Anda di halaman 1dari 16

Ikatan Kimia

1. Ikatan Kimia
1.1 Pengertian
Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau
pembentukannya menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

1.2 Macam-Macam Ikatan Kimia


Ikatan Ion: ikatan kimia yang terbentuk akibat tarik-menarik
elektrostatik antara ion positif (kation) dan ion negatif.
Contoh: NaCl, CaF2, dll.
Ikatan Kovalen: ikatan kimia yang terbentuk akibat pemakaian
bersama (pasangan) elektron.
Contoh: HCl, CH4, H2, H2+, NH3, dll.
Ikatan Logam: ikatan yang terbentuk akibat pemakaian
bersama seluruh elektron valensi oleh seluruh atom dalam
bahan.
Contoh: Na, Fe, dll.
Ikatan hidrogen: gaya tarik antara atom hidrogen yang amat
elektropositif (di suatu molekul), dengan atom yang sangat
elektronegatif (di molekul lain). Syarat:
Ikatan Van der Waals: gaya tarik antar molekul akibat dipol
permanen atau dipol terinduksi.
Contoh: gaya tarik antar molekul H2S, HCl, I2(s), Br2(l)

1.3 Molekul dan Struktur Berulang


Terjadinya ikatan kimia dapat menyebabkan terbentuknya
molekul, yaitu Contoh: HCl, H2O, ..
Selain itu, terjadinya ikatan kimia dapat pula menyebabkan
terbentuknya struktur berulang. Contoh: NaCl(s), Fe(s), Material
dengan struktur berulang yang teratur disebut kristal.

2. Ikatan Ion
2.1 Pengertian
Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat tarikmenarik elektrostatik antara ion positif (kation) dan ion negatif.

Pada umumnya, ikatan ion terbentuk antara logam dan non-logam.


Contoh: FeCl3, CuS, dll. Ikatan ion yang bukan antara ..: NH4Cl

2.2 Lingkar Born-Haber


Perubahan entalpi pembentukan suatu senyawa ion, dapat
dihubungkan dengan berbagai konsep energi yang lain, seperti
energi ionisasi, afinitas elektron, dll., melalui lingkar Born-Haber.
Contoh: lingkar Born-Haber untuk NaBr
2Na(s)
H2

H1
+ Br2(l)

2 NaBr(s)
H3
Br2(g)
H7
H4
H6
2Br(g) + 2e

2Br (g)
+

2Na+(g)
H5
H1 = 2 Hf,NaBr(s)
H2 = 2 H sublimasi Na(s)
H3 = H penguapan Br2
H4 = energi ikatan BrBr
H5 =
H6 =
H7 = (energi kisi NaBr)
2Na(g)

2.3 Kekuatan Ikatan Ion


Kekuatan ikatan ion ditentukan oleh beberapa hal, antara lain:
jari-jari ion (NaCl vs. KBr)
muatan kation dan anion (NaCl vs. MgS)
bilangan koordinasi

2.4 Sifat-Sifat Senyawa Ion


Senyawa ion pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar,
bersifat getas, berwarna putih (jika tak terdapat jenis ikatan lain).
Sifat getas teramati karena dengan pergeseran struktur yang amat
sedikit, dua bagian bahan yang tadinya tarik menarik bisa berubah
menjadi tolak menolak.

3. Ikatan Kovalen
3.1 Pengertian
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat
pemakaian bersama (pasangan) elektron.
Contoh: H2, Cl2, HCl, dll.

Pada umumnya, ikatan kovalen terbentuk antara non-logam dan


non-logam.

3.2 Ikatan Kovalen Polar dan Kovalen Murni


Jika dua atom yang berikatan mempunyai keelektronegatifan yang
berbeda, maka elektron yang dipakai bersama akan condong
kepada salah satu atom yang berikatan (yaitu yang keelektronegatifannya lebih tinggi), yang menyebabkan atom tersebut
bermuatan lebih negatif dibandingkan mitranya. Ikatan kovalen
yang terbentuk disebut ikatan kovalen polar (mengkutub), karena
terjadi pengkutuban dalam molekul.
+

H Cl

Ikatan kovalen murni terjadi antara atom yang sama (atau yang
keelektronegatifannya sama). Contoh: H2, Cl2, dll.

