Belajar Fotografi Untuk Pemula
Belajar Fotografi Untuk Pemula
15 Febuari 2014
E BOOK GRATIS
E-BOOK ini tidak diperjual belikan, Semoga bisa bermanfaat
Kami belum menghubungi penulis bersangkutan, jika E-BOOK ini dirasa merugikan
mohon segera menghubungi email : joko_bkr_sttn@yahoo.com.
Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk berbagi, itu
sangat mulia!
Pertanyaan yang mewabah di kalangan fotografer pemula adalah: Mana yang lebih bagus?
Nikon atau Canon? dan seringkali mengeluarkan produsen lain semacam Sony, Panasonic, Vivitar dan
yang lainnya dari daftar. Para fotografer pro tidak lagi memperdebatkan perbedaan teknis diantara
keduanya, dan tidak lagi menjadikannya faktor penentu untuk memilih kamera. Faktanya, semakin
berpengalaman seseorang dalam dunia fotografi, semakin yakin mereka bahwa merk kamera bukan
masalah, tapi orang di baliknya yang berperan. Tapi, tetap saja, kesetiaan pada satu merk tertentu masih
berlaku. Untuk membuatmu lebih mudah memilih diantara Nikon dengan Canon, kita lihat yang ini:
Perbedaan-Perbedaan Kecil Tapi Nyata
Sistem image processing pada Canon mampu menjaga frame rate yang cepat dan membantu
menghaluskan gambar saat proses berlangsung di dalam kamera. Ini adalah salah satu alasan
pengguna dSLR yang terbiasa dengan point-and-shoot cenderung menyukai Canon; karena
kemampuannya meminimalisasi tahap post-processing (tidak terlalu banyak editing setelah
pemotretan). Tapi, banyak juga penggunanya yang tidak begitu menyukai in-camera processing
semacam ini.
Image processing dari Nikon, sebaliknya, tidak begitu cepat dan tidak terlalu halus. Tapi
fotografer bisa mengatasi ini dengan memotret menggunakan mode RAW dan mengandalkan data yang
tersimpan untuk memperbaiki kekurangan ini. Terlebih lagi, Nikon punya auto-fokus yang lebih
efisien. Teknologi image stabilization sama-sama bagus di kedua merk.
Keunggulan lain dari Canon dibanding Nikon adalah pengaturan pre-dialnya yang mengurangi
konsumsi waktu untuk mengutak-atik setting saat pemotretan. Tapi, kebanyakan orang menganggap
tidak adanya picture playback atau tampilan foto setelah pemotretan sebagai kekurangan.
Bagaimana dengan lensanya? Konsumen lower-end lebih memilih lensa zoom dan aperture
yang konstan dari Canon, sementara fotografer pro lebih memilih lensa Nikon yang lebih lebar dan
terang. Pengguna Nikon juga menyukai fakta bahwa semua lensa buatan Nikon bisa digunakan untuk
semua jenis kamera yang mereka produksi dan sisi ergonomisnya terasa nyaman. Secara umum, Nikon
dianggap lebih nyaman digunakan. Tapi ini tentu sangat subjektif karena semua orang bisa
membiasakan diri pada apapun.
Merk Bisa Berarti Sejalan Dengan Tujuan Memotret
Pemahaman yang jelas tentang apa yang akan kita sering foto dalam waktu yang lama juga bisa
membantu kita membuat pilihan.
Berdasarkan sebuah survey, mereka yang mempelajari fotografi di sekolah atau perguruan
tinggi memilih Canon dan Nikon secara seimbang di awal tahun ajaran, tapi menjelang kelulusan
kebanyakan dari mereka menggunakan Canon. Kenapa? Karena mereka yang belajar fotografi perlu
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 2
membuat banyak jenis foto dalam situasi yang sangat bervariasi dan objek yang bergerak cepat dalam
waktu singkat (3 hingga 4 tahun). Mereka mengatakan Canon memberikan hasil foto yang bagus, dan
lensa yang lebih bisa diandalkan sementara Nikon cenderung macet shutter-nya jika digunakan untuk
tipe kerja keras seperti ini.
Tapi fotografer yang lebih matang cenderung memilih Nikon karena kualitas lensa-nya yang
premium. Mereka membutuhkannya untuk seni dan teknik yang ahli. Jadi, bisa dikatakan kalau kamu
sering berurusan dengan banyak jenis fotografi, situasi pemotretan yang sangat bermacam dengan
objek yang cepat, maka Canon adalah pilihan yang bagus. Sementara untuk kamu yang biasa memotret
dengan pengaturan yang hati-hati dan suka sensitivitas yang lebih baik di cahaya redup dengan kontrol
terbaik dari satu foto ke foto berikutnya, maka Nikon adalah pilihan untukmu.
Pengaruh Konsumerisme
Dengan semakin maraknya penggunaan dSLR di semua kalangan usia, penekanan industri pada
penjualan kamera berdasarkan fitur terbaru telah mengubah pengalaman orang dalam membeli kamera.
Sebuah riset mengatakan bahwa produsen kamera berlomba-loba membuat model kamera yang lebih
baik secara terus menerus sehingga akhirnya upgrade yang mereka lakukan kadang hanya dibuat-buat
sehingga sulit untuk menentukan mana yang lebih penting.
Sekarang fokus penjualan ada pada peningkatan megapixel dan bukannya level ISO, ukuran
sensor gambar, dan pengurangan noise. Semua faktor ini harus bekerja sama untuk bisa
menerjemahkan cahaya secara akurat hingga akhirnya menjadi sebuah foto digital. Level ISO
menentukan seberapa banyak cahaya mengenai sensor kamera yang bekerja dengan sebuah chip untuk
memindahkan cahaya menjadi pixel. Adalah panas yang dihasilkan oleh cahaya yang merusak pixel
yang berdekatan sehingga menyebabkan munculnya noise. Apa solusinya? Sensor yang lebih besar,
yang akan memberikan ruang lebih lebar antarpixel sehingga mampu menekan munculnya noise.
Sensor lebar juga memungkinkan pixel yang lebih besar yang artinya mampu menangkap cahaya
dengan lebih baik. Jadi, sebelum melihat ukuran megapixel-nya, lihat dulu ukuran sensornya karena ini
yang secara signifikan menentukan kejernihan gambar. Sekarang, pikirkan seberapa sering perusahaan
kamera mengiklankan ukuran sensor mereka? Tidak pernah. Malahan, mereka lebih sering berpromosi
tentang berapa megapixel yang dimiliki model kamera terbarunya. Angka megapixel yang lebih besar
memungkinkan ukuran gambar yang lebih besar juga tapi tidak berarti kualitasnya lebih baik.
Akhirnya, perlu dicatat bahwa Canon lebih pandai menjual dibandingkan Nikon. Canon secara
efektif menggarisbawahi fitur semacam HD Video yang semua orang, dari tingkat pemula hingga
profesional bisa pahami dan gunakan. Padahal keduanya sama bagus.
Jadi, Mana Yang Harus Dipilih?
Dengan segala perlombaan antar produsen dalam melakukan upgrade yang kurang signifikan
dan marketing yang kurang bisa diandalkan, bagaimana orang bisa memilih dSLR yang tepat?
Untuk mereka yang baru memulai karir atau baru belajar memahami dSLR, Canon mungkin bisa jadi
pilihan terbaik karena menawarkan proses pemotretan yang lebih lancar. Untuk mereka yang sudah
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 3
cukup matang di dunia fotografi, kamera dan lensa apapun bukan masalah, tapi Nikon mungkin yang
paling cocok karena kekuatan reproduksi-nya yang paling akurat.
Terakhir: Jangan terjebak upgrade kamera yang tidak akan ada habisnya, dan pahamilah bahwa Canon
dan Nikon sama-sama menawarkan kamera yang berkualitas. Kalau kamu memang mencintai fotografi,
kamu tidak akan mempermasalahkan merk.
BELAJAR FOTOGRAFI
Segitiga Emas Fotografi
Kunci dari mendapatkan foto yang ideal tergantung dari segitiga emas fotografi. Segitiga emas
fotografi adalah bukaan (aperture), kecepatan rana (shutter speed) dan ISO. Kombinasi dari ketiganya
menentukan gelap terangnya sebuah foto.
BUKAAN / APERTURE / DIAFRAGMA
Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Bila bukaan besar, akan banyak
cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Selain merupakan salah satu cara
mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan di gunakan juga untuk mengendalikan kedalaman ruang
(depth of field / dof).
Dalam prakteknya, jika Anda berada di lingkungan dimana cahaya sangat terang, maka kita bisa
menutup bukaan sehingga lebih sedikit cahaya masuk ke dalam. Jika kondisi lingkungan gelap, maka
kita bisa membuka bukaan lensa sehingga hasil akhir menjadi optimal.
Bukaan juga bisa digunakan untuk mengendalikan kedalaman ruang. Bukaan besar membuat
kedalaman ruang menjadi tipis, akibatnya latar belakang subjek menjadi kabur. Bukaan kecil membuat
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 4
kedalaman bidang menjadi besar, akibatnya semua bidang dalam foto menjadi tajam atau berada dalam
fokus.
Hal yang unik dan sering membingungkan pemula adalah nomor dalam setting bukaan adalah
terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka kecil berarti bukaan besar, sedangkan angka besar
berarti bukaan kecil. Contoh: f/1, f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.
Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang tertera dalam lensa seperti f/3.55.6 berarti makimum bukaan bervariasi antara f/3.5 sampai f/ 5.6.
SHUTTER SPEED
Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya.
Semakin lama durasinya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan
bertambah terang.
Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya berawal dari 1/4000 detik sampai
to 30 detik. Variasi shutter speed ini diatur dari badan kamera bukan dari lensa.
Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed mempengaruhi foto dalam dua hal:
1. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang bergerak.
2. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara berkesinambungan.
Dalam praktek, kita mengunakan kecepatan rana yang tinggi untuk membekukan gerakan subjek yang
bergerak, seperti pada foto liputan olahraga. Sebaliknya, kita mengunakan kecepatan rana yang rendah
untuk merekam efek gerak, seperti dalam merekam pergerakan air terjun.
ISO
ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 50, 80 atau
100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti
sensivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya.
ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan kualitas gambar karena
munculnya bintik-bintik yang dinamakan noise. Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan
detail yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan, ISO
tinggi seringkali diperlukan.
Di era kamera analog, ISO dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog, ASA tergantung dari
film yang kita pasang di dalam kamera. Namun di jaman sekarang, ISO bisa diubah sewaktu kita
menghendakinya melalui kamera.
Dengan bermain dengan tiga setting dasar kamera, Anda akan bisa membuat foto Anda menjadi
gelap, terang atau sedang. Gelap terangnya hasil akhir dalam foto tentunya tergantung selera Anda.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 5
Ketika pertama kali membeli seperangkat dSLR, di dalam kotaknya kamu akan menemukan peralatan
seperti pada foto daiatas: body kamera, lensa kit 18-55mm, lens cap / penutup lensa, dan strap / tali
kamera. Tentu kamu bisa membeli tiap bagiannya secara terpisah. Kalau sudah punya lensa, tinggal
beli body yang sesuai demikian juga sebaliknya. Bagian mirror itu akan tampak bila lensa dilepas.
Memasang lensa cukup mudah, hanya dipaskan di lens mount-nya dan diputar sampai terdengar bunyi
klik.
Bagian Atas
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 6
Di bagian atas body kamera, kamu akan menemukan beberapa tombol dan switch. Secara umum,
tampilan pada kebanyakan dSLR entry level hampir sama:
1. Pop-up / Built-in Flash, untuk membantumu mendapat pencahayaan tambahan saat memotret di
ruangan redup/gelap.
2. Hotshoe, untuk dipasangi flash tambahan / external flash.
3. Switch power, untuk menyalakan dan mematikan kamera.
4. Tombol shutter, untuk menemukan fokus bila ditekan setengah jalan saat menggunakan Auto
Fokus, dan mengcapture / merekam gambar bila ditekan sepenuhnya baik pada mode Auto
maupun Manual Fokus.
5. Tombol Exposure Value, untuk menaikkan atau menurunkan stop (kompensasi cahaya).
6. Tombol Info, untuk menampilkan atau mematikan informasi pengaturan kamera pada LCD
7. Switch mode pemotretan, untuk memilih pengaturan seperti apa yang dibutuhkan saat
memotret.
8. Switch shooting mode, untuk memilih cara kamera merekam frame / foto; apakah single (satu
frame), burst (beberapa frame secara berurutan), self timer, dan quiet shutter (senyap).
Bagian samping
Di bagian kiri kamera, kamu bisa menemukan beberapa tombol juga, serta sepasang switch pada lensa
kit.
1. Tombol flash, untuk menaikkan pop-up flash dan mengatur kompensasi cahayanya.
2. Tombol Function, untuk mengubah angka ISO.
3. Switch Auto / Manual Fokus.
4. Switch VR (Vibration Reduction), untuk mengurangi efek getaran saat kamera tidak
menggunakan tripod.
5. Tombol pelepas lensa.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 7
Bagian Belakang
Bagian belakang body kamera adalah tempat dimana kamu melakukan semuanya. Mulai dari mengatur
exposure sampai membidik lewat viewfinder. Ini adalah ruang kerja pada sebuah dSLR.
1. Viewfinder / jendela bidik. Tempat kamu bisa melihat apa yang akan kamu foto dan
mengaturnya dalam frame.
