Anda di halaman 1dari 93

A.

Deskripsi Singkat
BAB

PENDAHULUAN

A.Latar
Belakang

Modul ini disusun berdasarkan system pelatihan yang


mengacu
pada
penguasaan
kompetensi
yang
dirumuskan atas tuntutan kebutuhan lulusan/tamatan
diklat. Uraian materi ditujukan untuk penyampaian dan
pengajaran kompetensii (pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu tugas atau
pekerjaan ). Penekanan pembelajaran diarahkan pada
apa yang dapat dilakukan oleh seseorang setelah
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Salah satu yang
menjadi ciri penting dari system pelatihan dengan
pendekatan kompetensi adalah penguasaan kompetensi
secara individual atau kelompok dan kemampuan untuk
mengaktualisasikan di tempat kerja.

PENDAHULUAN

Dengan mempelajari bahan ajar ini Anda akan memahami macam-macam mesin
frais, bagian-bagian mesin frais, ukuran standar mesin frais, fungsi mesin frais,
perlengkapan mesin frais, macam-macam pisau frais, penggunaan pisau frais,
pemasang pahat bubut dan benda kerja, parameter-parameter prose mesin frais dan
melaksanakan proses pengefraisan

B.Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Modul ini disajikan dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan pemesinan serta keselamatan kerja khususnya dalam mesin
frais secara rincinya adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kontruksi mesin frais secara umum
b. Membedakan kontruksi mesin frais
c. Menyebutkan fungsi mesin frais secara umum
d. Menyebutkan bagian-bagian mesin frais
e. Menjelaskan fungsi dari komponen mesin frais
2. Indikator Keberhasilan
a. Dapat menjelaskan macam-macam mesin bubut
b. Menjelaskan macam-macam mesin frais
c. Menjelaskan macam-macam pisau frais
d. Menentukan parameter-parameter proses pengefraisan
e. Melaksanakan proses pengefraisan

C.Materi Pokok dan Submateri Pokok


1.

2.

Materi Pokok:
a.

Macam-macam mesin frais

b.

Macam-macam pisau frais

c.

Parameter-parameter prose pemesinan frais

d.

Proses pengefraisan
Sub Materi Pokok

a. Pengertian mesin frais

DAFTAR PUSTAKA

b. Macam-macam mesin frais


c. Fungsi mesin frais
d. Perlengkapan mesin frais
e. Macam-macam pisau frais
f. Penggunaan pisau frais
g. Kecepatan potong (Cutting speed) Cs
h. Kecepatan putaran mesin (Revolotion Per Menit)Rpm
i. Kecepatan pemakanan (Feeding)
j. Waktu pemesinan frais
k. Metode pemotongan
l. Sistem pembagian
m. Macam-macam teknik proses pengefraisan
n. Langkah-langkah pengopersian mesin frais

b.

a.

KEGIATAN
PEMBELAJARAN
c.

e.

DAFTAR PUSTAKA
BAB

a.
b.

Macam-macam Mesin Frais


f.
1.

Indikator Keberhasilan
g. Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu

menjelaskan:
1) Ukuran standar
2) Bagian-bagian utama dan fungsi
3) Perlengkapan dan fungsi
h.
i.

Uraian Materi dan Contoh

A.

Materi
Pokok
1

d.

2.
A. Pengertian Mesin Frais
j.
Mesin frais adalah salahsatu jenis mesin

perkakas yang dapat digunakan untuk mengerjakan


suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan
pisau frais sebagai alat potongnya.
k.
l.
Dilihat dari cara kerjanya, mesin frais termasuk
mesin perkakas yang mempunyai gerak utama
berputar. Pisau dipasang pada sumbu/arbor mesin
yang didukung dengan alat pendukung arbor.Jika
arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut
berputar.
m.
n.
Arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke
kiri, sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai
dengan kebutuhan.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

n.
G

o.
p.
ambar 2.1 Mesin frais
o.
A.

Macam-macam Mesin Frais


p.

Macam-macam mesin frais dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,

diantaranya:

DAFTAR PUSTAKA

1. Mesin frais tegak (vertikal)


q.

Mesin frais tegak adalah suatu mesin frais yang arbornya tegak (vertikal)

seperti gambar , sedang mejanya dapat bergerak ke arah


a. memanjang/longitudinal
b. melintang /cross slide dan naik turun
r.
s.

t.

u.
v.

w.

f h

x.
y.

z. Gambar 2.2 Mesin frais tegak


aa. Bagian-bagian mesin frais tegak:
ab. a. Spindel
ad. b. Kepala
af.c. Tuas otomatis
ah. d. Kolom

ac. e. Engkol ke arah memanjang


ae. f. Engkol ke arah naik dan turun
ag. g. Alas mesin
ai. h. Handel ke arah melintang

aj.
2. Mesin frais mendatar (horizontal)
ak.

Mesin frais horisontal, dibedakan lagi menurut fungsinya yaitu:

a. Mesin frais sederhana (Plain milling machine)


b. Mesin frais universal (Universal milling machine)
al.
am.

Mesin frais mendatar/horisontal adalah suatu mesin frais yang arbornya

mendatar seperti gambar , sedang mejanya dapat bergerak ke arah


a. memanjang/longitudinal
b. melintang /cross slide dan naik turun
an. .

DAFTAR PUSTAKA

ao.
ap.
aq.
ar.
as.
at.

a
c
b

au.
av.
d
aw.
ax.
ay.
az.
ba.
bb.
bc. Gambar 2.3
horisontal
bd.
be.
bf.
bg. Bagian-bagian

Mesin frais
(sederhana)

mesin

frais

horizontal diantaranya:
bh. a. Lengan penahan arbor
bj. b. Tuas otomatis meja memanjang
bl. c. Meja/bed machine
bn. d. Handel penggerak meja

bi. l. Ulir pendukung


bk. m. Alas bodi
bm. n.
Tuas pengunci sadel
bp. o. Tuas kecepatan arah otomatis
bq. meja melintang

bo.
memanjang
br. e. Tuas pengunci meja mesin
bs. p. Dudukan meja/bede machine
bt. f. Handel
penggerak
meja bu. q. Body Machine
melintang
bv. g. Tuas pengatur feeding
bx. h. Tuas pengatur feeding
bz. i. Engkol untuk ke arah naik/ turun
cb. j. Engkol untuk ke arah naik turun
cd. k. Lutut

bw. r.
Tiang (colom)
by.s. Spindel mesin
ca. t. Lengan msin
cc. u. Lengan penahan arbor
ce. v. Tombol ON/OF

cf.
3. Mesin frais universal
cg.

Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukan

arbornya mendatar dan gerakan mejanya dapat kearah memanjang/longitudinal,


melintang/ cross slide, naik turun dan dapat diputar membuat sudut tertentu terhadap
body mesin. (gambar 2.4)
ch.

DAFTAR PUSTAKA

ci. a
cj. b
ck.
cl.
cm.

e
cn. g
co. d
cp. i
cq. j
cr.
cs. m
ct.
cu.
cv.

Gambar 2.4

Mesin
cw.

frais universal
Bagian-bagian

mesin

frais universal:

cx. a. Lengan

cy. k. Tuas pengunci meja

cz. b. Penyokong arbor

da. l. Tabung pendukung

db. c. Tuas otomatis

dc. m. Lutut (knee)

dd. d. Nok pembatas

de. n. Tuas pengunci sadel

df. e. Meja mesin

dg. o. Alas meja

dh. f. Engkol ke arah memanjang

di. p. Tuas perubah kecepatan motor

dj. g. Tuas pengunci

listrik
dk. S. Tuas

dl. h. Baut penyetel

putaran
dm. T. Tiang (colom)

dn. i. Engkol ke arah melintang

do. U. Spindel mesin

penunjuk

kecepatan

dp. j. Engkol untuk ke arah naik dq. V. Tuas untuk menjalankan spindel
turun
dr.
4. Mesin frais khusus
ds.

Dan tipe mesin frais lain yang banyak digunakan di industri berdasarkan

fungsi penggunaannya, antara lain:


a.
b.
c.

Mesin frais copy (Copy milling machine)


Mesin frais hobbing
Mesin frais tusuk/stick

DAFTAR PUSTAKA

d.
e.
f.

Mesin frais gravier


Mesin frais planer
Mesin frais CNC
dt.

a. Mesin frais copy


du.
Merupakan mesin frais yang digunakan untuk mengerjakan bentukan
yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat
bentukan yang sama. Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai

berikut:
Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
dv.
dw. Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
menggunakan sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah
sebagai berikut:
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
dx.
Gambar 2.5 Mesin frais copy
dy.

b. Mesin frais hobbing


dz.
Merupakan mesin frais yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear
dan sejenisnya (sprocket dll). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu
membentuk profil roda gigi (evolvente) dengan ukuran yang presisi

DAFTAR PUSTAKA

ea.
eb.
ec. Gambar 2.6Mesin frais hobbing
ed.
ee.
c. Mesin frais tusuk/stick
ef.
Mesin frais tusuk/stick biasanya digunakan untuk membuat alur pasak
pada lubang yang berpasangan dengan poros, membuat roda gigi dalam dll.
eg.
d. Mesin frais gravier
eh.
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan
dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.
ei.
ej. Gambar 2.7Mesin frais gravier
ek.

e. Mesin frais planer


el.
Merupakan mesin yang biasa digunakan untuk memotong permukaan
( face cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat.

DAFTAR PUSTAKA

em.
en. Gambar 2.8 Mesin frais planer
eo.
f. Mesin frais CNC
ep.
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja
dengan bentukan-bentukan yang lebih komplek.
eq.
Mesin frais CNC merupakan penggangi mesin frais copy dan gravier.
Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek (rumit). Dibutuhkan
operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini.Harga mesin CNC ini sangat mahal.
er.

es. Gambar 2.9 Mesin frais CNC


et.
B.

Ukuran Standar Mesin


eu.

Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:

10

DAFTAR PUSTAKA

a. Panjang langkah/ jarak tempuh meja mesin frais arah memanjang


b. Jarak spindel sampai permukaan meja pada kedudukan paling bawah.
c. Panjang langkah/ jaraktempuh meja mesin frais arah melintang
ev.
C.

Bagian- bagian utama mesin frais dan fungsinya


ew.

Mesin frais kontruksinya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya mesin ini

mempunyai beberapa komponen utama, yaitu:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kolom mesin/badan mesin


Arm/lengan mesin
Table/meja mesin
Sadel/dudukan meja
Knee/Lutut
Alas mesin

ex.
1. Kolom/badan mesin
ey.

Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai

patokan dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi
dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah
ditempatkan.
ez.
Bagian depan yang dikerjakan secara masinal, adalah bebentuk ekor
burung tegak yaitu untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja.
Pada bagian sebelah atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan
membawa arbor sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar.
fa.
Pada bagian atas juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk
dudukan lengan, dan arm ini dapat didorong maju ataupun mundur untuk mencapai
kedudukan tertentu.
fb.
2. Lengan/Arm
fc.

Seperti dikatakan di atas bahwa lengan itu letaknya di bagian paling atas

dari badan mesin dan bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur
ekor burung pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan
tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang
mempunyai alur ekor burung pas kepada lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi
tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.

11

DAFTAR PUSTAKA

fd.

Pada beberapa jenis mesin, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu

ada yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.
fe.
3. Meja mesin frais
ff.

Meja ini letaknya adalah di atas sadel, bentuknya segiempat panjang dan

mempunyai alur-alur T yang berfungsi untuk penempatan baut dan mur T yang berfungsi
sebagai pengikat.Untuk jenis mesin tetentu meja ini dapat diatur 0 samapai 45 derajat,
miring ke kiri atau ke kanan.
fg.
Pergerakan ke kiri atau ke kanan dari meja ini dengan bantuan memutar
sumbu transportir yang mempunyai kisar tertentu, yaitu ada yang 5 atau 6 mm ada juga
yang berukuran inchi. Apabila perlu meja ini dapat dikunci kepada sadel dan untuk
pengefraisan dengan pemakanan menurun/Climb milling, maka pada meja mesin ini
dipasang backlash eliminator untuk menahan loncatan dari meja karena pemakanan.
fh.
fi.
fj.

fk. Gambar 2.10 Meja mesin Frais


fl.
4. Sadel (Dudukan Meja)
fm.

Sadel ini bentuknya persegi artinya mempunyai ukuran lebar sama dengan

ukuran panjangnya, dan sadel ini mempunyai alur ekor burung yang pas kepada lutut ,
sehingga sadel ini dapat bergerak mundur maju searah dan sejajar dengan gerakan
lengan tadi, jadi sadel ini gerakannya tidak bisa kearah kiri atau kearah kanan, artinya
hanya dua arah saja yaitu mundur maju dan sadel ini dapat dikunci kepada lutut apabila
diperlukan.
fn.
Di bagian atas dari sadel ini dibuat alur T melingkar 360 derajat, dengan
tujuan untuk membautkan meja kepada sadel agar kokoh, dan alur bentuk melingkar ini
yang memungkinkan meja diputar beberapa derajat menurut kebutuhan tertentu. Dan

12

DAFTAR PUSTAKA

penunjukan besarnya derajat terdapat pada permukaan sadel itu sendiri.Di atas
permukaan sadel itu juga dipasang handel pembalik arah gerakan otomatis dari meja.

fo.

sadel

fp. Gambar 2.11 Sadel Mesin Frais


fq.
fr.
fs.
ft.
5. Lutut/Knee
fu.

Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus,

yaitu satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.
fv.
Lutut ini berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi
untuk gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini
hanya dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom,
agar kukuh pada waktu pengefraisan.

Knee/lutut

fw.

fx. Gambar 2.12 Knee/lutut


fy.
6. Alas mesin
fz.

Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian

paling bawah dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada

13

DAFTAR PUSTAKA

pada mesin, seperti berat mesin ditambah berat bahan yang dikerjakan dan berat
perlengkapan yang dipakai serta berat dari alas itu sendiri.
ga.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk
menampung cairan pendingin. Pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin kepada
cutter dan benda kerja, juga dipasang pada alas ini untuk membuat sirkulasi air
pendingin itu tadi.
gb.

gc. Gambar 2.13 Alas Mesin


D.

Fungsi Mesin Frais


gd.

Dengan berbagai kemungkinan gerakan meja mesin frais, dapat digunakan

untuk membentuk bidang-bidang pada benda kerja diantaranya:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bidang rata datar


Bidang rata miring menyudut
Bidang siku
Bidang sejajar
Alur lurus atau melingkar
Segi banyak beraturan atau tidak
ge.
gf.