3.3 Ikatan Tunggal, Rangkap dan Ganda Tiga


Ikatan tunggal: jumlah elektron yang digunakan bersama 2 buah.
Ikatan rangkap: jumlah elektron yang digunakan bersama 4 buah.
Ikatan ganda tiga: jumlah elektron yang digunakan bersama 6
buah. Ketiga jenis ikatan ini disebut mempunyai orde ikatan
berturut-turut 1, 2 dan 3.

3.4 Kekuatan Ikatan Kovalen


~ ditentukan oleh:
jari-jari atom yang berikatan
orde ikatan
kepolaran

3.5 Sifat Senyawa Kovalen


Tidak terlalu banyak senyawa yang dapat digunakan untuk
menggambarkan sifat-sifat senyawa kovalen. Kebanyakan
molekul-molekul yang berikatan kovalen, sifat bahannya tidak
hanya ditentukan oleh ikatan kovalen, tetapi juga ditentukan oleh
gaya tarik yang terjadi antar molekul tersebut.
Salah satu senyawa yang sepenuhnya terbangun oleh ikatan
kovalen adalah intan. Sifat-sifatnya antara lain:
keras, tapi tidak getas seperti senyawa ion
titik leleh dan titik didihnya tinggi

4. Ikatan Logam
4.1 Pengertian
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat pemakaian
bersama elektron oleh seluruh atom dalam bahan.

4.2 Kekuatan Ikatan Logam


~ ditentukan oleh:
jari-jari atom
jumlah elektron valensi
bilangan koordinasi

4.3 Sifat Senyawa Logam


Sifat-sifat khasnya, antara lain:
menghantarkan listrik
dapat ditempa, tidak getas seperti senyawa ion
permukaannya menampilkan kilap logam yang khas

5. Ikatan Hidrogen
5.1 Pengertian
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antara atom hidrogen yang
amat elektropositif (di suatu molekul), dengan atom yang sangat
elektronegatif (di molekul lain).

5.2 Syarat
Atom hidrogen yang dapat berikatan hidrogen, haruslah terikat
secara kimia dengan atom yang sangat elektronegatif (F, O, N).
Selain itu, atom H tersebut berikatan hidrogen hanya dengan atom
yang sangat elektronegatif pula (F, O, N).
Contoh: gaya tarik antar molekul HF, gaya tarik antar molekul
H2O, gaya tarik antara NH3 dan H2O pada pelarutan NH3.

5.3 Kekuatan Ikatan Hidrogen


F>O>N

5.4 Sifat-Sifat
Ikatan hidrogen dapat menjelaskan titik leleh/didih yang relatif
tinggi, dan menjelaskan kelarutan beberapa senyawa dalam air.
Contoh: kelarutan NH3 dan alkohol (C2H5OH) dalam air dapat
dijelaskan dengan terbentuknya ikatan hidrogen antara pelarut
dan zat terlarut.

6. Ikatan Van der Waals


6.1 Pengertian
Ikatan Van der Waals adalah gaya tarik (antar molekul) antara
dipol permanen dan/atau dipol terinduksi.

6.2 Kekuatan Ikatan Van der Waals


~ ditentukan oleh:
jari-jari/ukuran molekul
kepolaran molekul
Umumnya, pengaruh jari-jari (pengaruh induksi) lebih dominan
dibandingkan pengaruh kepolaran. Khusus gaya tarik yang
disebabkan oleh dipol terinduksi, sering dinamakan dengan gaya
London.

6.3 Sifat-Sifat
Salah satu sifat yang dapat dijelaskan dengan ikatan Van der
Waals: titik leleh/didih senyawa.
Latihan: carilah data-data titik didih HF, HCl, HBr, dan HI, lalu
buat kurva yang menghubungkan titik didih dengan massa
molekul.

[kurva hubungan titik didih berbagai senyawa:


H2O, H2S, H2Se, H2Te; HF, HCl, HBr, HI; NH3, ..]

7. 7. Teori Lewis
7.1 Aturan Oktet/Duplet
Menurut teori Lewis, atom-atom cenderung untuk mencapai
kestabilan dengan 2 atau 8 elektron valensi (aturan duplet dan
aturan oktet Lewis). Aturan 2 elektron hanya untuk hidrogen,
helium, Li dan Be.
Aturan oktet Lewis dapat menjelaskan tidak hanya ikatan kovalen,
tetapi juga ikatan ion.
Contoh: NaCl, NH3, H2O, CH4, HCl, PCl3, H2CO3, dll.

