NO : 1/Dir-RSSS/2014
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN KESELAMATAN KEBAKARAN
RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA
CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA
Menimbang
1.
2.
3.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Menetapkan
Kesatu
Kedua
Ketiga
Keempat
Ditetapkan
: Di Jakarta
Pada tanggal : 9 Januari 2014
RS SEHAT SEJAHTERA
LAMPIRAN
PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA
NOMOR
: 1/Dir-RSSS/2014
TANGGAL
: 9 Januari 2014
1.
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang paling serius dihadapi oleh RS Sehat Sejahtera adalah ancaman kebakaran.
Hal ini terjadi karena pasien-pasien yang dirawat di RS Sehat Sejahtera berada dalam kondisi
yang tidak dapat menyiapkan diri mereka sendiri ketika terjadi kebakaran. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu perencanaan manajemen keselamatan kebakaran.
2.
PERNYATAAN KEBIJAKAN
RS Sehat Sejahtera harus memiliki Perencanaan Keselamatan Kebakaran.
3.
CAKUPAN
Perencanaan manajemen keselamatan kebakaran menjelaskan proses-proses dimana RS
Sehat Sejahtera menyediakan lingkungan yang aman terhadap kebakaran bagi pasien,
pengunjung, staf, dan melindungi sarana dan prasarana rumah sakit dari kerusakan akibat api
dan asap. Perencanaan ini mencakup seluruh fasilitas dan area RS Sehat Sejahtera
4.
4.1.
TANGGUNG JAWAB
Chief Operating Officer (COO) melakukan koordinasi atas seluruh aktifitas kedaruratan selama
kebakaran terjadi
4.2.
4.3.
Manager Medis bertanggung jawab untuk koordinasi perawatan medis saat terjadinya
kebakaran.
4.4.
Manager Hospitality (HSD) bertanggung jawab memastikan security menyediakan bantuan bagi
pemadam kebakaran dalam mengendalikan lalu lintas, kerumunan massa, dan keamanan saat
terjadi kebakaran
4.5.
Setiap karyawan bertanggung jawab untuk memahami prosedur kebakaran dan akan
menanggapi dengan segera pada saat latihan dan keadaan kebakaran.
5.
5.1.
5.2.
Menyediakan ventilasi yang mencukupi sehingga uap dari bahan mudah terbakar tidak
terakumulasi
5.2.1. Memasang ventilasi dengan design yang sesuai di area penyimpanan
Hal 2 dari 6
6.
>3 bulan
(40)
Area rawat
inap
(40)
Bahan
mudah
terbakar
(50)
1-3 bulan
(25)
Area rawat
jalan
(30)
Bahan dapat
terbakar
(40)
Bahaya
metode
konstruksi
Pengelasan
dengan api
terbuka
(50)
Memproduksi
panas
(40)
Pemisah api
dan asap
Pemisah
tidak ada
(40)
>2 jalan
keluar
tertutup
(50)
Berbagai
zona atau
sistim tidak
berfungsi
(40)
Lubang atau
jarak besar
(30)
2 jalan keluar
tertutup
(35)
Partisi tidak
tahan asap
(50)
Berbagai
tempat
penyimpanan
di zona
(40)
Banyak
partisi
(40)
Satu tempat
penyimpanan
di zona
(25)
Jalan keluar
tertutup
(50)
Satu jalan
keluar
tertutup
(50)
Jalan keluar
Dampak
terhadap
alarm
kebakaran
dan sistim
sprinkler
Partisi
konstruksi
sementara
Area
penyimpanan
Akses ke
gedung dan
eksterior
Total Point :
< 50
< 1 bulan
(15)
Area staf dan
pengunjung
(25)
Lubanglubang kecil
(20)
1 jalan keluar
tertutup
(25)
1-2 lubang
kecil
(10)
Tangga
keluar
terhambat
(10)
Bekerja pada
sistim alarm
tidak
berfungsi
(10)
Satu partisi
(30)
celah kecil
(25)
Satu zona
tidak
berfungsi
(25)
Dievaluasi oleh :
< 2 minggu
(10)
Hanya area
staf
(10)
Tempat
penyimpanan
di tempat
yang
berdekatan
(25)
Eksterior
Gedung
tertutup >75
(35)
< 1 minggu
(0)
Tidak dipakai
(0)
Bahan
dengan
bahaya
rendah
(0)
Hanya
metode
bahaya
rendah
(0)
Pemisah
tahan 1 jam
(0)
Tak ada
gangguan
jalan keluar
(0)
Sistim
berfungsi
penuh
(0)
Tidak ada
bukaan 1 jam
(0)
Tidak ada
tempat
penyimpanan
di zona
(0)
Tidak ada
hambatan di
seluruh
gedung
(0)
Tanggal :
Hal 3 dari 6
50 95
: Perlu pengawasan kebakaran harian
100 245 : Perlu pengawasan api tiap jam
>250
: Perlu pengawasan api terus menerus 24/7
Sumber : Elmhurst Memorial Healthcare
7.
