Anda di halaman 1dari 9

DENTAL FRAKTUR

dan tonjol-tonjolnya tak terdukung oleh dentin dapat pula menyebabkan


fraktur benturan atau trauma

1.

Definisi :

Hilangnya fragmen dari suatu gigi itu yang biasanya disebabkan oleh
trauma atau benturan.

Hilangnya kontinuitas jaringan keras yang dapat mengenai email, dentin,

Tekanan oklusal yang berlebihan

Menggigit benda keras

TIPE LANGSUNG : trauma langsung terkena pada giginya. Disebabkan


aksi penguyahan yang dinamakan fraktur spontan, terjadi akibat tekanan

maupun pulpa yaitu pada gigi yang biasanya disebabkan karena trauma.

penguyahan pada gigi yang mengalami karies besar sehingga gigi dapat

Retak pada email sering sampai tulang gigi atau tanpa patahnya sebagian

retak atau patah pada waktu menggigit benda yang keras. Bisa juga karena

elemen.

tindakan kekerasan. Tekanan yang berlebihan, tumpatan yang tidak rata,

Biasanya paling banyak terjadi usia anak, remaja, dewasa muda. Paling

biasanya di gigi anterior.

banyak anak laki-laki.


2.

Etiologi :

terhadap giginya. Gigi secara tidak langsung terkena benda penyebab

Penyebab fraktur mahkota-akar kebanyakan bersifat iatrogenik, antara lain

trauma, misalnya trauma mengenai rahang bawah yang kemudian

disebabkan tekanan yang berlebih pada saat preparasi saluran akar, insersi
pasak atau sementasi inlay, dan dapat juga disebabkan meggigit benda
keras. Fraktur dapat berkembang lambat yang penyebabnya adalah
bruxism atau clenching, kebiasaan menggigit es atau sebagai akibat efek
wedging restorasi oklusal yang luas

Fraktur dental pada umumnya terjadi bersamaan dengan cidera mulut


lainnya

Penyebab umum fraktur dental adalah benturan atau trauma terhadap gigi
yang menyebabkan disrupsi atau kerusakan enamel, dentin, atau keduanya

Benturan atau trauma, baik berupa pukulan langsung terhadap gigi atau
berupa pukulan tidak langsung terhadap mandibula, dapat menyebabkan

TIPE YG TDK LANGSUNG : trauma pada rahangnya yang berpengaruh

menyebabkan kerusakan gigi di rahang bawah.


3.

FAKTOR PREDISPOSISI :

Aktifitas olahraga

Post normal occlusion

Tekana oklusal yang berlebihan

Gigi yang inkompeten

Overjet melebihi 4mm

Bibir atas yang pendek

Bernafas lewat mulut

Riwayat medis

Anatomi

pecahnya tonjolan-tonjolan gigi, terutama gigi-gigi posterior. Selain itu,


tekanan oklusal yang berlebihan terutama terhadap tumpatan yang luas

Factor predisposisi lainnya adalah

4.

Anak-anak usia 8- 12 tahun

terjadi. Pasien lebih muda dari 12 tahun memiliki gigi belum

Laki-laki lebih besar resikonya dibandingkan perempuan

menghasilkan dentin apalagi

Orang dengan pekerjaan yang beresiko trauma yang tinggi (petinju)

email. Kesempatan infeksi dan kerusakan pada pulp di kelompok usia ini

mencakup

ruang antara pulp dan

Klasifikasi

jauh lebih besar karena ukuran pulp lebih besar dan lebih pendek jarak

Menurut Elli, BERDASARKAN STRUKTUR GIGI YANG TERLIBAT :

dentin infeksi harus melintasi.

