Anda di halaman 1dari 18

Judul Laporan :

PERBANDINGAN PENGARUH NAIK TURUN TANGGA


DAN LARI MENDAKI TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT
DI SDN BABAKAN JAWA I

A. Latar Belakang Masalah


Pengembangan sumber daya manusia pada umumnya diarahkan untuk
menjadikan manusia Indonesia yang tangguh, terampil, cakap, bersemangat
dan produktif, sehingga mempunyai kemampuan dalam melaksanakan
berbagai kegiatan dalam masyarakat. Sementara itu, dari sisi lain
pengembangan sumber daya manusia sangat berhubungan erat dengan
peningkatan taraf hidup manusia itu sendiri.
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini, setiap negara termasuk Bangsa Indonesia menghadapi tantangan
untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya,
terlebih bagi negara yang maju, dimana manusianya dapat dikatakan sudah
sangat

berkurang

dalam

gerak

jasmaninya,

sehingga

tidak

jarang

menimbulkan gangguan-gangguan seperti metabolisme sel-sel, sistem otot,


tulang, jantung dengan pembuluh darahnya dan juga sistem syarafnya.
Pembinaan kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang penting
dalam peningkatan kualitas fisik. Oleh karena itu, pembinaan kesegaran
jasmani merupakan hal yang perlu diperhatikan di tahun-tahun mendatang.
Pelaksanaan pembinaan kesegaran jasmani barangkali harus dilakukan dengan

terobosan untuk menyentuh berbagai permasalahan dan sambil menengok ke


belakang apa-apa yang menjadi penghambat selama ini. Bahkan bila perlu
melakukan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan pembinaan.
Dari uraian di atas, sangat menarik perhatian karena menyentuh
persoalan yang mendasar yaitu persoalan kualitas fisik yang tercermin pada
kesegaran jasmani. Pembangunan yang sedang berjalan dewasa ini sangat
menuntut kualitas fisik yang makin tinggi. Seperti yang disebutkan dalam
buku Kesegaran Jasmani dalam Pembangunan Bangsa bahwa : Manusia
energik atau produktif merupakan modal utama dalam strategi dasar era
pembangunan dan modernisasi serta akselerasi.
Berbicara mengenai kesegaran jasmani dalam upaya peningkatan
kualitas fisik, memang merupakan permasalahan yang menarik. Kalau tidak
sebentar kita menemui jalan buntu, maka akan menemui berbagai hambatan
yang pada akhirnya bisa menjadi terarah. Akan tetapi kalau keterpaduan
pembinaan kesegaran jasmani dapat berjalan dengan baik dan ada komitmen
dari pemerintah tidak mustahil bahwa pembinaan kesegaran jasmani akan
berhasil dengan baik.
Semakin banyak masyarakat melakukan latihan jasmani, berarti semakin
berhasil pembinaan kesegaran jasmani dan tingkat kesegaran jasmani
masyarakat semakin baik serta akan meningkatkan kualitas fisik manusia.
Seperti diketahui bahwa pembinaan kesegaran jasmani dapat dilakukan
dengan berbagai macam latihan jasmani atau olahraga. Pada dasarnya semua
macam latihan atau olahraga yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani

dapat digunakan sebagai sarana latihan seperti Senam Kesegaran Jasmani


lainnya.
Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani pelajar sudah termasuk dan
tercantum dalam kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya,
sehubungan dengan masalah kesegaran jasmani, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan sesuai dengan tugasnya menjelaskan : Maka seirama dengan
derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah
dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai
yang tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani. Hal tersebut
mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa
dan negara, sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang menjadi obyek dan
subyeknya adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya. Jadi disamping
masyarakat sekolah itu mau melakukan usaha-usaha pembinaan kesegaran
jasmani, juga dapat mempengaruhi lingkungan dan bahkan tidak mustahil
akan berkembang luas di kalangan masyarakat umum.
Kemudian di dalam kurikulum sekolah dasar mata pelajaran Pendidikan
Jasmani disebutkan : Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar
adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional
dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan hidup
sehat.
Dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di
Sekolah Dasar, juga memuat pokok bahasan Senam Kesegaran Jasmani.
Karena itu untuk mencapai tujuan seperti yang disebutkan dalam kurikulum,

pendidikan jasmani di sekolah dasar mempunyai andil yang sangat besar


untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar. Dan
senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang telah ada saat ini merupakan
alat yang sangat tepat dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan jasmani di
sekolah dasar tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa senam kesegaran jasmani
usia sekolah dasar bukan hanya sebagai materi pelajaran yang disampaikan
dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, tetapi juga dicantumkan dalam
program pendidikan yang dilakukan sebelum jam pelajaran dimulai.
Latihan naik turun tangga dan lari mendaki terhadap kecepatan lari
sprint pada Usia Sekolah Dasar merupakan suatu paket latihan yang baru,
yang memang dikhususkan bagi anak-anak usia sekolah dasar. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya tidak harus dilakukan pada pagi hari saja, dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja karena memang merupakan suatu
bentuk kegiatan jasmani yang penting untuk menjaga, meningkatkan dan
menyempurnakan kesegaran jasmani.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ternyata ada beberapa siswa
tingkat sekolah dasar yang melaksanakan lari sprint naik tangga dan ada juga
yang melakukan lari sprint turun tangga. Oleh karena itu, penulis sangat
tertarik untuk mengetahui Perbandingan pengaruh naik turun tangga dan lari
mendaki terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan Jawa 1.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang

masalah yang diajukan di atas, maka

masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut yaitu :
1.