2. Tombol pengunci fokus dan pengatur metering.
3. Roda pengatur naik atau turunnya angka aperture, shutter speed, kompensasi exposure dan
flash.
4. Tombol review untuk melihat hasil foto-foto yang sudah kamu ambil.
5. Tombol menu, untuk masuk ke menu kamera dimana kamu bisa membuat folder, melakukan incamera editing, dan sebagainya.
6. Tombol zoom-out, untuk memperkecil tampilan hasil pemotretan dan melihat apa yang harus
diperbaiki bila muncul tanda ? di LCD
7. Tombol zoom-in, untuk memperbesar tampilan hasil pemotretan.
8. Tombol info, untuk memilih bagian-bagian yang ingin diatur seperti ISO, metering, flash,
exposure, dsb.
9. Switch live view, ini berbeda pada tiap model kamera, tapi fungsinya sama; untuk menampilkan
frame di LCD sehingga tidak perlu membidik lewat viewfinder.
10. Tombol record untuk merekam video.
11. Tombol navigasi, atas, bawah, samping.
12. Tombol konfirmasi untuk memilih pengaturan yang sudah disesuaikan.
13. Tombol hapus.
14. Kotak besar di tengah itu adalah LCD, tempat semua info dan hasil foto ditampilkan.
Setelah mengenal secara umum bagian keras disini, pada artikel selanjutnya, kita akan melihat
bagian lunak dari kamera, yaitu program dan sistem di dalamnya yang akan membawa kamu pada
pemahaman tentang bagaimana kualitas sebuah foto secara teknis bisa diatur.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 8
INFO PENGATURAN
Sekarang, kita akan menjelajah bagian lunak atau sistem yang beroperasi di dalamnya dan apa fungsi
dari tiap-tiap bagian yang terlihat pada LCD. Artikel ini adalah bagian kedua dari serial belajar dSLR.
Secara umum, kamu akan melihat tampilan seperti ini pada layar LCD saat kamera menyala:
Ini artinya kamu sudah siap memotret. Tulisan subject is too dark menandakan cahaya yang dideteksi
oleh kamera terlalu redup dan mungkin hasil foto akan gelap atau underexposed. Informasi diatas ada
dalam keadaan preset Auto.
1. Kualitas dan ukuran foto. Ini adalah bagian informasi yang memberitahu kamu berapa ukuran
gambar yang kamu pilih untuk fotomu. Apakah RAW, JPEG, Small, Medium, Large, dan
seterusnya. Informasi ini bermanfaat terutama bila kamu ingin kemudian mencetak foto yang
kamu ambil.
2. White Balance. Informasi tentang seberapa benar warna yang akan kamu dapatkan saat
memotret dalam kondisi cahaya yang berbeda. Misalnya saat hari sedang mendung, cerah, atau
apakah kamu memotret dibawah lampu neon atau bohlam dan sebagainya.
3. ISO, adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi angkanya, semakin
terang foto yang kamu dapat, tapi dengan konsekuensi munculnya noise.
4. Informasi Fokus. Apakah kamu menggunakan Auto atau Manual dengan pilihan Single Servo,
Continuous, dan seterusnya.
5. Informasi Area Auto Fokus. Dimana kamu bisa memilih Single-Point,, Dynamic, Auto, dan
seterusnya tergantung pada jenis objek yang kamu bidik.
6. Informasi Metering. Untuk membaca cahaya pada kondisi Matrix, Center Weighted, atau Spot
tergantung pada objek yang difoto.
7. Informasi ADL ini bisa dinyalakan atau dimatikan. Untuk memilih Active D-Lighting yang bisa
digunakan untuk menerangi atau tidak bagian belakang pada foto landscape.
8. Informasi pengaturan resolusi dan durasi film pada Movie Mode.
9. Angka 207 pada gambar diatas menerangkan berapa banyak sisa foto yang bisa disimpan ke
dalam SD card-mu.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 9
10. Exposure Compensation yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan stop atau
kompensasi cahaya. Berguna saat kamu ingin membuat foto HDR atau membutuhkan lebih
banyak cahaya saat memotret di tempat yang redup tanpa menyalakan flash.
11. Flash Compensation. Fungsinya hampir sama dengan Exp. Comp. tapi berfungsi untuk
menaikkan intensitas cahaya pop-up / built-in flash.
12. Keterangan mode Flash yang digunakan, apakah Auto, Fill-Flash, Red-Eye, Rear, dan
seterusnya.
13. Ini adalah perwakilan dari viewfinder. Titik-titik yang kamu lihat itu mewakili kemana fokus
ditujukan dan berhubungan dengan nomer 5: Area Auto Fokus. Bila kamu memilih Single
Point, maka hanya akan terlihat satu titik dalam kotak ini.
14. Lingkaran ini mewakili Aperture. Semakin besar lingkarannya, semakin lebar bukaan
aperturenya.
15. Ini adalah ukuran Shutter Speed. Bila preset mode yang dipilih adalah Auto, maka ia akan
menampilkan informasi Lo atau Hi, lambat atau cepat. Bila dipindah ke mode S atau Shutter
Priority, tampilannya akan berubah menjadi angka. Kita akan lihat lebih detil tentang ini di
artikel selanjutnya.
16. Bagian ini berhubungan dengan poin 14. Kamu akan lihat bahwa keduanya bergerak
bersamaan. Bila lingkaran mengecil, angka f/ akan membesar. Sebaliknya, bila lingkaran
membesar, angka f/ akan mengecil.
Demikian sekilas tentang bagian-bagian info yang muncul pada layar LCD. Besok kita akan lihat
bagaimana masing-masing bagian ini dipadu-padankan untuk mendapatkan exposure yang sesuai agar
foto yang diambil bisa mendapatkan cahaya yang cukup sehingga hasilnya bagus dan jelas.
Mode Manual, Aperture, Speed
Pada bagian ketiga ini, kita akan secara lebih spesifik mengenal preset mode yang bisa ditemui
di kamera dSLR tapi tidak ada pada kamera point-and-shoot atau kamera saku, yaitu mode Manual,
Aperture Priority, dan Speed Priority. Mode lainnya seperti Auto, Flash, Portrait, Landscape, Sport,
Macro, dan Night Portrait pasti sudah sangat kamu kenal saat menggunakan kamera saku. Kamu juga
bisa baca tentang semua mode ini di artikel yang lalu mengenai preset.
Inti dari penguasaan kamera dSLR adalah mengatur trio dinamis: aperture, shutter speed
(kecepatan), dan ISO agar didapatkan exposure yang sempurna untuk kemudian menghasilkan foto
yang bagus dan jelas. Pada kamera saku, kita hanya bisa menyerahkan semua pengaturan tadi pada
kamera, kecuali ISO. Pada dSLR, kita punya kontrol penuh untuk menentukan exposure yang kita mau.
Cepat, lambat, terang, gelap. Mungkin ini sedikit membingungkan dan perlu banyak latihan saat kamu
baru mulai mempelajari dSLR, tapi percayalah kemampuan teknik ini akan meningkat seiring waktu.
Dan, hanya diperlukan kebiasaan untuk bisa dikuasai.
Aperture Mode
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 10
Kita sudah sering sekali bicara tentang aperture. Yaitu bukaan diafragma yang menentukan
seberapa banyak bokeh dan atau fokus yang bisa didapat. Saat kamu memilih mode ini, akan tampil
informasi sebagai berikut pada layar LCD:
Kamu bisa merujuk pada artikel yang lalu untuk mengetahui apa fungsi dari masing-masing
bagian informasi ini. Aperture ditandai oleh huruf f. Bila berada dalam mode A (atau Av), angka f bisa
dirubah dengan memutar roda di kanan atas body kamera (lihat artikel pertama dari serial ini). Ke
kanan akan memperkecil bukaan (angka f makin besar) dan ke kiri memperbesar bukaan (angka f
mengecil). Semakin besar angka f, semakin banyak bagian dari foto yang terfokus, semakin kecil
angkanya semakin banyak bagian yang blur atau out-of-focus. Pada mode A ini, kamu punya kontrol
atas Aperture, tapi Shutter Speed ditentukan oleh kamera. Bagian lainnya seperti White Balance, ISO,
dan sebagainya bisa kamu sesuaikan. Untuk lebih jelasnya tentang aperture, kamu bisa baca lebih detil
di artikel yang ini.
Manual Mode
Ini adalah bagian dari dSLR yang diagung-agungkan beberapa orang. Mereka akan bilang
Mode auto itu untuk amatir, yang sudah jago pakai manual dong. Tapi tentu ini tidak benar karena
ada saat-saat dimana mode auto akan lebih nyaman digunakan tidak peduli sejago apa kita. Saat kamu
memilih manual, akan tampil informasi seperti dibawah ini pada layar LCD:
Kamu akan mendapat akses ke semua bagian pengaturan untuk disesuaikan dengan kebutuhan
pemotretan. Yang harus diingat: seuaikan dulu angka f melalui Aperture Priority lalu pindahkan ke
mode Manual (M), lemudian kamu bisa mengatur yang lain-lainnya. Angka f tidak akan berubah
meskipun kamu menaik-turunkan shutter speed. Jadi seluruh bagian exposure ada di tangan kamu.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 11
Mode manual ini bermanfaat saat kamu harus memotret di tempat yang cahayanya redup. Tips cepat
tentang mode manual: Karena aperture berkaitan dengan dua hal lainnya; speed dan ISO, maka kedua
bagian ini juga harus disesuaikan untuk mengimbagi naik atau turunnya angka f. Contohnya: bila
bukaan aperture besar (angka f kecil) maka speed harus dinaikkan dan ISO diturunkan agar foto tidak
overexposed atau terlalu terang.
Shutter Speed Priority
Kebalikan dari mode A, pada mode S (atau Tv) ini kamu yang menentukan angka Shutter Speed
dan kamera akan menyesuaikan bukaan Aperture-nya. Mode ini umumnya digunakan untuk mereka
yang suka memotret light painting dan membutuhkan shutter speed yang lama atau sebaliknya; untuk
yang membutuhkan speed sangat cepat untuk menghentikan gerakan. Cara pengaturannya sama dengan
Aperture: dengan menggerakkan roda di kanan atas body kamera ke kiri atau ke kanan. Ke kiri semakin
lambat, ke kanan semakin cepat.
LENSA
Ini adalah bagian terakhir dari serial Belajar dSLR Untuk Pemula. Pada tiga bagian yang lalu,
kita sudah menjelajahi bagian body kamera, informasi pada LCD, serta pengaturan pada tiap-tiap mode
preset. Sekarang, kita akan lihat apa yang menjadi bagian paling menghebohkan dari kamera dSLR,
yaitu lensa.
Salah satu alasan terbesar orang hijrah ke dSLR adalah lensanya yang bisa diganti-ganti sesuai
kebutuhan. Fotonela sudah pernah membahas beberapa hal tentang lensa dSLR ini. Artikel-artikel itu
adalah tentang:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 12
foto yang diambil menggunakan lensa zoom 70-200mm f/2.8 oleh Riesling Dream
Ada juga wide-angle lens yang bisa memberikan pandangan lebar dari kiri ke kanan seperti
lensa ukuran 17-40mm f/4.0 sehingga memberikan kesan luas dan lega. Biasanya digunakan
untuk memotret landscape.
landscape yang dipotret menggunakan wide angle lens oleh Pietro Omar
Seperti yang sudah pernah kita ulas dalam artikel tentang aperture, angka f atau f/stops akan
menentukan juga kecepatan lensa. Semakin kecil angkanya, semakin cepat. Lensa dengan angka
f/stops kecil harganya lebih mahal, ukurannya lebih panjang, dan lebih berat karena ia
menggunakan banyak kaca untuk mengatur cahaya di dalamnya. Ia bisa memotret lebih baik
dengan cahaya rendah dan menghasilkan DoF yang sempit. Lensa zoom yang cepat ada pada
ukuran f/stops terkecil 2.8, sementara zoom yang lambat ukuran f/stops terkecilnya 5.6. Lensa
fixed yang cepat angka f/stops terkecilnya 1.4 dan 2, sementara yang lambat adalah f/2.8 atau
f/4.
Kit lens, atau lensa yang biasanya datang satu paket dengan kamera, adalah lensa zoom dengan
range 18-55mm yang termasuk lensa lambat. Jika sudah cukup mengenal dasar-dasar memotret,
mungkin kamu ingin mencoba lensa fixed 50mm yang hasilnya bagus tapi harganya terjangkau.
Setelah beberapa lama, mungkin kamu akan ingin menabung untuk membeli lensa yang lebih
panjang, atau mungkin lensa wide angle sesuai keperluan memotretmu. Mungkin juga kamu
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 13
harus coba terus menerus memakai satu lensa dalam waktu yang lama sampai kamu benar-benar
memahami fungsinya dan mengenal sweet spot-nya untk menghasilkan foto terbaik.
Terlepas dari semua ukuran lensa diatas, orang di balik lensa yang lebih menentukan hasil akhir
dari foto-foto yang akan dibuat. Fotografer yang tidak bisa memotret tetap akan menghasilkan
foto yang buruk meskipun lensanya super canggih.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 14
Jangan menggunakan zoom in terlalu dekat, melebar saja. Zoom in akan mengurangi jumlah
cahaya yang masuk ke kamera.
Naikkan ISO. Tapi, tentu, ISO yang tinggi akan mengakibatkan noise pada fotomu.