Selain benda kerja tersebut diatas, ada beberapa bentuk lain dari benda-

benda yang lebih banyak dipakai, bentuk benda ini bergantung kepada bentuk pisaunya
dan gerakan-gerakan yang diberikan kepada benda tersebut dan juga peralatan yang
dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, di antaranya yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Roda gigi lurus


Roda gigi helik
Roda gigi payung
Roda gigi cacing
Nok/eksentrik
Ulir scolor (ulir pada bidang datar)
Ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak mampu dikerjakan
di mesin bubut.

14

DAFTAR PUSTAKA

gg.
E.

Perlengkapan Mesin Frais


gh.

Untuk menunjang berbagai macam jenis pekerjaan pada mesin frais,

mesin ini dilengkapi beberapa perlengkapan diantaranya:


1. Arbor
gi.

Arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (mantel, side and

face, slitting saw dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar
(horisontal). Gambar 2.14

gj. Gambar 2.14. Arbor


gk.
2. Stub Arbor
gl.

Stub arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (Face mill, Shell

endmill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat
dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.15.
gm.
gn.
go.
gp.
gq.
Gambar 2.15 Stub arbor
gr.
3. Collet Chuck
gs.

Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot

drill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang
dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.16.

15

DAFTAR PUSTAKA

gt.
gu. Gambar 2.16. Collet chuck
4. Ragum/Catok (Vice)

gv.

Ragum digunakan untuk mengikat benda kerja pada saat pengefraisan.

Pemasangan ragum diikatkan pada meja/bed mesin. Jenis ragum ini ada beberapa
jenis,diantaranya: Ragum rata (Vice plate) (Gambar 2.17a), Ragum putar (Swivel
Vice) (Gambar 2.17b) dan Ragum Universal (Universal vice) (Gambar 2.17c).
gw.
gx.

(a)

(b) Ragum/Catok
gy. Gambar 2.17.
gz.

(c)

5. Meja Putar (Rotary Table)

16

DAFTAR PUSTAKA

ha.

Meja putar (Rotary Table) digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang,

alur, radius (melingkar) dan bentuk-bentuk segi banyak. (Gambar 2.18).


hb.
hc.
hd.
he.
hf.
hg.
hh.
hi.
hj.
hk. Gambar 2.18 Meja
hl.
hm.
hn.
ho.
hp.
hq.

putar (Rotary Table).

6. Kepala Pembagi (Dividing Head)


hr.

Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang

digunakan untuk membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja .
Peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk
membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.
(Gambar 2.19).

hs.
ht. Gambar 2.19. Kepala pembagi.
hu.
7. Penjepit/Klem Mesin

17

DAFTAR PUSTAKA

hv.

Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang

tidak dapat dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
hw. Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris
ditaruh pada alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan langkah kerja
sehubungan dengan jangkauan pisau frais (cutter).
hx.
Berbagai bentuk klem mesin dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut ini.
hy.
hz.
ia.
ib.
ic.
id.
ie.
if. Gambar 2.20 Macamig.
.

3.

macam klem

Latihan
1.
2.
3.
4.
5.

Secara garis besar mesin frais ada tiga. Sebutkan!.


Jelaskan fungsi mesin frais minimal enam buah.
Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais minimal enam buah.
Sebutkan perlengkapan mesin frais minimal enam buah
Ukuran mesin frais ditentukan oleh beberapa factor, sebutkan!.

ih.
ii.

4.

Rangkuman
ij.

Mesin frais adalah salahsatu mesin perkakas dapat digunakan untuk

mengerjakan/suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai


alat potongya. Dan secara garis besar mesin frais terdiri dari, mesin frais vertical,
mesin frais mendatar dan mesin frais universal.
ik.
Arah gerakan meja mesin frais dapat dilakukan kearah memanjang,
melintang dan naik/turun. Dengan berbagai kemungkinan gerakan tadi, mesin frais
dapat digunakan untuk, membentuk bidang-bidang diantaranya:1) Bidang-bidang rata
datar, 2) bidang-bidang rata miring menyudut, 3) bidang-bidang siku, 4) bidang-bidang
sejajar, 5) alur lurus atau melingkar, dan 6) segi-segi beraturan atau tidak beraturan.
Selain itu dengan bantuan meja putar atau kepala pembagi mesin frais dapat juga
digunakan untuk membuat diantaranya: 1) Roda gigi lurus, 2) Roda gigi helik, 3) Roda
gigi paying, 4) Roda gigi cacing, 5) Nok/eksentrik, dan 6) Ulir scolor (ulir pada bidang
datar).
il.

Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: 1)

Panjang langkah meja mesin frais arah memanjang, 2) jarak spindel sampai

18

DAFTAR PUSTAKA

permukaan meja pada kedudukan paling bawah. dan 3) Jarak tempuh ke arah
melintang maximum yang dapat dicapai oleh meja mesin terhadap kolomnya
im.
Untuk menunjang proses pengefraisan, mesin frais dilengkapi beberapa
perlengkapan diantaranya: 1) Arbor, 2) Stub arbor, 3) Collet chuck, 4) ragum, 5) Meja
putar, 6) Kepala pembagi dan 7) Klem mesin.
in.
io.
ip.

5.

Evaluasi Materi Pokok 1


1.
2.
3.
4.
5.

Sebutkan cara kerja mesin frais!


Sebutkan arah gerak meja mesin frais!
Mesin frais khusus untuk membuat roda gigi adalah
Mesin frais yang dapat digunakan untuk membuat roda gigi helic adalah
Untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur harus
menggunakan mesin frais
iq.

6.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


ir.

Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi

dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan
pengulangan
is.
it.
iu.
iv.
iw.
ix.
iy.
iz.
ja.
jb.
jc.
jd.
je.
jf.
jg.
jh.
ji.
jj.
jk.
jl.
jm.
jn.

A.

Materi Pokok 2

jo.

19

DAFTAR PUSTAKA

jp.
jq. Macam-macam Pisau Frais
1. Indikator Keberhasilan
jr.

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan macam-

macam pisau frais berikut fungsinya.


js.

2. Uraian Materi dan Contoh


jt.
A. Macam-Macam Pisau Frais dan Fungsinya
ju.

Hasil pengefraisan ditentukan oleh jenis alat potong/ pisau frais yang

digunakan. Adapun macam-macam pisau frais adalah sebagai berikut:


jv.
1. Pisau Frais Mantel (Plane Milling Cutter)
jw.

Pisau frais pisau frais mantel pada umumnya digunakan untuk mengefrais

bidang yang lebar dan rata. Gambar 3.1.


jx.
jy.
jz.
ka.
kb.
kc. Gambar 3.1 Pisau

Frais Mantel (Plane Milling

Cutter)
kd.
ke.

Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda,

diantaranya dapat dilihat pada table 3.1 berikut:


kf.
kg.
kh.
ki.
kj.
kk. Tabel 3.1 Type Pisau Mantel
kl.
N
o

km. Typ
e Pisau
Mantel

kn.Fungsi

ko.Gambar

20

DAFTAR PUSTAKA

kp. kq. H
1. (keras)

kr. Digunakan
untuk
pengefraisan baja
carbon sedang

ks.

kt.
2.

ku. N
(normal)
kv.
kw.
kx.

ky. Digunakan
untuk
pengefraisan baja
carabon rendah/
baja lunak

kz.

la.
3.

lb. W
(lunak)
lc.

ld. Digunakan
untuk
pengefraisan
logam non fero
le.
lf.
lg.
lh.

lj.

li.

lk.
2. Pisau Frais Sudut (Angle Cutter)
ll.

Pisau frais sudut pada umumnya memiliki sudut 30o, 45o , 60o dan 90o.

Sedangkan apabila dilihat dari sisi sudutnya, ada yang memilki sudut tunggal (Single
angle cutter) (Gambar 3.2.a) dan ada yang memilki sudut ganda (double angle cutter).
(Gambar 3.2.b).
lm.
ln.
lo.
lp.
lq.
lr.
ls.
lt.
lu.
lv.

21

DAFTAR PUSTAKA

lw.
lx.
ly.
lz.
ma.
mb.
mc.

md.
me.
mf.

Gambar 3.2. Pisau frais sudut (Single angle cutter dan


double angle cutter )

mg.
3. Pisau Frais Ekor Burung (Dove Tail Cutter)
mh.
mi.
mj.
mk.
ml. Gambar 3.3 Pisau

frais ekor burung

mm.
mn.

Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya

sudut ekor burung yang dapat dibuat besarnya: 30o, 45o dan 60o.
mo.
4. Pisau frais Alur Melingkar (Woodruff Keyseat Cutter)
mp.

Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak pada poros yang

berbentuk bulan sabit yang letak alurnya tidak pada ujung porosnya (gambar 3.4).
mq.
mr.
ms.
mt.
mu.
mv.

Gambar 3.4

Pisau frais alur melingkar.


mw.
mx.
my.

5. Pisau sisi dan Muka (Side and Face Cutter)


mz.

Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda

kerja (Gambar 3.5).

22

DAFTAR PUSTAKA

na.
nb.
nc.
nd.
ne.
nf.
ng.
nh.
ni. Gambar .3.5 Pisau sisi
nj.
6. Pisau Frais Sisi Gigi

Silang (Staggered Tooth Side

and Face Cutter).


nk.

Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda

kerja. Perbedaann dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan(Gambar
3.6).
nl.
nm.
nn.
no.
np.

nq.
nr. Gambar .3.6 Pisau frais sisi gigi silang
ns.
7. Pisau frais radius (bentuk) (Form Cutter)
nt.

Pisau frais radius, berfungsi untuk membentuk radius luar berbentuk cekung

disebut (convex milling cutter) (gambar 3.7a) dan untuk membentuk radius luar
berbentuk cembung disebut (concave milling cutter) (gambar 3.7b).
nu.
nv.
nw.
nx.
ny.
nz.
oa.

23

DAFTAR PUSTAKA

ob.
oc.
od.
oe.
of.

og.
oh. Gambar .3.7 Pisau frais radius (Bentuk)
oi.
8. Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)
oj.

Pisau alur T digunakan untuk mengefrais berbentuk alur T sebagaimana

alur T pada meja mesin frais dan skrap (Gambar 3.8).


ok.
ol.
om.
on.
oo.
op.
Gambar .3.8 Pisau frais alur T
oq.
9. Pisau Frais Jari (Endmill Cutter)
or.

Pisau jari digunakan untuk membuat alur tembus atau betingkat dan

mengefrais rata untuk bidang yang kecil (Gambar 3.9)


os.
ot.
ou.
ov.

Gambar
.3.9 Pisau frais jari
ow.
ox.

Dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis

pisau jari diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


oy.
oz.
pa.
pb.
pc.
pd. Tabel 3.2 Macam-Macam Endmill Dan Penggunaannya
pe. N pf. Gambar
o.

pg. Ciri dan Fungsi

24

DAFTAR PUSTAKA

ph. 1 pi.
.

pj. Sudut helik dan alur


giginya tidak terlalu
besar, digunakan untuk
baja normal
pk.
pn. Sudut helik kecil, gigi
lebih banyak, digunakan
untuk baja yang keras
dan ulet
po.
ps. Sudut helik dan alur
gigi besar, digunakan
untuk baja lunak
pw.
Memiliki sisi mata sayat
bergerigi, digunakan
untuk pemakanan kasar
qa. Sudut helik dan alur
gigi besar, dapat
digunakan untuk
pemakanan kebawah/
membuat lubang

pl. 2 pm.
.

pp. 3 pq.
.
pr.
pt. 4 pu.
.
pv.

px. 5 py.
.
pz.

qb.
qc.
10. Pisau Jari Radius ( Bull Noze Cutter)
qd.

Pisau jari radius digunakan untuk membuat bidang alur berbentuk radius

cekung (Gambar 3.10).


qe.
qf.
qg.
qh. Gambar 3.10

Pisau jari radius

qi.
qj.
qk.
ql.
qm.
qn.
qo.
qp.
11. Pisau Frais Roda Gigi (Gear Cutter)
qq.

Pisau frais roda gigi digunakan untuk pembuatan roda gigi. Pisau jenis ini

ada dua macam yaitu, pisau frais roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp (diameter
pitch) (Gambar 3.11).
qr.
qs.
qt.
qu.

25

DAFTAR PUSTAKA

qv.
qw.
qx. Gambar 3.11
qy.
12. Pisau

Pisau frais roda gigi


Frais Muka (Face

Mill

Cutter)

qz.

Pisau muka pada

umumnya mata

sayatnya

ditempel

pada bodi dengan cara dilas atau dibaud, yang mata sayatnya terbuat dari bahan
cementit carbide. Pisau ini digunakan untuk mengefrais permukaan rata dan luas/lebar
(Gambar 2.12).
ra.
rb.
rc.
rd.
re.
rf.
rg.
rh.
ri.

Carbida Tips

rj. Gambar 3.12. Pisau frais muka


rk.
rl.
rm.
rn.
ro.
rp.
rq.
rr.
13. Pisau Frais Sisi dan Muka (Shell endmil Cutter)
rs.

Pisau frais sisi dan muka, digunakan untuk pemakanan bagian samping dan

muka, sehingga dapat digunakan untuk mengefrais bidang siku. Pisau jenis ini ada
macam yaitu, untuk pemakanan ringan/finising (Gambar 3.13a) dan Untuk Pemakanan
berat/pengasaran (Gambar 3.13b).
rt.
ru.
rv.
rw.
rx.
ry.
rz. Gambar

3.13

Pisau frais sisi dan

muka
sa.
14. Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)

26

DAFTAR PUSTAKA

sb.

Pisau gergaji digunakan untuk memotong/ membelah benda kerja yang

memiliki ukuran ketebalan tidak terlalu besar (tipis) (Gambar 3.14).


sc.
sd.
se.
sf.
sg.
sh.
si.
sj.

Gambar 3.14 Pisau frais gergaji (Slitting saw)


sk.
sl.
sm.
sn.
so.
sp.
sq.
B. Penggunaan Pisau Frais
sr.

Penggunaan pisau frais tergantung dari jenis pekerjaan yang akan

dilakukan pengefraisan. Dibawah ini tabel penggunaan masing-masing pisau frais


sesuai fungsinya.
ss.
st. Table 3.3 Pisau Frais dan Penggunaannya.
su. N
sv. Jenis Pisau Frais
o.
sx. 1 sy. Pisau Frais Mantel
sz. (Plane Milling Cutter)
ta.
tb.
tc.
td.
te.
tf.
tg.

sw.Ilustrasi Penggunaan
th.

