Anda di halaman 1dari 11

BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Definisi Pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding)

Gambar 1.1.1 Las SMAW

Pengertian Las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam yang


mengguunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda
(bahan pengisi). Energi panas pada proses pengelasan SMAW dihasilkan
karena adanya lompatan ion (katod dan anoda) listrik yang terjadi pada
ujung elektroda dan permukaan material. Pada proses pengelasan SMAW
jenis pelindung yang digunakan adalah selaput flux yang terdapat pada
elektroda. Flux pada elektroda SMAW berfungsi untuk melindungi logam
las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung. Flux ini akan
menjadi slag ketika sudah padat
.
1.2 Macam Polaritas Las SMAW
 Direct Current Elektroda Positif
Gambar 1.2.1 DC Elektroda Positif

Polaritas DCEP adalah pengelasan SMAW kutub positif dihubungkan


dengan kabel yang disambungkan pada holder atau kabel elektroda.
Sedangkan kutub negatif dihubungkan dengan benda kerja.

 Direct Current Elektroda Negatif

Gambar 1.2.2 DC
Elektroda Negatif
Polaritas DCEN adalah pengelasan SMAW kutub negatif dihubungkan
dengan kabel elektroda, sedangkan kutub positif dihubungkan dengan
benda kerja.

1.3 Keuntungan Las SMAW


 Las SMAW dapat digunakan untuk mengelas semua posisi
 Dapat digunakan untuk mengelas semua jenis material ferrous
 Harga mesin las lebih murah
 Peralatan mudah dibawa kemana saja
 Dapat digunakan untuk mengelas semua dengan ketebalan material yang
diinginkan

1.4 Kekurangan Las SMAW


 Harus sering melakukan pemasangan elektroda saat mengelas, karena
panjang kawat las terbatas
 Harus melakukan pembersihan slag atau kerak las setelah proses
pengelasan
 Hanya dapat digunakan mengelas jenis material ferrous.

BAB II

TUJUAN

1. Mahasiswa memahami pengertian las SMAW.


2. Mahasiswa memahami langkah – langkah proses pengerjaan benda kerja
menggunakan las SMAW.

BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat:
1. Teropong las
2. Pelindung dada dan lengan
3. Sarung tangan
4. Kikir
5. Tang
6. Elektroda

3.2 Bahan:
1. Tiga keping baja
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk proses pengerjaan.


2. Mengikir salah satu sisi di 2 keping baja dan kedua sisi pada 1 keping baja
hingga pinggirannya berbentuk V (double V butt).
3. Menggunakan sarung tangan dan teropong las.
4. Menyalakan las SMAW.
5. Menggoreskan elektroda ke meja kerja las untuk memanaskan elektroda.
6. Menjauhkan elektroda dari meja kerja las.
7. Meletakkan plat baja yang sudah selesai dikikir, dan menyusunnya sesuai
dengan posisi yang diinginkan untuk dilas, yaitu dengan menghadapkan dan
menempelkan sisi-sisi yang double V butt.
8. Melakukan las titik di setiap sambungan sisi plat.
9. Melakukan proses pengelasan dengan menggoreskan elektroda ke sambungan
antar plat baja.
10. Membalikkan plat baja yang sudah tersambung.
11. Mengulangi proses ke 9.
12. Meletakkan elektroda.
13. Mematikan las.
14. Memasukkan plat yang panas ke larutan coolant dengan menggunakan tang.
15. Menyimpannya dengan balutan oli supaya tidak berkarat.
BAB V

HASIL PERCOBAAN
BAB VI

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan pengertian umum tentang las SMAW !

Las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam yang


menggunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda
(bahan pengisi)

2. Jelaskan pengaruh ampere pada pengelasan !

Semakin tinggu ampere maka akan mengakibatkan semakin tingginya


suhu las dan membuat flux menjadi lebih cepat meleleh sehingga hasil las
pun tidak bagus karena rongga tidak terisi dengan baik.. Namun
keuntungannya proses pengelasan pun menjadi lebih cepat.

