap bagaimana aspek-aspek dari sistem
tersebut seharusnya beroperasi disebut sebagai masukan yang dapat dikendalikan
(Controllable Inputs). Walaupun sistem memberikan keluaran (output) kepada
lingkungan, namun kaluaran-keluaran tersebut dianggap tidak mempengaruhi aspek
apapun dalam lingkungan secara signifikan. Jika ternyata keluaran tersebut
mempengaruhi lingkungan, maka lingkungan tersebut harus dimasukkan sebagai
bagian dari sistem.
Adanya pemisahan antara sistem dan lingkungannya menandakan bahwa setiap
sistem memiliki batasan. Sebuah bagian penting dari pendeskripsian sistem adalah
untuk memilih dimana batasan tersebut harus diletakkan.
10
Berdasarkan perubahan kondisi sistem terhadap waktu waktu dan pengaruh keluaran
(output) terhadap kondisi sistem, sistem dapat dikategorikan menjadi:
1. Sistem Dikrit dan Sistem Kontinyu
Sistem statis dan sistem dinamis merupakan pengkategorian sistem berdasarkan
perubahan kondisi sistem terhadap waktu.
Sistem Diskrit (Discrete System) merupakan sistem yang kondisinya berubah secara
diskrit.
Sistem Kontinyu (Contiuous System) adalah sistem yang kondisinya berubah secara
kontinu. Karena variabel status/kondisi sistem merupakan variabel yang kontinyu,
maka jumlah kondisi sistem yang mungkin terjadi sangatlah besar walaupun jika
setiap variabel dibatasi ke dalam rentang nilai yang kecil.
2. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sistem terbuka dan sistem tertutup merupakan pengkategorian sistem berdasarkan
pengaruh keluaran (output) terhadap kondisi sistem.
Sistem terbuka (Open Loop System) merupakan sistem dimana keluaran (output) yang
merupakan tanggapan/hasil dari masukan (input) sebelumnya tidak berpengaruh
terhadap proses masukan (input) selanjutnya. Dengan kata lain, kejadian yang telah
terjadi tidak akan berpengaruh terhadap kejadian selanjutnya sehingga tidak dapat
dilakukan pengukuran performansi pada jenis sistem ini.
Sistem tertutup (Closed Loop System/Feedback Loop System) merupakan sistem
dimana keluaran (output) yang merupakan tanggapan/hasil dari masukan (input)
sebelumnya miliki pengaruh dalam bentuk kendali terhadap proses masukan (input)
selanjutnya. Dalam menjalankan operasinya, sebuah feedback loop membutuhkan dua
faktor penting, yaitu:
Perbedaan antara hasil aktual dengan hasil yang diinginkan.
Kebijakan yang menentukan aksi yang akan dilakukan terhadap suatu nilai
perbedaan.
2.2. Dinamika Sistem
2.2.1. Metodologi Dinamika Sistem
Dinamika Sistem (System Dynamics) merupakan suatu metode pemodelan yang
diperkenalkan pertama kali oleh Jay W. Forrester pada tahun 1950an dan dikembangkan
di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika. Penggunaan metode ini
memiliki hubugan yang erat dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar
kecenderungan-kecenderungan dinamik sistem-sistem kompleks, yaitu pola-pola tingkah
laku sistem yang timbul sejalan dengan waktu.
Pada masa-masa permulaannya, Forrester menerapkan metodologi dinamika sistem
dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalah manajemen umum seperti
ketidakstabilan inventori, tenaga kerja, serta penurunan pangsa pasar perusahaan yang
11
dituliskan pada bukunya yang berjudul Industrial Dynamics pada tahun 1961. Aplikasi
metodologi dinamika sistem semakin berkembang luas sejak dimanfaatkan dalam
permasalahan sistem-sistem sosial yang sangat beraneka ragam.
Ciri khas utama dinamika sistem adalah struktur umpan baliknya (feedback sistem).
