Anda di halaman 1dari 6

BAB IV las Listrik

A. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Pakaian kerja harus kering dan tidak boleh basah oleh keringat atau air
2. Sarung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan tanpa lubang pada ujung
jari
3. Harus memakai sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.
4. Mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis
atau
5. mesin las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah, sekitar 60V 2)
6. Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik
7. Mesin-mesin las busur listrik itu sendiri, meja kerja las dan lembar kerja
yang akan dilas harus benar-benar “membumi”.
8. Jika pembungkus kabel-kabel input atau output sobek dan kawatnya
terbuka, maka tutuplah dengan pita isolasi atau ganti seluruh kabelnya.
9. Isolasi terminal-terminal kabel pada sisi input/output, kabel pada gagang
elektrode dan sisi gagang elektrode, dan hubungan pada konektor kabel
harus sempurna.
10. Hubungan kabel-kabel yang ada di meja kerja las, lembar kerja yang akan
dilas dan
11. logam dasar dengan benar menggunakan penjepit-penjepit khusus.
12. Ketika meninggalkan bengkel pengelasan untuk beristirahat, pastikan
bahwa batang elektrode las telah dilepaskan dari gagang elektrode
(holder).

Bahaya-bahaya sinar busur las dan nyala api gas 

1) Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari,


kira-kira 5000-60000C, sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah kirakira
31000C.
2) Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi mata.
Sinar-sinar tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar ultraviolet
(gelombang elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang tidak kasat
mata.
3) Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet,
sedangkan nyala api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar
infrared menimbulkan kerusakan pada mata dan kulit dapat terbakar seperti
terbakar sinar mata
B. LANDASAN TEORI
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus sampai habis.

Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.  Mesin las busur listrik dapat
mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang
dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup
tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik
dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type
elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah
busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada
kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida
yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil

A. Pembentukan busur listrik proses penyulutan


1. Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif
(katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif
(anoda). Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke
kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan
katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus
listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik.
Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika
elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus
searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah
arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan
dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda)
 kawat inti
 selubung elektroda
 busur listrik
 pemindahan logam
 gas pelindung
 terak
 kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian
benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam
rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya
tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda
kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara
elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap
mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera
melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi
penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses
pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi
sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus
menetes.

2. Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi
jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada
jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
3. Menyalakan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan
singkat ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan
segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek, hal tersebut dapat
dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung
elektroda ke logam induk besarnya sama dengan
diameter dari penampang elektroda dan geser
posisinya ke sisi logam induk.
  Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur)
menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam
induk.
 Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak
elektroda dibuat sama dengan garis tengah
penampang tadi.
4. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu
penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas
yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya
panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda
dijauhkan dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah
kawah las tetapi agak berputar sedikit

Macam-macam gerakan elektroda :

a) Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
b) Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki.
c) Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih
dangkal daripada ayunan kehawah.
d) Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
e) Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik
pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat
tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah
sambungan.
f) Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan
lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga
dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan
alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan
dasar.

C. ALAT DAN BAHAN


a. Bahan Utama
1) Plat besi tebal Las Listrik sepanjang 5000 mm ( 50 cm )
2) Mesin Las Listrik
3) Elektroda
b. Bahan Pembantu Alat Pelindung Diri ( APD )
1) Apron atau pakaian las
2) Sarung tangan las
3) Masker las
4) Kacamata las
5) Sepatu las
c. Alat Pembantu
1) Penggores
2) Penggaris
3) Penggaris Siku
4) Gergaji Besi
5) Ragum
6) Palu las
7) Tang penjepit
8) Sikat Kawat
9) Alat penambah Las Asitelyne

D. CARA PENGERJAAN ATAU LANGKAH KERJA


a. Ukur plat dengan penggaris lalu bagi menjadi lima bagian
b. Lukis plat dengan penggores menjadi 5 bagian
c. Potong plat dengan gergaji besi yang telah diletakkan diragum
d. Setelah menjadi 5 bagian, pasang mesin listrik ke dalam stopkontak
e. Letakkan bagian negative las ke papan las, dan yang positif untuk dipasang
elektroda
f. Setelah terpasang, pakai alat pelindung diri sebagai K3 ( Keselamatan dan
Kesehatan Kerja )
g. Nyalakan las listrik, dengan kuat arus 70 ampere
h. Setelah menyala las plat sesuai dengan arahan dosen.

E. TEMUAN PRAKTIK
Terdapat kendala yang terjadi ketika praktik, yaitu :
1. Gergaji yang digunakan kebanyakan tumpul jadi diperlukan tenaga
yang besar dan waktu yang lama untuk memotong plat besi las
2. Penggores tumpul, sehingga menjadikan lukisan tidak terlihat

Didalam pengerjaan las, terdapat kesulitan ketika menggerakkan alat las


nya karena grogi, terdapat kejutan kejutan las listrik sehingga terjadi kontak
mata secara langsung dengan cahaya las.

F. GAMBAR KERJA
G. JOB SHEET
H. PUSTAKA ACUAN

Anda mungkin juga menyukai