7.2 Struktur Lewis


H2O, NH3, HCl, H2, dll.

Dari struktur Lewis, dapat dibedakan antara pasangan elektron


ikatan dan pasangan elektron bebas.

7.3 Ikatan Kovalen Koordinasi dan Kovalen Biasa


Pada ikatan kovalen koordinasi, elektron ikatan tidak berasal dari
kedua atom yang berikatan, melainkan hanya berasal dari salah
satu atom saja.
Latihan: gambarkan struktur Lewis untuk H2SO4, H2CO3, H2SO3,
H3PO3, H3PO4, HNO3, dan HNO2.

7.4 Resonansi
Beberapa molekul mempunyai lebih dari satu kemungkinan
struktur Lewis, walaupun susunan atom-atomnya sama.
Keadaan ini disebut sebagai resonansi.
Latihan: Gambarkan beberapa kemungkinan struktur Lewis untuk
O3, HNO3, dan benzena.

7.5 Penyimpangan terhadap Aturan Oktet


Beberapa senyawa tidak mengikuti aturan oktet Lewis, seperti:
SF6, PCl5, XeF4, BF3, dll.
Latihan: gambarkan struktur Lewis untuk molekul-molekul tsb.

8. 8. Teori Ikatan Valensi


8.1 Teori Ikatan Valensi
Menurut teori ini, ikatan kovalen terbentuk akibat pemakaian
bersama elektron pada orbital-orbital dengan energi yang sama
atau berdekatan di kulit terluar. Pada pembentukan ikatan,
disebutkan bahwa orbital dari kedua atom yang berikatan saling

tumpang tindih (overlap), dan lewat pertumpangtindihan orbital


inilah elektron dipakai bersama oleh kedua atom yang berikatan.
Tumpang tindih orbital menghasilkan interferensi saling
menguatkan antara kedua orbital, sehingga kuadrat fungsi
gelombang di antara kedua inti menjadi besar, yang berarti
kerapatan elektron di antara kedua inti menjadi besar. Kerapatan
tersebut akan menarik kedua inti mendekat, sehingga terjadilah
ikatan kimia.
Contoh: NH3 (atom N menyediakan 3 elektron tunggal untuk
mengikat 3 atom H), PCl3, PCl5 (satu elektron 3s pada atom P
harus tereksitasi ke 3d agar P dapat menyediakan 5 elektron tunggal untuk berpasangan dengan elektron tunggal pada 5 atom Cl).
Latihan: Sebutkan orbital-orbital atom pusat yang terlibat pada
pembentukan molekul: CH4, SF6, XeF2, XeF4, XeF6, IF3.

8.2 Teori Orbital Hibrida


Hibridisasi ~ proses penyamaan tingkat energi orbital.
Dalam percobaan, ditemukan bahwa panjang ikatan dan energi
ikatan C-H dalam CH4 adalah sama untuk keempat ikatan,
walaupun orbital atom pusat yang terlibat berbeda (2s dan 2p).
Dari sini disimpulkan bahwa terjadi penyamaan tingkat energi
orbital 2s dan 3 buah orbital 2p, yang disebut hibridisasi. Khusus
untuk molekul CH4, hibridisasinya disebut hibridisasi sp3.

8.3 Hibridisasi pada Ikatan Kovalen Biasa


Pada ikatan kovalen biasa, atom pusat harus menyediakan elektron
tunggal minimal sejumlah atom yang akan diikatnya. Untuk ikatan kovalen koordinasi, lihat pembahasan Senyawa Koordinasi.
Contoh: kita bahas lebih rinci proses pembentukan molekulmolekul berikut.
(i) CH4.
Konfigurasi elektron atom C: 1s2 2s2 2p2
Diagram elektron:

Untuk mengikat empat buah atom H, atom C harus menyediakan


empat buah elektron tunggal (karena ikatannya adalah ikatan
kovalen biasa, bukan kovalen koordinasi).
Terjadi eksitasi elektron:

Pada percobaan ternyata ditemukan bahwa panjang ikatan C-H


adalah sama untuk ke-4 ikatan dan energi ikatannya juga sama,
sehingga disimpulkan:
Pada pembentukan ikatan, terjadi penyamaan tingkat energi
orbital-orbital di atas, yang disebut sebagai hibridisasi.