Pakailah angka tengah. Ini sama dengan sweet spot pada bukaan aperture, angka terbaik untuk
mendapatkan gambar tertajam ada di bagian tengah lensa atau sekitar 35mm. Ini juga jarak yang
bagus untuk membuat portrait yang indah. Pada jarak 35mm, atau setara dengan 52 mm pada
sensor .5 atau .6, pembesaran yang dihasilkan lensa paling sedikit memberikan gangguan
gambar terutama pada garis-garis lurus.
Tidak perlu kuatir tentang membeli lensa yang lebih mahal kalau saat ini kamu sudah punya kit
lens. Manfaatkan dulu karena sekarang kamu sudah tahu bagaimana memaksimalkannya.
Ini adalah tipe lensa paling umum untuk kamera dSLR dan umumnya digunakan untuk fotofoto mid-range. Lensa medium bisa menangkap apa yang mata kita biasa lihat, sehingga
membuatnya menjadi alat yang sempurna untuk portrait. Jika kamu akan membeli lensa
medium, pilihan terbaiknya adalah ukuran 50mm dengan f/1.8
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 15
2. Lensa Wide-angle
Kalau kamu sering membaca artikel tentang kamera dSLR dan fotografi, maka kamu pasti
akrab dengan lensa wide-angle. Ini adalah lensa dSLR yang digunakan untuk memotret
pemandangan yang lebar dalam jarak yang terbatas (misalnya kalau kamu tidak bisa bergerak
mundur lebih jauh untuk mendapatkan pandangan melebar). Tapi, lensa ini juga bisa digunakan
untuk menghasilkan lebih banyak kedalaman untuk menghasilkan perspektif yang menarik.
Lensa Tokina 11-16mm dengan f/2.8 bisa menjadi pilihan terbaik untuk lensa jenis ini karena
mengklaim mampu memberikan pandangan yang sangat lebar tanpa menimbulkan efek fisheye.
3. Lensa Telephoto
Pasti keren sekali kalau kamu bisa memotret burung yang sedang bertengger di ketinggian
pohon atau memotret candid dari jarak yang aman sehingga objek tidak menyadari
kehadiranmu. Ini semua dimungkinkan oleh lensa telephoto yang secara nyaman membuat
objek yang sangat jauh jadi tampak dekat. Lensa ini juga hebat dalam hal mengkompres ruang
dan menunjukkan proporsi yang benar. Untuk pemula, disarankan Canon 85mm f/1.8 karena
bisa memberikan depth of field yang indah.
Sebelum kamu memutuskan untuk melengkapi persenjataanmu dengan lensa-lensa ini, berikut
tips untuk membeli lensa dSLR:
Pahami kebutuhanmu foto macam apa yang ingin kamu tangkap? Apakah kamu berfokus
pada landscape ataukah portrait? Kalau kamu punya ide yang jelas tentang pilihan fotografimu,
maka ini akan memudahkanmu menemukan lensa dSLR yang tepat.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 16
Disiplin dengan budget - dengan begitu banyaknya pilihan, kamu bisa dengan mudah terlena
lalu membeli benda-benda yang sebenarnya tidak kamu perlukan. Untuk memastikan kamu
hanya membeli apa yang perlu, buatlah anggaran dan berdisiplinlah dengan apa yang sudah
kamu rencanakan.
Baca beberapa review rajinlah browsing dan membaca review hands-on dari beberapa pakar
lensa dan kamera, lihat-lihatlah beberapa hasil jepretan dari lensa yang kamu cari untuk
membantu menentukan merk dan ukuran yang paling cocok denganmu.
Bandingkan harga jangan pernah berpikir bahwa kualitas sebuah lensa dSLR hanya berdasar
pada harganya. Saat kamu mencari lensa kamera yang sempurna, perhatikanlah fiturnya lalu
bandingkan harganya dengan merk lain yang memiliki fitur sama. Mungkin hal semacam ini
terdengar merepotkan, tapi hasilnya akan sangat sepadan.
Kamera dSLR pastinya adalah sebuah alat yang hebat untuk fotografer modern. Tapi, ini bukan
alasan untuk jadi korban bujuk rayu iklan. Selalu berpikir dengan jernih, pelajari dasarnya, lalu
evaluasi pilihanmu. Ini adalah cara terbaik untuk mendapatkan lensa dSLR yang terbaik
untukmu.
Ada lensa zoom (beberapa ukuran dalam satu lensa, mulai dari jarak paling dekat ke yang
paling jauh), lensa fix/prime (satu ukuran saja pada satu lensa), serta lensa-lensa dedicated atau lensa
khusus untuk keperluan tertentu seperti macro, wide angle, fisheye, tilt-shift, dan sebagainya.
Kenapa seorang fotografer membutuhkan beberapa lensa yang berbeda?
Karena kemampuan setiap lensa berbeda, dan seorang fotografer akan sampai pada saat dimana
ia membutuhkan lensa dengan karakteristik yang berbeda. Misalnya, mereka yang suka memotret
benda-benda langit akan membutuhkan lensa tele yang bisa zoom sampai mendekati objek. Mereka
yang menggemari portrait akan menyukai lensa dengan bukaan aperture maksimal yang kecil. Mereka
yang suka landscape akan memilih lensa ultra wide angle, dan seterusnya
Bagaimana caranya saya tahu lensa apa yang saya butuhkan?
Tentunya berawal dari praktek. Umumnya, lensa pertama yang digunakan pengguna pemula
dSLR adalah lensa kit ukuran 18-55mm dengan f/5.6-3.5. Seiring waktu dan penggunaannya, kamu
akan mengenali keterbatasan dari lensa ini. Misalnya, bokeh yang kurang maksimal karena bukaan
aperture yang tidak terlalu lebar. Atau sulitnya mendapatkan foto candid karena jarak tele-nya yang
hanya 55mm. Lalu seiring waktu pula kita akan mulai menemukan satu genre yang menjadi favorit
kita. Apakah itu macro, landscape, portrait, dan sebagainya. Dari sinilah kamu kemudian akan mencari
lensa yang paling cocok dengan kebutuhan, Setelah melalui riset, survey, menbaca referensi kamu pasti
bisa menemukan lensa yang paling cocok baik itu secara teknis maupun anggaran.
Kenapa ada lensa yang mahal dan ada yang murah?Banyak variabel yang menentukan harga
sebuah lensa. Mulai dari merk sampai kualitas optik. Lensa fix biasanya lebih murah daripada lensa
zoom karena rangkaian kaca di dalamnya lebih sederhana. Lensa dedicated akan jauh lebih mahal
karena membutuhkan optik khusus untuk mendapatkan efek tertentu. Merk lensa juga menentukan
harga. Ini kemudian membuat orang mencari alternatif untuk bisa memasangkan kameranya dengan
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 17
lensa dari pabrikan lain yang kualitasnya bagus tapi harganya lebih terjangkau. Atau bisa juga
digunakan converter yang fungsinya seperti filter tapi bisa menciptakan efek dengan harga jauh lebih
murah daripada lensa khusus.
Sekarang, kita akan lihat bagian-bagian umum dari sebuah lensa dSLR. Sebagai contoh, saya
pakai lensa fix 50mm:
Pada bagian tubuh lensa, atau pipa, kita bisa menemukan informasi sebuah lensa. Berapa
ukuran focal lengthnya (pada gambar diatas, 50mm), berapa bukaan aperture maksimalnya, berapa
diameternya, dan pada lensa zoom akan tertera angka-angka untuk menandai perubahan focal length
dari jauh ke dekat dan sebaliknya. Juga pada beberapa lensa ada penanda infinity (angka 8 rebah) untuk
bukaan aperture minimal yang terkecil
Switch auto fokus/manual fokus bisa digunakan sesuai kebutuhan. Auto untuk kepraktisan,
sementara manual menawarkan ketepatan. Kamu bisa baca juga artikel tentang menguasai manual
fokus dan situasi apa saja yang cocok untuk mode ini.
Jika lensa dalam keadaan MF (Manual Focus), maka ring fokus di bagian ujung bisa diputarputar untuk menemukan titik fokus yang tepat dan diinginkan. Jangan sekali-kali memutar ring ini pada
keadaan AF karena bisa merusaknya secara permanen.
JENIS-JENIS LENSA DAN KEGUNAANNYA
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 18
Seperti yang kamu mungkin sering dengar di televisi akhir-akhir ini; lensa adalah kekuatan
kamera SLR. Ada banyak sekali jenis lensa di dunia fotografi dengan kegunaan, kelebihan, dan
kekurangannya masing-masing. Untuk kamu yang mungkin belum begitu paham, berikut
daftarnya:
Fisheye: Tidak ada manfaat spesifik, kecuali memberikan efek mata ikan. Baca juga penjelasan
lebih spesifiknya di artikel yang ini.
Ultra-wide rectilinear, lebih lebar dari 19mm: Biasanya untuk memotret interior, dengan
ruang terbatas tapi dibutuhkan pandangan menyeluruh di dalam sebuah ruangan.
Ultra-wide-angle (19, 20, 21, atau 24mm): Satu dari empat atau lima lensa penting untuk
profesional, sangat berguna untuk seniman dan pemula yang sudah mengenal dasar fotografi.
Digunakan untuk landscape, interior, street photography, foto massa, dan sebagainya. Masih
jarang orang menggunakan lensa ukuran ini untuk fotografi sehari-hari.
Ultra-wide-angle zoom (lebar ujungnya 20mm atau lebih lebar): Berguna jika seorang
fotografer mau membawa sebuah lensa berat dan bukannya tiga yang lebih ringan, atau mereka
yang menyukai efek flare. Kadang berpasangan dengan lensa zoom 80-200mm sebagai dua
lensa penting profesional.
Wide angle: Sekarang lensa ukuran 24mm lebih sering digantikan oleh 20mm dan lensa 35mm
telah menjadi focal length yang dianggap normal, sehingga diantara keduanya hadirlah focal
length fixed yaitu 28mm. Berguna untuk melakukan pemotretan apapun (terutama untuk street
photography, art, photojournalism, dan portret lingkungan) dimana tampilan lebar dibutuhkan.
Shift: Untuk memotret bangunan. Memperbaiki lengkungan pada garis yang diakibatkan oleh
masalah perspektif.
Tilt shift: sama dengan lensa shift, sekarang biasanya digunakan untuk memberi efek miniatur,
juga untuk memotret landscape dengan porsi foreground yang banyak.
Zoom 28-200mm untuk segala keperluan: jarang dipakai karena range focal-nya yang terlalu
lebar sehingga tidak bisa menghasilkan foto yang kualitasnya baik.
Lensa fixed normal (35mm): Ini adalah focal length yang paling mudah digunakan untuk
memotret, tapi seringkali digantikan oleh lensa zoom. Sering digunakan untuk street
photography.
Normal/standard (50mm): Berguna untuk memotret jarak dekat. Bagus untuk belajar disiplin
bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan lensa zoom. Jika digunakan oleh mereka yang
ahli, bisa menghasilkan foto serupa wide angle juga telephoto.
Macro/micro: Untuk memotret bunga, serangga, bola mata, bulu mata, barang-barang kecil,
sarang laba-laba yang dihiasi embun, dan semacamnya. Lensa hobi yang sangat populer, karena
fotografer makro adalah salah satu tipe fotografer paling antusias yang seringnya memotret halhal menyenangkan.
Normal super cepat (f/2, f/1.2): Digunakan oleh mereka yang suka depth of field yang sangat
terbatas. Biasanya untuk membuat portrait, juga untuk mereka yang suka bokeh.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 19
Lensa fixed 135mm: Jarang digunakan atau dimiliki. Umumnya hanya menjadi lensa standard
35mm jika digunakan pada kamera rangefinder.
Zoom medium cepat: Untuk profesional, ini adalah lensa sehari-hari. Untuk pemula, jarang
digunakan. Sangat mahal, besar, dan berat tapi kualitasnya setara lensa fixed yang lebih murah.
Short tele (75, 77, 80, 85, 90, 100, atau 105mm): Untuk portrait, landscape ketat, foto wajah,
beauty dan fashion. Biasanya kit lens yang datang bersama body camera juga dalah zoom
standard seperti ini.
Lensa fixed lambat 180mm atau 200mm: Ringan dan mudah dibawa.
Telephoto zoom standard (70 atau 80 atau 180, 200, atau 210): Baik itu cepat atau lambar,
lensa ini bagus untuk kebanyakan fotografer, pro maupun pemula. Digunakan untuk segala jenis
action, aktivitas, fashion, portrait, foto wajah, reportase, olahraga, wildlife, landscape dan alam.
Bisa mencakup range telephoto yang dibutuhkan kebanyakan fotografer setidaknya sampai
mereka mulai tertarik untuk memotret burung.
300mm cepat: Untuk fashion, katalog, fashion show, olahraga, alam, pertunjukan pesawat
terbang. Lensa yang penting untuk profesional, juga untuk fotografer alam. Agak sulit
digunakan oleh pemula kecuali untuk memotret serangga.
400mm: Serangga, olahraga, dan burung. Juga untuk memotret pertandingan sepak bola dengan
fokus pada pemain secara individu.
600mm: Serangga.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 20
Pada dasarnya kebanyakan kamera bekerja dengan cara seperti ini: Saat kita memencet tombol shutter,
kamera akan merekam data mentah yang diterima sensor (baca RAW). Berdasar data ini, software di
dalam kamera akan memutuskan beberapa parameter, misalnya seberapa jauh foto perlu dipertajam,
setting white balance mana yang sesuai, berapa level eksposur yang dipakai, seberapa besar saturasi
warna-nya dan seberapa besar beda kontrasnya dll. Hasil pengolahan data oleh software di dalam
kamera
ini
selanjutnya
dikirim
ke
memory
card
dalam
bentuk
file
JPEG.