Kelas I. Fraktur pada email dengan/ tanpa perubahan tempat

Kelas II. Fraktur sudah mencapai dentin (sedikit) tapi pulpa belum

perubahan tempat. ; pasien mengeluh sakit dengan manipulasi, udara, dan

terbuka, baik dengan/ tanpa perubahan tempat

suhu. tanda merah muda atau kemerahan di sekitar dentin sekitarnya atau

Kelas III. Fraktur sudah melibatkan banyak dentin dengan pulpa yang

darah di tengah-tengah gigi dari pulp terkena mungkin hadir.

terbuka baik dengan/ tanpa perubahan tempat

Kelas IV. Gigi sudah menjadi non-vital baik kehilangan/ tidak jaringan

Klas III : Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka dengan atau tanpa

Klas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan
atau tanpa hilangnya struktur mahkota

gigi

Klas V : Hilangnya gigi sebagai akibat trauma

Kelas V. Gigi lepas karena trauma

Klas VI : Fraktur akar dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota

Kelas VI. Fraktur akar dengan/ tanpa kehilangan struktur mahkota

Klas VII : Perpindahan gigi atau tanpa fraktur mahkota atau akar gigi

Kelas VII. Perpindahan gigi tanpa fraktur mahkota/ gigi

Klas VIII : Fraktur mahkota sampai akar

Kelas VIII. Fraktur mahkota komplit (sampai akar) dan gigi berpindah

Klas IX : Fraktur pada gigi desidui

tempat

Kelas IX. Fraktur pada gigi decidui

Klas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau tanpa
memakai perubahab tempat, menunjukkan luka kecil chipping dengan
kasar.

Klas II : Fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa dengan atau

Klasifikasi ellis terdiri dari 6 kelompok


Klasifikasi fraktur yang berhubungan dengan subgingival
1.
Fraktur email
2.
Fraktur dentin
3.
Fraktur mahkota dg terbukanya pulpa
4.
Fraktur akar
5.
Luksasi gigi
6.
Intrusi gigi (Heithersay dan Morile )

tanpa memakai perubahan tempat. pasien mungkin mengeluh rasa sakit

Kelas 1 dg garis fraktur tdk meluas di bwh tinggi gingival cekat

untuk menyentuh dan kepekaan terhadap udara. Sebuah paparan kuning

Kelas 2 dg grs frktur meluas di bwh tinggi gingival cekat ,ttpi


tdk di bwh krista alveolar

pucat proses dentinal, yang berkomunikasi langsung dengan pulp, dapat

5.

Kelas 3 dg garis fraktur meluas di bawah tinggi Krista alveolar

Kelas 4 yg garis frakturnya terdapat di dalam sepertiga koronal


akar ttpi dibwh tinggi Krista alveolar

Pemeriksaan subyektif : anamnesis

Pemeriksaan intra oral : perkusi sakit, palpasi (+), sondasi (+)

Di intra oral bisa terlihat fraktur mahkota yg melibatkan email, dentin,


maupun pulpa.

Gejala

Biasanya bila pulpa tidak terbuka tetapi dentin telah terbuka akan

tersebut, foto thorax

mengakibatkan hipersebsitive terutama akibat rangsangan dingin, panas,

dan manis. Karena kamar pupa besar, tanduk pulpa masih luas, dan

terhadap stimuli noksisius (stimulus nyeri)


Dipengaruhi oleh umur dan tingkat kerusakan pulpa. Kalau sudah sampai
pulpa tanpa stimulus pun sudah sakit. Konstan sakitnya.

Kalo fraktur masih di email biasanya tidak merasakan sakit apa-apa.

Rasa sakit tajam pada saat mengunyah atau oklusi merupakan tanda awal

8.

gigi fraktur. Dipertimbangkan juga adanya lesi karies, restorasi yang


rusak, facet pada gigi atau restorasi, inflamasi gusi, kerusakan tulang,
sinus tract dan terlihatnya garis fraktur.Secara klinis fraktur biasanya
terjadi pada ridge marginal dan meluas ke fisure.
6.

7.