Dalam kasus ini, disebut sebagai hibridisasi sp3 . Pada hibridisasi
sp3, orientasi pasangan-pasangan elektronnya selalu tetrahedral.
Ke-4 orbital hasil hibridisasi disebut sebagai orbital hibrida sp3
(ii) PCl3
Konfigurasi elektron atom 15P:
Diagram elektron:
Untuk mengikat tiga buah atom Cl, atom P harus menyediakan
tiga buah elektron tunggal. Tidak diperlukan eksitasi elektron.
Pada pembentukan ikatan, terjadi hibridisasi sp3 (catatan:
pasangan elektron bebas, turut dalam hibridisasi ini.)
Bentuk molekulnya: piramida segitiga.
(iii) PCl5
Diagram elektron atom P:
Untuk mengikat 5 buah atom Cl, P harus menyediakan 5 buah
elektron tunggal. Diperlukan eksitasi 1 elektron dari 3s ke 3d.
Pada pembentukan ikatan, terjadi hibridisasi sp3d
Bentuk molekulnya: bipiramida segitiga.
Latihan:
Tentukan hibridisasi yang terjadi pada H2O, SF4, BeCl2, BF3, SF6,
XeF2, XeF4, XeF6, IF3, IF5.
Jelaskan mengapa NCl5 tak ada padahal PCl5 dapat terbentuk.
Jelaskan pula mengapa OF6 tak ada padahal ada SF6.

8.4 Hibridisasi Pada Ikatan Kovalen Koordinasi


Atom pusat menyediakan orbital kosong sejumlah atom yang
akan diikatnya.
.

Ligan kuat: dapat memaksa elektron tunggal untuk saling


berpasangan, atau untuk naik ke tingkat energi yang lebih tinggi.

9. Bentuk Molekul
9.1 Teori Domain Elektron
Teori VSEPR (valence shell electron pair repulsion) atau TPEKV
(tolakan pasangan elektron kulit valensi) digunakan untuk
menjelaskan bentuk molekul.
Menurut teori ini, kekuatan tolakan antar pasangan elektron bebas
> tolakan antara pasangan elektron bebas elektron ikatan >
tolakan antar pasangan elektron ikatan.
Jumlah ps. elektron
kulit valensi pada
atom pusat
2
3
4
5
6

Orientasi pasangan
elektron kulit valensi
linier
Segitiga planar
tetrahedral
bipiramida segitiga
oktahedral

Bentuk molekul
linier
huruf V atau planar

Latihan: tentukan bentuk molekul BeCl2, BF3, CH4, NH3, PCl3, O2,
XeF2, PCl5, SF4, IF3, SF6, IF5, XeF4.
DEFINISI:
Domain elektron adalah daerah gerak pasangan elektron ikatan
atau pasangan elektron bebas dalam molekul.
Untuk elektron bebas: sepasang elektron ~ satu domain
Untuk elektron ikatan: satu ikatan (tunggal, rangkap, ganda-tiga)
~ satu domain.
ATURAN:
Tolakan antar domain elektron bebas > tolakan antara domain
bebas domain ikatan > tolakan antar domain ikatan.
Tolakan yang terkuat (yaitu antar domain bebas) akan
menghindari sudut yang kecil.
Sudut istimewa: 180, 120, 109,5; 90

BENTUK MOLEKUL
Berdasarkan jumlah domain di sekitar atom pusat, tentukan dulu
orientasi domain tersebut dalam ruang (linier, segitiga, tetrahedral,
bipiramida segitiga, oktahedral).
Setelah itu, bentuk molekul dinamai berdasarkan posisi domaindomain ikatan saja.

9.2 Hibridisasi untuk Menjelaskan Bentuk Molekul


Hibridisasi

Susunan domain

Bentuk molekul

sp

linier

linier

sp2

segitiga sama sisi

segitiga, huruf V, linier

sp3

tetrahedral

tetrahedral, piramida segitiga,V

sp3d
bipiramida segitiga
jungkat-jungkit, huruf T, linier

bipiramida segitiga,

sp3d2

oktahedral

octahedral, piramida s4 ...

dsp2

bujur sangkar

10. Senyawa Koordinasi


10.1 Pengertian
~ senyawa yang mengandung ikatan kovalen koordinasi.
Untuk kasus khususnya, senyawa koordinasi biasanya ditujukan
pada senyawa logam transisi yang mengandung ikatan kovalen
koordinasi.
Contoh: K4FeCl6, K3FeCl6
Ikatan antara 4K+ dan FeCl64 adalah ikatan ion, sedangkan ikatan
antara Fe dan Cl adalah ikatan kovalen koordinasi. Dalam hal ini,
ion klorida disebut sebagai ligan.