Green (1982) menyatakan bahwa paling sedikit terdapat empat ciri pokok dari dinamika
sistem, yaitu:
1. Close loop
Sistem yang dijadikan model haruslah merupakan sistem tertutup, walaupun sistem
tidak sungguh-sungguh tertutup karena feedback loop tidak dapat melintasi batasan
sistem. Sistem dapat dipertimbangkan sebagai sistem tertutup.
2. Feedback loops
Ada dua umpan balik dari sistem, yakni positif dan negatif. Umpan balik positif
berarti bahwa naik/turunnya penyebab akan mengakibatkan naik/turunnya akibat
dengan arah yang sama. Sedangkan umpan balik negatif berarti bahwa naik/turunnya
penyebab akan mengakibatkan naik/turunnya akibar dalam arah yang berlawanan.
3. Variable State dan Rate
State atau status adalah kondisi atau akumulasi pada sistem dalam waktu tertentu.
Rate adalah aliran yang mengatur kuantitas dalam state.
4. Rate mengontrol kebijakan
Rate mengontrol kebijakan berarti bahwa perilaku sistem hanya dapat dikontrol oleh
rate.
Metodologi dinamika sistem pada dasarnya menggunakan hubungan sebab-akibat
(causal) dalam menyusun model suatu sistem yang kompleks, yang akan digunakan
sebagai dasar untuk mengenali dan memahami tingkah laku dinamis sistem tersebut.
Dengan kata lain, penggunaan metodologi dinamika sistem lebih ditekankan pada
tujuan-tujuan peningkatan pemahaman mengenai bagaimana perilaku sistem muncul
dari strukturnya. Syarat utama bagi suatu permasalahan agar dapat dimodelkan dengan
tepat menggunakan metodologi dinamika sistem adalah:
Harus bersifat dinamis atau dengan kata lain, mengalami perubahan terhadap waktu.
Struktur fenomenanya mengandung setidaknya satu struktur umpan balik (feedback
structure).
Permasalahan dianggap tidak disebabkan oleh struktur internal sistem bukan
pengaruh luar.
Berdasarkan pengertian bahwa tujuan utama penggunaan metodologi dinamika sistem
adalah untuk pemahaman karakteristik atau mekanisme internal sistem, maka perlu
dipahami juga bahwa model ini tidak ditujukan untuk melakukan sebuah peramalan atau
prediksi yang presisi ke masa depan.
Dasar dari metodologi dinamika sistem dapat dilihat pada gambar berikut (Sushil, 1993):
12
Gambar 2.1. Dasar Metodologi Dinamika Sistem (Sushil, System Dynamics, 1993)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa dasar metodologi dinamika sistem
diperoleh dari manajemen trandisional, cybernetics, dan simulasi komputer. Penjelasan
dari masing-masing dasar metodologi tersebut adalah sebagai berikut:
Manajemen Tradisional
Manajemen tradisional adalah bentuk nyata dari praktisi manajer yang diatur terutama
oleh pengalaman dan penilaian dari manajer tersebut. Dukungan dasar dalam
manajemen tradisional diperoleh dari database mental (mental data base) dan kerangka
acuan mental (mental frames of refference/mental models). Apapun yang didengar,
dilihat, berinteraksi, atau dialami oleh seorang manajer pada situasi permasalahan yang
berbeda-beda mengarah pada pembangunan database mental (metal data base), yang
sangat kaya akan informasi baik dalam bentuk nyata maupun tak nyata. Tiap manajer
mengembangkan kerangka acuan mental (mental frames of refference) atau model
mental (mental models) nya sendiri berdasarkan kondisi nyata lalu kemudian
mengevaluasi keputusan berdasarkan model mental tersebut.
Kekuatan utama dari manajemen tradisional adalah kekayaan akan informasi kualitatif
yang berasal dari pengamatan secara langsung dan pengalaman sang manajer.
