Anda di halaman 1dari 12

PELUANG BUDIDAYA UBI KAYU (KUNJUI)

PERKEBUNAN SINGKONG SATU HEKTAR 200 Ton (majalah Trubus)


Diposkan kembali oleh Ari, sebagai literatur dan wawasan petani di sampit agar tidak lagi ketinggalan
peluang didepan mata.
Pensiun dini dari sebuah bank, berpendidikan sarjana, dan datang dari keluarga berada, Yordan
Bangsaratoe memilih menjadi pekebun singkong, bahan baku bioetanol. Beragam cibiran seperti orang
gila, tak menyurutkan niatnya. Kini dari kebun singkong ia menuai laba bersih Rp40-juta per ha, jauh
lebih besar ketimbang gaji sebagai karyawan bank. Rahasianya? Ia menggenjot produksi hingga 120
ton/ha; pekebun lain rata-rata cuma 20-30 ton per ha.
Usianya 38 tahun ketika bank tempatnya bekerja selama 9 tahun itu dilikuidasi. Namanya tercatat dalam
deretan karyawan yang harus pensiun dini. Sarjana Ekonomi alumnus Universitas Lampung itu sempat
gamang. Untuk apa uang pesangon itu? Ia akhirnya memutuskan menanam singkong, komoditas yang
banyak diusahakan di Lampung. Yordan tertantang lantaran banyak petani singkong di bumi Ruwai Jurai
itu miskin. Setelah bertemu peneliti, berselancar di dunia maya, dan membaca pustaka, Yordan
menyambung bibit singkong. Ia menjadikan singkong kasetsart sebagai batang bawah dan singkong
karet sebagai batang atas. Kasetsart dipilih sebagai batang bawah karena unggul. Potensi hasilnya
mencapai 30 ton/hektar, kata Yordan.
Soal singkong karet? Varietas yang tidak menghasilkan ubi itu berdaun rimbun. Yordan berasumsi,
dengan banyaknya jumlah daun, maka pertumbuhan ubi semakin besar. Sebab, daun tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Dari proses itu dihasilkan makanan yang akan dipasok ke seluruh
bagian tanaman. Sedangkan kelebihannya akan disimpan dalam umbi. Penyambungan itu ia lakukan
sendiri untuk menghasilkan 4.400-4.500 bibit. Itu cukup untuk penanaman di lahan 1 ha. Ayah 2 anak
itu menyiapkan bibit pada musim kemarau.
Sambungan antara singkong kasetsart dan singkong karet diikat dengan plastik. Ia rutin mengontrol
pertumbuhan bibit di persemaian selama sebulan. Jika terjadi penyumbatan alias bottleneck, dipastikan
sambungan tidak sempurna, jadi tidak layak dijadikan bibit. Bila kulit batang dan gabus berwarna putih
dan tumbuh mata tunas, maka penyambungan itu berhasil. Pupuk Sebulan pascapenyambungan, ia
memindahtanamkan bibit ke lahan setelah memotong bagian akar. Yordan membudidayakan anggota
famili Euphorbiaceae itu berjarak tanam 1,5 m x 1,5 m sehingga populasi 4.400-4.500 batang per ha.
Itu cukup memberikan ruang bagi singkong untuk tumbuh maksimal. Bandingkan dengan jarak tanam
pekebun lain 1 m x 1 m-total populasi lebih dari 9.000 tanaman-sehingga tampak rapat. Dampaknya,

produksi

justru

rendah. Menurut

Yordan,

jarak

tanam

lebar

bukan

satu-satunya cara untuk

meningkatkan produksi singkong.


