. Rhizobium: hidup dalam bintil akar leguminosae . Anabaena azollae: hidup dalam daunAzollapinnata B. Bakteri penambat nitrogen non simbiotik Azotobacter, hidup di rhizosfer tanaman di lahan kering . Clostridium : hidup di tanah tergenang/ tanah sawah . Azospirillum : hidup di permukaan / dalam akar, . Cyanobacteria dan BGA : hidup di tanah tergenang/tanah sawah
Aspek Ekologi Pada Asosiasi
Nonsimbiotik Mikroorganisme Penambat Nitrogen
Pada tanaman Zea mays (jagung) yang tumbuh pada kondisi
kekurangan N, tanahnya diinokulasi bakteri Azospirillum. Sehingga dapat tumbuh dengan baik. Menunjukan bahwa adanya penambatan N 2 oleh bakteri Azospirillum melalui produksi fitohormon. Sedangkan pada tanaman Triticum aestivum (gandum) yang ditumbuhkan dengan Azospirillum brasiliense, penambatan N2 melalui rizosfir hanya pada kultivar yang resisten. Karena kultivar tersebut menghasilkan asam dikarboksilat lebih banyak, yang dapat meningkatkan penambatan N 2. Peningkatan pertumbuhan oleh mikroorganisme dapat melalui cara lain yaitu menekan organisme patogenik dan produksi vitamin.
Di Brazil, Saccharum officinarum (tebu)
dapat tumbuh dengan baik tanpa pupuk Nitrogen. Sedangkan tidak ditemui bakteri penambat N2 pada rizozfir disekitarnya. Ternyata pada bagian parenkim batang yang mengandung 12% sukrosa terdapat bakteri penambat N2 yang bersifat toleransi pada asam. Bakteri ini dapat tumbuh optimal pada medium dengan 10% sukrosa dan pH 5.5 (pembentukan asam asetat)
Kebutuhan Karbon Pada Simbiosis
Legumerhizobium Asam organik digunakan untuk simbiosis fiksasi N2 oleh rhizobium dan permunculan nodul akar pada tanaman. Pada Trifolium repens (clover putih) and rhizobium, proses penambatan N2 terganggu saat penurunan O2. namun masih cukup untuk mengendalikan metabolisme aerobik. Proses fiksasi N2 ini memerlukan 25% karbon dari proses fotosintesis perhari, sebenarnya jumlah ini tidak sesuai dengan nitrogen yang didapat. Jadi perlu adanya peningkatan jumlah CO 2 di atmosfer.