Kita bisa mengotak atik file mentah menjadi foto matang sesuai keinginan kita.
Opsi pengolahan foto menjadi jauh lebih banyak sehingga mereka yang berjiwa super kreatif
lebih terpuaskan
Informasi yang tersimpan lebih banyak (jika anda memilih JPEG, kamera akan menghilangkan
sebagian kecil data untuk memperkecil ukuran file dan mempercepat proses pengolahan)
Kualitas foto secara keseluruhan lebih baik, ini berkaitan dengan adanya kompresi jika
memakai JPEG
Memakan kapasitas hardisk dan memory card. Karena tidak ada proses kompresi, maka ukuran
file RAW jauh lebih besar dibanding JPEG (sekitar 3 sampai 4 kali lebih besar)
Memakan waktu lebih banyak. Baik selama pemotretan (mengurangi kecepatan kamera
terutama dalam mode burst) maupun selama pengolahan di komputer (karena ukuran file-nya).
Jika anda punya hardisk diatas 500GB, memory card minimal 4GB dan sedang memotret
moment (atau orang atau tempat) yang istimewa, pilihlah mode RAW
Jika anda sedang memotret hal biasa atau butuh memotret berondongan (burst), atau hanya
memiliki kapasitas hardisk dan memory card pas-pasan, pilihlah mode JPEG.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 21
Atau ambil jalan tengah jika anda punya kapasitas hardisk dan memory card yang berlebih:
pilih mode RAW + JPEG (kamera akan menyimpan 2 format sekaligus)
Catatan:
1. Format file JPEG juga mengijinkan pengolahan foto yang lumayan banyak, hanya hasil dan
cakupannya tidak seluas dan sebaik RAW.
2. Tersedia juga format TIFF, namun sebaiknya tidak perlu dipakai karena ukuran file-nya yang
segede gajah
Berpindah dari kamera saku ke kamera yang lensanya bisa diganti-ganti, bisa jadi sebuah
pengalaman yang membingungkan. Tapi kamu juga pasti tahu bahwa ini adalah perjalanan menuju
foto-foto yang lebih baik. Saat kamu belajar mengakrabi dunia dSLR dengan bermacam jenis lensanya,
sepuluh kesalahan berikut adalah yang paling sering terjadi. Sebelum kamu mengalaminya, mari baca
dan lihat bagaimana cara menghindari atau mengatasinya.
1. Foto Buram atau Goyang
Jika kamu memasang lensa dengan focal length panjang atau lensa telephoto lalu mencoba
mengkomposisi sebuah foto, kamu akan melihat bahwa menjaga objek tetap ada di titik yang sama
lebih sulit dibandingkan bila menggunakan lensa standar. Ini karena lensa dengan focal yang lebih
panjang secara efektif mendekat ke objek dan gerakan sekecil apapun dari kamera akan menyebabkan
foto menjadi buram.
Jika kamera atau lensamu punya pilihan stabilisator, nyalakanlah. Tapi, peraturan fotografi
secara umum mengatakan bahwa semakin panjang focal length sebuah lensa, semakin cepat pula
shutter speed yang dibutuhkan untuk menghindari goyangan kamera. Misalnya kamu menggunakan
lensa 100mm, maka shutter speed yang aman untuk mencegah foto yang buram adalah diatas 1/100
detik.
2. Terlalu Banyak Depth Of Field
Beberapa objek, seperti landscape, biasanya akan tampak lebih baik bila seluruh bagian fotonya
tajam. Ini bisa didapatkan dengan mengatur fokus secara hati-hati dan menggunakan aperture kecil
sekitar f/22 untuk menghasilkan depth-of-field yang lebar dan ketajaman dari ujung ke ujung. Tapi,
kadang-kadang kamu ingin memisahkan objek dari sekelilingnya seperti pada portrait dengan
mengaburkan background dan ini membutuhkan aperture besar semacam f/5.6 atau bahkan f/2.8.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 22
Jika kamu melihat bagian background kurang blur atau kurang lembut, kamu punya dua pilihan untuk
memperbaiki ini; bukalah aperture lebih lebar atau pindahkan ke focal length yang lebih panjang
karena depth of field akan semakin sempit seiring naiknya focal length.
3. Foto Yang Terdistorsi
Lensa wide angle sangat berguna jika kamu ingin memotret pemandangan yang lebar atau jika
kamu memotret di dalam ruangan yang sempit, tapi lensa ini bukan pilihan yang baik untuk portrait.
Masalahnya adalah jika objek ada dekat dengan lensa, maka ia akan tampak lebih besar di bagian
hidung sementara mata dan kepala tampak lebih kecil. Ini tentu bukan tampilan yang menyenangkan.
Untuk hasil yang lebih baik, pindahkan ke focal length yang efektif sekitar 70-100mm, lensa ukuran
85mm adalah lensa favorit untuk para fotografer portrait dengan sensor full-frame. Sementara
fotografer dengan kamera format APS-C atau cropped sensor (biasanya entry level) akan menggunakan
ujung telephoto (umumnya 55mm) pada kit lens mereka untuk portrait.
4. Garis Vertikal Yang Melengkung
Ini terjadi sebagai efek perspektif saat kamu memotret gedung. Bagian bawahnya akan tampak
lebih lebar dibanding bagian atas. Ini bisa memberikan hasil yang dramatis, terutama jika kamu masuk
ke dalam gedung lalu memotret bagian atas dengan lensa wideangle untuk menekankan perspektifnya.
Tapi, jika kamu ingin memasukkan lebih banyak lingkungan sekitar gedung ke dalam foto, maka
kemungkinannya gedung akan tampak menciut ke atas. Cara menghindari efek semacam ini adalah
dengan menjaga sensor kamera tetap paralel dengan bagian depan gedung. Caranya, kamu bisa mundur
cukup jauh untuk memungkinkan seluruh gedung masuk dalam frame dalam keadaan lurus tanpa harus
memiringkan kamera ke atas, atau kamu bisa memperbaiki ini saat post processing dengan menarik
bagian atas frame agar foto tampak proporsional.
5. Tidak Bisa Fokus Jika Terlalu Dekat
Salah satu hal yang mungkin akan kamu perhatikan saat mulai menggunakan dSLR adalah
kamu tidak bisa mengatur fokus jarak dekat semudah saat menggunakan kamera saku. Cara terbaik
untuk mendekat pada objek adalah dengan menggunakan lensa macro. Ini bukan pilihan yang murah,
tapi ada alternatif lain untuk melakukan ini. Kamu bisa baca di artikel tentang alternatif lensa macro.
6. Exposure Berubah Saat Melakukan Zoom
Kecuali kamu punya lensa zoom yang mahal dan berkualitas tinggi dengan aperture maksimal
yang konstan, kamu harus berhati-hati dengan perubahan exposure saat melakukan zoom dari satu
ujung lensa ke ujung yang lain. Kit lens biasa, misalnya, punya aperture maksimal f/3.5 pada ujung
wideangle dan f/5.6 pada ujung telephoto. Ini artinya, jika kamu memotret dengan aperture terbuka
lebar pada focal length terpendek lalu kamu zoom ke titik terjauh maka aperture-nya akan berubah.
Jika kamu menggunakan pengaturan aperture priority atau salah satu mode otomatis, maka shutter
speed yang akan berubah dengan sendirinya, sehingga brightness pada foto tidak akan berubah tapi ada
kemungkinan foto akan blur. Jika kamu memotret dengan mode exposure manual, foto akan jadi lebih
gelap saat kamu melakukan zoom ke focal length yang lebih panjang jika kamu tidak menyesuaikan
shutter speed sebagai kompensasinya.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 23
7. Flare
Flare bisa mengurangi kontras pada foto dan menciptakan titik berbentuk bintang yang sangat
terang dalam foto. Ini disebabkan oleh sinar yang masuk ke lensa pada sudut tertentu lalu kemudian
memantul di dalam optik. Ini bisa menjadi masalah jika ada sumber cahaya semacam matahari di dekat
pinggiran frame foto atau jika ada cahaya yang melewati bagian depan elemen lensa.
Untungnya, ada solusi yang sangat mudah untuk masalah flare ini gunakan lens hood. Banyak lensa
yang dijual bersamaan dengan hood-nya, tapi kalau tidak, kamu busa memebeli terpisah atau bahkan
membuat sendiri dengan menggunakan karton. Tanganmu juga bisa dijadikan lens hood, sama seperti
saat kamu melindungi mata dari matahari yang silau.
8. Kamera Tidak Seimbang Dengan Lensa Telephoto
Lensa telephoto yang panjang biasanya cukup berat dan jika kameramu dipasang di tripod,
kamu mungkin akan bekerja keras menahan lensa agar tidak jatuh. Solusinya adalah memindahkan
penahan lebih ke depan sehingga kamera dan berat lensa tersebar dengan merata dari depan ke
belakang.
Banyak lensa panjang disertai dengan pegangan untuk kepentingan keseimbangan. Keuntungan lain
dari pegangan ini adalah, kamu bisa dengan mudah memindahkan format kamera dari landscape ke
portrait dengan cepat.
9. Vignette
Banyak lensa menghasilkan foto dengan bagian tepi yang lebih gelap jika digunakan dengan
aperture yang terbuka lebar. Meskipun efek vignette ini secara teknis adalah gangguan, tapi bisa
tampak menarik dan bahkan beberapa fotografer sengaja menggunakannya untuk menarik perhatian ke
tengah frame.
Jika kamu ingin menghindari ini, kamu harus menutup aperture sedikit. Vignetting juga bisa
disebabkan oleh lens hood yang tidak pas yang belum terpasang dengan benar atau karena tumpukan
filter di bagian depan lensa.
10. Foto Yang Tampak Lembut
Jika kamu terbiasa melihat hasil pemotretan lewat komputer dalam ukuran 100%, maka kamu
akan memperhatikan bahwa titik fokus pada foto yang menggunakan aperture lebar atau bahkan sangat
tertutup tidak akan setajam foto yang diambil menggunakan bukaan aperture medium.
Jika kamu ingin mendapatkan yang terbaik dari lensamu, maka akan lebih bagus jika memotret
serangkaian foto dengan objek yang sama tapi bukaan aperture-nya berubah dari foto ke foto. Lalu
periksalah di layar komputer dan lihat pada bukaan aperture berapa yang membuat objek tampak paling
tajam. Ini disebut aperture optimal.
baru dan beda. Sekarang, anggaplah lima hal di bawah ini sebagai lima tantangan yang harus kamu
coba untuk belajar hal baru dalam memotret.
Tantangan #1 : Mendekatlah Pada Objek
Kita kadang sudah terlanjur nyaman menggunakan fitur zoom pada kamera kita, padahal
kadang-kadang harta fotografi yang sebenarnya ada sangat dekat dengan objek. Jadi ini yang harus
kamu lakukan: tinggalkan zoom pada kameramu dan bergeraklah sedekat mugkin dengan objek yag
akan kamu foto. Cobalah untuk mengisi seluruh frame dengan wajah seseorang, misalnya. Ini adalah
perspektif baru yang akan membuatmu melihat pentingnya fokus dan komposisi.
Kadang-kadang serangkaian foto perlu tema yang konsisten. Saat kamu melakukan fotografi close-up,
kamu pasti akan jatuh pada satu jenis tema. Yang paling umum adalah bunga dan serangga.
Tantangan #2 : Pelajari Fotografi Manual
Kalau kamu mau belajar dan mulai bereksperiman, kamu pasti bisa menguasai fotografi manual
dengan cepat. Kebanyakan orang belajar lewat trial-and-error. Cobalah satu pengaturan, periksa
hasilnya, lalu sesuaikan bagian mana yang perlu lebih terang atau sebagainya sampai kamu
menemukan pengaturan yang paling cocok. Ada sejumlah mode pada kamera (shutter priority, aperture
priority, dsb.) yang kamu bisa gunakan untuk mulai belajar fotografi manual. Kamu hanya perlu
membiasakan diri.
Kalau kamu punya kamera point-and-shoot yang tidak menawarkan pengaturan manual, maka
mungkin tantangan #2 ini tidak bisa kamu coba. Tapi, bukan berarti menggunakan preset dan mode
auto tidak membutuhkan keahlian. Pelajari ini dan kuasai sebaik mungkin.
Tantangan #3 : Tambahkan Lebih Banyak Warna Pada Foto-fotomu
Warna bisa jadi perbedaan besar yang membedakan foto luar biasa dari yang biasa. Fotografer
berpengalaman tahu bahwa fotografi bukanlah tentang menghasilkan ulang apa yang kamu lihat secara
langsung, tapi tentang mengambil apa yang kamu lihat langsung dan menjadikannya sesuatu yang
berseni. Untuk melakukan ini, kamu perlu membuat foto yang lebih berwarna.
Cara terbaik melakukan ini adalah dengan menggunkan mode artistik yang disediakan oleh
kameramu, jika ada, atau gunakan pengaturan white balance. Tergantung pada jenis kamera yang kamu
punya, mungkin ada mode vivid color atau extra vivid color yang bisa kamu gunakan untuk
mendapatkan hasil yang warnanya lebih tajam. Kalau kamu tidak punya mode warna seperti itu, kamu
selalu bisa menyesuaikan white balance pada kamera untuk mendapatkan lebih banyak warna pada
foto. Cara paling mudah adalah menggunakan pengaturan cloudy meskipun diluar sedang sangat
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 25
cerah. Mengapa? Karena dengan menggunakan setting ini kamu akan membuat kamera berpikir bahwa
ia perlu menambahkan lebih banyak warna pada objek yang difoto.