Komposisi pupuk kunci utamanya, bukan banyaknya pupuk, kata pria kelahiran 11 Desember 1960 itu.
Yordan menaburkan 5 ton pupuk kandang per ha di lahan yang sudah diolah. Empat hari usai tanam, ia
menambahkan 0,5 gram pupuk NPK di sekeliling batang. Total pupuk NPK yang diberikan 200 kg. Ia
kembali memberikan total 300 kg NPK ketika kerabat karet itu berumur 3 bulan. Yordan memanen
singkong berumur 10 bulan. Produktivitas ubikayu yang dibudidayakan di Madukoro, Lampung Utara, itu
mencapai 30 kg per tanaman atau sekitar 120 ton per hektar. Saat ini, ia mengebunkan 17 ha. Dengan
begitu ia mampu memanen 80 ton singkong per hari. Dengan kadar pati 30%, hanya perlu 4 kg
singkong untuk menghasilkan 1 liter bioetanol; varietas lain, 6 kg.
Yang juga menerapkan sistem budidaya intesif adalah Tjutju Juniar Sholiha, pekebun singkong di
Sukabumi, Jawa Barat. Ia berpegang pada komposisi pupuk untuk memaksimalkan singkong varietas
darul hidayah. Bila tidak dipupuk, bobot umbi paling 15-20 kg. Tapi dengan pemupukan intensif,
produksi menjulang 20-40 kg per tanaman, katanya.
Rendam Sebelum menanam, Tjutju merendam bibit sepanjang 10-15 cm dalam pupuk organik
cair selama 3 jam. Bukan cuma sebagian, tetapi seluruh permukaan bibit terendam dalam
pupuk. Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan tunas. Ia menanam bibit-tanpa daunberjarak 2,5 m x 1 m sehingga total populasi 5.000 tanaman.
Alumnus Fakultas Biologi Universitas Nasional itu langsung memberikan 1 kg kompos per tanaman
sekaligus menyiramkan pupuk organik cair. Hanya dalam waktu 2 pekan, bibit memunculkan tunas
muda. Perempuan kelahiran Bandung 17 Juni 1969 itu kembali memberikan pupuk organik cair pada
bulan kedua dan keempat dengan total dosis per bulan sebanyak 2 liter untuk seluruh tanaman.
Sedangkan pada bulan ketiga dan kelima ia memberikan 600 kg Urea dan 495 kg NPK di bawah tajuk
tanaman. Setelah bulan kelima hingga panen, ia tak pernah memupuk lagi. Oleh karena itu, penanaman
sebaiknya saat musim hujan. Dengan budidaya seperti itu Manihot utillisima berproduksi maksimal, 200
ton per hektar atau rata-rata 40 kg per tanaman. Bahkan ia pernah memanen 100 kg umbi dari 1
tanaman. Hasil penelitian Institut Pertanian Bogor, singkong darul hidayah yang dikembangkan Tjutju
berkadar pati 32%.
Yordan dan Tjutju mantap berkebun singkong lantaran pasar terbuka lebar. Produsen bioetanol dan
tapioka menyerap singkong produksi mereka. Dengan harga Rp520 per kg, Yordan meraup omzet Rp62juta per ha. Padahal, biaya produksi hanya Rp130 per kg sehingga laba bersih Yordan Rp46-juta per ha.
Saat ini ia mengelola 10 ha lahan. Tingginya produksi singkong mereka menjadi incaran Korea, China,
Taiwan, dan Kamboja. Karena produksi bibit masih terbatas, saya baru akan memasok Kamboja, kata
Tjutju.
https://wongtaniku.wordpress.com/2012/03/02/peluang-budidaya-ubi-kayu-kunjui/