27

DAFTAR PUSTAKA

su. N
sv. Jenis Pisau Frais
o.
ti. 2 tj. Pisau Frais Sudut
.
tk. (Angle Milling Cutter)
tl.
tm.
tn.
to.
tp.
tq.
tr.
tt. 3 tu. Pisau Frais Ekor Burung
.
tv. (Dove Tail Milling Cutter)
tw.
tx.
ty.
tz.
ua.

sw.Ilustrasi Penggunaan

ts.
ub.

uc. 4 ud. Pisau frais Alur Melingkar um.


.
(Woodruff Keyseat Cutter)
ue.
uf.
ug.
uh.
ui.
uj.
uk.
ul.
un. 5 uo. Pisau sisi dan Muka
uv.
.
up. (Side and Face Cutter)
uq.
ur.
us.
ut.
uu.
uw. uy. Pisau Frais Sisi Gigi ve.
6.
Silang (Staggered Tooth Side
ux. and Face Cutter)
uz.
va.
vb.
vc.
vd.

28

DAFTAR PUSTAKA

su. N
sv. Jenis Pisau Frais
o.
vf. 7 vg. Pisau frais radius (bentuk) vn.
.
(Form Cutter)
vh.
vi.
vj.
vk.
vl.
vm.
vo. 8 vp. Pisau Frais Alur T
vt.
.
vq. (T Slot Cutter)

sw.Ilustrasi Penggunaan

vr.
vs.
vu. 9 vv. Pisau Frais Jari
.
vw.(Endmill Cutter)
vx.
vy.
vz.
wa.
wb.
wc.

wd.

we. wf. Pisau Frais Roda Gigi


10. wg. (Gear Cutter)
wh.
wi.
wj.
wk.

wl.
wm.

wn. wo.
11. wp.
wq.
wr.
ws.
wt.
wu.

wv.

Pisau Frais Muka


(Face Mill Cutter)

29

DAFTAR PUSTAKA

su. N
sv. Jenis Pisau Frais
o.
ww. wx.
Pisau Frais Sisi dan xd.
12. Muka (Shell endmil Cutter)
wy.
wz.
xa.
xb.
xc.
xe. 1 xf. Pisau
Frais
3.
(Slitting Saw

sw.Ilustrasi Penggunaan

Gergaji xh.
xi.
xj.
xk.
xl.
xm.
xn.

xg.
xo.
xp.
xq.
xr.
xs.
xt.
xu.
xv.

3. Latihan
a. Sebutkan macam-macam pisau frais minimal enam buah.
b. Jelaskan kegunaan pisau frais jari, mantel, dan shell endmill.
c. Pisau frais sisi gigi silang, sangat cocok untuk membuat alur. Jelaskan pada
posisi mana pisau tersebut didunakan, dan jelaskan kenapa?.
xw.

4. Rangkuman
xx.

Banyak macam-macam nama bentuk pisau frais yang diperuntukan sesuai

dengan profil atau bentuk yang akan di frais. Maka dari itu pada saat memilih pisau frais
harus cermat baik nama maupun bentuknya, sehingga hasil pengefraisan dapat
maksimal.
xy.

Macam-macam pisau frais diantaranya: 1) Pisau frais mantel (Plane milling

cutter), 2) Pisau frais sudut (Angle milling cutter), 3) Pisau frais ekor burung (Dove tail
milling cutter,) 4) Pisau sisi dan muka (Side and face cutter), 5) Pisau frais alur

30

DAFTAR PUSTAKA

melingkar (Woodruff keyseat cutter), 6)Pisau Frais sisi gigi silang (Staggered tooth side
and face cutter), 7) Pisau frais radius (bentuk) (Form cutter) 8) Pisau frais alur T (T Slot
cutter), 9) Pisau Frais Jari (Endmill cutter), 10) pisau frais roda gigi (Gear cutter), 11)
Pisau frais muka (Face mill cutter), 12) Pisau frais sisi dan muka (Shell endmil cutter),
13) Pisau frais bentuk (Form Cutter),14) Pisau frais gergaji (Slitting saw).
xz.

5. Evaluasi Materi Pokok 2


1.
2.
3.
4.

Jelaskan perbedaan antara face mill cutter dengan shell end mill cutter!
Pisau frais mantel tidak dapat digunakan pada mesin frais ...
Sebutkan 3 type pisau mantel!
Untuk membuat bentuk radius luar (cembung) harus menggunakan pisau

frais...
5. Sebutkan dua fungsi pisau frais gergaji (slitting saw)!
ya.

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


yb.

Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi

dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan
pengulangan.
yc.
yd.
ye.

B.Materi Pokok 3
yf.
yg.

yh.Parameter-parameter Proses Pemesinan Frais


yi.
1. Indikator Keberhasilan
yj.

Setelah

mengikuti

pembelajaran

ini

peserta

mampu

menghitung

parameter-parmeter pada proses pemesinan frais:


1) Kecepatan potong
2) Kecepatan putaran mesin
3) Kecepatan pemakanan
yk.

2. Uraian dan Contoh


yl.

Yang dimaksud dengan parameter-parameter proses pemesinan frais

adalah, dasar-dasar perhitungan yang gunakan untuk menentukan perhitunganperhitungan dalam proses pemotongan/penyayatan pemesinan fraisdiantaranya,

31

DAFTAR PUSTAKA

kecepatan potong (Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Per-Menit), kecepatan


pemakanan berikut waktu proses pemesinannya.
ym.
A. Kecepatan potong (Cutting speed) Cs
yn.
Pada saat proses pengefraisan berlangsung, cutter berputar memotong
benda kerja yang diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai
chip, serpihan-serpihan tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung dari
bahan). Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut
kecepatan potong (sayat), yang diberi symbol Cs(Cutting Speed). Apabila ukuran
diameter alat potong dan kecepatan putaran mesin diketahui, maka untuk mencari
kecepatan pemotong rumusnya adalah:
yo.
yp.
yq.
yr.
Cs = . d . n ( m/menit )
ys.
yt.
Keterangan:
yu.
Cs =Cutting Speed ( m/menit )
yv.
d = Diameter Cutter ( mm )
yw.
n = Putaran Spindle ( Rpm )
yx.
= Konstanta ( 3,14 )
yy.
yz.
Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat
dihitung secara matematis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendirisendiri berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini
dapat dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi.Untuk lebih
jelasnya mengenai harga kecepatan potong dari tiap material dapat dilihat pada table
dibawah ini.
za.
zb. Tabel 4.1 Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.
zc. N
zd. Bahan Benda Kerja
o

ze. Cs ( m/ menit )

zf. 1 zg. Kuningan, Perunggu keras

zh. 30 45

zi. 2 zj. Besi tuang

zk. 14 21

zl. 3 zm.

zn. 10 14

Baja >70

zo. 4 zp. Baja 50-70

zq. 14 21

zr. 5 zs. Baja 34-50

zt. 20 30

zu. 6 zv. Tembaga, Perunggu lunak

zw.40 70

32

DAFTAR PUSTAKA

zx. 7 zy. Allumunium murni

zz. 300 500

aaa.
8

aac.

aab.

Plastik

40 - 60

aad.
aae.
aaf.
aag.
aah.
aai.
aaj.
B. Kecepatan Putaran Mesin (Spindle Machine)
aak. Sebagaimana telah dijelaskan pada materi mesin bubu, yang dimaksud
kecepatan Putaran Mesin adalah, kemampuan kecepatan putaran mesin dalam satu
menit. Dalam hal ini mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah
ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan
adalah putaran mesin/benda kerja. Dengan demikian rumus untuk menghitung
putaran adalah:
Rpm

aan.

aal.
aam.
Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan

diameter pisau/benda kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi:


aao.
aap. n 1000Cs Rpm
aaq.
Keterangan:
.d
aar.
n = Putaran Spindle (rpm )
aas.
Cc = Kecepatan potong ( m/menit )
aat.
D = Diameter cutter ( mm )
aau.
= Konstanta ( 3,14 )
aav.
aaw.
Contoh:
aax. Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong alat potong 80
mm dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.
aay.
aaz.
Jawab:
aba.
1000Cs
abb.
n
abc. n = 119,42 119 rpm
.d
abd.
abe. Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel
putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang
ditempel di mesin tersebut.Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada
mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.
abf.
abg. Untuk menentukan besaran putaran mesin dapat juga menggunakan
tabel, sebagaimana dapat dilihat pada (Tabel 4.2).

33

DAFTAR PUSTAKA

abh.
abi. Tabel 4.2 Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit.
abj.
C. KecepatanPemakanan (Feeding)

abk.

Pada umumnya mesin frais, dipasang tabel kecepatan pemakanan atau

feeding dalam satuan mm/menit. Jadi misalnya pada mesin disetel besar kecepatan

34

DAFTAR PUSTAKA

pemakannya 28; artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit.


Makin kecil kecepatan pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih
halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut
dijalankan dengan cara/ mode otomatis.
abl. Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)
abm. F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
abn. Dimana, f adalah bergesernya pisau frais (mm) dalam satu putaran.
abo.
abp. Contoh:
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
abq.
Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran. Berapa
kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
abr. Jawab:
abs. F= 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.
abt. Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.
abu.
D. Perhitungan Waktu Pemesinan Frais
1. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata
abv.
abw.
abx.
aby.
abz.
aca.
acb.
acc.
acd.

35

DAFTAR PUSTAKA

ace.
ach.

acf. Gambar 4.1 Panjang langkah pengefraisan rata


acg.
Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari

waktu pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:


aci.
acj.
ack.
acl.
L = +a+u
acm. S = s.n
acn.
aco. Dimana:
acp. t = jumlah mata sayat alat potong
acq. s = pemakanan tiap mata potong
acr. n = Rpm
acs. L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
act. = panjang benda kerja
acu. a = kelebihan awal
acv. u = kelebihan akhir
acw. S = pemakanan setiap menit
acx.
acy. Contoh:
1. Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata
sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.
acz.
Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.
ada.
adb.
Jawab:
adc.
S= s . n
add.
= 0,2 . 400
ade.
= 80 mm/ menit
adf.
L = + a + u = 250 + 30 + 30 = 310 mm
adg.
adh.
adi.
adj.
adk.
adl. Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais

36

DAFTAR PUSTAKA

adm.

0,3 d (la) la

Benda Kerja
L

Alat
ptg.ptg
luAlat
adn.

Gambar 4.2 Panjang langkah pengefraisan rata

ado.
adp. Sebagimana pada proses facing, untuk menghitung waktu pengeboran pada
mesin frais pada dasarnya sama dengan rumus untuk mencari waktu pemesinan
pengefraisan rata. Berikut adalah rumus untuk mencari waktu pengeboran pada
mesin bubut.
adq.
adr.
ads.
adt. = kedalaman lubang/tebal benda kerja
adu. L = + 0,3 d (la)
adv. d = mata bor/lubang (mm)
adw. n = putaran mata bor (Rpm)
adx. s = pemakanan (mm/put)
ady.
adz. Contoh: Diketahui,
aea. = 30 mm
aeb. d = 12 mm
aec. s = 0,04 pemakanan mm/put
aed. n = 260 rpm

Dimana:

37

DAFTAR PUSTAKA

aee. Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm)?


aef. Jawab:
aeg.

= 2,7 menit

3. Latihan
1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran
mesin frais (n)
2. Diketahui: Pisau frais HSS 60, akan digunakan mengefrais baja lunak
dengan Cs = 25 m/menit. Hitung: Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin
disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
4. Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari
dengan mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30
mm. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!.
5. Diketahui,
aeh.
= 30 mm
aei.
d = 12 mm
aej.
s = 0,04 pemakanan mm/put
aek.
n = 260 rpm
ael.
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?
aem.
aen.

4. Rangkuman
1. Menghitung putaran mesin Frais
aeo.
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:
aep.
aeq.

n
aer.
2.

1000Cs
.d

Menghitung

kecepatan

pemakanan/feeding=

(mm/menit)
aes.
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
aet.
Dimana, f adalah bergesernya pahat (mm) dalam satu putaran
aeu.
aev.
aew.
aex.
aey.
aez.
3. Waktu Pemesinan frais
afa.

38

DAFTAR PUSTAKA

afb.
afc.
L = + a + u
afd.
afe.
Dimana:
aff. t = jumlah mata sayat alat potong
afg.
s = pemakanan tiap mata potong
afh.
n = Rpm
afi. L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
afj. = panjang benda kerja
afk.
a = kelebihan awal
afl. u = kelebihan akhir
afm.
S = pemakanan setiap menit
afn.
4. Waktu Pemesinan Bor
afo.

tm=

L
menit
s.n

afp.
afq.
Dimana:
afr. = kedalaman lubang/tebal benda kerja
afs.
L = + 0,3 d (la)
aft. d = mata bor (mm)
afu.
n = putaran mata bor (rpm)
afv.
s = pemakanan (mm/put)
afw.
afx.
afy.
afz.
aga.
agb.
agc.

5. Evaluasi Materi Pokok 3


1.
2.

Jelaskan yang dimaksud dengan feeding!


Pisau jari HSS 10 akan digunakan untuk membuat alur memanjang pada

3.

baja lunak (Cs 25) berapa kecepatan putaran mesin?


Sebuah bahan baja lunak (Cs = 25) dengan ukuran 40 x 40 x 80 akan difrais
dengan shell end mill cutter 50, bahan tersebut dijadikan ukuran 39 x 39 x
80 (difrais 4 bidang masing-masing satu kali jalan) dengan kecepatan
pemakanan / feeding (s) =0,2 berapa lama waktu pemesinan, bila (la) = 5 dan

4.

(lu) = 30.
Diketahui,
a. = 20 mm
b. d = 20 mm
c. s = 0,04 pemakanan mm/put
d. n = 360 rpm

39

DAFTAR PUSTAKA

e. Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?


agd.
age.

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


agf.

Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi

dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan
pengulangan.
agg.
agh.
agi.
agj.
agk.
agl.
agm.
agn.
ago.
agp.
agq.
agr.
ags.

C.Materi Pokok 4
agt.
agu.

agv.
Proses Pengefraisan
agw.
1. Indikator Keberhasilan
agx.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat mampu melaksanakan

proses pengefraisan:
1) Metode pemotongan
2) System pembagian
3) Teknik pengefraisan
4) Langkah proses frais
agy.

