Anda di halaman 1dari 38

Kelainan

Plasenta
&Amnion
Amnionsintesis
Pengampu: dr. Paryanto, Sp.OG

Presented By:

Kelompok : 6
- Alde Pitra
- Anggun Mardalitya
- Muhammad Yunus
- Nurul Khairiyah Amri
- Eni fatonah
- Iqbal Zain
- Fika Putri
- Agnesia F P
- Primananda Ayu
- M Erlangga Sudina
- Anggi Junita
- Vito Sahala Tobias

Plasenta1,2
Plasenta berbentuk bundar atau hampir
bundar dengan diameter 15 20 cm dengan
tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata rata
500 gram.

Letak plasenta umumnya didepan atau


dibelakang dinding uterus, agak keatas ke
arah fundus uteri.

Umumnya plasenta akan terbentuk lengkap


pada kehamilan 16 minggu dengan ruang
amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Fungsi plasenta2 :
Pertukaran gas respirasi
Sebagai alat yang memberi makanan pada
janin (nutritif)
Sebagai alat yang memberi zat asam
Sebagai
alat
untuk
metabolisme (ekskresi)

mengeluarkan

sisa

Sebagai alat yang membentuk hormon


Sebagai alat untuk
antibodi ke janin

menyalurkan

berbagai

Sebagai suatu barier (penghalang) terhadap


bakteri dan virus, akan tetapi tidak efektif.

Kelainan Plasenta
3,4,5

1. Kelainan ukuran dan


bobot

Lebih berat dan besar sampai 1/3


berat badan janin, dijumpai pada
diabetes melitus dan sifilis.

Lebih kecil sampai 1/9 berat badan


janin dijumpai pada penyakit
jantung, ginjal, dan sebagainya.

Kelainan Plasenta
4,5,6

2. Kelainan bentuk dan variasi


bentuk
Dengan beberapa lobus :

Plasenta dupleks

Plasenta tripartite

Plasenta berbentuk cincin

Plasenta membranacea

Plasenta suksentruriata

Plasenta spuria

Plasenta Marginata

Plasenta fenestrata

KELAINAN IMPLANTASI
Implantasi plasenta normal pada dinding anterior dan
posterior dari fundus

Kelainan Implantasi
4,5

Plasenta Previa
Implantasinya rendah, yaitu di
segmen
bawah
rahim,
disebut
plasenta previa. Keadaan ini dibagi

menjadi
empat bagian yaitu:
Plasenta previa totalis
Plasenta previa parsialis
Plasenta previa marginalis
Plasenta letak rendah

Kelainan Implantasi
7,8,9

PLASENTA ACCRETA

Implantasi yang abnormal dimana plasenta


tertanam pada dinding uterine. Dibagi atas:
Placenta acreta, Impantasi secara langsung
pada miometrium dengan menembus desidua.
Placenta increta,terjadi bila Chorionic vili
menyerbu masuk sampai kedalam lapisan
miometrium.
Placenta percreta,terjadi bila chorionic vili
menyerbu masuk dinding uterine pada lapisan
serosa dan dapat menimbulkan rupture uteri.

Penyakit plasenta 7,10,11

Infark Plasenta
jaringan putih keras berukuran kecil sampai
beberapa cm2, baik pada permukaan maternal
maupun pada permukaan fetal plasenta. Ada 3 jenis
infark :
infark marginal
Terdapat hanya pada permukaan fetal, yang tidak
besar arti klinisnya, kecuali bila sangat luas.
Infark yang lebih tebal dan meliputi sebagian atau
seluruh plasenta. Adapula yang disebut infark
putih, yaitu degenerasi bewarna putih, dan infark
merah, merupakan hematoma intervili.

Penyakit plasenta 7,10,11

Kalsifikasi plasenta
o Terjadi saat plasenta menjadi tua
o timbul penimbunan kalsium pada
lapisan atas decidua basalis,
terutama
ditempat
sekitar
tertanamnya villi, dan di tempattempat
yang
telah
terjadi
degenerasi fibrin.

Penyakit plasenta
7,10,11

Tumor plasenta :
o Kista plasenta
o Fibrosum
o Hemangioma atau
korioangioma

Penyakit plasenta 7,10,11


Plasenta dan
Plasentitis atau
korioamnionitis
infeksi pada plasenta, korion,
dan amnion.
disebabkan oleh
pemeriksaan dalam yang
dilakukan berulang-ulang
terutama saat intrapartum,
partus lama, dan ketuban

Penyakit plasenta 7,10,11

Disfungsiplasenta
Ketidaksanggupan plasenta
dalam mencukupi kebutuhan
oksigenasi,
zat-zat
makanan,
ekskresi,
dan
hormone bagi janin.

Cairan Amnion

Struktur Cairan Amnion


Terdapat didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri
dari lapisan amnion. warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau
yang khas, agak amis dan manis.