Johnny Waas Tergelitik dengan Ubi Kayu 50 Kg per Pohon


Posted on November 15, 2011 | 3 Komentar

Johnny Waas Tergelitik dengan Ubi Kayu 50 Kg per Pohon


AgriBisnis Senin, 14 Nov 2011 07:26 WIB
Jika ingin kaya, jadilah petani ubi. Begitu Johnny Waas dengan penuh percaya diri
mempromosikan usaha menanam ubi kayu yang sejak satu tahun belakangan ini
digelutinya. Kini pria yang hobi membudidayakan tanaman itu sedang menanti
panen dari pertanaman ubi kayu seluas 20 hektare yang berada di wilayah
Deliserdang dan Tanah Karo. Ia meyakini dalam per batang ubi yang ditanamnya
mampu menghasilkan 50 kg buah ubi kayu.
Berawal dari perjumpaan Johnny dengan Kamsiah (56), petani ubi asal Tulung Agung,
Jawa Timur dua tahun silam, membuat pria ini semakin tergelitik untuk
membuktikan informasi bahwa satu batang ubi kayu mampu menghasilkan antara
40 hingga 50 kg per pohon.
Awalnya saya tidak percaya, karena biasanya perpohon ubi itu hanya mampu
menghasilkan maksimal 7 hingga 8 kg buah ubi, itu pun sudah digolongkan ubi yang
paling produktif, ucapnya kepada MedanBisnis, belum lama ini.
Johnny pun melakukan privat nanam ubi dengan wanita yang sangat kental
dengan logat Jawa Timur-nya itu. Kamsiah diboyong ke Medan. Ketika melakukan
percobaan, Johnny hanya menyiapkan lahan seluas 1.250 meter per segi. Kamsiah
membuktikan metode yang dipelajarinya secara turun temurun dalam keluarganya.
Bahwa, dalam setiap satu pohon ubi kayu mampu menghasilkan antara 40 hingga 50
kg buah ubi.
Di wilayah jawa, metode penanaman ubi yang dilakukan Kamsiah sudah sering
diterapkan oleh petani ubi tradisional. Percobaan itu memberi hasil sesuai yang
diprediksikan. Ia meraih hasil 10 kali lipat dari metode menanam ubi dengan cara
konvensional yang rata-rata perpohonnya menghasilkan antara 5 hingga 7 kg buah
ubi.

Sukses dengan uji coba pertama, semangat pria ini semakin mantap untuk lebih
serius lagi membudidayakan ubi silang. Kini ia sedang menanti panen ubi sebanyak
20 hektare yang lahannya berada di wilayah Deliserdang dan Tanah Karo.
Johnny juga sedang giat-giatnya mengkampanyekan metode penanaman ubi silang
ini kepada para petani hingga ke instansi pemerintah dengan tujuan untuk
meningkatkan taraf hidup para petani, khususnya petani ubi kayu.
Perkawinan dengan Ubi Biasa
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan batang ubi unggul. Bisa menggunakan
batang ubi Malaysia, ubi Thailand atau pun batang ubi kampung yang sering
digunakan oleh petani ubi umumnya. Batang ubi mentega bisa, ubi roti, ubi pulut.
Pokoknya semuanya bisa, yang penting, batangnya yang sehat, imbuhnya.
Selanjutnya batang ubi karet. Dua batang ubi, yaitu ubi kampung dan ubi karet
disambung. Ubi Kampung sebagai batang bawah dan ubi karet sebagai batang atas.
Teknik penyambungan itu bisa menggunakan tali plastik, tutur Johnny seraya
menambahkan sebelum disambung benih batang ubi terlebih dahulu direndam ke
dalam pupuk organik agar nantinya tunas gampang tumbuh.
Selain pupuk organik, bisa juga menggunakan pupuk urea untuk lebih mempercepat
proses pertumbuhan tunas. Untuk persiapan satu hektare lahan, membutuhkan
6.600 batang ubi, Johnny hanya membutuhkan 200 kg pupuk Urea yang digunakan
untuk merendam benih batang ubi.
Soal ubi karet? Varietas yang tidak menghasilkan ubi itu berdaun rimbun. Johnny
berasumsi, dengan banyaknya jumlah daun, maka pertumbuhan ubi semakin besar.
Sebab, daun tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Dari proses itu dihasilkan
makanan yang akan dipasok ke seluruh bagian tanaman. Sedangkan kelebihannya
akan disimpan dalam umbi. Itulah alasannya mengapa ubi kayu yang dihasilkan
dari perkawinan silang itu memiliki hasil yang lebih maksimal dibanding ubi kayu
biasa.
Johnny menambahkan, sebaiknya teknik sambungan antara ubi biasa dan ubi karet
itu dilakukan saat musim kemarau. Tunas hasil sambungan itu akan keluar sekitar
dua minggu. Jika terjadi penyumbatan dipastikan sambungan tidak sempurna. Jadi
tidak layak dijadikan bibit. Bila kulit batang dan gabus berwarna putih dan tumbuh
mata tunas, maka penyambungan itu dianggap berhasil. Sebulan setelah

penyambungan, bibit sudah bisa dipindahkan ke areal lahan penanaman.