2. Uraian dan Contoh


A. Metode Pemotongan
agz. Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan
lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode pemotongan pada
proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga, diantaranya:
aha.
1. Pemotongan searah

40

DAFTAR PUSTAKA

ahb.

Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya

benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang
baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 5.1)
ahc.
ahd.
ahe.
ahf.
ahg.
ahh.
ahi.
ahj.
ahk.
ahl.
ahm.
ahn.
aho.
ahp.
ahq.
ahr.
ahs.
aht. Gambar 5.1 Pemotongan searah
ahu.
2. Pemotongan Berlawanan Arah
ahv. Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya
benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya
dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter ( Gambar 5.2).
ahw.
ahx.
ahy.
ahz.
aia.
aib.
aic.
aid.
aie.

Gambar 5.2 Pemotongan berlawanan arah

aif.
3. Pemotongan
Netral
aig. Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi
apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
diameter cutter pada waktu pengefraisan menggunakan face mill atau ujung shell end
mill.
aih.
aii.
aij.
aik.
B. Sistem Pembagian

41

DAFTAR PUSTAKA

ail.

Di dalam mesin frais atau milling machine, selain mengerjakan pekerjaan-

pekerjaan pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengatur dsb, dapat pula


mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut.Yang dimaksud
benda kerja yang berbidang-bidang ialah benda kerja yang mempunyai beberapa
bidang atau sudut atau alur beraturan misalnya segi banyak beraturan, batang
beralur, roda gigi, roda gigi cacing, dan sebagainya.
aim. Untuk dapat mengerjakan benda-benda kerja tersebut di atas, mesin frais
dileng-kapi dengan kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini
berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidangbidang tadi dalam sekali pencekaman.
ain. Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut di atas ada lima (lima) cara,
yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Pembagian langsung (direct indexing)


Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
aio.
aip.

Dari

kelima

cara

tersebut,

merupakan

tingkatan-tingkatan

cara

pengerjaan, artinya cara yang kedua lebih sulit/rumit dari pada cara yang pertama,
cara yang ketiga adalah cara yang lebih sulit/rumit dari cara yang kedua, demikian
pula cara keempat adalah cara yang lebih dari pada cara ketiga. Cara kelima adalah
cara yang paling sulit/rumit dan digunakan apabila keempat cara yang lainnya tidak
dapat dilaksanakan.
aiq.
1. Pembagian Langsung
air.
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan
benda kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada aluralur/lubang-lubang pelat pembagi.
ais.
ait.
Kepala pembagi langsung,

pada

umumnya

dilengkapi

beberapa

pelat/piring pembagi yang beralur V atau berlubang-lubang yang dapat diganti dan
dipasang langsung pada spindel.Dibawah diperlihatkan kepala pembagi langsung
dengan alur V (Gambar 5.3).
aiu.

42

DAFTAR PUSTAKA

aiv.
aiw.
aix.
aiy.
aiz.
aja.
alur V
ajb.
ajc.
ajd.
aje.
ajf. Gambar 5.3 Kepala

pembagi langsung.

ajg.
ajh.

Pelat/piring

pembagi dengan alur V

pada umumnya memilki jumlah alur yang genap, diantaranya ada yang beralur 24 dan
60 (Gambar 5.4).
aji.
ajj.
ajk.
ajl.
ajm.
ajn.
ajo.
ajp.
ajq.
ajr.
ajs.

Gambar 5.4 Pelat/piring pembagi dengan alur V

Untuk pelat pembagi beralur 24 dapat dipergunakan untuk pembagian: 2,

3, 4, 6, 12,dan 24. Untuk mempermudah menempatkan posisi yang baru, pada


umumnya pelat pembagi mempunyai angka jumlah pembagian yang dapat dibuat.
Rumus untuk pembagian langsung adalah:
ajt.
Jumlah alur=

Jumlah alur V pada pelat pembagi


Jumlah bidang yang akan dibuat

aju.
ajv.

Sedangakan pelat pembagi dengan lubang-lubang, mempunyai satu

lingkaran lubang dan terdapat pula angka-angka yang menyatakan nomor lubang itu.
Cara kerjanya sama dengan plat pembagi beralur V, hanya saja fungsi pengunci
indeks diganti dengan pen indeks.
ajw.
ajx. Contoh:

43

DAFTAR PUSTAKA

ajy. Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan,
dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 24. Hitung
agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
ajz.
aka. Jawab:
Jumlah alur V pada pelat pembagi
Jumlah alur=
akb.
Jumlah bidang yang akan dibuat
24
Jumlah alur= =3 alur
akc.
8
akd.
ake.

Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi

(benda kerja) diputar sebanyak 3 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur
keempat bila dihitung dari tempat semula.Atau sebaiknya, pengunci indeks
ditempatkan pada angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.
akf.
2. Pembagian Sederhana
akg. Melakukan pembagian dengan kepala pembagi langsung, jumlah
pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut
putar banyak, digunakan kepala pembagi universal (Gambar 5.5).

akn.

akh.
aki.
akj.
akk.
akl.
akm.
Gambar 5.5 Kepala
ako.
akp.

pembagi universal

Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi

cacing dan ulir cacing.Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing
disebut ratio.Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang
paling banyak digunakan adalah yang rationya 1: 40. Artinya, satu putaran roda gigi
cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing.
akq. Dalam pelaksanaannya untuk membuat segi-segi nberaturan, kepala
pembagi universal dapat digunakan untuk pembagian langsung.Namun apabila
pembagian

tidak

pembagiannya

dapat

dapat

dilakukan

dilakukan

dengan

menggunakan

system
bantuan

pembagian
pelat/piring

langsung,
pembagi

(Indexsing plate)(Gambar 5.6), yang diputar dengan engkol kepala pembagi(Indexs


Crank) dan dibatasi dengan lengan/gunting penepat.
akr.
aks.

44

DAFTAR PUSTAKA

akt.
aku.
aku.
aku.
aku.
aku.
aku.
aku.
akv.
akw.
akx.
aky.
ala.

Lengan
akz.
penepat
Gambar 5.6 Pelat/piring pembagi

alb.
alc.

Fungsi dari indexing plate ini adalah untuk menempatkan pemu-

taran/pembagian benda kerja yang diinginkan. Dengan lubang-lubang yang ada pada
indeksing plate itulah dapat menempatkan pembagian benda kerja sesuai dengan
yang diinginkan. Dengan demikian, semakin banyak lingkaran lubang yang ada,
makin banyak pula kemungkinan benda kerja dapat membuat segi nberaturan lebih
banyak. Pembuatan/pembagian benda kerja yang dapat dilaksanakan dengan lubanglubang yang ada, inilah yang disebut pembagian sederhana. Sedangkan engkol
pembagi (Indexs Crank) berfungsi untuk memutar batang ulir cacing. Lengan
penempat gunanya untuk menempatkan pen indeks. Pada beberapa kepala pembagi,
ulir cacing dapat diputar lepas dari roda gigi cacing.
ald.
ale. Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 3 buah pelat
pembagi, tetapi ada juga yang hanya mempunyai 2 buah. Jumlah lubang setiap
lingkaran harus dipilih untuk pembagian yang mungkin dibuat dalam hubungannya
dengan ulir cacing pada kepala pembagi.
alf.
Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh set indexcing plate.
alg.
alh.
ali.
alj.
alk.
all.
alm.
aln.

Mesin frais Accera:


Keping I
:
15; 18; 21; 29; 37; 43
Keping II
:
16; 19; 23; 31; 39; 47
Keping III
:
17; 20; 27; 33; 41; 49
Mesin frais Brown & Sharpe:
Keping I
:
15; 16; 17; 18; 19; 20
Keping II
:
21; 23; 27; 29; 31; 33
Keping III
:
37; 39; 41; 43; 47; 49

45

DAFTAR PUSTAKA

alo.
alp.
alq.
alr.
als.
alt.

Mesin frais Hero:


Keping I
:
20; 27; 31; 37; 41; 43; 49; 53.
Keping II
:
23; 29; 33; 39; 42; 47; 51; 57.
Mesin frais Vilh Pedersen:
Keping I
:
30; 41; 43; 48; 51; 57; 69; 81; 91; 99; 117.
Keping II
:
38; 42; 47; 49; 53; 59; 77; 87; 93; 111; 119.
alu.
alv.

Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir

cacing (rationya) = 40: 1 atau i = 40: 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran
engkol pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T
pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:
Ratio 40:1 i
=
= Putaran
T
T
T
alx. Dimana:
aly. nc = putaran indeks
alz.
i= angka pemindahan (ratio)
ama.
T = pembagian benda kerja
amb.
alw.

nc=

amc. Perlu diingat bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40,
ulir cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir
cacing diputar lebih dari satu putaran.
amd. Contoh:
ame. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama (Gambar
5.7). Hitung nc , apabila i = 40: 1
amf.
amg.
amh.
ami.
amj.
amk.
aml.
amm. Gambar 5.7
amn.Jawab:
amo.
amp.

Pembagian alur jumlah 16


i 40
8
nc= = =2 Putaran
T 16
16

amq.
Jadi, engkol kepala pembagi diputar dua putaran penuh, ditambah 8 lubang pen
indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 16, untuk setiap bagian alur benda kerja.
amr.
C. Macam-macam Teknik Proses Pengefraisan
1. Pengefraisan Rata Sejajar dan Siku Arah Mendatar (Horizontal)

46

DAFTAR PUSTAKA

ams. Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yang digunakan


yaitu mesin frais horizontal. Pisau yang digunakan yaitu jenis pisau frais mantel. Berikut
ini langkah-langkah pengefraisan rata dengan posisi mendatar:
a. Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi ragum mesin,arbor,dan
satu set kollar (ringarbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter
lubang alat potong yang akan digunakan berikut kelengkapan lainnya.
b. Majukan lengan (Gambar 5.8a) dan lepaskan pendukung arbor( Gambar 5.8b).
c. Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 5.9).
d. Pasang arbor pada spindel mesin dan ikat arbor dengan memutar mur pengikat
dibelakang bodi mesin (Gambar 5.10).

amt.
amu. Gambar 5.8 Pemasangan arbor
amv.
amw.
amx.
amy.
amz.
ana.
anb.
anc.
and.

Gambar 5.9

Membersihkan bagian

tirus
ane.
anf.
ang.
anh.
ani.
anj.
ank.
anl.
anm. Gambar 5.10
ann.
e. Pasang

pisau

Mengikat arbor
(cutter)

dan

ring

arbor

(kollar) pada arbor (Gambar 5.11a), posisi pengikatan yang benar dan (Gambar

47

DAFTAR PUSTAKA

5.11b), posisi pengikatan yang salah apabila yang digunakan pisau mantel helik
kiri.

ano.
anp.

Gambar 5.11 Pemasangan cutter dan kollar (ringarbor)

anq.
f. Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh
dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 5.12).
anr.
ans.
ant.
anu.
anv.
anw.
anx.
any.
anz.
aoa.
aob.

Gambar 5.12

Pemasangan

pendukung arbor
aoc.
g. Selanjutnya

pasang ragum pada meja

mesin frais pada posisi kurang lebih ditengah-tengah meja mesin agar
mendapatkan area kerja yang maksimal.
h. Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis pekerjaannya tidak dituntut
hasil kesejajaran dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum
dapat dilakukan dengan penyiku (Gambar 5.13a). Apabila hasil kesejajarannya
dituntut dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum harus
dilakukan dengan dial indicator (Gambar 5.13b).
aod.

48

DAFTAR PUSTAKA

aoe.
aof.
aog.
aoh.
aoi.
aoj.
aok.
aol.

(a)

(b)

aom. Gambar 5.13 Pengecekan kesejajaran ragum


aon.
i. Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel pad di bawahnya
(Gambar 5.14a) .Untuk mendapatkan pemasangan benda kerja agar dapat
duduk pada paralel dengan baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat,
pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar
5.14b).
aoo.
aop.
aoq.
aor.
aos.
aot.

aov.

aou.
(a)
(b)
Gambar 5.14 Pemasangan benda kerja pada ragum
aow.

j. Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan melakukan pemakanan


dengan cara menggunakan kertas (Gambar 5.15a). Untuk jenis pekerjaan yang
tidak dituntut hasil dengan kepresisian tinggi, batas kedalaman pemakanan dapat
diberitanda dengan balok penggores ( Gambar 5.15b).
aox.
aoy.
aoz.
apa.
apb.

49

DAFTAR PUSTAKA

apc.
apd.
ape.
apf.

Gambar 5.15a

Setting nol diatas permukaan kerja

dengan kertas
apg.
aph.
api.
apj.
apk.
apl.
apm.
apn.

Gambar 5.15b
apo.

k. Atur
l.

putaran

Penandaan kedalaman pemakanan


dan

feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau

melihat table kecepatan potong mesin frais.


Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila
pisau

yang

digunakan

arah

mata

sayatnya

helik

kiri

(Gambar

5.15).

Pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.


app.
apq.
apr.
aps.
apt.
apu.
apv.
apw. Gambar 5.15 Proses
apx.
apy.
apz.

pemotongan benda kerja

aqa.
aqb.
m. Dalam

menggunakan

nonius

ketelitian

yang

terletak

pada

handel

mesin,pemutaran roda handel arahnya tidak boleh berlawanan arah dari setting
awal karena akan menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan
hasil tidak presisi.(Gambar 5.16) menunjukan pengunaan nonius ketelitian pada
handel mesin frais.

50

DAFTAR PUSTAKA

aqc.
aqd.
aqe.
aqf.
aqg.
aqh.
aqi.

Gambar

5.16 Pemutaran

handel

pemakanan

aqj.
2. Pemotongan Rata Sejajar dan Siku Arah Tegak(Vertical)
aqk.

Untuk mengefrais bidang rata dapat digunakan shell endmill cutter

(Gambar 5.171) dengan cara yang sama, tetapi menggunakan mesin frais tegak.
Namun, untuk mesin frais universal dapat juga digunakan untuk mengefrais rata pada
sisi benda kerja, yaitu stub arbor dipasang langsung pada spindel mesin.
aql.
aqm.
aqn.
aqo.
aqp.
aqq.
aqr.
aqs.
aqt.
aqu. Gambar 5.17
Proses pengefraisan bidang rata
dengan shell

endmill cutter

aqv.
aqw.
aqx.
aqy.
aqz.
ara.
3. Pengefraisan Bidang Miring
arb.

Bidang miring dapat dikerjakan dengan memiringkan benda kerja pada

ragum universal (Gambar 5.18).


arc.

51

DAFTAR PUSTAKA

ard.
are.
arf.
arg.
arh.
ari.
arj.
ark.
arl.
arm.