Cybernetics
Cybernetics adalah ilmu komunikasi dan pengendalian yang diatur terutama oleh teori
umpan balik (feedback theory). Walaupun informasi yang diperoleh dari database mental
(mental data base) seorang manajer sangat kaya, namun informasi tersebut tidak dapat
digunakan secara efektif tanpa adanya sebuah prisip-prinsip pemilihan informasi yang
relevan serta prinsip-prinsip strukturisasi/penataan informasi. Cybernetics atau teori
umpan balik (feedback theory) menyediakan prinsip-prinsip yang dapat membantu
manajer dalam menyaring infromasi yang benar-benar bermanfaat dalam situasi
permasalahan dan menghubungkan berbagai elemen informasi untuk menemukan
hubungan sebab-akibat (causal) dan umpan balik (feedbacks) dalam sistem. Oleh karena
13
pemikiran manusia sangat baik dalam mendirikan hubungan sebab-akibat orde pertama
(first order causal realtionship), struktur umpan balik sebab-akibat (causal feedback)
sistem dapat dikembangkan dengan menggunakan cybernetics, yang mampu membantu
proses perbaikan dan strukturisasi/penataan model mental (mental models) serta
menyediakan dasar untuk pengembangan model matematis (mathematical model).
Simulasi Komputer
Dinamika sistem bekerja dengan cara memanfaatkan kekuatan pemikiran manusia
terutama dalam bidang pengumpulan informasi dan pembentukan struktur dengan
bantuan prinsip-prinsip yang telah dikenal, dan kemudian melengkapi kelemahankelemahan pemikiran manusia dengan menggunakan teknologi.
Sebagaimana yang telah diketahui, pemikiran manusia memiliki kelemahan dalam
membangun hubungan sebab-akibat orde tinggi (high order consequences). Dinamika
sistem memanfaatkan simulasi komputer untuk membangun hubungan sebab-akibat orde
tinggi tersebut yang kemudian akan digunakan dalam mempelajari perilaku dinamis dari
sistem. Dengan adanya perkembangan dalam bidang simulasi komputer, simulasi
dinamika sistem dengan biaya rendah dapat dilakukan untuk mempelajari konsekuensi
dinamis dari kebijakan-kebijakan tertentu yang terefleksi di dalam sistem. Hal ini sangat
membantu dalam merancang perbaikan kebijakan agar sistem dapat berfungsi sesuai
dengan yang diinginkan. Hasil yang diperoleh dari simulasi komputer akan membantu
dalam menambah wawasan ke dalam prinsip kerja sistem sebagai mana juga terhadap
perancangan kebijakan.
2.2.2. Tahapan Pemodelan Dinamika Sistem
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, tujuan utama metodologi dinamika sistem
adalah untuk memperoleh wawasan atau pemahaman yang lebih dalam terhadap sistem
yang sedang bekerja atau dengan kata lain melihat ke dalam sistem.
Dalam melakukan proses pemodelan dinamika sistem terdapat beberapa tahapan yang
masing-masing memiliki fokus yang sama dan sesuai dengan tujuan metodologi
dinamika sistem, yaitu pemahaman terhadap sistem. Proses pemodelan ini berawal dari
pemahaman terhadap sistem dan juga berakhir pada pemahaman terhadap sistem, seperti
yang ditampilakan pada gambar berikut (Sushil, 1993):
14
Gambar 2.2. Tahapan Pemodelan Dinamika Sistem (Sushil, System Dynamics, 1993)
Penjelasan tiap tahapan dalam penyelesaian permasalah dengan metodologi dinamika
sistem adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman Sistem
Setiap tahapan dalam metodologi dinamika sistem mengarah pada pemahaman yang
lebih baik terhadap sistem yang ditinjau serta menambah dalamnya wawasan seorang
manajer mengenai proses kerja sistem melalui tahapan-tahapan pemodelan dinamika
sistem seperti yang tunjukkan diagram umpan balik (feedback) pada gambar 2.2.