Sambil mengasah kemampuan teknik-mu, kamu juga bisa sambil mempelajari beberapa aplikasi
editor foto seperti Photoshop, Pixlr, GIMP, dan sebagainya untuk menambah warna saat postprocessing.
Tantangan #4 : Hindari Menempatkan Objek Di Tengah Frame
Sudah jadi kebiasaan seseorang untk menempatkan objek foto tepat di bagian tengah.
Seringkali, ini malah jadi semacam senjata makan tuan. Meskipun efektif untuk membuat mata
langsung tertuju pada objek, tapi tidak tampak indah untuk beberapa jenis foto. Kamu perlu coba
menempatkan objek di bagian lain untuk menjadikannya lebih menarik.
Tantangan #5 : Lakukan Apa Yang Kamu Tidak Akan Pernah Lakukan
Ini mungkin tantangan yang paling sulit. Kita semua pasti pernah sampai pada suatu zona
nyaman yang enggan kita tinggalkan lalu akhirnya kita tidak pernah mendorong diri sendiri untuk
melakukan sesuatu dilluar zona itu. Saya, misalnya, adalah penakut yang tidak pernah berani memotret
orang di jalanan. Tapi saya tahu saya ingin melakukannya, maka ini yang harus saya lakukan.
Kalau kamu hanya terbiasa memotret action, cobalah macro. Jika fotografi landscape adalah apa
yang mau suka, cobalah candid. Siapa tahu, kamu mungkin bisa mempelajari satu atau dua hal yang
bisa membantumu berkembang di zona nyamanmu sendiri. Cara terbaik untuk menjadi fotografer yang
lebih baik adalah keluar dari zona nyamanmu. Keahlian yang kamu pelajari di tempat lain pasti
akhirnya bisa kamu pindahkan ke ruanganmu untuk dimanfaatkan.
Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan saja
pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh kebanyakan SLR
sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu debu dari sensor. Baca
juga cara mendeteksi ada atau tidaknya kotoran di sensor kamera anda.
Tripod
Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan foto yang
tajam saat mengambil eksposur long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih tetap paling
populer, karena relatif lebih handal dan tangguh. Baca 12 alasan kenapa sebaiknya anda membeli
tripod.
Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya cukup
gampang di perpanjang (dan diperpendek), memiliki mekanisme pemasangan dan pelepasan kamera
yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel (saya sarankan jenis ball head).
Flash Eksternal
Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan sewaktu
anda menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang jauh lebih besar,
kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah pencahayaan yang jatuh ke
obyek secara lebih mudah.
Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata dan
cerah dibandingkan kalau menggunakan flash bawaan.
Filter
Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter, ada 3 jenis
yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli:
Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda, filter ini
relatif murah sehingga anda akan ikhlas menjadikannya sebagai bemper yang dipasang
didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan
bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.
Filter Polarisasi atau CPL mengubah langit sehingga terlihat lebih dalam, menghilangkan
refleksi di air (atau kaca), agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya ini adalah ibarat
kacamata hitam bagi lensa anda. Baca tentang fungsi dan cara menggunakan filter CPL disini.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 27
Filter ND (Neutral density) dan Grad-ND mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera
anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter panjang)
sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya cahaya bisa
dikurangi (baca lebih jauh tentang filter ND disini). Sementara filter ND Gradasi (Grad-ND)
berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas lebih gelap
dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan memotret
landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara langit dan
tanah.
Shutter Release
Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda adalah
shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di kamera, cukup
gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Ya, fungsinya mirip remote
control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan: kabel dan wireless.
Verikal Grip (VG)
Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur pegangan
vertikal dari sononya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu saat memotret dalam
orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan, sehingga tidak perlu khawatir
kehabisan batere saat asyik menjepret.
Dalam setiap kamera DSLR Canon, selalu dibekali 4 pilihan mode fokus, ada 3 mode autofokus dan 1
mode manual. Masing-masing mode memiliki karakteristik dan kegunaan masing-masing. Mari kita
bicarakan satu persatu:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 28
2. Mode AI Servo AF
Mode AI Servo AF dirancang untuk dipakai memotret obyek bergerak. Sistem fokus AI Servo
dirancang untuk melacak gerakan obyek foto dan mengantisipasi arah gerakannya sehingga meskipun
memotret sebuah mobil yang bergerak mendekat (atau menjauh), kita tetap bisa menghasilkan foto
mobil yang tetap tajam, titik fokus akan terus memprediksi posisi obyek meskipun kita telah
mengambil exposure.
Foto seperti dibawah ini adalah situasi yang tepat untuk memakai mode AI Servo:
3. Mode AI Focus AF
Mode AI Focus AF dibuat oleh Canon sebagai kompromi antara One Shot dengan AI Servo. Dalam
mode AI Focus, kamera diharapkan untuk bisa menentukan apakah obyek yang difoto adalah obyek
yang diam atau bergerak. Saat sistem mendeteksi obyek diam, mode akan berlaku seperti One Shot AF.
Sementara saat kamera mendeteksi bahwa obyek yang difoto adalah benda bergerak, sistem autoofokus
akan berubah menjadi seperti AI Servo dan melacak gerakan obyek. Meskipun tidak seakurat saat kita
memilih One Shot atau AI Servo, mode AI Focus ini bisa menjadi alternatif saat kita memotret dalam
kondisi yang berubah-ubah, memotret pesta pernikahan misalnya.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 29
Pemakai lensa manual seperti Carl-Zeiss Distagon 21mm pada body Canon ini mengandalkan manual
fokus.
Mode Manual Fokus biasanya diandalkan oleh para fotografer landscape, makro dan para pemakai
lensa Carl-Zeiss (dan lensa manual fokus lain) di body Canon.
SIMULATOR KAMERA: MENCOBA BERBAGAI SETTING KAMERA DAN EFEKNYA PADA FOTO
Beberapa waktu lalu belfot mendapatkan link menarik, situs yang ditaut adalah situs simulator
kamera dimana kita bisa mencoba berbagai setting kamera lalu melihat apa efeknya pada foto.
Sebelumnya menuju situs tersebut, kalau anda masih awam dengan setting manual kamera silahkan
baca kembali tentang konsep exposure dan hubungan segitiga fotografi: aperture-shutter speed-ISO.
Anda bisa mencoba secara langsung, bagaimana mengubah ISO/shutter speed/aperture berpengaruh
pada hasil fotonya.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 30
Situs ini meski dibuat oleh Canon, namun tetap berguna bagi pemilik kamera dengan jenis dan merek
apapun. Silahkan kunjungi dan mulai http://www.canonoutsideofauto.ca/
Ketiga foto diatas adalah foto yang identik, bahkan ketiganya berasal hanya dari satu foto. Saya
hanya mengubah setting white balance-nya dan hasilnya: ketiganya sangat berbeda warnanya. Foto A
tampak sangat kebiruan, foto B terlihat cukup normal dan foto C terlihat kekuning-kuningan.
Perhatikan warna cahaya lampu neon dan lampu bohlam, beda bukan? itu karena masing-masing neon
dan bohlam memiliki temperatur warna yang berbeda. Cahaya yang kekuningan (bohlam) disebut
hangat sementara cahaya yang kebiruan (neon) disebut dingin.
Alasan kenapa kamera memerlukan setting white balance adalah karena kita memotret dalam
kondisi pencahayaan yang berubah-rubah. Mata telanjang kita adalah alat yang super canggih dan
mampu beradaptasi (menyeimbangkan) terhadap perubahan warna cahaya, jadi kertas putih dimanapun
akan tampak putih bagi kita. Namun kamera tidaklah secanggih mata, karena itu kertas putih belum
tentu terlihat putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang berbeda.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 31
Jadi tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur
sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau,
atau dengan kata lain agar kamera merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahaayan
apapun.
White Balance Preset
Anda juga bisa menggunakan preset jika memang tersedia di kamera anda:
Auto kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari sononya
oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak
disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
Tungsten disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret
di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
Fluorescent disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan
pencahayaan lampu neon.
Daylight biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
Flash simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
Shade biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang
hari) atau anda berada di daerah bayangan bukan sinar matahri langsung.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 32
Memencet tombol mungkin terdengar sepele, namun bagi pemula yang baru memiliki kamera,
tentu ada hal yang perlu diketahui, karena saat anda memencet tombol shutter dengan benar maka kerja
kamera akan lebih optimal. Yang perlu anda ketahui adalah bahwa cara memencet tombol shutter
menentukan bagaimana kamera melakukan metering dan autofokus.
Arahkan kamera ke obyek yang akan anda foto kemudian pencet shutter kebawah namun
jangan pencet sampai habis, pencetlah kira-kira separuh jalan dulu tanpa jari anda lepas dari tombol.
Anda akan merasakan bahwa ada batas halus yang mengatakan oh, berhenti disini dulu ya, aku mau
mikir sebentar nih. Dengan berhenti dulu sebentar ditengah jalan, anda memberi waktu bagi
mekanisme autofokus kamera untuk maenganalisis obyek foto, mencari titik fokus dan baru kemudian
mengunci fokus.
Begitu fokus terkunci, kamera akan mengkonfirmasi bahwa dia sudah dapat fokus dan biasanya
memberi tahu kita disebelah mana titik fokus dikunci dengan tampilan kotak kecil yang bersinar terang
(baik di viewfinder DSLR maupun LCD Kamera Saku). Sepanjang titik fokus tadi sudah berada di
tempat yang sesuai keinginan anda, berarti kamera sudah melakukan autofokus dengan benar. Ditahap
ini anda juga bisa mengatur ulang komposisi, menggeser sedikit sudut pemotretan sambil kamera terus
mengunci fokus. Saat ini kamera juga akan melakukan proses metering terhadap obyek foto yang
masuk frame.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 33
Setelah mengunci fokus anda puas dengan calon foto yang tampak, kamera secara default akan
memberi tahu juga dengan suara beep. Dititik ini sekarang anda bisa memencet penuh tombol shutter
sampai mentok habis dan kamera akan mengambil foto.
Proses pencet separuh tunggu pencet habis ini cukup krusial jika anda memakai kamera autofokus,
dan secara teknis biasanya dinamai pre-focus. Jika anda nekat langsung memencet habis shutter
dikesempatan pertama tanpa ada proses berhenti di separuh jalan, ada kemungkinan kamera tidak bisa
menemukan titik fokus sesuai keinginan anda serta metering belum bisa bekerja optimal.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 34
Jenis foto seperti diatas dengan mudah dihandle oleh mode program. Kamera akan menentukan
shutter speed yang cukup cepat untuk menghindari foto blur dan kita juga tidak menuntut depth of field
yang tidak terlalu ekstrim. Saat anda tidak menyukai setting yang dipilih kamera, gunakan Program
Shift untuk mengubahnya. Atau cukup naikkan ISO agar kamera memilih aperture yang lebih kecil.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 35
TEKNIK MEMOTRET
16 TIPS MEMOTRET KELUARGA BESAR
Menjelang hari raya, seluruh anggota keluarga biasanya akan berkumpul. Lalu, orang yang
paling lihai memotret yaitu kamu pasti akan diminta jadi panitia dokumentasi. Untuk mereka yang
anggota keluarganya lebih dari 10 orang dan akan membuat foto keluarga tentu harus tahu bagaimana
caranya membuat potret yang bagus dan bisa dipajang semua orang nantinya. Memotret keluarga yang
besar tidak semudah kelihatannya, tapi juga bukan tugas yang terlalu sulit. Yuk, kita lihat 16 tips
berikut untuk membantumu besok :)
1. Bawalah tripod dan shutter release
Ini penting trutama jika kamu ingin ada dalam foto keluarga besarmu. Remote shutter release lebih
mudah digunakan daripada self timer karena kamu bisa sekaligus memotret beberapa frame tanpa harus
bolak-balik ke kamera. Tripod juga bisa membantumu mengatur ketinggian kamera dan komposisi
orang-orang di dalam frame sehingga semua mendapat porsi yang sesuai.
2. Gunakan wide angle
Ini akan membuat semua orang bisa masuk ke dalam foto tanpa harus meletakkan tripod terlalu jauh.
Gunakan ujung 18mm jika kamu memakai lensa kit zoom. Semakin dekat kamera dengan orang-orang,
semakin banyak detil yang bisa kamu dapat dari wajah mereka.
3. Pilihlah lokasi yang tepat dan gunakan properti
Jika keluarga berkumpul di rumah, kamu bisa gunakan dinding yang polos atau tidak terlalu ramai
sebagai latar belakangnya, atau jika ada halaman bisa juga dimanfaatkan dengan dominan hijau pada
tanaman sehingga tidak mengganggu fokus dari orang-orang yang menjadi objek utama. Kursi, bangku,
dan semacamnya bisa dijadikan properti atau membantu menyeimbangkan tinggi badan.
4. Memotretlah di sore hari atau dibawah tempat yang teduh
Ini untuk mencegah anggota keluargamu mengernyit karena silau. Kamu bisa menghindari bayangan
yang tajam di bawah hidung dan mata jika memotret tidak di bawah terik matahari. Cahaya sore adalah
yang terbaik karena warnanya hangat dan membuat kulit tampak indah. Kalau kamu tidak punya waktu
sampai sore, carilah tempat yang teduh tapi cahayanya merata. Jika di dalam ruangan, gunakan flash.