Gambar 5.18

permukaan miring
arn.
aro. Apabila

Pengefraisan bidang

bidang permukaannya lebih lebar, diperlukan

memasang cutter pada arbor yang panjang dengan pendukung (Gambar 5.19).
arp.
arq.

arr.Gambar 5.19 Pengefraisan bidang miring yang lebar


ars.
art.
aru.
arv.
arw.
arx.
ary.
4. Pengefraisan Alur
a. Pengefraisan Alur V Menggunakan pisau Sudut
arz.

Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibuat dengan

pisau sudut.Gambar 5.20 menunjukan hasil pengefraisan menggunakan pisau dua


sudut 45 dan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 5.21.
asa.

52

DAFTAR PUSTAKA

asb.
asc.
asd.
ase.
asf.
asg.

Gambar 5.20 Blok-V Gambar 5.21


Pengefraisan blok-V

ash.
b. Pengefraisan Alur Tembus
asi.

Banyak bagian mesin yang mempunyai bentuk/bidang beralur seperti

ditunjukan pada Gambar 5.22.


asj.
ask.
asl.
asm.
asn.
aso.
asp.
asq.
asr.
ass.
ast.

Gambar 5.22 Pembuatan alur

5. Pengefraisan Alur Pasak


asu.

Poros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibuat alur pasak.

Alur pasak tersebut pembuatannya dapat dilakukan dengan mesin frais. Gambar 5.23
menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin frais horizontal. Gambar 5.24
menunjukan pemotongan alur pasak yang stub arbornya dipasang langsung pada
lubang spindel mendatar Gambar 5.25 menunjukan pemotongan alur pasak pada
mesin frais vertical.
asv.
asw.
asx.
asy.
asz.
ata.
atb.
atc.
atd.
ate. Gambar

5.23 Pembuatan alur pasak

pada mesin
atf.

frais horizontal
atg.

53

DAFTAR PUSTAKA

ath.
ati.
atj.
atk.
atl.
atm.
atn.
ato.
atp.
atq.
atr.
ats.
atu.

att.
Gambar

5.24 Pembuatan

alur

pasak dengan

spindle
atv.

mendatar
atw.
atx.
aty.
atz.
aua.

aub.
auc.
aud.
aue.
auf.
aug.
auh.
aui.
auj.
auk.
aul.
aum. Gambar 5.25

Pengefraisan alur pasak pada mesin

frais tegak
aun.
6. Pengefraisan
auo.

Bentuk Persegi

Bentuk-bentuk persegi misalnya membuat segienam, segiempat, dan

sebagainya dapat dilakukan dengan mesin frais dengan alat bantu kepala pembagi.
Untuk membuat bentuk segi beraturan ini dapat dilakukan pada posisi mendatar
dengan menggunakan pisau endmill (Gambar 5.26). Atau dilakukan pada posisi tegak
dengan menggunakan pisau shellendmill (Gambar 5.27).
aup.

54

DAFTAR PUSTAKA

auq.
aur.
aus.
aut.
auu.
auv.
auw.
aux.
auy.
auz.
ava.
avb.

Gambar 5.26

Pengefraisan segi empat dengan endmill

cutter
avc.
avd.
ave.
avf.
avg.
avh.
avi.
avj.
avk.
avl.
avm.
avn.
avo.
avp.

Gambar 5.27

persegi empat dengan shell endmill


avq.

Pengefraisan
cutter

D. Langkah-langkah Pengoperasian Mesin frais.


avr.

Pengoperasian mesin frais pada dasarnya sama dengan pengoperasian

mesin perkakas lainnya. Mesin frais digunakan untuk membuat benda-benda kerja
dengan berbagai bentuk tertentu dengan jalan penyayatan. Dari berbagai mesin
perkakas yang ada, mesin frais adalah salah satu yang mampu digunakan untuk
membuat berbagai macam bentuk komponen.Oleh sebab itu diperlukan langkahlangkah sistematis yang perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.
avs. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1) Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan
efesien
2) Memahami karakteristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis
3)
4)
5)
6)

cutter ,
putaran mesin, feeding dan media pendingin yang akan digunakan.
Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan.
Menentukan geometri cutter yang digunakan
Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses.

55

DAFTAR PUSTAKA

7) Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh dalam proses


8) pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman pemakanan, waktu
pemotongan dll).
avt.

3. Latihan
1. Teori
a. Jelaskan pengertian dari pemotongan searah, berlawanan arah dan netral.
b. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama, Hitung
nc , apabila i = 40: 1
avu.
2. Praktek
avv.

LATIHAN MENGEFRAIS SEJAJAR, SIKU, MIRING, ALUR DAN

MENGEBOR
a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
avw.

Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar

mampu:
1)
2)
3)
4)

Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP


Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
Memasang alat potong sesuai ketentuan
Mengefrais sejajar, siku, miring, alur dan mengebor sesuai ketentuan

avx.
b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Senter bor BS 3
3) Shell endmill 40 mm
4) Bor diamter 9,5 mm
avy.
c. Bahan
avz.

5) Kikir halus 10
6) Contersing
7) Mistar sorong
8) Remer 10

Baja lunak MS 22 x 22 x 85 mm

awa.
d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
3)
4)
5)
6)

digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
Operasikan mesin sesuai SOP
Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja

dinilaikan
e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya

56

DAFTAR PUSTAKA

3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan


4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar
kuat dan sejajar dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja
pada ragum dengan possisi benda sedikit nonjol keluar dari sisi mulut
ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai
ukuran 18 mm. Serta lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar
mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam
hal ini pemasangan benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut
ragum. Selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang B1dan B2, dan
lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang 81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30 , selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya
laksanakan pengefraisan cemper 1,5x45
10)Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar,
dan selanjutnya laksanakan membuat lubang 10 h7 dengan dimulai
membuat lubang senter bor terlebih dahulu serta jangan lupa salah satu
ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang 5. dan jangan
lupa kedua ujung lubang camper
12)Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagianbagian bidang yangn tajam
13)Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14)Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15)Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16)Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman
awb.
awc.
awd.

Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan

catatan sesuai prosedur.


awe.
3. Gambar Kerja
awf.

4. Rangkuman

57

DAFTAR PUSTAKA

awg. Metode pemotongan pada proses pengefraisan ada tiga diantaranya:


pemotongan searah, berlawanan arah dan netral.
awh. Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan
benda kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada aluralur/lubang-lubang pelat pembagi.
awi. Ada lima cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Pembagian langsung (direct indexing)


Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
awj.
awk. Penggunaan pembagian sederhana, pada perbandingan antara jumlah

gigi cacing dengan ulir cacing (rationya) = 40: 1 atau i = 40: 1, berarti 40 putaran ulir
cacing atau putaran engkol pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau
benda kerja. Untuk T pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian
memerlukan:
Ratio 40:1 i
=
= Putaran
T
T
T
awm. Dimana:
awn. nc = putaran indeks
awo.
i= angka pemindahan (ratio)
awp. T = pembagian benda kerja
awl.

nc=

awq.
awr. Dalam melakukanpemotongan pada mesin frais, gunakan alat potong
sesuai dengan bentuk yang ingin dicapai.Sedangkan untuk mencapai efisiensi dan
hasil

yang

maksima,

diperlukan

langkah-langkah

sistematis

yang

perlu

dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.


aws.
awt.
awu.

5. Evaluasi Materi Pokok 4


1. Sebutkan minimal 3 cara pembagian menggunakan menggunakan kepala
pembagi?
2. Mengapa penyangga arbor harus diusahakan lebih dekat dengan kolom pada
waktu pengefraisan mendatar?
3. Apa yang terjadi apabila arah putaran tebalik dengan arah mata sayat pisau?
4. Pada waktu pengefraisan baja menggunakan pisau HSS, mengapa harus
menggunakan pendingin?

58

DAFTAR PUSTAKA

5. Mengapa pemakanan searah tidak dianjurkan pada waku pemakanan yang


relatif tebal?
awv.

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


aww. Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi
dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan
pengulangan.
awx.
awy.
awz.
axa.
axb.
axc.
axd.
axe.
axf.
axg.
axh.
axi.
axj.
axk.
axl.
axm.
axn.
axo.
axp.

D.Materi Pokok 5
axq.
axr.

axs.
Roda Gigi
axt.
1. Indikator Keberhasilan
axu.
axv.

2. Uraian dan Contoh


A. Pembuatan Roda Gigi
axw. Secara teknis proses pembuatan roda gigi dapat dilakukan dengan
dengan berbagai cara, diantaranya:
a . Proses pemotongan

59

DAFTAR PUSTAKA

axx.

Pembuatan roda gigi dengan cara ini dapat dilakukan melalui proses

pemesinan yaitu:
axy.
axz.
aya.
ayb.
ayc.

Milling (pengefraisan)
Shaping (penyekrapan)
Planing (penyerutan)
Hobbing (pergeseran)

Dari keempat cara diatas yang paling standard dan presisi adalah dengan

proses pemesinan Hobbing.


ayd.
b. Dicetak
aye.

Roda gigi dibuat dengan cara dituang/dicor, kemudian baru difinising

dengan proses pemesinan atau secara manual (sesuai kebutuhan).


ayf.
c. Diroll.
ayg.

Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam

proses kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan


dengan: digerinda, l aping a pa bila dikehendaki.
ayh. Pemilihan/penetapan
cara
pembuatan

roda

gigi

dengan

mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya:


ayi.

Jenis mesin yang tersedia


ayj.

Kompetensi operator
ayk.

Ketelitian yang dikehendaki


ayl.

Kekuatan roda gigi yang dikehendaki


aym.

Jumlah roda gigi yang dikehendaki


ayn.

Kecepatan produksi yang dikehendaki


ayo.

Cost/biaya
ayp.
B. Ukuran roda gigi
ayq.

Ada bermacam-macam sistem ukuran roda gigi yaitu, Sistem modul,

Sistem diametral pitch, dan Sistem circural pitch.


a. Sistem modul (m)
ayr.

Sistem ini digunakan untuk satuan metris dan untuk satuan modul (mm)

biasanya tidak dicantumkan. Modul adalah perbandingan antara diameter jarak antara
dengan jumlah gigi.
ays.

Jadi:

m=

D
mm
z

ayt.
b. Diameter pitch (Dp)
ayu.

Diameteral pitch (Dp) ialah perbandingan antara banyaknya gigi dengan

diameter jarak antara (dalam inchi). Jadi:

Dp= D= {z} over {Dp}

60

DAFTAR PUSTAKA

ayv.
c. Circural pitch (Cp)
ayw. Circural pitch (Cp) adalah panjang busur lingkaran jarak antara pada dua
buah gigi yang berdekatan (dalam inchi) Jadi:

. D } over {Z} inc h i


Cp=

ayx. Bila D} over {Z =m Cp = . m inc h i


ayy. Persamaan diameteral pitch dengan module:

ayz. cp . D } over {z sedang; D= {z Dp

z } Cp = {} over {Dp} . m =
Dp
aza.
z
.
Dp
cp=
azb. maka m= {1} over {Dp} atau m= {25,4} over {Dp}
azc. Catatan:
azd. Pembuatan roda gigi yang sistem besarannya tidak sama, hasilnya tidak dapat
dipasangkan.
aze.
C. Istilah-istilah pada roda gigi
a. Pitch circle (lingkaran tusuk/lingkaran jarak antara) = merupakan garis lingkaran
bayangan yang harus bertemu/ bersinggungan untuk sepasang roda gigi.
b. Pitch diameter = panjang busur lingkaran jarak antara pada dua gigi yang
berdekatan.
c. Circular pitch = panjang busur lingkaran jarak antara pada dua gigi yang
berdekatan.
d. Addendum (tinggi kepala gigi) = tinggi gigi di luar lingkaran jarak antara.
e. Dedendum (tinggi kaki gigi) = tinggi gigi di dalam lingkaran jarak antara.
f. Clearance = kelonggaran antara tinggi gigi-gigi dengan tinggi kepala gigi yang
saling menangkap.
g. Backlash = perbedaan antara lebar gigi yang saling menangkap pada lingkaran
jarak antara.
h. Sudut tekan = sudut antara garis singgung jarak antara dengan garis tekan.
i. Garis tekan = garis yang dihasilkan dari hubungan titik-titik tekan dan melalui titik
singgung lingkaran jarak antara dan roda gigi.
azf.
azg.
azh.
azi.
azj.
azk.
azl.
azm.
azn.
azo.
azp.

61

DAFTAR PUSTAKA

azq.
azr.
azs.
azt.
azu.
azv.
azw.
azx.
azy.
azz.
baa.
bab.
bac.
bad.
bae.
baf.
bag.
bah.
bai.
baj.
bak.
bal.

Gambar 6.1 Istilah pada roda gigi

bam.
D. Ukuran Roda Gigi
a. Ukuran utama roda gigi system module
ban. Tabel 6.1 Ukuran utama roda gigi system module
bap. S
IMBOL
bar. Jarak sumbu antara bas. A
roda gigi
bao. NAMA

baq. RUMUS

bat.

bau.

Circular pitch

bav.
p
jarak bay.

bbb.
a
bbe.
f

bax. Diameter
antara
bba. Diameter
puncak/kepala
bbd. Diameter alas/kaki

bbh. Tinggi
seluruhnya
bbk. Tinggi
gigi/addendum
bbn. Tinggi

gigi bbi.
kepala bbl.
a
bbo.

baw.
baz.

p. m

bbc.

z.m

D bbf.
bbg.
m
h
bbj.
h
h

+ z 2
z1

m
+ D2
D1
=
z

D+2.m
D ( 2,2

2,26 )

D aDf
= ha + hf
m

bbm. 1 . m
bbp.

1,11,25 m

62

DAFTAR PUSTAKA

kaki/dedendum
bbq. Banyak gigi

bap. S
IMBOL
f
bbr. z

bbt.

bbu.

bbx.

bao. NAMA

Modul

bbw. Tebal gigi

bca.

Sudut tekan

bcd. Perbandingan
transmisi

bcb.

bce.

baq. RUMUS
D
m
D
z

bbs.
bbv.

bby. 6
8
(automotive)

bbz. 8
12
(penggerak umum)
bcc.

20 evolvente
z1
z2

bcf.

bcg.
bch.
b. Ukuran utama roda gigi system diameteral pitch
bci. Tabel 6.2 Ukuran utama roda gigi system diameteral pitch
bcj.