Cairan amnion memiliki fungsi :

o Bantalan perlindungan terhadap trauma


o Janin bergerak bebas;
o Melindungi suhu tubuh janin;
o Menghambat bakteri karena mengandung fosfat dan seng;
o Meratakan tekanan didalam uterus pada waktu partus sehingga
serviks membuka;
o Membersihkan jalan lahir (jika ketuban pecah) dengan cairan yang
steril dan mempengaruhi keadaan didalam vagina sehingga bayi
kurang mengalami infeksi;
o Dapat bermanfaat untuk deteksi dini kelainan kromosom dan kelainan
DNA dari minggu ke 12 20.

Kelainan pada Amnion4,5,12

A. Hydramnion
Hydroamnion adalahSuatu keadaan
dimana jumlah air ketuban jauh lebih
banyak dari normal, biasanya lebih
dari 2 liter
Ada dua jenis hidramnion
berdasarkan perjalanan penyakitnya :
o Hidramnion kronis
o Hidramnion Akut

Etiologi dan manifestasi klinis


Hydramnion3,5,12,14

Etiologi :

Produksi air ketuban bertambah

Pengaliran air ketuban terganggu

Manifestasi klinis :

Perut Ibu hamil sangat besar.

Tulang punggung Ibu semasa hamil terasa nyeri.

Perut terasa kembung dan lebih kencang.

Kulit perut tampak mengkilap.

Terkadang Ibu merasakan sakit pada perut ketika berjalan.

Rahim Ibu tumbuh lebih cepat daripada yang seharusnya.


Tekanan pada diafragma menyebabkan ibu mengalami sesak
nafas.

Denyut jantung janin sulit dipantau. Bagian-bagian tubuh janin


sulit diraba.

Tatalaksana hidromnion3,4,5,6,15

Terapi hidromnion dibagi


dalam tiga fase:
Waktu hamil
Waktu bersalin
Post partum

Kelainan pada
Amnion2,3,4,7
B.Oligohidramnion

air ketuban kurang dari normal,


yaitu kurang dari 500 cc
Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi
disangka ada kaitannya dengan
renal agenosis janin.

Patofisiologi Oligohidramnion3,5,7,10,11

Sindroma Potter dan Fenotip


Potter adalah suatu keadaan
kompleks
yang
berhubungan dengan gagal
ginjal
bawaan
dan
berhubungan
dengan
oligohidramnion
(cairan
ketuban yang sedikit).

Manifestasi
Oligohidramnion 3,5,7,10,11
Manifestasi yang biasa ditemui :
Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan
tidak ada ballotemen.
Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan
anak.
Sering berakhir dengan partus prematurus.
Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan
kelima dan terdengar lebih jelas.
Persalinan lebih lama dari biasanya.
Sewaktu his akan sakit sekali.
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali
bahkan tidak ada yang keluar.

Pemeriksaan Penunjang
oligohidramnion 3,5,7,10,11
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
USG
ibu
(menunjukkan
oligohidramnion
serta
tidak
adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
Rontgen perut bayi
Rontgen paru-paru bayi
Analisa gas darah.

Akibat Oligohidramnion 3,5,7,10,11

Bila terjadi pada permulaan kehamilan


maka janin akan menderita cacat
bawaan dan pertumbuhan janin dapat
terganggu bahkan bisa terjadi partus
prematurus yaitu picak seperti kertas
kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih
lanjut akan terjadi cacat bawaan
seperti club-foot, cacat bawaan karena
tekanan atau kulit jadi tenal dan
kering (lethery appereance).

Tindakan Konservatif Oligohidro-amnion

3,5,7,10,11

Tirah baring.
Hidrasi.
Perbaikan nutrisi.
Pemantauan kesejahteraan janin (hitung
pergerakan janin, NST, Bpp).
Pemeriksaan USG yang umum dari volume
cairan amnion.
Amnion infusion.
Induksi dan kelahiran.

Amniosentesis 2,3,12

prosedur yang mengambil sampel cairan ketuban (amnion) dan


menganalisisnya di laboratorium untuk mendeteksi kelainan
genetik tertentu.

Amniosentesis biasanya dilakukan antara minggu 15 dan 20


kehamilan

amniosentesis juga biasanya dilakukan pada wanita hamil yang


berusia lebih dari 35 tahun. Namun, pemeriksaan tersebut saat ini
dapat dilakukan pada batasan usia kehamilan berapapun.

Masalah yang dapat


diidentifikasi melalui
3,13,15
amniosentesis
Penyakit
skeletal,
seperti

oseogenesis

imperfekta
Infeksi janin, seperti herpes atau rubella
Penyakit sistem saraf pusat, seperti anensefali
Penyakit darah, seperti eritoblastosis fetalis
Masalah kimia atau defisiensi, seperti sistiuria
Amniosentesis dapat juga menentukan jenis
kelamin bayi. Namun pemeriksaan tersebut
tidak digunakan untuk tujuan itu, kecuali pada
kasus dimana jenis kelamin bayi menjadi
masalah, seperti pada hemofilia.