Pupuk dan pH Cukup
Johnny menegaskan, proses penanaman ubi kayu yang dilakukannya adalah
menggunakan mekanisasi dan teknologi. Ini adalah syarat mutlak. Menanam ubi
dengan hasil yang melimpah itu ada ilmunya, jadi segala prosedur itu harus
dipatuhi,jelas ayah tiga putra, pasangan Ida Waas ini.
Lahan pun dipersiapkan. Lahan diolah dengan menggunakan traktor sebanyak tiga
kali olah.
Olahan pertama untuk membersihkan rumput-rumput, olahan kedua memecahkan
tanah, hingga tanah menjadi gembur. Dan traktor yang ketiganya adalah proses
pembutan gundukan.
Gundukan dibuat setinggi 25 hingga 30 cm. Masing-masing jarak antara satu pohon
ubi ke pohon yang lain, sekitar 11 meter per segi. Di sisinya gundukan dibuat
bedengan, untuk membuat air tidak tergenang di kala sedang musim hujan.
Sebelum ubi ditanam, tanah yang sudah diberi gundukan diberi pupuk. Tanah
terlebih dahulu diperiksa Phnya, agar bisa menentukan jumlah pupuk yang akan
diberi. Menurut Johnny, pH tanah yang terbaik adalah rata-rata 5,6. Di atas tanah
juga perlu diberi kapur dolomit atau jiolit yang berfungsi untuk membersihkan tanah
dari bakteri jahat. Tapi yang ini sebaiknya diberi saat pengolahan tanah yang kedua
kali, jelasnya.
Disaat bersamaan, sekaligus juga dilakukan pemberian pupuk. Ketika ditanya
tentang jumlah pemberian pupuk, ia menggambarkan itu perlu dirujuk dari kondisi
tanah, yang mencakup jumlah pH-nya. Ini sama seperti kita memberi makanan
bayi, kita harus lihat kondisinya, jika kebutuhannya hanya satu piring, ya jangan beri
dua piring. Jadi artinya, pupuk itu dilihat bukan karena banyaknya, tapi juga karena
kebutuhannya,ucapnya.
Ketika lahan sudah siap tanam, maka perlu dipersiapkan jarak penanaman. Ia
mengisahkan, jarak penanaman ubi silang ini memang berbeda dengan ubi yang
ditanam secara tradisional. Jarak yang lega, yakni 1 meter per pohon akan
membuat proses foto sintesis berjalan lancar. Meski jarak ini bukan satu-satunya
syarat memberi hasil ubi yang melimpah, tapi hal ini dianggap harus diikuti. Sebulan
setelah penyambungan, ubi pun sudah siap di tanam.

Johnny berpesan, cara penanamannya adalah tegak lurus. Tanah diberi lobang besar,
selanjutnya batang ubi ditancapkan ke dalam tanah yang sudah digembur hingga
kedalaman 10 cm atau sepertiga dari batangnya. Dipastikan, batang ubi tidak
goyang. Dalam satu hektare lahan membutuhkan 6600 batang ubi sambung. Di atas
lahan satu hektare itu, Johnny memprediksikan kelak hasil buah ubi kayunya
mencapai 330 ton ubi kayu.
Ini adalah siasat cerdas bagi petani ubi untuk mengantisipasi gejolak harga. Jika
pun saat panen, harga di ubi sedang murah, tapi karena hasilnya yang melimpah,
petani tidak akan rugi,jelas pria yang hobi membudidayakan tanaman ini.
Dalam hal pemberian pupuk, menurut Johnny lebih baik menggunakan pupuk
organik seperti pupuk kandang. Karena bagaimana pun pupuk organik tetap lebih
baik. Tapi bisa juga menggunakan pupuk Urea,jelasnya. Komposisi pupuk kunci
bertumbuhnya ubi kayu lebih maksimal, bukan dari banyaknya pupuk.
Saat ubi sudah mulai tumbuh, sekitar 1 bulan, perawatan yang diperlukan hanyalah
membersihkan gulma yang ada di sekitar batang ubi. Usia 9 bulan, ubi silang ini
sudah siap di panen. Johnny mengisahkan, ubi silang ini juga bisa dipersingkat masa
panen menjadi 4 atau 5 bulan. Hanya saja, hasil per batangnya tidak bisa mencapai
50 kg,ujarnya. Kini ia sedang meneliti sebuah cara menyingkat produksi ubi kayu
dari 9 bulan menjadi 4 bulan, tapi mempu menghasilkan buah yang maksimal.
Tetap saja ada caranya, ucapnya penuh percaya diri. (tarwiyah ar)
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Ubi Kayu
Meski tanaman ubi kayu sangat gampang tumbuh, tapi pemeliharaan tanaman perlu
dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik, seragam dan memperoleh
hasil yang tinggi. Serangan hama dan penyakit pada tanaman ubi kayu juga harus
diperhatikan. Untuk hama yang sering mengganggu yakni Tungau daun merah dan
Kumbang.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang ubi kayu, Layu bakteri dan Bercak
daun.
Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman ubi kayu, kata
Sarmin dengan cara sanitasi lapang panen atau sisa tanaman dibakar. Menggunakan
bibit yang sehat dari varietas tahan penyakit, pengolahan tanah secara sempurna
dan pergiliran atau tumpang sari dengan tanaman palawija atau lainnya.

Mendapatkan daun ubi, tanaman biasanya ditumpang sari dengan tanaman kelapa
sawit atau lainnya. Tapi kalau untuk dapatkan ubi nya, khusus lahannya dan harus
bersih dari gulma-gulma yang bisa mengakibatkan ukuran buah menjadi kecil dan
sedikit, akunya.
Biasanya dalam satu batang pohon, bisa mendapatkan umbi sebanyak 15 hingga 20
kg. Ini dapat menghasilan banyak ubi jika pemberian pupuk dan pengelolahannya
terjaga. Untuk mencapai hasil yang tinggi perlu diberikan pupuk organik dengan
pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau serta juga pupuk an organik seperti Urea,
TSP dan KCL. Pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan dengan pengolahan
tanah, yang diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah.
Tanaman ubi kayu memang bisa tumbuh dimana saja, tapi jangan didaerah yang
terendam air karena buah nya akan busuk dan ukuran mengecil, jelas Sarmin.
Ubi kayu termasuk tanaman tropis, tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh
dengan baik di daerah sub tropis. Secara umum tanaman ini tidak menuntut iklim
yang spesifik untuk pertumbuhannya. Bibit ubi kayu yang baik, berasal dari tanaman
induk yang mempunyai persyaratan, produksi tinggi, kadar tepung tinggi dan tahan
terhadap Hama dan Penyakit
Waktu mengerjakan tanah sebaiknya pada saat tanah tidak dalam keadaan becek
atau berair, agar struktur tanah tidak rusak. Jika tanah gembur, pertumbuhan akar
dan umbi berkembang dengan baik.
Untuk penanaman ubi kayu dapat dilakukan setelah bibit atau stek dan tanah
disiapkan. Waktu yang baik untuk penanaman adalah permulaan musim hujan. Hal
ini disebabkan ubi kayu memerlukan air terutama pada pertumbuhan vegetatif yaitu
umur 4-5 bulan, selanjutnya kebutuhan akan air relatif lebih sedikit. (yuni naibaho)

https://tengkudirkhansyah.wordpress.com/2011/11/15/johnny-waas-tergelitikdengan-ubi-kayu-50-kg-per-pohon/
Cara Perlakuan Bibit Ubi Kayu: Sepele tapi Penting
Written By Admin on 27 November 2012 | 10.17

Perlakuan bibit ubi kayu terbukti mampu dongkrak hasil panen. Bagaimana caranya?
baca sampai tuntas.
Salah satu faktor kunci dalam budidaya ubi kayu adalah pemilihan bibit yang baik.
Seperti memilih istri, dalam prinsip Jawa ada istilah Bibit, Bobot, Bebet. Bibit tentu jadi
pertimbangan karena faktor genetik dan kesehatan menjadi salah satu penentu kualitas
sifat keturunan. Pada tanaman, bibit juga menentukan nilai hasil panen. Kita dapat
melihat dengan jelas prinsip "perbedaan kualitas bibit menentukan hasil" ini pada
komoditas nanas. Bibit yang dihasilkan dari mahkota buah nanas memiliki kualitas yang
lebih rendah dari bibit yang diperoleh dari anakan. Nanas yang ditanam dari bibit
mahkota baru mulai berbuah pada umur 2 tahun, sedang bibit anakan mampu berbuah
pada umur 1 tahun. Kualitas nanas yang dihasilkan bibit mahkota buah juga tidak
seragam baik dari segi waktu dan rasa, sedang hasil bibit anakan relative lebih seragam.
Perbandingan ini menunjukkan dengan jelas bahwa pemilihan bibit adalah salah satu
tahapan penting yang harus dilakukan mengingat bibit yang baik memiliki beberapa
keunggulan seperti: 1. kualitas hasil panen yang seragam, 2. Kualitas panen lebih baik,
3. Lebih tahan dari serangan hama, 4. Daya tumbuh lebih baik.