NAMA

bcm. Diameter pitch


lingkaran tusuk
bcp. Addendum

diukur

bck. SI
MBO
bcl.
L
pada bcn. D
bco.
p
bcq. h
bcr.
a
bct. hf
bcu.

bcs.

Deddendum

bcv.

Whole depth

bcy.

Clearence

bdb.

Tebal gigi pada lingkaran tusuk

bdc.

bde.

Diameter lingkaran tusuk

bdh.

Diameter lingkaran luar

bdf.
D
bdi.

bcw. W
d
bcz. C
l

bdk.

Diameter lingkaran alas

bdl.
Df

bcx.
bda.
bdd.
bdg.

bdj.
bdm.

RUMUS
p.

Cp

1
p
1,25
p
2,25
p
0,25
p
1,5706
p
z
p
z +2
p
z
D=
p

bdn.
bdo.
bdp.
bdq.
bdr.
bds.
E. Pisau roda gigi (Gear cutters)

63

DAFTAR PUSTAKA

bdt.

Untuk memperjelas uraian materi sebelumnya tentangpisau roda gigi, di

bawah ini akan dibahas lagi lebih luas tentang materi pisau roda gigi. Sebagaimana
alat-alat potong pada mesin bubut, pisau roda gigi dibuat dari bahan baja carbon
(carbon steel) atau baja kecepatan potong tinggi (High Speed Steel=HSS). Bentuknya
dibuat sedemikian rupa sehingga hasil pemotongannya membentuk profil gigi, yakni
garis lengkung (evolvente).
bdu.
a. Macam pisau frais roda gigi
1) Tipe plain
bdv.

Digunakan

baik

untuk

pemotongan

pengasaran

maupun

untuk

penyelesaian (finishing) pada roda gigi dengan profil gigi kecil (modul kecil).
bdw.
bdx.
bdy.
bdz.
bea.
beb.
bec.

Gambar 6.2 Gear

plain cutter (pisau gigi tipe

plain)
bed.
2) Tipe stocking
bee.

Pada gigi pemotong mempunyai alur yang selang-seling (Gambar 6.3).

Beram (tatal) akan terbuang melalui alur-alur. Karena alurnya berselangseling, maka
pada benda kerja tidak akan pernah terjadi garis-garis. Cutter tipe ini digunakan untuk
pengefraisan pengasaran pada roda gigi dengan profil besar (modul = 2,5 12).
Untuk penyelesaian (finishing) digunakan cutter tipe plain.
bef.
beg.
beh.
bei.
bej.
bek.
bel.
bem. Gambar 6.3 Gear stocking
b. Ukuran pisau frais roda gigi
ben.

Pisau frais roda gigi

cutter (pisau gigi tipe stocking)


dibuat untuk setiap ukuran, yakni

untuk diameteral pitch maupun untuk system modul. Untuk setiap ukuran terdiri satu
set yang mempunyai 8 buah atau 15 buah. Untuk setiap nomor cutter hanya
digunakan untuk memotong roda gigi dengan jumlah roda gigi tertentu. Hal ini dibuat
mengingat bahwa roda gigi dengan jumlah gigi sedikit profil giginya akan sedikit

64

DAFTAR PUSTAKA

berbeda dengan profil gigi dari roda gigi dengan jumlah gigi banyak (lihat table 6.3).
beo.
Tabel 6.3 Pemilihan nomor pisau sistem modul

bep.
beq.
o
bet.
1
bew.
2
bez.
3
bfc.
4
bff. 05
bfi. 06
bfl. 07
bfo.
8

N ber. Nomor
pisau
0 beu. 1

bes.

Untuk memotong gigi berjumlah

bev.

1213

0 bex.

bey.

1416

0 bfa.

bfb.

1720

0 bfd.

bfe.

2125

bfg. 5
bfj. 6
bfm. 7
0 bfp. 8

bfh.
bfk.
bfn.
bfq.

2634
35134
155134
135 keatas Gigi rack

bfr.
bfs.
bft.
No
bfw.
01
bfz.
02
bgc.
03
bgf.
04
bgi.
05
bgl.
06
bgo.
07
bgr.
08
bgu.
09
bgx.
10
bha.
11
bhd.
12

Table 6.4 Satu set cutter modul dengan 15 nomor

bfu.

Nomor pisau

bfv.

Untuk memotong gigi berjumlah

bfx.

bfy.

12

bga.

1,5

bgb.

13

bgd.

bge.

14

bgg.

2,5

bgh.

1516

bgj.

bgk.

1718

bgm. 3,5

bgn.

1920

bgp.

bgq.

2122

bgs.

4,5

bgt.

2325

bgv.

bgw. 2629

bgy.

5,5

bgz.

3034

bhb.

bhc.

3541

bhe.

6,5

bhf.

4254

65

DAFTAR PUSTAKA

bhg.
13
bhj.
14
bhm.
15

bhh.

bhi.

5580

bhk.

7,5

bhl.

81134

bhn.

bho.

135 Tak terhingga Gigi rack

bhp.
bhq.
bhr.
bhs. Pisau frais yang digunakan untuk pemotongan roda gigi menurut system
diameter pitch, juga mempunyai 8 buah cutter (satu set). Misal roda gigi dengan
jumlah 12 gigi, maka cutter terdiri dari nomor 8.
bht.
bhu.
bhv.
o
bhy.
1
bib.
2
bie.
3
bih.
4
bik.
5
bin.
6
biq.
7
bit. 08

Table 6.5 Satu set cutter modul sistem diameter pitch

N bhw. Nomor
pisau
0 bhz. 1

bhx. Untuk memotong gigi berjumlah


bia.

Gigi rack

bid.

55134

0 bif. 3

big.

3554

0 bii. 4

bij. 2634

0 bil. 5

bim.

2125

bip.

1720

bis.

1416

0 bic.

0 bio.

0 bir. 7
biu.

biv.1213

biw.
c. Perawatan pisau roda gigi
bix.

Perawatan pisau roda gigi dimaksudkan untuk memperpanjang umum

secara ekonomi maupun umur secara teknologi dari pada alat potong.
biy.
Adapun cara-cara perawatannya adalah sebagai berikut:
1) Memasang cutter dengan cara-cara yang benar, yakni cukup kuat, tidak
oleng/goyang, menggunakan pasak dan sebagainya.
2) Menggunakan putaran dan feeding (pemakanan) sesuai dengan ketentuan.
3) Menggunakan pendinginan yang cukup. Untuk besi tuang tidak perlu ada
pendinginan dengan cairan.
4) Penyimpanan cutter dengan baik, diberi minyak pelumas, sisi-sisi potong jangan
sampai terjadi tabrakan/benturan.
biz.

66

DAFTAR PUSTAKA

F. Pemasangan benda kerja


bja.

Harus diingat bahwa dalam proses pemotongan roda gigi, benda kerja

telah dububut terlebih dahulu sesuai dengan ukuran-ukuran yang dikehendaki, jadi
dalam mesin frais tinggal memotong profil giginya saja. Cara pemasangan benda
kerja ini ada bermacam-macam sesuai dengan besar-kecilnya beban. Gambar 147
menunjukkan contoh pemasangan benda kerja dengan mandril.
bjb.
bjc.
bjd.
bje.
bjf.
bjg.
bjh.
bji.
bjj.
bjk.
bjl.
bjm.

Gambar 6.4 Pemasangan benda kerja dengan mandril


bjn.
G. Menyetel pisau/cutter
bjo.

Salah satu cara menyetel agar pisau/cutter benar-benar tepat diatas garis

senter benda kerja adalah dengan menggunakan siku-siku dan micrometer (Gambar
149) . Adapun langkah-langkahya adalah sebagai berikut:
a. Letakkan siku pada meja dan singgungkan pada benda kerja.
b. Ukur tebal cutter
c. Jarak antara siku dengan bagian cutter yang paling tebal adalah: D (diameter
benda kerja) tebal cutter. (Siku dapat juga disinggungkan pada mandrel)

bjp.
Gambar 6.5 Mengukur dengan siku dan micrometer kedalaman
bjr.
H. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengefrais roda Gigi
a. Meja harus benar-benar sejajar dekat dengan kolum
b. Dividing head dan tailstcok dipasang di tengah-tengah meja, dan garis senter
bjq.

harus sejajar colum


c. Pasang benda kerja (bahan) dengan mandril diantara dua senter dengan
menggunakan pembawa, periksa kelurusan dan kesikuannya.

67

DAFTAR PUSTAKA

d. Setel engkol pembagi dan masukan pen index pada lobang yang dikehendaki,
pemutaran engkol pembagi harus cermat
e. Pemasangan cutter pada arbor harus benar, cutter tidak boleh goyang (oleng),
sebab bila demikian roda gigi yang dipotong hasilnya tidak presisi.
f. Pisau harus tepat pada pertengahan benda kerja atau di atas garis senter
g. Putaran mesin (cutter) dan keceepatan potong harus sesuai dengan ketentuan.
bjs.
bjt. Catatan:
bju. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik, matikan mesin (putaran
cutter) bila akan menarik kembali benda kerja. Hal ini dilakukan agar cutter tidak
merusak permukaan gigi yang baru saja dipotong.
bjv.
I. Pengefraisan/pemotongan roda gigi
1. Pengefraisan/pemotongan roda gigi sistem modul
bjw.

Untuk memotong roda gigi lurus pada mesin frais dapat dilakukan dengan

cara berikut ini:


bjx. Pelajari gambar kerja (Gambar 6.6), misalnya diketahui sebuah roda gigi lurus
dengan z = 30 gigi, dan modulnya (m) 1,5.
bjy.
bjz.

bka.
bkb.

Gambar 6.6 Roda


bkc.
bkd.
bke.

gigi lurus

bkf.
bkg.
a) Menghitung ukuran-ukuran roda gigi:
Diameter tusuk (Dt)
= z.m
bkh.
bki.

Diameter luar (Dl)

= Dt+(2.m)
bkj.

Kedalaman gigi (h)

= 30.1,5
= 45 mm
= 45 mm

= ha+hf

68

DAFTAR PUSTAKA

bkk.
bkl.

= (1.1,5)+(1,2.1,5)
= 3,3 mm

Pisau yang digunakan adalah nomor 5


Pembagian pada kepala pembagi bila ratio perbandingan pembagiannya
40:1,
bkm.

bkn.
bko.
bkp.

Maka:
Nc=

40
z

40
10
6
=1 =1
30
30
18

Jadi: Engkol kepala pembagi diputar sebesar satu putaran penuh,

ditambah enam lubang pada indek piring pembagi berjumlah 18.


b) Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan roda
gigi lurus.
c) Pasang blank roda gigi yang sudah terpasang pada mandril diantara dua senter.
d) Setting pisau ditengah-tengah benda kerja, dan lanjutkan setting pisau diatas nol
permukaan benda kerja.
e) Atur kedalaman pemakanan sesuai perhitungan.
f) Atur pembagian mengatur piring pembagi dan lengan untuk pembagian 30 gigi,
dalam hal ini dari hasil perhitungan menggunakan piring pembagi berjumlah 18.
g) Setelah yakin benar, bahwa posisi cutter di tengah-tengah benda kerja geserkan
meja longitudinal, naikkan meja setinggi depth of cut (h). Sesuai perhitungan
didapat 3,3 mm.
h) Putarkan engkol pembagi suatu putaran penuh untuk menghilangkan backlash.
i) Hidupkan mesin, dan lakukan pemotongan gigi.
j) Lakukan pemotongan hingga selesai satu gigi, ukurlah tebal gigi dengan gear
tooth vernier bil ternyata ada kekurangan atur kembali defth of cut.
k) Kemudian lakukan kembali pemotongan hingga selesai dengan menggunakan
gerakan meja secara otomatis.
l) Sebagai ilustrasi hasil pemotongan dalam pembuatan roda gigi lurus dapat
dilihat pada (Gambar 6.7)
bkq.

69

DAFTAR PUSTAKA

bkr.
bks.
bkt.
bku.
bkv.
bkw.
bkx.
bky.
bkz.
bla.
blb.
blc.
bld.
ble.

Gambar 6.7

Pemotongan gigi lurus


blf.
2. Pengefraisan/pemotongan batang bergigi/gigi rack (Rack gear)
a) Fungsi gigi rack
blg.

Rack adalah suatu batang bergerigi, yang berguna untuk memindahkan

gerak putar menjadi gerak lurus, biasanya pada kecepatan yang lambat atau
kecepatan putaran tangan. Gerak putar dari suatu engkol, menggerakkan roda
gigi pinion, roda gigi pinion menggerakkan batang bergerigi ini terdapat, misalnya
pada mesin bor, press dan sebagainya.
b) Ukuran gigi rack
blh.

Standard ukuran gigi rack sama dengan standard ukuran roda gigi, karena

gigi rack selalu berpasangan dengan roda gigi, atau dapat dikatakan rack adalah
roda gigi dengan radius tak terhingga. Di sini jarak antara pusat dua gigi yang
berdekatan pada garis tusuk aksial = axial pitch = px. Bila tusuk pada roda gigi
pinion (pt= transvese pitch), maka: Px = pt = .m. Gambar 150 menunjukkan
ukuran-ukuran gigi rack
bli.
Contoh: Besarnya axial pitch (Px) bila gigi rack dengan modul (m) = 3
adalah: Px = pt = . m = 3,14.3= 9,42 mm

70

DAFTAR PUSTAKA

blj.
blk.
bll.
blm.
bln.
blo.

Gambar 6.8

Ukuran

gigi rack
blp.

c) Mengefrais batang bergerigi yang berukuran pendek.


blq.

Bila batang bergerigi lebih pendek daripada pergeseran meja melintang

(cross slide), maka benda kerja dapat dipasang (dijepit) dengan ragum mesin.
Untuk pembagiannya digunakan sekala pada cross slide dan apabila
menghendaki lebih teliti lagi dapat digunakan jam ukur (dial indicator).
d) Mengefrais batang bergerigi yang panjang
blr.

Bila batang bergerigi lebih panjang daripada pergeseran melintang, maka

benda kerja dipasang memanjang sepanjang meja frais dan diklem. Pisau frais
dipasang pada rack milling attachment (perlengkapan frais rack). Di sini
pembagiannya dengan menggunakan pergeseran memanjang (longitudinal
slide).

bls.
blt.
blu.
blv.
blw.
blx.

Gambar 6.9.