10.2 Hibridisasi pada Ikatan Kovalen Koordinasi


Contoh:
K4FeCl6
Dalam air, K4FeCl6 terurai menjadi 4K+ dan FeCl64Konfigurasi elektron 26Fe:
Diagram elektron:

Konfigurasi elektron Fe2+:


Diagram elektron:
Untuk mengikat 6 buah ion Cl-, ion Fe2+ harus menyediakan 6
buah orbital kosong (karena ikatannya adalah ikatan kovalen
koordinasi).
Pada pembentukan ikatan, terjadi penyamaan tingkat energi
orbital-orbital di atas, yang disebut sebagai hibridisasi.
Dalam kasus ini, disebut sebagai hibridisasi sp3d2. Pada hibridisasi
sp3d2, orientasi pasangan-pasangan elektronnya selalu oktahedral.
Ke-4 orbital hasil hibridisasi disebut sebagai orbital hibrida sp3d2

K4Fe(CN)6
Dalam air, K4Fe(CN)6 terurai menjadi 4K+ dan Fe(CN)64Konfigurasi elektron 26Fe:
Diagram elektron:
Konfigurasi elektron Fe2+:
Diagram elektron:
Untuk mengikat 6 buah ion CN-, ion Fe2+ harus menyediakan 6
buah orbital kosong (karena ikatannya adalah ikatan kovalen
koordinasi). CN- adalah ligan kuat
Terjadi pendesakan elektron untuk berpasangan:

Terjadi hibridisasi d2sp3.


Latihan: Jelaskan hibridisasi yang terjadi pada K2NiCl4 dan
K2Ni(CN)4.

11. Teori Orbital Molekul (OM)


11.1 Ikatan Kovalen Menurut Teori OM
Dalam teori OM, diasumsikan terjadi pemakaian bersama seluruh
elektron dalam atom.

11.2 Orbital Molekul


Elektron dalam molekul bergerak dalam orbital-orbital molekul.
Dalam hal ini, orbital molekul terbentuk dari orbital-orbital atom
penyusunnya.
2p*
2px* 2pyy*
2px 2py

2p

2p

2p
2s*
2s

2s

1s

2s
1s*
1s

1s

Atom A
Molekul AB
Atom B
Orbital tanpa * disebut orbital ikatan, dengan * orbital anti ikatan.
Seluruh elektron yang terdapat dalam molekul mengisi orbitalorbital molekul tersebut sesuai prinsip Aufbau dan aturan Hund.

Latihan: Isikan elektron-elektron dalam molekul berikut ke dalam


orbital-orbital molekul di atas: CO, O2, N2, NO, O2+, O2-, F2.

11.3 Orde Ikatan


Orde ikatan =

jumlah elektron ikatan - jumlah elektron anti-ikatan


2

Orde ikatan menggambarkan kekuatan ikatan yang terbentuk.

11.4 Sifat Kemagnetan


Molekul yang memiliki elektron tunggal akan bersifat
paramagnetik, sedangkan jika semua elektronnya berpasangan
akan bersifat diamagnetik.

11.5 Konfigurasi Elektron Molekul


O2: (1s)2 (1s*)2 (2s)2 (2s*)2 (2p)2 (2px)2 (2py)2 (2px*) (2pyy*)
Latihan: tuliskan konfigurasi elektron molekul CO, O2, N2, NO,
O2+, O2-, F2.

12. Kepolaran Ikatan dan Kepolaran Molekul


12.1 Momen Dipol
Momen dipol ikatan:
= q. d

q = muatan (positif dan negatif)


d = jarak antar muatan

HCl, NaCl
Momen dipol molekul:
Jumlah dari momen dipol ikatan dalam molekul tsb., dengan
asumsi momen dipol berupa vektor dari muatan positif ke negatif.
CO2, = 0, H2O, 0

12.2 Ikatan Polar dan Molekul Polar


Ikatan polar: momen dipol ikatannya tidak nol. (vs. non-polar)
Molekul polar: momen dipol molekulnya tidak nol.
Contoh: BF3, NH3
Pusat muatan positif vs pusat muatan negatif.

Anda mungkin juga menyukai