5. Atur aperture ke angka f/8 atau lebih tinggi
Ini akan membuat wajah semua orang ada dalam fokus.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 36
foto keluarga adalah semua orang terlihat jelas, ekspresi mereka bagus, dan semuanya melihat ke arah
kamera. Itu saja. Kamu bisa menyimpan kreativitas ini untuk kelompok yang lebih kecil atau anggotaanggota keluarga yang mau dan memang suka berpose.
16. Jangan memotret di bawah cabang-cabang pohon atau di dekat benda besar yang akan
membuat bayangan jatuh ke arah objek
Tujuannya hanya mendapatkan cahaya yang lembut dan merata.
Beberapa pose primer yang harus diingat untuk foto keluarga:
Letakkan orang yang lebih tinggi di tengah atau di belakang, yang lebih pendek di depan atau di
pinggir, jika posenya berdiri.
Jangan terlalu banyak lapisan orang agar wajah semua orang terlihat.
Minta semua orang mengangkat dagu mereka sedikit agar leher tampak lebih baik dan ramping.
Mintalah orang tua untuk menggendong anak-anak atau bayi yang tidak mau diam.
Jika bisa, memotretlah dari arah atas (high angle) dengan menggunakan tangga atau kursi untuk
membuat wajah semua orang tampak lebih jelas.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 38
di kondisi cahaya gelap. Dengan lensa berbukaan besar, seperti 35mm f/1.8 atau 50mm f/1.8, kita dapat
memasukkan banyak cahaya ke dalam kamera.
Saat menggunakan bukaan yang sangat besar, ISO tidak perlu terlalu tinggi, ISO 400-1600 biasanya
sudah cukup. Efek lain dari bukaan besar yaitu latar belakang yang tidak fokus akan terlihat blur,
sementara subjek yang difokus akan tajam. Ideal untuk portrait orang/model.
4. Continuous drive - Memotret berturut-turut dapat membantu dalam kondisi cahaya gelap.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu foto yang tajam. Cara mengaktifkan foto berturut-turut
adalah di menu drive mode.
Pilih simbol kotak-kotak berlapis, lalu saat mengambil foto. Tahanlah tombol shutter/jepret dan kamera
akan mengambil foto berturut-turut. Pilihlah foto yang terbaik dari beberapa foto yang telah dibuat.
5. Perhatikan arah cahaya yang jatuh ke subjek foto - Amati jatuhnya cahaya ke subjek. Misalnya
saat memotret orang, amati apakah cahaya yang jatuh ke wajah cukup merata? atau wajahnya tertutup
bayangan?
Jika memungkinkan, komunikasikan kepada subjek tersebut untuk menoleh ke arah cahaya.
6. Tunggu momen yang tepat - Jika subjek tidak bisa diatur, maka tunggulah saat yang tepat untuk
memotret. Saat fashion show misalnya, ada waktu 1-2 detik saat subjek berpose dan diam. Saat itu
adalah saat yang tepat untuk memotret
7. Mantapkan genggaman - Saat memotret di kondisi cahaya yang sangat gelap, biasanya shutter
speed menjadi cukup lambat. Saat tersebut, kita harus mantapkan genggaman kamera dan latihan
pernafasan yang baik.
Tahan nafas dan hembuskan nafas perlahan saat menekan tombol shutter dengan lembut. Mantapkan
posisi tubuh dan jangan sampai kamera bergetar saat kita menekan tombol shutter.
8. Efek gerakan - Kita bisa membuat efek orang yang bergerak dengan memasukkan elemen motion
blur. Caranya yaitu mengunakan shutter speed yang agak lambat kemudian sedikit panning
(menggerakkan kamera) sehingga subjek foto dan latar belakang sedikit blur. Efek gerakan ini kadang
berhasil, kadang gagal karena terlalu blur/goyang.
9. Gunakan tripod - Tripod ideal untuk pemotretan subjek yang tidak bergerak di malam hari,
contohnya seperti foto pemandangan alam, kota, langit atau di dalam ruangan. Dengan mengunakan
tripod, kita tidak kuatir shutter speed lambat menyebabkan foto blur.
Kita juga bisa mengunakan ISO terkecil (100/200) untuk mendapatkan hasil foto dengan kualitas yang
maksimal. Tripod tidak akan membantu saat memotret subjek yang bergerak misalnya foto manusia
atau satwa.
10. Gunakan flash/lampu kilat - Jika cahaya yang menyinari subjek tidak bagus (gelap, merata,
warnanya tidak cocok). Maka solusinya adalah dengan mengunakan flash. Di kamera DSLR biasanya
sudah ada lampu kilat yang terpasang (Built-in flash).
Flash ini bisa membantu menerangi subjek, tetapi biasanya hasilnya keras dan menghilangkan dimensi
subjek. Saya menyarankan mengunakan flash eksternal (speedlight). Jika memotret di dalam ruangan,
arahkan flash ke atas langit-langit sehingga dapat cahaya akan dipantulkan kembali ke subjek
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 39
dari flash tidak akan menerangi seluruh bagian sensor sehingga sebagian foto tidak akan tertangkap
oleh kamera. Shutter speed paling cepat yang bisa digunakan, disebut dengan flash sync speed, ada
diantara 1/125 1/500 detik. Satu keuntungan flash sync speed yang lebih cepat adalah kamu bisa
menggunakan fill flash di luar ruangan dengan aperture yang lebih besar untuk menghentikan gerakan
dan mendapatkan depth of field yang lebih dangkal sehingga bagus untuk portrait. Pada SLR, flash
sync speed ditentukan oleh timing dari dua tirai shutter tirai depan dan belakang, kadang disebut tirai
pertama dan kedua. Shutter akan membuka satu tirai untuk memulai exposure dan menutup tirai yang
kedua untuk mengakhirinya.
Hal ini kemudian menjelaskan kenapa ada foto yang terlalu gelap atau terlalu terang saat
pemotretan menggunakan external flash. Kamera yang bagus punya flash sync speed maksimal yang
lebih cepat sehingga memungkinkan foto terkespos dengan lebih baik. Flash standar yang bisa dipasang
di hotshoe menembakkan cahaya dengan sangat cepat. Durasi flash bisa bervariasi dari sekitar 1/1000
hingga 1/50.000 detik atau bahkan lebih cepat. Semakin sedikit cahaya yang dibutuhkan, semakin
pendek durasinya. Sync speed maksimal bervariasi dari paling lambat 1/60 detik pada (d)SLR model
entry level hingga 1/250 sampai 1/500 detik pada model yang lebih canggih.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 41
shutter berapapun, sehingga secara efektif menghilangkan batasan sync speed maksimal. Istilahnya
pada Canon adalah High Speed Sync dan Nikon menyebutnya Auto FP High-Speed Sync.
yang
berbeda-beda.
Pelajari
tuntas
fitur
kamera,
sehingga
kita
bisa
optimum
menggunakannya
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 43
memotret di bawah sinar matahari siang yang terik tidak selalu berarti membuat foto yang buruk.
Salah satu peralatan yang bisa membantumu mengatasi cahaya siang hari yang terlalu terik adalah
lensa telephoto medium (85mm-300mm). Jenis lensa ini memungkinkanmu untuk mendapatkan frame
yang ketat di sekeliling objek dan mengurangi jatuhnya bayangan yang tidak diinginkan di
sekitarnya.Saat menentukan nilai exposure, lebih baik mulailah dengan shutter speed tinggi, sekitar
1/1000 keatas, karena kamu menghadapi peraturan Sunny 16 yang mengatakan bahwa kalau kamu
memotret di hari yang terang dan mengatur shutter speed yang seimbang dengan ISO, dan angka
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 44
aperture-nya f/16, kamu akan mendapatkan exposure yang benar. Jadi, kalau kamu mengatur ISO ke
100, dan shutter speed 1/100, maka angka aperture-nya sebaiknya f/16. TAPI, karena kita akan belajar
memotret dengan matahari yang terik, untuk dapat mengekspos wajah objek dengan benar, kita akan
mengatur angka aperture setidaknya satu atau dua f-stop lebih cepat, antara f/11 atau f/8. Sebagai
tambahannya, kita akan coba menjaga background tetap bersih dan out of focus dengan lensa panjang,
jadi lebih baik gunakan aperture yang lebih lebar dan naikkan shutter speed-nya. Untuk ISO 100
mungkin membutuhkan shutter speed 1/1000 dengan f/4 atau 1/2000 dengan f/2.8 sebagai permulaan,
lalu dari situ kamu bisa menaikkan atau menurunkan shutter speed dan angka aperture yang sesuai
dengan gaya fotografimu.
kamu bisa memotret di siang hari dengan menempatkan objek di bawah bayangan seperti pada
pepohonan di taman dan semacamnya.
Kamu juga bisa memanfaatkan awan dan bayangan untuk menempatkan objek di bawahnya. Cobalah
mensejajarkan lensa kameramu dengan objek dan bidiklah daerah gelap di latar belakang. Ini akan
membantumu mendapatkan penampilan exposure yang benar untuk fotomu, meskipun sebenarnya
overexposed. Kalau kamu berencana memotret tepat dibawah sinar matahari, mungkin di pantai atau
padang rumput, manfaatkan reflektor kamu bisa gunakan selembar styrofoam putih atau selembar
piringan berlapis seng yang mudah dan murah dibuat. Arahkan reflektor ke objek untuk memantulkan
cahaya matahari dan menghilangkan bayangan pada objek yang tidak diinginkan (mungkin kantung
mata dan daerah gelap di bawah hidung pada wajah). Atau, kamu bisa gunakan pengaturan fill-flash
pada kameramu untuk menggantikan fungsi reflektor. Mana saja yang cocok dan praktis untukmu.
Sebenarnya, pencahayaan adalah selera pribadi. Kalau kamu merasa ingin memotret di bawah sinar
matahari yang terik, maka lakukanlah dengan efektif. Ini adalah hal yang mudah, kamu hanya perlu
memilih lensa yang benar, crop ketat, atur angka aperture dengan benar jika dibutuhkan, lalu gunakan
reflektor atau fill-flash.
TIPS FOTO KEMBANG API TAHUN BARU
Foto kembang api menjadi menu wajib saat terjadi pesta kembang api yang diselenggarakan
minimal setiap malam tahun baru. Bagaimana membuat foto kembang api yang menarik dan tajam?
Ikuti tips memotret kembang api dibawah ini agar foto kembang api tahun baru anda lebih oke:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 45
infinity (baca cara set fokus ke infinity disini). Satu lagi, jangan lupa saat anda mengubah zoom lensa,
set fokus yang baru)
Matikan Flash
Flash dikamera anda tidak akan berguna sama sekali saat pemotretan kembang api karena
jangkauannya yang pendek dan bahkan bisa memperburuk foto karena menerangi daerah yang tidak
perlu, karena itu matikan.
Tips Setting Eksposur
Lebih baik gunakan mode manual eksposur, dan untuk kondisi pemotretan kembang api pada
umumnya, pakai setting eksposur berikut: Kecepatan kembang api normal: Aperture F/16 - Shutter 2
detik dan ISO 100 atau Aperture: f/14 shutter 2 detik dan ISO 200; Kembang api rentetan cepat:
Aperture: f/18 Shutter 1.25 detik dan ISO 100
Tentu saja anda bisa bebas merubah setting sesuai selera jika mau, ini hanya sekedar saran. Tips: Jika
anda mengikutkan bagian bangunan, ukur eksposur dibangunan tadi lalu ubah sedikit di under. Baca
pengertian exposure disini.
Memotretlah Sebanyak banyaknya
Ya, karena anda tidak perlu membeli film, jangan batasi diri, bidik dan jepret sebanyak yang
anda mau. Makin banyak anda jepret, paling tidak makin banyak foto bagus yang bisa didapat. Jangan
malu kalau terlihat heboh sendiri, kalau hasilnya bagus malunya terbayar lunas
inilah focus bracket yang akan membantumu saat menggunakan focus manual. kamu bisa
menemukannya di viewfinder ketika membidik objek.
1. Pastikan diopter pada kameramua diatur dengan benar. Diopter adalah roda slider di
sebelah viewfinder dengan tanda -/+ untuk mengatur tampilan focus brackets dan data di
viewfinder agar tampak jelas untuk matamu kalau buram, berarti perlu diatur ulang.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 47
2. Aturlah mode fokus. Kalau kamu menggunakan lensa AF-S, pindahkan mode fokus ke Single
Area. Ini akan memungkinkanmu mengontrol focus bracket saat menggunakan lensa manual.
3. Gunakan fitur Focus Confirmation. Ini adalah titik hijau di kiri bawah viewfinder yang akan
menyala jika fokus yang didapat sudah benar. Jika titiknya berkedip berarti fokusnya sedikit
meleset.
4. Ingatlah untuk memeriksa focus bracket. Fitur Focus Confirmation yang disebutkan diatas
hanya akan mengkonfirmasikan fokus pada apapun yang ada di bawah focus bracket yang
sudah dipilih. Jadi akan sia-sia saja berusaha mendapatkan fokus ke wajah seseorang dan
berharap titik hijaunya terus menyala kalau focus bracketnya mengarah ke sesuatu di belakang
objek. Jika kamera diatur ke fokus Single Area atau Dynamic Area, kamu bisa menggunakan
tombol arah untuk memilih bracket yang kamu gunakan. Dimanakah titik fokus? Ini adalah titik
merah yang berkedip di area focus bracket ketika kamu menekan tombol shutter setengah jalan.