Ragum dan

perlengkapan

frais batang
bergigi
bly.(Rack milling attachment and vice)
blz.

e) Perlengkapan pembagi batang bergigi (Rack indexing attachment)


bma. Disamping kita menggunakan pergeseran meja mesin untuk pembagian
batang bergerigi, pada mesin frais tertentu dilengkapi alat pembagi khusus. Alat
ini terdiri dari satu set roda gigi, pelat pembagi (indexing plate) pen index dan
penyokong (pemegang). Alat ini dipasang pada ujung meja.
bmb.
bmc.
bmd.
bme.
bmf.
bmg.

71

DAFTAR PUSTAKA

bmh.
bmi.

Gambar 6.10 Perlengkapan pembagi batang bergigi


bmj.

f) Prosedur pemotongan
bmk. Untuk memotong gigi rack lurus pada mesin frais dapat dilakukan dengan cara
berikut ini:
1) Pelajari gambar kerja (Gambar 6.11), misalnya diketahui Sebuah gigi rack
lurus dengan panjang (L )= 71mm, danmodulnya (m) 1,5.

bml.
bmm. Gambar 6.11 Roda gigi lurus
bmn.
bmo. Maka ukuran-ukuran yang lain dapat direncanakan sebagai berikut, termasuk
agar supaya sisa gigi sisi kanan dan kiri sama.
Besarnya aksial pitch px
= .m
bmp.
= 3,14.1,5
bmq.
= 4,71 mm
Kedalaman gigi (h)
= ha+hf
bmr. = (1.1,5)+(1,2.1,5)
bms.
= 3,3 mm
Jumlah gigi sepanjang 71 mm adalah:
L
71
z=
=
=15,0743 gigi
bmt.
. m 3,14.1,5
bmu.
Jadi sisa gigi adalah
= 0,0743.( .m)
bmv.
= 0,35 mm
Untuk mendapatkan sisa gigi yang sama, bila tebal pisaunya adalah 4 mm
maka:

0,35+ 4
=2.175mm
2
Pisau yang digunakan adalah nomor 8.
Persiapan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan

roda gigi lurus.


Pasang blank gigi rack pada ragum yang telah terpasang sebelumnya.
Setting pisau pada sisi benda kerja, dan selanjutnya geser pisau sebesar X =

2,175 mm.
Atur kedalaman pemakanan sebesar 3,3 mm.

bmw.

X=

72

DAFTAR PUSTAKA

Setelah yakin benar bahwa posisi cutter pada posisi yang benar, lakukan

pemotongan pada gigi pertama.


Berikutnya lakukan pemotongan gigi kedua dengan menggeser meja sebesar

4,71 mm.
Ukurlah tebal gigi dengan gear tooth vernier bila ternyata ada kekurangan

atur kembali defth of cut (h).


Kemudian lakukan kembali

pemotongan

hingga

selesai

dengan

menggunakan gerakan meja secara otomatis/manual.


bmx.

3. Latihan
1. Teori
a. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama, Hitung
nc , apabila i = 40: 1
b. Diketahui sebuah roda gigi lurus dengan z= 30 gigi, dan modulnya (m) 2. Hitung
ukuran-ukuran roda gigi yang belum diletahui.
c. Diketahui sebuah gigi rack lurus dengan panjang (L )= 72 mm, dan modulnya (m)
2. Hitung ukuran-ukuran gigi rack yang belum diketahui.
bmy.
bmz.
bna.
2. Praktek
a) Latihan Mengefrais Roda Gigi
1) Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
bnb.

Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar

mampu: Mengefrais roda gigi sesuai SOP


bnc.
2) Peralatan
Mesin frais dan perlengkapanya
Mandril
Pisau Modul 2
Mistar sorong
bnd.
3) Bahan
bne.
bnf.

Baja lunak MS 65 mm

4) Keselamatan Kerja
Periksa alat-alat sebelum digunakan
Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
Operasikan mesin sesuai SOP

73

DAFTAR PUSTAKA

Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum


Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja

dinilaikan
bng.
5) Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
Pasang kepala pembagi pada meja mesin, dalam hal ini r harus benar

benar kuat dan sejajar dengan meja mesin.


Selanjutnya pasang benda kerja pada cekam kepala pembagi dengan

ditahan ujungnya dengan senter tetap


Pasang alat potong pada spindel mesin
Seting pisau pada tengah-tengah senter benda kerja
Seting kedalaman pemakanan (h)
Atur posisi piring pembagi untuk jumlah gigi Z: 30
Laksanakan pengefraisan roda gigi hingga selesai.
Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-

bagian bidang yangn tajam


Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman

bnh.
bni.
bnj.

Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan

sesuai standar prosedur operasi.


bnk.
6) Gambar Kerja

74

DAFTAR PUSTAKA

bnl.
bnm.
bnn.
bno.
bnp.
bnq.
bnr.
bns.
bnt.
bnu.
bnv.
bnw.
bnx.
bny.
bnz.
boa.
bob.

M: 2
Z: 30

7) Lembar

Penilaian

boc.
LEMBAR PENILAIAN
bod. RODA LURUS

boe.

Kode:

bog.

Mulai tgl:

boi. Wa
ktu
boo.
bon.
SUB
KOMPONEN

bot.
M bou. Y bop.
boq.
aks
ang
dica bor.
pai
box.

bpb.

bpc.
5

bpf. Sikap kerja

bpg.
5

bpj. Penggunaan alat

bpk.
5

bpn.
Keselamatan
kerja

bpo.
5

bpr. Sub Total

bps.
1
bpt.
00

bpv.

bpw.

UKURAN:

boy.

bqa.
5

bqd.

bqe.
5

luabang 20
bqh.

Panjang 16

bql. Kedalaman alur spie

bqi. 8
bqm.

Standard:

boz.
bpa.

Keterangan

-. Bobot langkah kerja: 10%


-. Bobot Hasil proses; 90%^

bpd.
bph.
bpl.
bpp.

bpx.

bpz.
Diameter Luar
gigi
Dia meter

bom.

Nilai

bow. LANGKAH
KERJA/PROSES:
Prosedur kerja

boj. Dicapai:

bqb.
bqf.
bqj.

6 bqn.

75

DAFTAR PUSTAKA
bqp.

bqq.

6 bqr.

bqt. Kedalaman gigi

bqu.
2

bqx.
Kesepusatan
gigi

bqy.
0

brb.Kesimetrisan gigi

brc. 10

brd.

brf. Cahmper 1x45

brg.4

brh.

brj. Sub total

brk. 86

brl.

brn.Kehalusan lubang
N7

bro.2

brp.

brr. Kehalusan bibang (3


bidang) N7

brs. 6

brt.

brv. Kehalusan gigi

brw.

2 brx.

brz. Penyelesaian/finising

bsa.

4 bsb.

bsd.

Sub total

bse.
4

bsh.

TOTAL

bsm.
bsn.
bso.
bsp.
bsq.

Lebar alur spie

bqv.
bqz.

bsf.

bsi. 100
bsj.

bsk.
Nilai hasil
persentase:

bsl. Nilai akhir:

INSTRUKTOR / WIDYAISWARA / GURU PEMBIMBING:

bsr.

b) Latihan Mengefrais Batang Gigi Rack


1) Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
bss.

Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar

mampu: Mengefrais batang gigi rack sesuai SOP


bst.
2) Peralatan
Mesin frais dan perlengkapanya
Pisau Modul 2
Palu
Paralel
Mistar sorong
bsu.
3) Bahan
bsv.
bsw.

Baja lunak MS 32 x 76 mm

4) Keselamatan Kerja
Periksa alat-alat sebelum digunakan
Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah
digunakan
Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum

76

DAFTAR PUSTAKA

Operasikan mesin sesuai SOP


Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja

dinilaikan
bsx.
5) Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar- benar

kuat
dan sejajar dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada

ragum.
Pasang alat potong pada spindel mesin
Seting pisau dari sisi benda kerja agar menadaptkan sisa gigi yang sama
Seting Nonius untuk mendapatkan jarak gigi yang sama (X)
Seting kedalaman pemakanan (h)
Laksanakan pengefraisan rodbatang gigi rack hingga selesai.
Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-

bagian bidang yangn tajam


Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada
petugas toolman

bsy.
bsz.
bta.

Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan

sesuaii standar prosedur operasi.


btb.
6) Gambar Kerja
btc.
btd.
bte.
btf.
btg.
bth.
bti.
btj.
btk.
btl.
btm.
btn.
bto.
btp.
btq.

M: 2
L: 72

7
2

77

DAFTAR PUSTAKA

btr.
bts.
7) Lembar Penilaian
btv. Kode:
btx. Mulai tgl:

btt. LEMBAR PENILAIAN


btu.

BATANG GIGI RACK LURUS

btz. Wak
tu

bua.

Dicapai:

bud.

Standard:

buf. Nilai
bui.M
ak
s

buj.Yan
g
dica
pai

bul.LANGKAH
KERJA/PROSES:

bum.

bun.

buq.

Prosedur kerja

bur. 25

bus.

buu.

Sikap kerja

buv.
25

buw.

buy.

Penggunaan alat

buz.
25

bva.

bvc.

Keselamatan kerja

bvd.
25

bve.

bvg.

Sub Total

bvh.
100

bvi.

bvk.

UKURAN:

bvl.

bvm.

bvo.

Panjang 72

bvp.
7

bvq.

bvs.

Tinggi 28

bvt. 7

bvu.

bvw.

Lebar

bvx.
7

bvy.

bwa.

Tinggi 14

bwb.
6

bwc.

bwe.

Lebar 12

bwf.
6

bwg.

bwi.Jarak 45

bwj.6

bwk.

bwm.

Jarak 8

bwn.
5

bwo.

bwq.

Kedalaman 7

bwr.
4

bws.

bwu.

Dia.12

bwv.
4

bww.

bwy.

Dia. 7

bwz.
4

bxa.

bxc.

Kedalaman gigi

bxd.
10

bxe.

bxg.

Kesamaan sisa gigi

bxh.
8

bxi.

bxk.

Jarak gigi

bxl. 8

bxm.

bxp.
4

bxq.

bue.

SUB KOMPONEN

bxo.
Kesimetrisan lubang
bor

bug.

Keterangan

buo.
bup.

-. Bobot langkah kerja: 10%


-. Bobot Hasil proses; 90%^

78

DAFTAR PUSTAKA
bxs.

bxt. 86

bxu.

bxw.
Kehalusan lubang bor
N7

bxx.
2

bxy.

bya.
Kehalusan bibang (8
bidang) N7

byb.
8

byc.

bye.

byf. 2

byg.

byi. Penyelesaian/finising

byj. 2

byk.

bym.

Sub total

byn.
14

byo.

byq.

TOTAL

byv.
byw.
byx.
byy.
byz.

Sub total

Kehalusan gigi

byr. 100
bys.

byt. Nilai hasil


persentase:

byu.

Nilai akhir:

INSTRUKTOR / WIDYAISWARA / GURU PEMBIMBING:

bza.

4. Rangkuman
1. Sistem Pembagian
bzb.

Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan

benda kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada aluralur/lubang-lubang pelat pembagi.
bzc. Ada lima cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Pembagian langsung (direct indexing)


Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
bzd.
bze.

Penggunaan pembagian sederhana, pada perbandingan antara jumlah

gigi cacing dengan ulir cacing (rationya) = 40: 1 atau i = 40: 1, berarti 40 putaran ulir
cacing atau putaran engkol pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau
benda kerja. Untuk T pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian
memerlukan:
bzf.
bzg.
bzh.
bzi.
bzj.

Ratio 40:1 i
=
= Putaran
T
T
T
Dimana:
nc = putaran indeks
i = angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
nc=

bzk.

79

DAFTAR PUSTAKA

bzl.

Dalam melakukan pemotongan pada mesin frais, gunakan alat potong

sesuai dengan bentuk yang ingin dicapai. Sedangkan untuk mencapai efisiensi dan
hasil

yang

maksima,

diperlukan

langkah-langkah

sistematis

yang

perlu

dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.


bzm.
2. Roda Gigi
bzn.

Secara teknis proses pembuatan roda gigi dapat dilakukan dengan

dengan berbagai cara, diantaranya:


bzo.
a . Proses pemotongan.
bzp.

Pembuatan roda gigi dengan cara ini dapat dilakukan melalui proses

pemesinan yaitu:
bzq.
bzr.
bzs.
bzt.

Milling (pengefraisan)
Shaping (penyekrapan)
Planing (penyerutan)
Hobbing (pergeseran)

bzu.

Dari keempat cara diatas yang paling standard dan presisi adalah dengan

proses pemesinan Hobbing.


bzv.
b. Dicetak.
bzw.

Roda gigi dibuat dengan cara dituang/dicor, kemudian baru difinising

dengan proses pemesinan atau secara manual (sesuai kebutuhan).


bzx.
c. Diroll.
bzy.

Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam

proses kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir (finishing) dapat dilakukan


dengan: digerinda, laping apabila dikehendaki.
bzz. Pemilihan/penetapan
cara
pembuatan

roda

gigi

dengan

mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya:


caa.
cab.
cac.
cad.
cae.
caf.
cag.
cah.
cai.
caj.
cak.

Jenis mesin yang tersedia


Kompetensi operator
Ketelitian yang dikehendaki
Kekuatan roda gigi yang dikehendaki
Jumlah roda gigi yang dikehendaki
Kecepatan produksi yang dikehendaki
Cost/biaya

80

DAFTAR PUSTAKA

cal.
cam.
can.
3. Ukuran roda gigi
cao.

Ada bermacam-macam sistem ukuran roda gigi yaitu, Sistem modul,

Sistem diameteral pitch, dan Sistem circural pitch.


a. Sistem modul (m)
cap. Sistem ini digunakan untuk satuan metris dan untuk satuan modul (mm)
biasanya tidak dicantumkan. Modul adalah perbandingan antara diameter jarak
antara dengan jumlah gigi.
D
caq. Jadi: m= mm
z
car.
b. Diameter pitch (Dp)
cas. Diameteral pitch (Dp) ialah perbandingan antara banyaknya gigi dengan
diameter jarak antara (dalam inchi).
cat. Jadi: Dp= D= {z} over {Dp}
cau.
c. Circural pitch (Cp)
cav.

Circural pitch (Cp) adalah panjang busur lingkaran jarak antara pada dua

buah gigi yang berdekatan (dalam inchi)


. D } over {Z} inc h i
caw. Jadi:
Cp=
cax.
cay.
caz.

cba.