Model dinamika sistem merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan
tersebut adalah pemahaman. Fokus utama dari metodologi dinamika sistem secara
keseluruhan adalah untuk memperkaya pemahaman akan cara kerja sistem sehingga
manajer dapat melakukan intervensi kebijakan dengan lebih efektif.
2. Identifikasi dan Pendefinisian Masalah
Tahap pertama dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan metodologi
dinamika sistem adalah proses identifikasi dan pendefinisian permasalahan. Pokokpokok pemikiran yang penting dalah tahapan ini adalah:
Orientasi Permasalahan (Promblem Orientation)
Dinamika sistem berorientasi pada masalah. Situasi permasalahan merupakan titik
awal permulaan kegiatan pemodelan. Dinamika sistem digunakan untuk
menjelaskan penyebab-penyebab timbulnya permasalahan dan menyarankan caracara penganggulanannya. Model dinamika sistem berbeda untuk setiap situasi
permasalahan dan tidak dapat dipindahkan secara keseluruhan kepada situasi yang
15
3. Konseptualisasi Sistem
Tahap konseptualisasi sistem melibatkan proses penentuan batasan model, identifikasi
hubungan sebab-akibat (causal relationship), dan kerangka kebijakan.
Penentuan Batasan Model
Dalam sebuah model dinamika sistem, batasan model mencakup semua faktor
relvean yang dianggap penting dalam kondisi permasalahan. Batasan model
bergantung pada tujuan model dan dapat mengandung jumlah faktor yang sangat
beragam mulai dari sangat sedikit hingga sangat banyak. Dalam menghasilkan
batasan model yang cukup, perlu dilakukan uji kecukupan berdasarkan sudut
pandang struktur, perilaku, dan implementasi kebijakan. Berdasarkan jumlah
faktor yang terlibat dan tingkat disagregasi dari model, model dapat berukuran
besar ataupun kecil. Secara umum, model dengan ukuran kecil sangat baik untuk
diselaraskan dengan model mental (mental models) dan dengan demikian memiliki
16
4. Formulasi Model
Konseptualisasi sistem kemudian akan diterjemahkan kedalam formulasi model yang
detil. Beberapa tool yang digunakan untuk membantu proses formulasi model ini
yaitu diagram subsistem (subsystem diagram), lingkar umpan balik (feedback loops),
alir fisik dan informasi (physical and information flows), serta diagram struktuur
kebijakan (policy structure diagram). Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing
tool:
Diagram subsistem (subsystem diagram)
Kegunaan dari diagram subsistem adalah untuk menampilkan aliran hubungan
antara subsistem yang berinteraksi dalam situasi permasalahan secara menyeluruh.
Diagram subsistem merepresentasikan struktur sistem dalam hal subsistemsubistem yang terlibat serta hubungannya dalam bentuk aliran sumber daya.
Diagram ini menggunakan hanya satu simbol untuk komponen atau subsistem, dan
simbol yang berbeda untuk tiap tipe aliran. Simbol-simbol yang biasa digunakan
pada diagram ini dapat dilihat pada gambar berikut (Sushil, 1993):
17
18
Diagram alir fisik dan infromasi (physical and information flows/flow diagram)
Kegunaan diagram alir fisik dan informasi (physical and information flows/flow
diagram) adalah untuk merepresentasikan detil dari struktur aliran sistem untuk
memfasilitasi pengembangan model matematis untuk simulasi. Diagram ini
merupakan diagram yang paling rinci. Diagram ini membedakan antara subsistem
fisik dan informasi serta mengkasifikasikan seluruh jenis variabel dan fungsi.
Flow diagram merupakan diagram paling baik yang merepresentasikan struktur
umpan balik dalam hal flows dan stocks fisik dan informasi, sehingga diagram ini
juga dikenal dengan nama stock and flow diagram.
Notasi yang digunakan pada diagram ini antara lain:
Stocks direpresentasikan dalam bentuk persegi panjang.
Inflows direpresentasikan dalam bentuk panah yang masuk ke dalam stock.
Outflows direpresentasikan dalam bentuk panah yang keluar dari dalam stock.
19
Contoh dari stock and flow diagram dapat dilihat pada gambar berikut:
20
Validasi Perilaku
Kecukupan struktur model dapat dievaluasi dengan melakukan validasi
terhadap perilaku yang dihasilkan oleh struktur model tersebut.
6. Analisa Kebijakan dan Perbaikan
Tujuan akhir dari keseluruhan proses pemodelan dan pembelajaran adalah untuk
merancang perbaikan kebijakan yang dapat meningkatkan perilaku sistem.
Rancangan kebijakan dalam dinamika sistem didasarkan atas pemahaman atas model,
tidak seperti metodologi pemodelan lainnya yang mungkin dapat menerapkan
rancangan kebijakan secara langsung. Dinamika sistem menganggap bahwa
21
22
level tergantung tipe subsistem yang terlibat yaitu subsistem fisik atau konservatif dan
subsistem informasi.
Subsistem fisik berkaitan dengan aliran sumber daya fisik yang jika diakumulasikan
merepresentasikan level fisik (physical levels). Level fisik dipengaruhi beberapa inflow
rate dan/atau outflow rates. Sementarai itu, sistem informasi berhubungan dengan aliran
informasi sepanjang sistem dan menghubungkan berbagai entitas fisik. Ketika physical
rate dirata-ratakan dalam jangka waktu tertentu maka akan dihasilkan level informasi
(information level).
Variabel level dipengaruhi oleh variabel rate secara prinsip mendefinisikan sistem secara
keseluruhan. Variabel ini adalah informasi dasar yang dihasilkan oleh kerja internal
sistem serta mengendalikan sistem atau rates melalui umpan balik informasi.
Rate Variable
Dalam sistem, variabel rate pada dasarnya adalah variabel keputusan yang diatur oleh
beberapa struktur kebijakan. Variabel rate dapat mengalir keluar dan masuk ke level,
sehingga setiap keputusan yang diambil mengenai variabel ini dalam waktu tertentu
akan mempengaruhi level atau informasi mengenai sistem.
Auxiliary Variable
Variabel auxiliary merupakan variable optional dalam teori. Variabel ini mendefinisikan
struktur kebijakan, dengan kata lain, hubungan yang mendefinisikan sebuah variabel rate
direpresentasikan secara detail dengan cara membuat variabel auxiliary yang dapat
diidentifikasi pada sistem nyata. Jika variabel ini disingkirkan, maka detil dari struktur
kebijakan tidak akan tampak di dalam model. Jadi, variabel auxiliary membuat model
dinamika sistem lebih jelas dan lengkap.
2.3. Manajemen Pemasaran
2.3.1. Definisi Pemasaran
Definisi pemasaran menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut:
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli
aktual maupun potensial. (W.Y. Stanton, 1997)
Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu-individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran produk dan nilai dengan orang lain. (Kotler, 2000)
Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari satu inisator kepada stakeholdernya (Hermawan Kertajaya, 2000)
23
Segmenting
Segmenting merupakan proses membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen
berdasarkan variabel-variabel tertentu menjadi satuan-satuan pasar (segmen pasar)
yang homogen. Terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi oleh segmen pasar agar
proses segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif, yaitu:
- Terukur (measurable), dalam artian bahwa segmen pasar dapat diukur baik
besarnya, luasnya, maupun daya beli segemen pasar tersebut.
- Terjangkau (accessible), dalam artian bahwa segemen pasar tersebut dapat dicapai
sehingga dapat dilayani secara efektif.
- Cukup luas (substansial), sehingga proses pelayanannya dapat menghasilkan
keuntungan.
- Dapat dilaksananakan (actjonable), sehingga semua program yang telah disusun
untuk menarik dan melayani segemen pasar tersebut dapat efektif.
Targeting
24
Targeting merupakan kegiatan penilaian serta pemilihan segmen pasar yang akan
dimasuki oleh perusahaan. Pemilihan ini dilakukan atas dasar pertimbangan terhadap
ukuran pasar (market size), pertumbuhan pasar (market growth), keunggulan
kompetitif (competitive advantage), dan situasi komptetitifnya (competitive
situation).
Positioning
Positioning merupakan kegiatan perumusan atau perancangan produk sehingga
tercipta kesan tertentu dalam pikiran konsumen. Kegiatan ini sangat penting karena
merupakan alasan keberadaan produk dari perusahaan.
Target Customers
Pelanggan sasaran (target customer) adalah orang atau golongan dalam pasar yang
telah terpilih melalui proses segmenting dan targeting menjadi target pemasaran
karena dinilai memiliki peluang besar untuk berkembang.
Marketing Mix
Marketing mix merupakan salah satu tools utama yang digunakan dalam
pengimplementasian strategi pemasaran. Oleh McCarthy (1960), marketing mix
diklasifikasikan ke dalam empat kategori yang dikenal dengan sebutan four Ps of
marketing yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotions
(promosi). Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing kategori:
25
Product
Aspek produk pada pemasaran berhubungan dengan spesifikasi dari barang atau
jasa secara aktual, serta bagaimana hubugan produk atau jasa tersebut terhadap
kebutuhan dan keinginan pengguna akhir (end-user). Juga termasuk di dalamnya
perencanaan dan pengembangan produk atau jasa.
Price
Kategori ini berhubungan dengan proses penetapan harga terhadap suatu produk,
termasuk potongan harga. Harga yang dimaksud tidak selalu harus dalam artian
moneter, namun juga dapat dalam bentuk segala sesuatu yang dapat dipertukarkan
dengan barang atau jasa. Harga yang ditetapkan harus sejalan dengan nilai yang
tersirat (percieved value) pada barang atau jasa.
Place
Kategori ini mengacu pada jaringan yang melaluinya dilakukan pendistribusian
barang atau jasa kepada pasar tepat pada waktunya dan tepat dimana dibutuhkan
oleh pasar (accessible and available).
Promotion
Kategori ini mengacu pada proses pengkomunikasian keunggulan produk atau jasa
dan brand image dalam usaha untuk mempengaruhi pasar agar memilih produk
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatankekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang
mempengaruhi kemampuan manajemen perusahaan untuk mengembangkan dan
mempertahankan transaksi yang sukses dengan pelanggan sasarannya. Pada dasarnya,
lingkungan pemasaran terdiri atas:
-
Lingkungan Demografis
Lingkungan demografis atau lingkungan kependudukan menunjukkan keadaan
dan permasalahan mengenai penduduk seperti distribusi geografis penduduk,
tingkat kepadatan, kecenderungan perpindahan, distribusi usia, tingkat kelahiran,
ras, suku bangsa, struktur keagamaan, dan lainnya. Hal-hal tersebut dinilai dapat
mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan karena penduduk/publik lah yang
membentuk pasar.
Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakankebijakan pemerintah yang berkenaan dengan bidang ekonomi, perubahan
pendapatan perkapita, tingkat inflasi, perubahan pola belanja konsumen, dan
26
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah bagi perusahaan,
perubahan biaya energi, peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan campur
tangan pemerintah dalam pengelolaan serta penggunaan sumber daya alam. Hal
ini mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan karena berpengaruh terhadap
proses produksi perusahaan.
Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi menunjukkan pengingkatan pertumbuhan teknologi, biaya
penelitian dan pengembangan, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan
perubahan teknologi, dan sebagainya.
Lingkungan Politik
Lingkungan politik menunjukkan perkambangan dunia hukum, undang-undang
dan peraturan pemerintah, lembaga-lembaga pemerintahan, serta lembagalembaga non-pemerintahan. Segala peraturan yang timbul dapat menghasilkan
pengaruh positif dan negatif bagi proses pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan.
Pesaing
Dalam usaha melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan pasti memiliki
pesaing. Usaha perusahaan dalam membangun sebuah sistem pemasaran yang efisien
untuk melayani pasar selalu mendapat kompetisi dari perusahaan lain. Berdasarkan
derajat ketergantiannya (substituability), kompetisi dibedakan menjadi empat
tingkatan yaitu:
-
Brand Competition, yaitu persaingan antar produk atau jasa yang perbedaannya
hanya terdapat pada merk produk atau jasa. Dalam persaingan ini produk dan jasa
yang ditawarkan hampir sama dan ditujukan bagi pembeli yang sama pada
tingkatan harga yang sama.
Industry Competition, yaitu persaingan produk atau jasa perusahaan yang
kelasnya sama namun memiliki tingkatan harga yang berbeda.
Form Competition, yaitu persaingan antar perusahaan yang menghasilkan
produk yang menawarkan jasa yang sama.
Generic Competition, yaitu persaingan antar perusahaan yang memperebutkan
pembelanjaan uang dari pembeli yang sama.
27
Pemasok (Supplier)
Pemasok (supplier) adalah perusahaan-perusahaan atau individu-individu yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan dan para pesaignya untuk
memproduksi barang atau jasa tertentu. Sumber daya yang dimaksud dapat berbentuk
tenaga kerja, bahan bakar, peralatan, listrik, dan faktor-faktor lainnya. Perkembangan
dalam lingkungan pemasok dapat memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap
pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati
kecenderungan harga dari masukan-masukan (input) terpenting bagi kegiatan
produksi perusahaan. Kekurangan sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja,
dan berbagai kejadian lain yang berhubungan dengan pemasok dapat menganggu
strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan
penelitian dapat digambarkan dalam flowchart di bawah ini.
29
Studi Awal
Tahap studi awal merupakan tahapan yang pertama kali dilakukan dalam penelitian ini.
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran terhadap suatu permasalahan yang
penyelesaiannya menjadi kebutuhan perusahaan dan akan diselesaikan melalui
penelitian ini. Kegiatan yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap objek
penelitian melalui wawancara ataupun informasi-informasi yang diperoleh dari koran,
majalah, internet, atau sumber-sumber informasi lainnya.
Berdasarkan tahap studi awal diketahui bahwa PT Indosat Tbk sedang mengalami
permasalahan dalam bidang kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahan
penyedia layanan telekomunikasi selular besar seperti PT Telekomunikasi Selular dan
Excelcomindo Pratama. Dalam rentang tahun 2008 sampai 2009 diketahui bahwa
market share PT Indosat Tbk turun 5,2% yang berpengaruh terhadap penurunan laba
operasi dan laba bersih perusahaan masing-masing sebesar 22,2% dan 1,6%. Untuk
memperbaiki kondisi ini maka dibutuhkan kebijakan pemasaran yang tepat sehingga
volume penjualan dan market share PT Indosat Tbk dapat mengalami peningkatan. Oleh
karena dalam suatu pasar terdapat banyak elemen yang saling berinteraksi dengan
jumlah interaksi yang sangat besar, maka dibutuhkan suatu metode yang dapat
memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai interaksi-interaksi tersebut,
sehingga dapat dirancang dan ditentukan kebijakan pemsaran yang tepat untuk diambil
oleh PT Indosat Tbk.
3.2.
Studi Pustaka
Setelah perumusan masalah dilakukan dan tujuan penelitian ditetapkan, maka tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah studi pustaka. Studi pustaka memiliki perbedaan dari
30
kegiatan studi awal dalam konteks perihal informasi yang ingin diperoleh. Pada tahap
studi awal, informasi yang dicari adalah informasi mengenai kondisi perusaan pada
masa penelitian akan dilakukan, sedangkan tahap studi pustaka merupakan tahapan yang
dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup sebagai dasar pemikiran dalam
melakukan penelitian. Tahap studi pustaka dilakukan terhadap buku-buku maupun
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga diperoleh referensi
mengenai teori, konsep, model, metode, dan informasi lain yang dapat digunakan dalam
melaksanakan penelitian.