Kamu juga bisa memeriksanya di bagian kiri bawah LCD.
5. Gunakan teknik. Semakin stabil tanganmu, semakin mudah mendapatkan fokus yang benar.
Atur gerakanmu jika kamu bergoyang menjauhi atau mendekati objek, maka fokus akan terus
meleset.
6. Gunakan zoom in untuk memeriksa ketajaman. Setelah mengatur exposure, gunakan live
view untuk zoom in dan melihat apakah fokus sudah benar-benar tajam lalu aturlah fokus dari
situ.
7. Memotretlah dengan aperture tinggi. Kebanyakan lensa akan memberikan gambar tertajam
pada f/5.6 sampai f/11 (lebih tinggi dari itu bisa menyebabkan blur akibat difraksi).
8. Coba gunakan tripod. Untuk latihan manual fokus, kamu bisa menggunakan tripod sebagai
alat bantu. Ini bisa memudahkanmu untuk melupakan dulu hal lain seperti bagaimana
memegang kamera yang benar dan cukup berkonsentrasi mendapatkan fokus dan komposisi
yang benar. Tripod juga akan memastikan kamu mendapat gambar yang tajam karena tidak
akan ada goyangan kamera.
9. Gunakan lensa manual fokus yang benar. Cara terbaik mempelajari fokus manual adalah
tentu dengan menggunakan lensa yang seluruhnya manual. Lensa semacam ini punya ring fokus
yang lebih halus untuk mendapatkan ketajaman tinggi. Kamu mungkin mengenalnya dengan
istilah lensa fixed atau prime.
10. Berlatih, berlatih, berlatih. Seperti juga tentang semua hal yang membutuhkan keahlian,
kamu perlu banyak berlatih untuk menjadi terbiasa. Begitu juga dengan menggunakan fokus
manual.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 48
kamera mampu menghentikan gerakan dan memberi kita kesempatan untuk mempelajari apa yang
terjadi dalam sepersekian detik itu.
untuk foto ini, saya menggunakan shutter speed 1/640, tanpa flash di luar ruangan
Ada tiga elemen dalam setiap kamera yang mempengaruhi seberapa banyak cahaya masuk ke dalam
kamera (exposure) melalui lensa hingga mencapai sensor. Yang pertama adalah aperture, yang kedua
adalah shutter, dan terakhir ISO. Aperture adalah bukaan yang bisa diatur untuk memungkinkan
banyak atau sedikitnya cahaya masuk ke kamera. Ukuran bukaan yang beragam ini disebut f/stop dan
digambarkan dalam angka: f/4, f/5.6 dan selanjutnya (baca penjelasan lengkap tentang aperture disini.)
Sementara shutter adalah mekanisme yang menentukan seberapa cepat aperture membuka dan
menutup. Semakin pelan kecepatan shutternya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera.
Kecepatan shutter (shutter speed) diukur dalam hitungan detik. Pada umumnya, kamera punya shutter
speed dari beberapa detik sampai 30 detik pada model tertentu hingga sepersekian detik sampai
1/1000 detik dan lebih cepat lagi. Shutter speed pada kamera menentukan bagaimana sebuah gerakan
bisa direkam. Shutter speed yang cepat bisa menghentikan gerakan. Sementara shutter speed lambat
akan membuat gerakan menjadi kabur atau bahkan membuat sebuah objek yang bergerak tampak
menghilang. ISO adalah pengatur sensitivitas cahaya pada sensor kamera digital (disebut ASA pada
film). Di tempat yang terang, ISO yang dibutuhkan untuk menghentikan gerakan tidak perlu lebih dari
100, tapi jika cuaca mendung atau kamu memotret di dalam ruangan yang pencahayaannya kurang,
maka ISO harus dinaikkan untuk mencegah foto jadi underexposed
Cahaya adalah hal yang esensial untuk kesuksesan menghentikan gerakan dalam sebuah foto,
karena ketajaman objek penting untuk terlihat. Kalau lokasi tempat memotret pencahayaannya kurang,
sementara kamu menggunakan shutter speed cepat tapi bukaan aperturenya kecil dan ISO rendah, maka
foto akan sangat gelap. Kemudian, kalau kamu mencoba membuka aperture lebih lebar untuk mendapat
cahaya lebih, maka gunakanlah manual fokus pada lensa untuk mendapat metering yang pas pada objek
agar hasil akhirnya benar-benar tajam karena angka f/ kecil berarti depth of field yang dangkal, dan
hanya sebagian kecil dari frame yang akan tampak fokus pastikan itu objek. Kalau kamu ingin depth
of field yang dalam (dimana hampir seluruh bagian foto tajam), berarti bukaan aperture harus kecil,
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 49
maka yang bisa dinaikkan adalah ISO. Bereksperimenlah dengan ketiga unsur penting exposure ini
untuk mendapatkan hasil yang pas. Menggunakan built-in flash untuk kepentingan ini, jika objeknya
adalah manusia, tidak akan terlalu buruk hasilnya. Tinggal bagaimana kamu memilih background dan
gerakan objek untuk mencocokkannya dengan cahaya flash yang cenderung keras.
foto yang diinginkan. Lagipula, foto-foto quick exposure selalu menyenangkan untuk dibuat, jadi
nikmati prosesnya :)
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 51
2. Agar objek yang difoto yang bergerak tetap fokus, pada pengaturan fokus kamera pilih
Continuous/AI Servo Focus. Untuk titik fokus, gunakan pengaturan manual point focus.
Selanjutnya, untuk membuat foto panning bisa dilihat ilustrasi di bawah ini.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 52
(Ari Prayogo)
3. Baca metering pada langit. Sesuaikan setelan aperture atau shutter speed agar metering tidak
menunjukkan over exposure ataupun under exposure.
4. Kalau kamera memiliki opsi mengunci exposure (exposure lock baca dibawah), gunakan.
Arahkan ke langit lakukan metering ubah setelan aperture/shutter speed lalu pencet
tombol AEL, tahan jangan lepaskan.
5. Sekarang susun ulang komposisi foto anda sambil jempol tetap menekan tombol AEL, lalu
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 53
Kamera DSLR merk lain bekerja dengan cara lain lagi, namun cukup gampang bagi kita untuk
mengenali cara kerja kamera dalam melakukan metering dengan tes berikut ini:
1. Arahkan kamera ke obyek foto yang terang
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 54
2. Lalu pencet separuh tombol shutter agar kamera melakukan metering, catat nilai F (aperture)
dan S (shutter speed) yang muncul di viewfinder atau LCD screen.
3. Tanpa melepas pencetan di tombol shutter, arahkan kamera ke obyek lain yang cukup gelap
(reframing)
Jika nilai F dan S tidak berubah saat anda melakukan reframing maka sekarang anda tahu bahwa
kamera anda kamera bisa mengunci nilai exposure saat anda reframing.
Hampir semua kamera DSLR memiliki tombol khusus (biasanya dikasih label AE Lock) untuk
membantu kita mengunci exposure, sehingga nilai exposure tidak akan berubah-ubah saat kita
memindah frame.
Bagaimana cara menggunakan tombol AEL-Lock untuk mengunci exposure? berikut caranya:
1. Ketahui posisi tombol AE-Lock, biasanya ada dibagian belakang kamera anda, lalu letakkan
jempol anda disana, tapi jangan ditekan dulu.
2. Sembari mengintip viewfinder, letakkan titik fokus di pada obyek yang ingin difoto, misalnya
muka teman anda, lalu pencet separuh tombol shutter.
3. Sekarang dengan jempol anda, pencet tombol AE-L untuk mengunci hasil pengukuran
exposure. Akan ada indikator AEL muncul di viewfinder.
4. Tanpa melepas tekanan jempol di tombol AEL, komposisi ulang pemotretan, lalu jepret tombol
shutter.
Tombol AE-Lock berguna saat kita memotret obyek foto yang letaknya tidak ditengah frame, atau
saat kita memotret panorama sehingga nilai exposure konsisten dari satu foto ke foto lain sehingga
akan bagus saat dijahit menjadi panorama. Nah selamat mencoba
Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata
memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi
bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk
justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.
Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti menjadi kabur, jadi foto bokeh
adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 55
latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing.
Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun
latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh.
Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda
lakukan:
1. Pilih mode manual atau Aperture Priority
2. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit
bidang fokusnya
3. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.
Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan
titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat
(jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin
kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara
obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.
4. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar
mungkin.
Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah
cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa
super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)
keindahan dari semut2 tadi apakah mereka lagi gandengan, makan, pacaran, nyante, nari, dangdutan
dll. Gimana caranya? Itulah yang sulit.. nungguin mereka
Genre fotografi makro adalah salah satu genre yg belum pernah saya lakukan, kenapa? karena
saya nggak begitu suka dengan foto macro akibat gak punya lensa macro hehehe Tapi setelah
kesekian kalinya di tag temen2 dgn foto macro mereka akhirnya saya jadi gatel juga pengen motret
makro.
Tapi aku gak punya pulsa eeh salah gak punya lensa makro? trus gimana? Setelah ngubek
forum dan internet akhirnya saya coba simpulkan beberapa cara memotret makro:
1. Cara paling ampuh: beli lensa makro hehehe.. ada bermacam2 lensa macro, biasanya lebih dari 3
juta. Konon semakin mahal semakin baik
yang fix, misal: 50/2.8, 50/3.5, 60/2.8, 85/1.8, 90/2.8, 105/2.8, 180/2.8 dst
hasil
dengan
lensa
Minolta
AF
penjelasan teknisnya
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 57
Dengan
kombinasi
lensa
makro
yang
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 58
bongkar
pasang
untuk
memperoleh
tidak
hasil
foto
makro
dengan
data
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 59
banyak
.
fotografi panggung akan dicapai kalau Anda memakai format RAW, dan mengatur warna di komputer
sesuai kebutuhan artistik yang ada. Hampir separuh foto panggung butuh post processing agar tampil
sempurna.
2. Pengaturan ISO pada Fotografi Panggung
Seperti kita ketahui acara panggung yang menarik untuk difoto itu saat diadakan malam hari.
Dan sedihnya sering kali acara begituan memiliki pencahayaanyang minim. Jika sudah demikian
gunakan setingan ISO pada kamera Anda untuk mendapatkan kecepatan rana yang cepat. Baca lebih
lanjut tentang ISO di artikel berjudul Definisi dan Fungsi ISO pada Fotografi.
3. Gunakan Lensa Tercepat dan Bukaan Terlebar
Lensa dengan bukaan lebar/besar dapat memudahkan kita memotret panggung dalam keadaan
minim cahaya. Selain itu, jika menggunakan lensa bukaan lebar kita bisa menimalkan ISO serendah
mungkin agar dapat terhindar dari noise. Jika punya lensa dengan F/1.2 gunakan saja. Dengan
kombinasi lensa cepat dan ISO tinggi, kita bisa menangkap momen-momen bagus dengan kualitas foto
panggung yang tajam.
4. Bermainlan dengan Exposure Compensation
Baca lagi apa itu Exposure Compensation pada artikel sebelumnya. Ketidakrataan pencahayaan
panggung membuat metering pada kamera akan susah mendapatkan exposure yang tepat. Untuk
mengatasi hal ini, gunakan tombol kompensasi yaitu tombol +/- di kamera kita. Kompensasi minus
dilakukan bila latar belakang panggung lebih gelap daripada latar depan dan begitu sebaliknya.
5. Jangan Lupa Soal Komposisi
Kompsisi foto itu sangat penting, meskipun exposure tepat tapi komposisi kurang nyaman juga
akan merusak mata pemirsa untuk menikmatinya. Rule oh Third sangat penting saat mengatur
komposisi foto panggung. Yang paling penting pada fotografi panggung adalah, Anda berada di posisi
yang terbaik. Jangan datang terlambat jika ingin mendapatkan foto yang bagus.
Tanpa bermaksud untuk menggurui, tips memotret foto panggung ini kami tulis dengan maksud untuk
sharing kepada para
TIPS FOTO EFEK STARBURST: MEMBUAT LAMPU TAMPAK SEPERTI BINTANG
Membuat sumber cahaya malam hari tampak berpendar seperti bintang membuat foto malam
kita tampak lebih keren. Efek ini biasanya disebut efek starburst. Untuk membuat starburst, hal
mendasar yang harus kita pahami adalah membuat bukaan lensa sekecil mungkin, artinya kita
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 62
sebaiknya menggunakan angka aperture yang besar (f/11 s.d f/22) dan sebaiknya memanfaatkan lensa
yang memiliki focal length lebih pendek.
Kenapa harus seperti itu? well, penjelasannya akan panjang. Singkatnya adalah secara fisika
cahaya akan mengalami difraksi (penyebaran) saat melewati lubang sempit (hmm sempit). Sifat
penyebaran cahaya inilah yang membuat sumber cahaya (lampu, bulan, matahari) akan terlihat
berpendar dan memiliki lidah, jumlah lidah akan bergantung pada jumlah bilah (blade) aperture dalam
lensa anda, lihat spek lensa yang anda miliki, pasti akan ada tertulis aperture blade. Sementara untuk
menjawab kenapa sebaiknya memilih angka f yang besar dan focal length yang lebih pendk, silahkan
baca artikel Memahami Angka Aperture Dalam lensa dan Memahami Aperture.