7.1.
7.2.
Deteksi dini dapat juga dilakukan secara manual dengan cara pengaktifan manual alarm
kebakaran yang ada di setiap lantai pada box hydrant, sehingga setiap staf yang melihat adanya
kebakaran skala kecil dapat mengaktifkan secara manual sistem alarm kebakaran yang memacu
aktivasi sistem penanggulangan kebakaran.
8.
8.1.
8.2.
Proteksi kebakaran pasif tidak memerlukan suatu intervensi baik manual atau otomatik dari
operasi normal bangunan.
Proteksi kebakaran pasif meliputi:
8.2.1. Sistem/ rakitan langit-langit.
8.2.2. Dinding kompartemen.
8.2.3. Dinding dan partisi tahan api.
8.2.4. Tangga kebakaran, lantai, damper kebakaran, cerobong udara.
8.2.5. Proteksi rangka struktur bangunan, membran atau partisi horizontal.
8.2.6. Pintu tahan api ( pintu dan perlengkapan seperti kaca tahan api, daun pintu, rangka,
engsel, pengunci dan penutup pintu otomatik ), ditempatkan di setiap pintu menuju tangga
darurat dan di koridor ruang perawatan pasien.
8.3.
Hal 4 dari 6
di emergency dan lobby utama dan mengaktifkan paging seluruh gedung dengan
pengumumuman perintah evakuasi seluruh gedung.
8.3.2. Sistim Pemadam Api
i.
Water Base
Hydrant berjumlah 44 buah, dilayani oleh pompa kebakaran terdiri dari Pompa
Pacu, Pompa Elektrik dan Pompa Diesel. Ketersediaan air pemadam kebakaran
berfungsi untuk menyediakan air pemadam kebakaran selama 60 menit. Tanki
air pemadam kebakaran ini berkombinasi dengan tangki air bersih berlokasi
menjadi satu dengan pompa kebakaran yaitu di basement 1,2 dan 3 sebagai
utility area.
Sprinkler jenis Glass Bulb type: pendant, Up right, Concead dengan derajat
panas 68 C, total terpasang 3088 titik.
ii. Chemical Base
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)/ Fire Extinguisher diletakkan di setiap selasar
dan public area dan area-area beresiko tinggi, seperti kitchen, area-area listrik,
area bahan bakar, housekeeping, sentral gas medik dan LPG, ruang pompa.
Tersedia 2 jenis bahan yaitu powder dan CO2 dan total tersedia siap pakai 150
tabung APAR
Ansul inert gas system, yang terdapat di kitchen umum, kitchen cafeteria, IT,
Electric Room.
9.
9.1.
9.2.
10.2. Perizinan sarana dan prasarana kebakaran ditinjau instansi Pemerintah Depnakertrans 1 tahun
11.
12.
Hal 5 dari 6
12.1. Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran (R = Rescue, A = Alarm, C = Confine by closing
the pin, A = Aim the nozzle, S = Squeze the handle, S = Sweep from side to side)
12.4. Jalur evakuasi kebakaran dan assembly area.
13.
14.
14.1.
14.2.
14.3.
14.4.
REFERENSI
University of Kentucky Hospital Fire Safety Management Plan 2004
Elmhurst Memorial Healthcare construction risk assessment
Permen 04-1980, Tentang Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
Kepmenpu No. 10/KPPTS/2000, Tentang : Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung & Lingkungan
Hal 6 dari 6