Setelah melakukan pemilihan bibit yang baik, sebelum penanaman sebaiknya dilakukan
perlakuan bibit terlebih dahulu agar diperoleh hasil yang maksimal. Perlakuan bibit
biasanya dilakukan untuk meningkatkan daya tumbuh bibit, ketahanan terhadap
serangan hama penyakit, dan merangsang peningkatan hasil panen. Perlakuan bibit
untuk masing-masing komoditas berbeda, sesuai dengan karakteristik tanaman yang
diinginkan.

Perlakuan bibit ubi kayu masih sangat jarang dilakukan oleh petani. Anggapan ubi kayu
adalah tanaman sampingan masih sulit untuk dihilangkan. Padahal jika ubi kayu
dibudidaya secara intensif, mampu memberikan hasil yang menggiurkan. Saya pernah
membahasnya Panen Ubi Kayu 56 ton/ha? Ini caranya. Perlakuannya sangat mudah
dilakukan sehingga teknologinya mudah di serap oleh petani. Dengan catatan harus
dilakukan pendampingan secara intensif.

Berikut adalah cara sederhana untuk perlakuan bibit ubi kayu.


Bahan dan Alat:

1. Bibit ubi kayu yang baik.


2. Ember lebar
3. Gergaji
4. Pisau/sabit

5. Zat Perangsang tumbuh.


Tahap Perlakuan Bibit Ubi Kayu:

1. Pilih bibit ubi kayu yang baik. Usahakan pilih bibit dari batang pohon bagian
tengah. Bagian ini mampu tumbuh dan memberikan hasil yang lebih baik dari
bagian lainnya.

2. Potong ubi kayu dengan panjang 20 -25 cm menggunakan gergaji. Dari


pengalaman lapang, pemotongan ubi kayu dengan gergaji memberikan hasil lebih
baik daripada dengan golok. Saya belum menemukan kajian ilmiahnya, tapi saya
rasa bisa menjadi masukan menarik. Kelebihan lain dengan menggunakan gergaji
adalah hasil pemotongannya lebih terukur dan rapi.

Proses Pemotongan Menggunakan Gergaji

Bibit yang Sudah di Potong

3.Lukai bibit ubi kayu bagian bawah dengan menggunakan pisau atau sabit. Lukai
sekitar 3-5 cm dibagian paling bawah. Ada juga yang berpendapat lukai hingga 15 cm
dibagian paling bawah, hanya disisakan dua tunas dibagian paling atas. Fungsi pelukaan
ini adalah sebagai tempat munculnya akar yang akan berkembang menjadi ubi.

Proses Pelukaan

Bibit yang Sudah di Lukai

4. Rendam bibit yang telah dilukai dengan zat perangsang tumbuh akar.. Fungsi
perendaman ini untuk merangsang tumbuhnya akar lebih cepat dan merata. Dosis ZPT
nya tergantung produk yang digunakan. Di pasaran sudah ada beberapa zat perangsang
akar. Silahkan dicari sendiri di toko pertanian terdekat. Lama perendaman tergantung
produk yang digunakan, tapi sebagai acuan adalah 15-30 menit. Setelah itu dikering
anginkan agar tidak terlalu basah dan lembab saat penanaman. Bibit yang terlalu basah
mudah terserang penyakit dan dapat menyebabkan kebusukan. Baik jika sebelum
perendaman bibit diikat dengan jumlah 25 buah per ikat agar memudahkan saat
pemindahan kea real tanam.

Pencampuran ZPT

Perendaman ZPT

5. Setelah perendaman, bibit siap ditanam. Jangan sampai terbalik, bibit harus
menghadap keatas.

Penting Untuk Anda Baca http://www.gagaspertanian.com/2012/11/caraperlakuan-bibit-ubi-kayu-mudah.html#ixzz3W4dvezzH

Anda mungkin juga menyukai