Kalau masih belum jelas, silahkan lihat gambar berikut ini:
Gambar diatas menunjukkan, semakin kecil bukaan (angka f semakin besar), lidah cahaya akan
semakin maksimal. Sementara di angka f yang kecil, sumber cahaya tampak tanpa burst sama sekali.
Tips Foto Starburst Malam Hari:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 63
1. Gunakan Tripod Memotret malam hari dengan angka f yang besar, misal foto diatas dengan
f/18, membuat shutter speed akan sangat lama, bfoto diatas 25 detik kenapa?. Jadi pastikan anda
memakai tripod agar hasil foto tidak seperti lukisan grafiti.
2. Perhatikan setting kamera Untuk jenis foto seperti ini, gunakan angka f yang besar: f/11
atau lebih besar. Set ISO di angka yang rendah, dibawah 400, karena kita akan memotret long
exposure. Anda bisa menggunakan mode manual maupun aperture priority, yang jelas
perhatikan angka metering kamera. Untuk pemotretan malam hari seperti ada kecenderungan
hasil akan over exposure (terlalu terang), jadi pakai exposure compensation angkanya bervariasi
tergantung dari lingkungan sekitar, coba pakai under 1 stop sebagai awal dan sesuaikan
setelahnya.
3. Setting Fokus Dengan angka aperture besar, kita tidak akan terlalu pusing memikirkan fokus,
namun kalau mau aman ambil titik fokus secara manual, atau set di infinity.
4. Manfaatkan highlight alert kamera anda tahu kan? itu lho peringatan bling-bling yang
muncul di LCD saat kita memotret subyek yang terang.
5. Mulai Memotret dan jangan malas mengulang dan mengubah setting kalau hasilnya belum
sesuai keinginan
f/1.9, 1/15 detik, ISO 160 Setting: (Shutter Priority (Tv), Auto ISO. Ricoh GRD IV
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 64
Dengan memasukkan elemen-elemen kota, foto akan lebih menggambarkan suasana kota secara
menyeluruh ke dalam foto. Kesabaran menunggu momen yang tepat penting, dan juga posisi memotret.
Posisi dari lantai atas memungkinkan saya memasukkan semua elemen dalam satu foto. Meski tidak
sempurna secara teknis (agak blur, muncul sedikit noise, pencahayaan kurang dramatis) tapi yang
penting foto ini menceritakan sesuatu.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 65
9. Download-lah buku manual versi pdf untuk kamera anda, sehingga anda mudah melakukan
pencarian secara cepat untuk kata yang ingin anda ketahui dibanding harus membolak-balik
halaman kertas.
10. Sebelum berangkat memotret, periksa kembali setting kamera anda, jangan sampai anda
mneggunakan setting yang salah (memotret landscape dengan ISO 1000 misalnya). Menurut
para fotografer pro, urutan pengecekan yang baik adalah berikut: cek White Balance aktifkan
fitur Highlight warning cek settingan ISO cek ukuran Resolusi foto anda.
11. Formatlah memory card hanya di kamera, jangan pernah memformat memory card dikomputer.
Selain jauh lebih cepat dan mudah juga jauh lebih aman jika anda melakukannya di kamera.
12. Jika anda memiliki kapasitas hard disk berlebih di komputer serta suka melakukan foto editing,
gunakan format RAW saat memotret, jika tidak cukup gunakan JPG. 13. Jika anda benar-benar menyukai fotografi landscape, fotolah di jam-jam berikut: dari jam 5
sampai jam 8 pagi, serta dari jam 4 sampai jam 7 sore.
14. Ketika memotret, lihatlah area paling terang yang masuk ke viewfinder anda. Kalau terangnya
terlalu mencolok dibanding area lain, gantilah sudut pemotretan.
15. Untuk memotret HDR, gunakan mode auto bracket. Satu lagi: untuk foto HDR landscape yang
dahsyat, tunggulah sampai muncul mendung sedikit, lalu mulailah memotret.
16. Jika anda membeli lensa atau kamera bekas, pastikan anda melakukan transaksi dengan bertemu
penjualnya secara langsung. Anda harus menguji barangnya, memegang dan mencobanya
17. Sepanjang memungkinkan, gunakan settingan ISO serendah mungkin. Meskipun noise
reduction bisa mengurangi noise yang dihasilkan oleh ISO yang tinggi, namun akan
mengurangi detail foto secara keseluruhan.
18. Kalau warna membuat foto anda terlalu sibuk dan ramai, ubahlah foto anda menjadi foto
hitam putih
19. Untuk menghasilkan foto hitam putih yang bagus, perhatikan kontras dalam foto anda. Semakin
banyak kontras (area gelap dan terang yang beragam), semakin bagus foto hitam putih anda.
20. Bawalah kamera kemanapun anda pergi, cara paling cepat meningkatkan kemampuan fotografi
anda adalah dengan memperbanyak jam terbang, tidak ada yang lebih baik.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 70
Namun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama proses penggantian lensa,
terutama jika anda melakukannya di luar ruangan (outdoor). Mengganti lensa di luar ruangan memiliki
resiko debu dan kotoran bisa masuk ke kamera dan menempel disensor, sehingga membuat hasil akhir
foto tampak ternoda seperti terlihat di contoh foto diatas. Selain itu, ketidakcermatan bisa
mengakibatkan lensa yang sudah susah payah dibeli beresiko jatuh dan rusak.
Berikut tips praktis dan aman cara mengganti lensa kamera DSLR:
Kalungkan tali kamera di leher, kemudian posisikan kamera agar menggantung dan menghadap
ke bawah
Sembari menekan tombol kuncian lensa (biasanya disamping kiri lensa), putar lensa yang akan
diganti berlawanan dengan arah jarum jam
Putar sampai lensa kendor, namun jangan sampai benar-benar dilepas dari kamera
Ambil lensa baru yang akan dipasang. Lepas tutup lensa dibelakang (end cap) dan letakkan
ditempat yang mudah dijangkau sementara pegang lensa-nya dengan satu tangan
Sekarang lepas lensa lama dengan tangan yang lain (biarkan kamera menggantung dan tetap
menghadap kebawah)
Sekarang pasang lensa baru dengan cepat (perhatikan titik putih dilensa, sejajarkan posisi titik
putih ini dengan titik putih di kamera) lalu putar hingga terkunci
Ambil tutup belakang (end cap) lensa lama dan pasangkan di lensa yang baru
yang sempit, viewfinder tidak bisa memberi kita gambaran bagaimana background yang menjadi blur
(bokeh) akan tampak di hasil akhir foto.
Untungnya produsen kamera DSLR memberi fasilitas bernama depth of field preview. Tombol ini
biasanya berlokasi dibagian depan kamera dan posisinya disebelah lensa. Di Canon atau Nikon sebagai
contoh di Canon EOS 60D dan Nikon D7000, tombol ini lokasinya didepan kamera disebelah
mounting lensa. Dalam gambar diatas, lingkaran hijau adalah lokasi tombol depth of field preview di
Canon EOS 60D
Cara menggunakannya adalah, dalam setting aperture lebar (f/1.4, f/1.8, f/2, f/2.8 dll), pencet
dan tahan tombol tersebut sembari mata mengintip di viewfinder. Maka tampilan di viewfinder akan
mendekati hasil akhir foto nantinya dimana bidang tajam terlihat sementara area diluar bidang tajam
menjadi blur. Nah selamat mencoba.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 72
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 73
Belilah Dry Cabinet atau Dry Box Khusus, dry cabinet adalah lemari khusus yang dirancang
untuk menyimpan barang-barang elektronis sepperti foto diatas. Anda bisa membelinya di toko
kamera atau toko alat rumah tangga yang besar. Tergantung spesifikasi, kita bisa menyetel
angka kelembapan dalam ruang penyimpanan sesuai yang diinginkan. Harga dry cabinet
termurah adalah sekitar Rp. 1 Juta.
Silica Gel dan Kotak Kedap Udara, Untuk alternatif murah anda bisa menggunakan kotak
kedap udara yang biasa dipakai untuk menyimpan dan menaruh beberapa saset (kantong) silica
gel. Anda juga bisa membeli silica gel khusus yang dilengkapi indikator warna untuk
mengetahui kandungan air dalam gel seperti dalam foto dibawah. Saat silica gel didalam kotak
sudah jenuh dengan air, anda bisa mencolokkannya ke listrik untuk mengeringkan kembali.
Harga kotak silica gel ini dibawah Rp 200 ribu.
Saya sarankan tidak membeli kotak penyimpanan kamera yang dilengkapi elemen pemanas,
resiko elemen menjadi terlalu panas cukup besar. Saat pemanas menjadi terlalu panas, sensor
didalam kamera bisa terkena getahnya.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 74
Kita tahu kira-kira sampai kapan kamera kita masih bisa berkerja dengan baik. Shutter
count kamera sama halnya dengan hitungan berapa kilometer mobil/motor anda telah berjalan.
Kerja mekanis kamera, seperti barang lainya, juga memiliki keterbatasan usia, sehingga ketika
mencapai shutter count tertentu besar kemungkinan mekanisme fungsi kerja kamera akan
terganggu (rusak). Sekedar tambahan singkat: saat kita memencet shutter, maka beberapa fungsi
mekanis akan bekerja didalam kamera sampai kamera bisa menghasilkan foto. Fungsi mekanis
ini tersusun atas beberapa komponen yang cukup ringkih dan tentunya memiliki batasan umur
pakai. Standar kamera SLR yang baik adalah mencapai shutter count sekitar 100 ribu, jadi
secara total kita bisa menghasilkan 100 ribu foto dari satu kamera SLR tanpa kamera
mengalami kerusakan mekanis. Bahkan beberapa kamera kelas atas meng-klaim bisa mencapai
200 ribu shutter count tanpa mengalami kerusakan mekanis.
Sangat berguna saat kita akan membeli kamera bekas. Membeli kamera bekas adalah
tindakan beresiko (makanya harganya jauh lebih murah), namun dengan mengetahui jumlah
shutter count kamera yang akan kita beli, paling tidak kita telah meminimalkan resiko karena
kita jadi memiliki ancang-ancang sampai kapankah kamera bekas yang akan dibeli bisa bekerja
dengan baik, sehingga saat kita bisa menawar harga kamera bekas dengan lebih teliti.
Catatan: sebelum membahas shutter count lebih jauh, bagi anda yang belum paham apa itu EXIF,
silahkan baca artikel di bawah ini
Cara Mengetahui Shutter Count
Lantas bagaimana kita sebagai pengguna awam bisa mengetahui berapa shutter count kamera kita? Ada
beberapa alternatif, saya pilihkan beberapa yang paling gampang.
1. Gunakan EXIF viewer online. Gratis, gampang dan mudah. Dengan cara ini, anda tinggal
mengupload foto sampel dari kamera yang ingin anda ketahui shutter count-nya, lalu program
akan menghitung secara otomatis berapa shutter count kamera anda. Buka website iniuntuk
mencobanya. Begini cara kerjanya:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 75
saat dialog muncul, pilih foto yang ada dikomputer, lalu klik OK
untuk mengetahui shutter count, tarik scroll bar sedikit kebawah, lalu lihat data
yang seperti ini:
shutter count kamera saya adalah (dalam contoh diatas): 26464, berarti kamera saya
telah dipencet sebanyak -dua puluh enam ribu empat ratus enampuluh empat- kali saat
menghasilkan foto ini
2. Download program exif viewer. Kita bisa mendownload beberapa program khusus yang
memang kegunaannya untuk melihat data EXIF. Beberapa diantaranya:
o
EOS Info, program ini sangat akurat untuk mengetahui shutter count kamera SLR
Canon (EOS), hanya bekerja di Windows.
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 76
Jika menggunakan Mac, anda bisa mendownload iExifer (harga Rp. 30 ribu) lewat Mac
App Store atau untuk program gratisan, gunakan Simple Exif Viewer
Dengan melihat EXIF data sebuah foto, paling tidak kita bisa mengetahui informasi berikut ini:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 77
dan kalau anda memakai kamera yang dilengkapi GPS, EXIF juga merekam posisi dimana foto
diambil
Sebenarnya masih banyak lagi informasi yang terekam selain informasi diatas, namun paling tidak anda
tahu gambaran besarnya.
Bagaimana saya melihat data EXIF dari sebuah foto
Kalau anda ingin mengetahui data EXIF sebuah foto, bukalah sebuah foto di komputer anda, lalu:
jika anda di Windows Explorer, klik kanan foto anda lalu klik properties
jika anda di Mac (Finder), klik kanan lalu klik more info.
kita bisa membandingkan dua buah foto yang diambil dengan settingan yang berbeda,
kemudian melihat perbedaan hasilnya sehingga kita bisa tahu mana setting yang lebih baik
untuk kondisi pemotretan tertentu
kita bisa mengelompokkan foto berdasarkan jenis lensanya, tanggal pemotretannya atau
berdasarkan
kita bisa belajar dari karya fotografer lain, misalnya anda berkunjung ke situs sharing foto
Flickr.com dan menjumpai sebuah foto yang bagus dan anda ingin tahu bagaimana cara foto
tadi diambil, kita bisa melihat data EXIF-nya seperti dibawah ini:
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 78
Daftar Pustaka
http://fotonela.com
http://www.infofotografi.com
detik.com
http://fotokita.net
http://budiuzie.wordpress.com
http://belfot.com
http://tipsfotografi.net
Di sadur berbagai sumber di Internet oleh : Joko Supriyanto (Ilmu Itu mahal, tapi jika anda sudi untuk
berbagi, itu sangat mulia!)
Page 79