Pemeriksaan EO : palpasi, laserasi (robek) edema , ekimosis (penumpukan


cairan darah, kemerahan) pada daerah bibir. Hematoma.

tubulus dentin mengandung banyak jaringan serta cairan yang rentan

Pemeriksaan radiografi : akan tampak radiolusen pada daerah yang fraktur

Gambaran klinis

Pemeriksaan transluminasi

Pemeriksaan immobility gigi

Tes pulpa dengan CE

Dampak dari fraktur dental

Nekrokrosis

Menurunnya estetika

Abses

Terganggunya fungsi mastikasi

Dampak psikologis

Dapat mengakibatkan hipersensitivitas

Biasanya ada luksasi

Reabsorbsi dentin

Terlihat adanya garis fraktur

Adanya laserasi pd mukosa

Biasanya gusi inflamasi

infeksi

Terjadi diskolorisasi (bila sdh pparah) terjadi nekrosis

Terjadi perforasi radix

Restorasi

Fraktur terjadi ridge marginal dan meluas ke fissure

Pulpa caping

Ekstraksi

Dilakukan stabilisasi dengan splint untuk gigi yang goyah

Pemeriksaan

9.

Perawatan :

Gigi yang frakturnya pada email bisa menggunakan larutan flor untuk
mencegah rasa ngilu

mandibula

Kalo gigi fraktur mencapai dentin yang terbuka lebar diperlukan

Hilang /putusnya kontinuitas jaringan pendukung gigi

perawatan untuk melindungi pulpa dari mikroorganisme yang menginvasi

Gigi dapat lepas, subluskasi atau fraktur dan sering terkait dengan fraktur

kedalam pulpa melalui tubulus dentin.

alveolus. Diagnosis biasanya jelas karena adanya kekacauan perumbuhan

Pulpektomi (pulpanya diambi semua)

gigi, tetapi jelas ini mubgkin tidak diperhatikan bila mereka bersama

Pulpoktomi (pulpanya diambil sebagian)

dengan cedera yang meluas di mana-mana

LUKSASI
1.

Definisi :

yaitu tulang frontal, temporal, orbitozigomatikus, nasal, maksila dan

mandibula.

Luksasi adalah perpindahan atw dislokasi gigi dr soketnya bs sebagian atw

Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang yang biasanya


disebabkan oleh adanya kecelakaan yang timbul secara langsung.

Klasifikasi :

Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula.

Derajat 1 : kegoyangan normal (sedikit) < dr 1mm

Derajat 2 : kegoyangan sampai dg 1 mm

Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), yang diakibatkan

Derajat 3 : kegoyangan >1mm dari sgla arah dan gigi dpt ditekan kea rah

trauma oleh wajah ataupun keadaan patologis, dapat berakibat fatal bila

apical

tidak ditangani dengan benar.


2.

FRAKTUR ALVEOLAR
1.

Fraktur adalah hilang atau putusnya kontinuitas jaringan keras tubuh.


Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah

seluruhnya (terlepas)
2.

Fraktur yang mengenai tulang pendukung gigi baik maksila atau

Etiologi :

Trauma perkelahian

Definisi :

Kecelaaan

Trauma saat OR

Hilangnya atau lepasnya frakmen dari suatu tulang penyangga gigi.

Biasanya bersamaan dengan fraktur pada gigi.

1segment, adanya pembekakkan luka pada dagu

Terjadi pada maxilla dan mandibula. Pada maxilla biasanya mengenai os


nasal, temporal, frontal. Pada mandibula biasanya pada ramus dan tulang
mandibula.

Tanda : adanya kegoyahan dan pergeseran beberapa gigi dalam

3.

Faktor pedisposisi

Tekana oklusal yang berlebihan

gaya berputar, pembengkokan (bending) atau kombinasi pembengkokan

Biasanya pada orang yg terkena penyakit peradangan osteomyelitis,

dengan kompresi yang berakibat fraktur butterfly, maupun kombinasi gaya

mengalami penyakit tumor jinakl atau ganas.


4.

berputar, pembengkokan dan kompresi seperti fraktur oblik dengan garis

Klasifikasi :

fraktur pendek. Fraktur juga dapat terjadi akibat tarikan otot seperti fraktur
patela karena kontraksi quadrisep yang mendadak.

Menurut Willian D Clark

Faktur melibatkan daerah edentulous

Melibatkan segment dentoulous adanya pergeseran

Trauma yang berulang dan kronis pada tulang yang mengakibatkan tulang

Fraktur ini melibatkan segment dentoulous, tapi lebih parah

menjadi lemah. Contohnya pada fraktur fibula pada olahragawan.

Patahnya alveolar dari satu atau beberapa garis pada tulang lainnya yg ada
dimaksila atau mandila

Fraktur fatik atau stress

Fraktur patologis
Pada tulang telah terjadi proses patologis yang mengakibatkan tulang

Banyak klasifikasi fraktur yang ditulis dalam berbagai buku, namun secara

tersebut rapuh dan lemah. Biasanya fraktur terjadi spontan. Penyebab fraktur

praktis dapat dikelompokkan menjadi (Armis, dr) :

patologi adalah :

Menurut Penyebab Terjadinya Fraktur

Fraktur traumatik

Trauma langsung (direk)

Trauma itersebut langsung mengenai anggota tubuh penderita. Contohnya


seperti pada antebrakhii yang menahan serangan pukulan dari lawan yang
mengakibatkan terjadinya fraktur pada ulna atau kedua tulang tersebut
(radius dan ulna).

Trauma tidak langsung (indirek)

Terjadi seperti pada penderita yang jatuh dengan tangan menumpu dan
lengan atas-bawah lurus, berakibat fraktur kaput radii atau klavikula. Gaya
tersebut dihantarkan melalui tulang-tulang anggota gerak atas dapat berupa

Umum (general)

Tumor dissemineted (myelomatosis), osteoporosis penyakit metabolis seperti : ricket


dan ostoemalasia, adrenal hiperkortikolisme atau terapi kortikosteroid yang lama,
hiperparatiroidisme, penyakit paget dan kondisi neuropati seperti sipilis dan
siringomelia, osteogenesis imperfekta.
2

Lokal

Tumor sekunder seperti : tumor mammae, prostat, tiroid, ginjal dan paru-paru. Tumor
ganas primer pada tulang, tumor jinak pada tulang, hiperemi dan infektif dekalsifikasi
seperti osteitis misalnya :
II

Menurut Hubungan dengan Jaringan Ikat Sekitarnya

Fraktur simpel

Disebut juga fraktur tertutup, oleh karena kulit di sekeliling fraktur sehat dan tidak

fraktur mandibula dibandingkan dengan fraktur di daerah lain pada skeleton fasial,

sobek.

karena faktor ini dipakai untuk menentukan pola injuri mandibular. Fraktur mandibula
adalah akibat dari :

Fraktur terbuka

Kecelakaan langsung (direct violence)

(bone expose) dan berpotensi untuk menjadi infeksi. Fraktur terbuka dapat

Kecelakaan tidak langsung (indirect violence)

berhubungan dengan ruangan di tubuh yang tidak steril seperti rongga mulut.

Kontraksi otot yang sagat berlebihan

Kulit di sekitar fraktur sobek sehingga fragmen tulang berhubungan dengan dunia luar

Fraktur komplikasi

Fraktur tersebut berhubungan dengan kerusakan jaringan atau struktur lain seperti

5.

Pemeriksaan :

Pergeseran segmen
Cedera yang luas

saraf, pembuluh darah, organ visera atau sendi.


III

Menurut Bentuk Fraktur

Fraktur komplit

Garis fraktur membagi tulang menjadi dua fragmen atau lebih. Garis fraktur bisa

Palpasi
Goyah
Nyeri tekan
Pergeseran
Pemeriksaan fisik

transversal, oblik atau spiral. Kelainan ini dapat menggambarkan arah trauma dan

atau kebiruan, pada luka yang mengarah ke fraktur terbuka harus

Fraktur inkomplit

diidentifikasi dan ditentukan menurut derajatnya menurut klasifikasi


Gustillo et. al., 1990

Kedua fragmen fraktur terlihat saling impaksi atau masih saling tertancap.

Fraktur komunitif

gentle dan bila perlu dapat ditiadakan.

Fraktur kompresi

Fraktur ini umumnya terjadi di daerah tulang kanselus.

Palpasi : Nyeri tekan pada daerah faktur, nyeri bila digerakkan. Krepitasi :
biasanya penderita sangat nyeri oleh sebab itu pemeriksaan ini harus

Fraktu yang menimbulkan lebih dari dua fragmen.


4

Inspeksi : deformitas angulasi medial, lateral, posterior atau anterior,


diskrepensi, rotasi, perpendekan atau perpanjangan, apakah ada bengkak

menentukan fraktur stabil atau unstabile.


2

Klinis

Gerakan : gerakan luar biasa pada daerah fraktur. Gerakan sendi di


sekitarnya terbatas karena nyeri, akibatnya fungsi terganggu

Pemeriksaan trauma di tempat lain seperti kepala, torak, abdomen, traktus,


urinarius dan pelvis

Pemeriksaan komplikasi fraktur seperti neurovaskuler bagian distal fraktur


yang berupa : pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit, pengembalian

Discontinuetas lengkung rahang

darah ke kapiler

Cedera pada jaringan lunak, pada atasnya

Pemeriksaan penunjang dengan sinar-X

Foto Waters

Pemeriksaan sinar-X A-P, lateral. Bila perlu dilakukan foto waters. Untuk

6.

Perawatan :

cara penekanan pada segment tulang

pencitraan wajah digunakan proyeksi Waters sehingga bayangan bagian

komposit splint , splint akrilik, interdental wiring, archbar splint selama

tengkorak olah struktur tulang dasar tengkorak dan tulang servikal.

kurang lebih 4-6 minggu

Imobilisasi, dijaga agar tidak bergerak jadi diberi kesempatan agar


terjadi penyatuan kembali dengan tulanh alveolar

dikerjakan sesudah tindakan atau pada tindak lanjut (folow up) penderita
guna menentukan apakah sudah terlihat kalus, posisi fragmen dan

Diet makanan lunak

sebagainya.

Mengaplikasikan es pada jaringan lunak

Jadi pemeriksaan dapat berfungsi memperkuat diagnosis, menilai hasil dan

Pemberian obat analgetik

tindak lanjut penderita.

Difiksasi sampai terjadi penyambungan tulang, dilakukan dengan resin

wajah tidak terganggu atau disamarkan oleh struktur tulang dasar

Identitas penderita dan tanggal pemeriksaan dengan sinar penting

Mereduksi /mengembalikan segment fraktur pada posisi semula, dengan

Diagnosis fraktur mandibula dapat ditunjukkan dengan adanya : rasa sakit,

Kenapa harus splint ?


-

fibre splinting, yaitu mengikat gigi yang goyang ke gigi-gigi tetangganya


yang tidak goyang.

Klasifikasi splint dibagi 3 :

pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. Patahnya gigi, adanya gap,


tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis, adanya laserasi intra
oral, gigi yang longgar dan krepitasi menunujukkan kemungkinan adanya
fraktur mandibula. Selain hal itu mungkin juga terjadi trismus (nyeri
waktu rahang digerakkan). Evaluasi radiografis pada mandibula mencakup
foto polos, scan dan pemeriksaan panoreks. Tapi pemeriksaan yang baik,
yang dapat menunjukkan lokasi serta luas fraktur adalah dengan CT Scan.
Pemeriksaan panoreks juga dapat dilakukan, hanya saja diperlukan kerja
sama antara pasien dan fasilitas kedokteran gigi yang memadai.

Temporer: splint yang hanya dipasang pada waktu tt, bila gigi tidak
goyah lagi splint dilepas. Macamnya=> silk ligature,wire ligature,wire
dan acrylic ligature, composite resin, dental night guard
Permanen: splint yang digunakan terus menerus dan permanen
selamanya. Macamnya => acrylic continous spring.
Profesional / diagnostik splint : splint yang digunakan dlm kondisi
ragu-ragu merupakan diagnostik apakah dirawat dengan splint atau
tindakan perawatan lain.
Proses penyembuhan akar pada pulpa masi vital, dilihat dari pulpa

a.

Hematoma

Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam

Tulang yang baru terbentuk, dibentuk kembali sehingga mirip dengan


struktur normal (Appley, 1995). Semakin sering pasien menggunakan
anggota geraknya, semakin kuat tulang baru tersebut (Maurice King, 2001)

fraktur (Apley, 1995). Hal ini mengakibatkan gangguan suplay darah pada
tulang yang berdekatan dengan fraktur dan mematikannya (Maurice King,
2001).

SKENARIO
21 non vital, fraktur akar 1/3 servical

b.

Proliferasi

11 non vital, fraktur akar 1/3 midline

Dalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi
sel di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus.
Hematoma yang membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang
halus berkembang ke dalam daerah itu (Apley, 1995).
c.

Pembentukan callus

Selama

beberapa

minggu

berikutnya,

periosteum

dan

endosteum

menghasilkan callus yang penuh dengan sel kumparan yang aktif. Dengan
pergerakan yang lembut dapat merangsang pembentukan callus pada fraktur
tersebut (Maurice King, 2001).
d.

Konsolidasi

Selama stadium ini tulang mengalami penyembuhan terus-menerus. Fragmen


yang patah tetap dipertahankan oleh callus sedangkan tulang mati pada ujung
dari masing-masing fragmen dihilangkan secara perlahan, dan ujungnya
mendapat lebih banyak callus yang akhirnya menjadi tulang padat (Maurice
King, 2001). Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa
bulan sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yang normal
(Apley, 1995).
e.

Remodeling

Treatment
Fraktur Akar
Gigi yang mengalami fraktur akar umumnya akan terjadi ekstrusi fragmen
mahkota atau bergesernya mahkota ke arah palatal, oleh karena itu maka
perawatan yang dilakukan harus meliputi reposisi fragmen mahkota segera dan
stabilisasi.
Langkah-langkah perawatan fraktur akar:
(1). Berikan anesthesi lokal pada daerah sekitar fraktur.
(2). Lakukan reposisi fragmen mahkota secara perlahan-lahan dan tekanan ringan.
(3). Apabila dinding soket bukal juga mengalami fraktur maka tulang yang
bergeser perlu dilakukan reposisi sebelum reposisi fragmen mahkota. Tindakan ini
dilakukan dengan menggunakan instrumen kecil dan rata yang diletakkan antara
permukaan akar dan dinding soket.
(4). Pembuatan foto rontgen perlu dilakukan untuk memastikan reposisi telah
optimal.
(5). Gigi distabilisasi dengan menggunakan splint.
(6). Pertahankan splint selama 2-3 bulan.
Teknik memasang splint:
(1). Gunakan kawat ortodontik dengan panjang kira-kira 0,032 inci dan letakkan
kira-kira pada sepertiga tengah permukaan bukal gigi yang mengalami trauma dan
beberapa gigi sebelah kanan dan kirinya.
(2). Aplikasikan asam fosfat selama 15-20 detik pada permukaan bukal gigi yang
akan dilakukan splinting.
(3). Bilas dengan menggunakan air hangat.
(4). Aplikasikan selapis tipis resin komposit light curing.
(5). Tempelkan kawat pada gigi yang tidak mengalami trauma selanjutnya pada
gigi yang mengalami trauma dan pastikan bahwa posisinya sudah dalam keadaan
baik.
(6). Pasien diminta untuk berkumur sehari 2 kali dengan menggunakan larutan
klorheksidin 0,1%.

22 vital, fraktur email

Anda mungkin juga menyukai