Wanita dengan indikasi


amnion-sintesis3,13,15
Yang akan melahirkan anak setelah
usia 35 tahun.
Yang melahirkan anak dengan
kelainan lahir sebelumnya
Memiliki riwayat keluarga kelainan
genetic atau cacat lahir
Yang
pasangannya
mempunyai
kelainan lahir.

Alat-alat yang digunakan 3,13,15

Larutan antiseptic

Jarum-jarum spinal dan stilus ukuran 18, 20, 22

Spuit 10 cc

Spuit 2 cc

Lidokain

Jarum ukuran 25, 21

Handuk dan duk lobang steril

Es

Vial specimen bersih dan berwarna coklat

Tata cara amniosentesis 3,13,15

Ultrasonografi
sangat
membantu
untuk
melokalisasi
plasenta
dan
menentukan presentasi janin atau
sebagai penuntun untuk memasukkan
jarum spinal ukuran 20 atau 22 ke
dalam kantong amnion
mengosongkan kandung kemih
berbaring
terlentang
pada
meja
pemeriksaan
Iinfiltrasi dibelakang leher janin, atau
pada area bagian-bagian kecil, atau
dalam area suprapubik di bawah kepala

Jarum
spinal
dengan
stiletnya
dimasukkan ke dalam rongga amnion
diaspirasi ke dalam sebuah spuit 10
cc.
Cairan untuk rasio lesitin-sfingomielin
(L/S) ditempatkan ke dalam sebuah
tabung reaksi yang dikelilingi dengan
es
dan
cairan
untuk
analisis
spektrofotometri di tempatkan dalam
sebuah botol coklat

Amniosentesis 3,13,15

Amniosentesis Trimester Kedua


Amniosentesis adalah metode yang aman dan akurat
untuk diagnosis prenatal dan biasanya dilakukan
antara 15 hingga 20 minggu gestasi.

Amniosentesis Dini (Trimester Pertama)


Amniosentesis disebut dini jika dilakukan antara 11
dan 14 minggu.

Amniosentesis

Amniosentesis 3,13,15
Interpretasi:
Rasio Lesitin-Sfingomielin (Rasio L/S):
Lesitin dan sfingomielin mulai muncul dalam
jumlah yang terukur di dalam cairan amnion
kurang lebih pada kehamilan minggu ke 25 atau
26.
Fosfatidilgliserol (PG) biasanya muncul
dalam cairan amnion kehamilan normal diantara
kehammilan minggu ke 34 dan 35.
Fosfatidilkolin jenuh (SPC) adalah komponen
utama dari fosfolipid permukaan-aktif paru.
Konsentrasi yang lebih besar dari 500
mikrogram per desiliter jarang berhubungan
dengan respiratory distress syndrome

Tes Stabilitas Busa (Tes Kocok) adalah suatu


pengujian yang cepat untuk menaksir keatangan
paru janin.
Spektrofotometri scan telah menunjukkan
bantuannya dalam evaluasi isoimunisasi Rhesus.
Darah di dalam cairan amnion dapat berasal
dari janin atau ibu.
Mekonium dalam cairan amnion memberikan
kesan stress janin sebelumnya.
Leukosit polimorfonuklear dalam cairan
amnion mengindikasikan bahwa terdapat infeksi
atau menjelang infeksi.
Pewarnaan
gram
dan
biakan
membantu bila dicurigai infeksi.

sangat

DAFTAR PUSTAKA
Heffner, Linda J., Schust, Danny J. 2006. At a Glance Sistem ReproduksiEdisi 2. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Prawiroharjo,Sarwono.2012. Ilmu Kebidan edisi IV. Jakarta : PT Bina Pustaka
Leveno, Kenneth. J, dkk. 2004. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: EGC
Sastrawinata,Sulaimanet al. 2004. Ilmu kesehatan reproduksi: Obstetri patologi ed.2.
EGC.Jakarta
Sholehah, KJLFA.2004. Ilmu Kebidanan (Varneys Midwifery3rd.ed). Bandung ; Sekeloa
Publisher.
Wash, Linda. 2008.Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta; EGC.
Taber, Benzoin. 1984. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC.
Sinclair, Constance. 2010.Buku Saku Kebidanan. Jakarta ; EGC
Gilbert Barness,Enid.2003.Embryo and fetal pathology.Cambridge University:United
Kingdom
G Kaplan,Cynthia.2007.Color Atlas of gross placental pathology second edition. Springer :
United Kingdom
Manuaba, dll. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta.
Sofian, Amru. 2012.Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis. Edisi 3.
Jakarta: EGC
Mochtar, Rustan. 1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta ; EGC.
Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Ed.9. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai