Anda di halaman 1dari 7

Dalam praktikum Proses Produksi terdapat 7 modul. Ini adalah modul kelima.

Isi
selengkapnya dapat dibaca di bawah ini
bahan yang saya posting ini referensinya adalah buku petunjuk praktikum Proses
Produksi yang di sususn oleh tim asisten praktikum Proses Produksi.

5.1. Tujuan
Melatih ketrampilan praktikan di bidang las busur listrik dan memberikan
pengetahuan dasarnya sehingga dapat memahami prosedur pelaksanannya dengan
benar.
5.2. Dasar Teori
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi

dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi


sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah
busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 C.

Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda
berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja
lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan
memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah
terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis
yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
5.2.1. Pembentukan busur listrik proses penyulutan
5.2.1.1. Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda)
dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui
proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda)
dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.
Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah,
maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada
jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

kawat inti
selubung elektroda
busur listrik
pemindahan logam
gas pelindung
terak
kampuh las

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan
dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang
kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja

menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan
dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera
melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan
membentuk kepompong las.
Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat
pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.
5.2.1.2. Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan
disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda).
5.2.1.3. MenyalaKan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat
ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi
pada jarak yang pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada
gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk
besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser
posisinya ke sisi logam induk.
b. Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk
memanaskan logam induk.
c. Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama
dengan garis tengah penampang tadi.
5.2.1.4. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu
penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik
sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi
lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.

Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las


tetapi agak berputar sedikit seperti pada gambar di bawah ini :

5.3. Alat dan Bahan


a. Mesin las listrik
b. Palu las
c. Tang
d. Tang penjepit
e. Elektroda
f.

Kacamata las listrik

g. Mistar baja
h. Penyiku
i.

Stopwatch

j.

Sarung tangan

k. Sikat besi
5.4. Cara Kerja
5.4.1. Persiapan
a. Sebelum pekerjaan dimulai, menyiapkan dan memeriksa alat utamanya dan
semua peralatan bantunya.
b. Memakai alat-alat pelindung yang sudah disediakan yaitu kacamata las listrik.
c. Menyiapkan benda kerja dan elektrodanya.
d. Memasang elektroda pada penjepitnya dan memasang penjepit benda kerja
pada benda kerja (bisa pada meja kerjanya). Memperhatikan sebelum mesin
las dihidupkan, letak dari penjepit elektroda jangan sampai menempel
penjepit logam atau logam induknya.
e. Mengatur besarnya arus dengan memutar handel pada mesin las, dengan
memperhatikan besarnya diameter elektroda, sesuai dengan tabel yang
sudah ada.

5.4.2. Pelaksanaan
(1) Latihan menyalakan busur listrik dan membuat rigi-rigi las serta mengatur
panjang busur (jarak antara ujung elektroda ke benda kerja).
a. Bila panjang busur tepat (kurang lebih garis tengah elektroda) dan
kecepatan pengelasan yang tepat maka akan menghasilkan bunyi
mendesis yang tetap dan halus (tidak meledak-ledak) dengan lebar jalur
las sebesar kurang lebih dua kali garis tengah elektroda, karena cairan
elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya rigi-rigi las yang halus dan baik, tembusan las yang baik, dan
terak halus dan mengkilat.

b. Bila busur terlalu panjang, maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola (percikan-percikan
kecil) dari cairan elektroda.
Hasilnya rigi-rigi las kasar, tembusan las dangkal (melebar), dan
percikan teraknya kasar.

c. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, kalau terjadi kontak butiran logam cair yang
menyambung elektroda dan logam induknya maka akan terjadi hubungan singkat dan busur akan
mati, sehingga elektroda akan menempel kuat pada benda kerja.
(2) Posisi Elektroda
Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin
las konvensional maka posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan
eksperimen dan pengalaman yang paling baik hasilnya adalah yang sebagai
berikut :
a. Posisi elektroda bersudut 70 -80 dengan arah memanjang las dan
bersudut 90 arah melintang las.

b. Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri
dengan diameter yang relatif kecil.
c. Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu
digerakkan searah dengan sumbunya secara kontinyu pula.
(3) Gerakan Elektroda.
Gerakan-gerakan elektroda pada pengelasan ada dua cara yaitu :
a. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.

b. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.


Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak (panjang busur) agar tetap,
hal tersebut disebabkan karena busur pada ujungnya mencair terus
menerus sehingga mengalami pemendekan.
c. Gerakan ayunan elektroda.
Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.
(4) Pengaruh kecepatan elektroda.
Kecepatan menggerakkan elektroda harus stabil, sehingga menghasilkan rigirigi las yang rata dan halus.
a. Jika elektroda digerakkan terlalu lambat akan didapatkan jalur yang lebar,
kasar dan kuat tetapi dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam
induknya).
b. Jika elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena
kurangnya waktu pemanasan bahan dasar dan kurangnya waktu untuk
cairan elektroda menembus bahan dasar.
c. Jika kecepatan geraknya elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan
dasar dan tembusan lasnya baik.
5.4.3. Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Arus Listrik
Bekerja dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan
sembrono. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian :
1. Harus dijaga agar jangan sampai terjadi korslet (hubungan singkat) arus
listrik, hindarkan agar kabel tidak terluka oleh benda tajam atau api,
jauhkan penjepit elektroda dari logam lain, sambung-sambungan dan
terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.
2. Bahaya terkena sengatan arus listrik oleh alat las relatif kecil karena
tegangan yang dihasilkan cukup rendah (pada alat ini 30-78 volt).
b. Nyala Busur Listrik
Busur listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga
logam yang dilas akan mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur
listrik.

Yang perlu diperhatikan adalah :

1. Busur listrik akan disertai percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.
2. Busur listrik akan juga mengeluarkan sinar ultraviolet dan infra merah denga intensitas yang
cukup tinggi.
Kedua sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika
lama-lama terkena langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah
mata akan pedih dan akan mengeluarkan air mata, jika lebih lanjut mata akan
rusak bahkan akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan demikian memakai
pelindung mata adalah keharusan.
c. Gas atau Asap Pengelasan
Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas
yang cukup banyak. Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair
terhadap oksidasi oksigen dari udara. Gas atau asap tersebut jika dihirup dalam
waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah.
Oleh sebab itu harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas
tersebut dari ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.

Possib

Anda mungkin juga menyukai