3. Jelaskan macam-macam elektroda yang kalian ketahui !

Selulosa
Elektrode selulosa memiliki lapisan yang mengandung
material organik dengan jumlah yang besar. Material organik yang
biasa digunakan adalah selulosa (penggunaannya lebih dari 30%
berat lapisan). Selain selulosa ada material organik lain yang bisa
digunakan. Material organik tersebut seperti tepung kayu, arang
kayu, katun, kanji, dan getah
Menurut American Welding Society (AWS), elektrode
selulosa diklasifikasikan dengan kode E6010. Komposisinya yakni
selulosa 40%, TiO₂ 25%, MgSiO₃ 20%, Fe-Mn yang diikat dengan
sodium atau potassium silicate 15%. Aplikasi elektrode jenis ini
antara lain untuk pengelasan baja karbon secara umum dan
pengelasan pipa (umumnya digunakan di Amerika).
- Rutile
Elektrode rutile memiliki lapisan dengan kandungan utama
titanium-oxide (TiO₂). Kandungan tersebut baik untuk
pembentukan slag dan menstabilkan busur las.
Menurut AWS, elektrode rutile diklasifikasikan dengan kode
E6012 dan E6013. Komposisi elektrode jenis ini yaitu selulosa 4%,
TiO₂ 50%, CaCO₃ 10%, SiO₂ 6%, Mica 20%, Fe-Mn yang diikat
dengan sodium atau potassium silicate 10%. Aplikasi elektrode
rutile antara lain untuk pengelasan baja karbon secara umum
(umumnya digunakan di UK).
- Iron-Oxide
Elektrode iron-oxide memiliki lapisan dengan kandungan
iron-oxide dan silikat (silikat terkadang ditambah
dengan manganese oxide). Pengelasan yang dihasilkan tergolong
lunak dan berkekuatan rendah.
Menurut AWS, elektrode iron-oxide diklasifikasikan dengan
kode E6020. Komposisinya yakni iron-oxide, iron carbonate, dan
manganese dengan mineral silikat beserta ferro-manganese. Manik-
manik yang dihasilkan dengan menggunakan iron-oxide terlihat
lebih baik. Akan tetapi aplikasi elektrode dengan pelindung iron-
oxide sangat terbatas.
- Basic (Basa)
Elektrode basa memiliki lapisan dengan
kandungan calcium carbonate dan calcium fluoride sebagai
pengikat dan deoxidant. Pengelasan menggunakan elektrode ini
menghasilkan slag basa yang agak cair. Slag yang telah beku
menjadi keras dan nampak seperti kaca berwarna coklat.
Pembentukan gas pelindung pada elektrode jenis ini tergolong
lambat. Oleh karena itu anda harus menjaga jarak busur agar selalu
pendek.
Menurut AWS, elektrode basa diklasifikasikan dengan
kode E7015 dan E7016. Komposisi elektrode basa yaitu CaCO₃
60%; CaF₂ 30%; Fe-Mn 2,5%; Fe-Si  4%; Fe-Ti yang diikat
dengan sodium atau potassium silicate sebesar 2,5%. Aplikasinya
antara lain untuk mengelas baja berkekuatan tinggi, mengelas
struktur kapal yang kritis, dan mengelas baja yang digunakan pada
suhu di bawah nol.

4. Jelaskan sebab benda kerja dapat melengkung pada waktu pengelasan!


Jawaban:
Benda kerja dapat melengkung waktu pengelasan karena proses
pengelasan terlalu terfokus pada satu titik (atau sisi) saja, sehingga titik
yang lebih banyak mendapatkan panas memuai lebih cepat daripada titik
lain, sehingga menyebabkan pengelengkungan tersebut. Hal lain yang
dapat menyebabkan pengelengkungan adalah suhu las yang terlalu tinggi,
sehingga benda kerja memuai terlalu cepat.

5. Kenapa sering terjadinya lengket / macet pada saat proses pengelasan?


Jawaban:
Karena munculnya kotoran (slag) pada elektroda sehingga
elektroda menempel pada kotoran tersebut. Selain itu, dapat disebabkan
juga oleh suhu yang terlalu rendah, sehingga pendinginan ketika elektroda
dan benda kerja tersentuh, akan menyebabkan penempelan elektroda.
Dapat disebabkan juga oleh teknik pengelasan yang terlalu cepat, sehingga
elektroda mendingin terlalu cepat, lalu elektroda menempel pada benda
kerja.
BAB VII
KESIMPULAN

Las SMAW yang berasal dari kata Shield Metal Arc Welding adalah


proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar atau
logam induk dan elektroda (kawat las). Panas tersebut ditimbulkan oleh lompatan
ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan
plat yang akan dilas). Proses yang dapat dilakukan pada las SMAW antara lain:
pengelasan logam, pengelasan sambungan T, dan pengelasan sambungan sudut
luar.
Proses – proses untuk melakukan pengelasan SMAW dimulai dengan
menyalakan las SMAW dan menyentuhkan elektroda ke meja las, untuk
memastikan bahwa las sudah menyala. Lalu, setelah plat disusun sedemikian rupa
sesuai dengan yang diinginkan, proses yang dilakukan selanjutnya adalah
melakukan las titik terlebih dahulu, sebelum las seluruhnya. Proses ini penting
supaya benda kerja tidak bergeser ketika melakukan las keseluruhan. Setelah satu
sisi selesai dilas, sisi sebaliknya pun juga perlu dilas juga, sehingga ketiga plat
dapat “menyatu” dengan baik.
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

“LAS S.M.A.W.”

Oleh
Fransiskus Rodriggo J. (C13180073)

Hari/ Tanggal praktikum : Rabu / 16 Oktober 2019


Jam Praktikum : Pk. 13.00 – 16.00 WIB

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2019

Anda mungkin juga menyukai