Bila D} over {Z =m Cp = . m inc h i


Persamaan diameteral pitch dengan module:

cp . D } over {z sedang; D= {z Dp

z } Cp = {} over {Dp} . m =
Dp
z
.
Dp
cp=
maka m= {1} over {Dp} atau m= {25,4} over {Dp}

cbb.
cbc.
d. Ukuran-ukuran roda gigi sisitem modu:
Diameter tusuk (Dt) = z.m
Diameter luar (Dl) = Dt+(2.m)
Kedalaman gigi (h) = ha+hf
Pembagian pada kepala pembagi. Bila ratio perbandingan pembagiannya
40:1, Maka:

Nc=

40
z

5. Evaluasi Materi Pokok 5


1. Akan dibuat sebuah roda gigi pengganti mesin frais dengan ketentuan sebagai
berikut:

81

DAFTAR PUSTAKA

cbd.

Jumlah gigi (Z)

= 24

cbe.

Modul

= 1,5

cbf.

Tebal

= 18

cbg.

Ratio kepala pembagi (i) = 40: 1

cbh.

Lubang pirig pembagi yang tersedia: 15, 18, 22, 25

cbi.

Hitung ukuran lainnya sesuai dengan ketentuan!


cbj.

2. Akan dibuat sebuah batang rack dengan ketentuan sebagai berikut:


cbk.

Panjang batang

cbl.

Modul

=2

cbm. Tebal pisau


cbn.

= 95
=4

Hitung:

Jarak gigi (pitch)

Jumlah gigi (Z)

Tinggi gigi (H)

Setting awal (X)


cbo.

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


cbp.

Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi

dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan
pengulangan.
cbq.
cbr.
cbs.
cbt.

82

DAFTAR PUSTAKA

cbu.
cbv.

r.

q.

PENUTUP
s.

BAB

u.
v. Dari berbagai jenis mesin perkakas, mesin frais

adalah salah satu mesin yang keberadaanya sangat


diperlukan karena mesin ini dapat digunakan untuk
membuat berbagai bentuk bidang diantaranya,
bidang datar, miring/menyudut, siku, sejajar, alur lurus
atau melingkar, segi-segi beraturan atau tidak
beraturan dan lain sebagainya.

A.Kesimpula
n
t.
w.
x.

B.Implikasi

83

DAFTAR PUSTAKA

cbw.

Apabila peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin frais nilainya kurang 80%, peserta diklat harus
mendalami kembali materi bahan ajar ini.
cbx.

Indikator hasil pembelajaran peserta Diklat,adalah dapat mengembangkan

belajar secara optimal.Selanjutnya peserta diklat mampu melakukan pekerjaan


dengan mesin fraissesuai dengan standar operasi prosedur.
cby.
cbz.

C.Tindak lanjut
cca.

Peserta diklat mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

dalam melakukan pekerjaan dengan mesin frais didaerahnya masing-masing sebagai


modal dsar dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru kejuruan mata pelajaran
mesin perkakas.
ccb.
ccc.
ccd.
cce.
ccf.
ccg.
cch.
cci.
ccj.
cck.
ccl.
ccm.

ccn.
cco.
ccp.
ccq.

KUNCI JAWABAN
ccr.

84

DAFTAR PUSTAKA

ccs. Evaluasi Materi Pokok 1


1. Sebutkan cara kerja mesin frais!
2. Sebutkan arah gerak meja mesin frais!
3. Mesin frais khusus untuk membuat roda gigi adalah...
4. Mesin frais yang dapat digunakan untuk membuat roda gigi helic adalah ...
5. Untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur
menggunakan mesi frais ...
cct.
ccu. Jawab:
1. Cara kerja mesin frais yaitu: pisau frais berputar pada arbor/ stub arbor
sedangkan beda kerja dijepit pada ragum/ meja bergerak memanjang
(longitudinal), melintang (cross) atau naik.
2. Memanjang (longitudinal), melintang (cross) atau naik turun
3. Mesin frais hobbing
4. Mesin frais universal
5. Mesin frais gravier
ccv.
ccw.Evaluasi Materi Pokok 2
1. Jelaskan perbedaan antara face mill cutter dengan shell end mill cutter!
2. Pisau frais mantel tidak dapat digunakan pada mesin frais ...
3. Sebutkan 3 type pisau mantel!
4. Untuk membuat bentuk radius luar (cembung) harus menggunakan pisau frais...
5. Sebutkan dua fungsi pisau frais gergaji (slitting saw)!
ccx.
ccy. Jawab:
1. Face mill cutter hanya memiliki mata sayat pada ujungnya sedangkan shell end
mill cutter selain pada ujungnya juga body-nya (untuk penyayatan samping)
2. Mesin frais tegak
3. Type H (keras), type N (normal), type W (lunak)
4. Pisau frais concave
5. Untuk membuat alur tipis, memotong.
ccz. Evaluasi Materi Pokok 3
1. Jelaskan yang dimaksud dengan feeding!

85

DAFTAR PUSTAKA

2. Pisau jari HSS 10 akan digunakan untuk membuat alur memanjang pada baja
lunak (Cs 25) berapa kecepatan putaran mesin?
3. Sebuah bahan baja lunak (Cs = 25) dengan ukuran 40 x 40 x 80 akan difrais
dengan shell end mill cutter 50, bahan tersebut dijadikan ukuran 39 x 39 x 80
(difrais 4 bidang masing-masing satu kali jalan) dengan kecepatan pemakanan/
feeding (s) =0,2 berapa lama waktu pemesinan, bila (la) = 5 dan (lu) = 30.
4. Diketahui,
a. = 20 mm
b. d = 20 mm
c. s = 0,04 pemakanan mm/put
d. n = 360 rpm
e. Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?
cda.
cdb. Jawab:
1. Feeding ialah besar/tebal pemakanan/ penyayatan dalam satu putaran pisau atau
dalam satu putaran pisau berapa mm meja bergeser
2. n

1000 . Cs
.d

cdc.=

1000 x 25
3.14 x 10

cdd.

=796 rpm

3. Diketahui:
cde.

l = 80, la = 5, lu = 30, s = 0,2, Cs = 25

cdf.

Tm =?

cdg.

n=

1000 . Cs
.d

n =

1000 x 25
3.14 x 50

= 159

dibulatkan n = 160 rpm


cdh.

L = l + la + lu = 80 + 5 + 30 = 115 mm

cdi.

S = s x n = 0,2 x 160 = 32 mm/menit

cdj. tm =
cdk.

L mm
s mm /menit

115 mm
32 mm /menit

= 3,6 menit untuk satu bidang

jadi Tm = 4 x 3,6 = 14,4 menit

cdl.
4.

0,3 x 20+20
=1,8 menit
0,04 x 360

cdm.

86

DAFTAR PUSTAKA

cdn. Evaluasi Materi Pokok 4


1.

Sebutkan

minimal

cara

pembagian

menggunakan

menggunakan kepala pembagi?


2.

Mengapa penyangga arbor harus diusahakan lebih dekat


dengan kolom pada waktu pengefraisan mendatar?

3.

Apa yang terjadi apabila arah putaran tebalik dengan arah


mata sayat pisau?

4.

Pada waktu pengefraisan baja menggunakan pisau HSS,


mengapa harus menggunakan pendingin?

5.

Mengapa pemakanan searah tidak dianjurkan pada waku


pemakanan yang relatif tebal?

cdo.
cdp. Jawab:
1. Pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian diperensial.
2. Supaya arbor tidak lentur yang berakibat pengefraisan bergelombang, bahkan bisa
mengakibatkan arbor bengkok
3. Pisau tidak akan menyayat yang bisa mengakibatkan kerusakan pada pisau dan
benda kerja
4. Supaya tidak terjadi panas yang berlebihan pada pisau friais yang mengakibatkan
pisau cepat tumpul
5. Untuk menghidari backless dari ulir transmisi yang mengakibatkan benda kerja
bergelombang.
cdq.
cdr. Evaluasi Materi Pokok 5
1. Akan dibuat sebuah roda gigi pengganti mesin frais dengan ketentuan sebagai
berikut:
cds.

Jumlah gigi (Z) = 24

cdt.

Modul = 1,5

cdu.

Tebal = 18

cdv.

Ratio kepala pembagi (i) = 40: 1

cdw.

Lubang pirig pembagi yang tersedia: 15, 18, 22, 25

cdx.

Hitung ukuran lainnya sesuai dengan ketentuan!

cdy.
cdz.

87

DAFTAR PUSTAKA

cea.
2. Akan dibuat sebuah batang rack dengan ketentuan sebagai berikut:
ceb.

Panjang batang = 95

cec.

Modul = 2

ced.
cee.

Tebal pisau = 4
Hitung:

Jarak gigi (pitch)

Jumlah gigi (Z)

Tinggi gigi (H)

Setting awal (X)

cef.
ceg. Jawab:
1. Diameter luar (Dl)
ceh.

Dl = Dt + (2 x M)

cei.

Dt = Z x M

cej.

= 24 x 1,5

cek.

= 36

cel.

Dl = 36 + (2x1,5)

cem.

Dl = 39

cen.
ceo.

Tinggi gigi (H)

cep.

H = ha + hf

ceq.

ha = 1 x M

cer.

= 1 x 1,5

ces.

= 1,5

cet.

hf = 1,1 1,3 M dipakai 1,2 M

ceu.

=1,2 x 1,5

cev.

= 1,8

cew.

H = 1,5 + 1,8 = 3,3

cex.
cey.
cez.

Putaran kepala pembagi (Nc)


i 40
Nc= =
z 24

=1

16
24

=1

4
6

=1

12
18

88

DAFTAR PUSTAKA

cfa.

Jadi putaran kepala pebagi = 1 putaran ditambah 12 jarak lubang pada

piring pembagi berlubang 18


2. Jarak gigi (pitch) = x M
cfb.

= 3,14 x 2

cfc.

= 6,28 mm
L
Pitc h

95
6,28

cfd.

Jumlah gigi (Z) =

cfe.

Sisa gigi = 0,13 x 6,28 = 0,82 mm

= 15,13 gigi

cff.
cfg.

Tinggi gigi (H) = 2,2 x M

cfh.

= 2,2 x 2 = 4 mm

cfi.
cfj.

Setting awal (X)

cfk.

X=

sisa gigi+tebal pisau


2

0,82=4
2

= 2,41 mm

cfl.
cfm.
cfn.
cfo.
cfp.
cfq.
cfr.
cfs.
cft.
cfu.
cfv.
cfw.
cfx.
cfy.
cfz.
cga.
cgb.
cgc.
cgd.
cge.

89

DAFTAR PUSTAKA

cgf.
cgg.

cgh.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

cgi.
cgj.

LAMPIRAN 1.

cgk.
cgl.

cgm. Ulir
Metris

TABEL ULIR METRIS

cgn. Diametre
Nominal
cgo. (mm)

cgp. Diameter Dasar


Ulir
cgq. (mm)

cgr.

Ki
sar
cgs. (m
m)

cgt.

M3

cgu.

cgv.

2,29

cgw. 0,5

cgx.

M4

cgy.

cgz.

3,14

cha.

0,7

chb.

M5

chc.

chd.

4,02

che.

0,8

chf.

M6

chg.

chh.

4,77

chi.

chj.

M8

chk.

chl.

6,47

chm. 1,2
5

chn.

M10

cho.

10

chp.

8,16

chq.

1,5

chr.

M12

chs.

12

cht.

9,85

chu.

1,7
5

chv.

M16

chw. 16

chx.

13,55

chz.

M20

cia.

20

cib.

16,93

cid.

M24

cie.

24

cih.

M30

cil. M36
cip.

M42

cit. M48
cix.

M56

cjb.

M60

cif. 20,32

cii. 30

cij. 25,71

cim.

36

cin.

ciq.

42

cir. 36,48

ciu.

48

civ.41,87

ciy.56

31,09

ciz.

49,52

cjc.

60

cjd.

65,31

cjf. M64

cjg.

64

cjh.

56,61

cjj. M68

cjk.

68

cjl. 59,61

chy.
cic.

2
2,5

cig.
cik.

3
3,5

cio.
cis.

4
4,5

ciw.
cja.

5
5,5

cje.

cji. 6
cjm.

cjn.
cjo. (Drs. Daryanto Bagian-bagian Mesin Halaman 19)

cjp.

90

DAFTAR PUSTAKA

cjq.
cjr.
cjs.
cjt. LAMPIRAN 2.
cju.
cjv.TABEL KECEPATAN PEMAKANAN MESIN FRAIS.
cjw.
cjx.
cjy.
cjz.
cka.
ckb.
ckc.
ckd.
\
cke.
ckf.
ckg.
ckh.
cki.
ckj.
ckk.
ckl.
ckm.
ckn.
cko.
ckp.
ckq.
ckr.
cks.
ckt.
cku.
ckv.
ckw.
ckx.
cky.
ckz.
cla.
clb.
clc.
cld.
cle.
clf.
clg.
clh.
cli.
clj.

91

DAFTAR PUSTAKA

clk.
cll.
clm.
cln.
clo.
clp.
clq.
clr. LAMPIRAN 3.
cls.
clu.

clt.
TABEL KECEPATAN PEMAKANAN UNTUK PROSES BOR

clv.
clw.
clx.

y. Kecepatan Pemakanan
(mm/putaran)

z. Diameter Mata Bor (mm)

aa. 0,02 0,05

ab. < 3

ac. 0,05 0,1

ad. 3 6

ae. 0,1 0,2

af. 6 12

ag. 0,2 0,4

ah. 12 25

(
E
d
u
c
a
ti
o
n

Departemen Of Victoria, 1979, 132)

cly.
clz.

cma.
cmb.
cmc.
cmd.
cme.
cmf.
cmg.
cmh.
cmi.
cmj.
cmk.

92

DAFTAR PUSTAKA

cml.
cmm.
cmn.
cmo.

cmp.

DAFTAR PUSTAKA

cmq.
cmr. Rachman Abdul (1984). Penambatan Frais, Jakarta: Bratasa Karya Aksara.
cms.
cmt. Daryanto (1987).Mesin Pengerjaan Logam, Bandung: Tarsito.
cmu.
cmv. Gain Jhon, (1996). Engenering Whorkshop Practice.An International Thomson
Publishing Company. National Library of Australia
cmw.
cmx. Daryanto (1987).Mesin Pengerjaan Logam, Bandung: Tarsito.
cmy.
cmz. Sumbodo Wirawan dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industrii.Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktirat Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
cna.
cnb. Fitting and Machining Volume 2:Education Department Victoria
cnc.
cnd. http://andryanto86.wordpress.com/artikel/jenis-jenis-mesin-milling/ 12-12-12
cne.
cnf.
cng.
cnh.

93

Anda mungkin juga menyukai