3.4.
Berdasakan rumusan masalah, tujuan, dan studi pustaka ditentukan metode penelitian
yang akan digunakan. Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan menggunakan
metode dinamika sistem. Alasan penggunaannya adalah kemampuannya untuk
menjabarkan hubungan sebab akibat yang sangat banyak,
berbelit-belit, dan
menghasilkan perilaku dinamis pada sistem dengan jelas sehingga memberikan
pemahaman yang lebih baik terhadap sistem yang terbentuk.
3.5.
Pengumpulan Data
Dalam usaha penyelesaian masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka dibutuhkan
data-data primer dan sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan kegiatan wawancara
yang dilakukan dengan berbagai pihak yang dinilai paham terhadap sistem yang diteliti
seperti manajer pemasaran, manajer penjualan, distributor, penjual, serta konsumen PT
Indosat Tbk dengan tujuan untuk memperoleh ilustrasi yang jelas mengenai sistem pasar
telekomunikasi seluler. Sedangkan data sekunder terdiri dari data performansi IM3 serta
kompetitornya di dalam pasar, data statistik kependudukan, dan data-data lain yang
berhubugnan dengan permasalahn yang diteliti.
3.6.
Verifikasi dan validasi model merupakan kegiatan yang wajib dilakukan setelah model
selesai dibuat. Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa model yang dibuat sudah
31
sesuai dengan spesifikasi. Sedangkan validasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa model yang dibuat benar-benar merepresentasikan kondisi sistem
sebenarnya dalam dunia nyata. Uji yang digunakan terhadap validasi adalah uji
konsistensi dimensi untuk dapat menjawab pertanyaan apakah dimensi satuan dalam
setiap persamaan menunjukkan keseimbangan pada kedua persamaan (Shushil, 1993),
uji reproduksi perilaku untuk membandingkan perliaku sistem nyata dengan model, serta
uji prediksi perilaku untuk menganalisis perubahan perilaku model akibat perubahan
kondisi model tertentu.
3.8.
Apabila model telah terverifikasi dan valid, maka dapat dilakukan penyusunan skenarioskenario berdasarkan kondisi lingkungan tertentu. Kemudian berdasarkan skenario yang
telah disusun dilakukan penyusunan alternatif kebijakan dengan cara memasukkan nilainilai variabel dari setiap skenario dan diperhatikan bagaimana pengaruh penerapan
kebijakan terhadap output dan perilaku yang dihasilkan model.
32
DAFTAR PUSTAKA
Daellenbach, Hans G. (1995), System and Decision Making: A Management Science
Approach, John Wiley&Sons, Inc., New Jersey.
Forrester, J.W. (1961), Industrial Dynamics, Productivity Press, Massachusetts.
Kotler, P. (2003), Marketing Management, 11th edition, Prentice Hall, New Jersey.
Law, A.M. and W.D. Kelton (2000), Simulation Modeling and Analysis,
McGraw-Hill, New York.
Lubis, Arliana N. (2004). Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis, USU Digital
Library.
PT Indosat Tbk 1H Results Presentation 2009.
PT Indosat Tbk Results Investor Memo, 30 September 2009.
Febriany, Raden M.D. (2006), Penyusunan Model Valuasi Ekonomi SPBU dengan
Menggunakan Metode Dinamika Sistem, Tugas Sarjana Program Studi Teknik
Industri ITB, Bandung
Sekaran, Uma (2003), Research Methods for Business: A Skill-Buliding Approach,
Fourth Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Sushil (1993), System Dynamics: A Practical Approach to Managerial Problems, Wiley
Eastern Limited, New Delhi.
Utami, Veronica S.S. (2004), Perancangan Kebijakan Pemasaran Menghadapi
Pasar Rokok SKM LTLN Menggunakan Metode Dinamika Sistem, Tugas Sarjana
Program Studi Teknik Industri ITB, Bandung.
33