Bagaimana pengaruh naik turun tangga terhadap kecepatan lari sprint di


SDN Babakan Jawa 1 ?

2.

Bagaimana pengaruh lari Mendaki terhadap kecepatan lari sprint di SDN


Babakan Jawa 1 ?

3.

Bagaimana perbandingan pengaruh naik turun tangga dan lari mendaki


terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan Jawa 1?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan Rumusan Masalah di atas maka tujuan
penelitian ini adalah :
1.

Ingin mengetahui pengaruh naik turun tangga terhadap kecepatan lari


sprint di SDN Babakan Jawa 1.

2.

Ingin mengetahui pengaruh lari Mendaki terhadap kecepatan lari sprint


di SDN Babakan Jawa 1.

3.

Ingin mengetahui perbandingan pengaruh naik turun tangga dan lari


mendaki terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan Jawa 1.

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan secara teoretis
Ada beberapa kegunaan secara teoritis dari penelitian ini yakni.
a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama pada bidang study
Pendidikan Kesehatan
b. Mengetahui hasil penelitian yang tergambar di lapangan secara nyata.
2. Kegunaan secara praktis
Selain kegunaan secara teori di atas hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan dalam praktik pembelajaran yakni sebagai berikut:
a. Akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani
b. Akan dapat digunakan untuk penelitian lanjutan bagi para peneliti
yang berminat dalam bidang Jasmani

E. Kerangka Pemikiran
Sehubungan dengan judul yang diajukan, yaitu Perbandingan pengaruh
lari turun tangga dan lari mendaki terhadap kecepatan lari sprint di SDN
Babakan Jawa 1. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah dalam judul tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan
dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula dan agar tidak
terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan, yang meliputi :

1. Perbandingan
Perbandingan adalah memilih dan menentukan mana yang lebih
lemah dan mana yang lebih kuat. Perbandingan yang dimaksud adalah
membandingkan antara pengaruh naik turun tangga dan lari mendaki
terhadap lari sprint di SDN Babakan Jawa I.
2. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (benda,
orang dan sebagainya) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.
Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah daya yang
ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan program latihan Lari Turun Tangga
dan Mendaki terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan 1.
3. Naik Turun Tangga
Naik turun tangga berarti berlari dengan menggunakan media tangga
baik terbuat dari besi, kayu, papan atau tangga tembok.
Naik turun tangga yang dimaksud ialah, untuk mengetahui pengaruh
dari Latihan tersebut terhadap Lari Sprint pada siswa kelas V di SDN
Babakan Jawa I.
4. Lari Mendaki
Lari Mendaki berarti berlari dengan bidang yang lebih rendah
sewaktu start dan naik ke lebih tinggi ketika finish.

Lari mendaki yang dimaksud ialah, untuk mengetahui pengaruh dari


hasil tersebut terhadap lari sprint pada siswa kelas V di SDN Babakan
Jawa I dalam melakukan lari mendaki terhadap lari sprint.
5. Lari Sprint
Sprint atau Lari cepat merupakan olahraga dalam cabang atletik
dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang
ditempuh.
Lari sprint dimaksud adalah untuk mengukur seberapa pengaruh
hasil dari latihan naik turun tangga dengan Mendaki di SDN Babakan I.
6. SDN Babakan Jawa 1
SDN Babakan Jawa 1 merupakan SDN yang berada di kawasan
Kabupaten Majalengka, yang merupakan bagian dari sample penelitian
bagi penulis.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang
diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan. Dalam penelitian yang
diarahkan pada pengujian hipotesis dituntut adanya kejelasan dan hubungan
antar peubah yang akan diuji. (Cik Hasan Bisri, 2003:56).
Dalam hal ini penulis menitik beratkan pada pengaruh Latihan lari turun
tangga dan Lari mendaki terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan Jawa
1 yaitu :

1.

Ada pengaruh yang berarti antara naik turun tangga dan lari mendaki
terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan Jawa 1

2.

naik turun tangga kurang efektif dibandingkan dengan lari mendaki


terhadap kecepatan lari sprint di SDN Babakan Jawa I

H. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi yang dimaksud peneliti adalah siswa SDN Babakan Jawa I.
b. Sampel
Untuk memudahkan penelitian maka penulis mengambil sampel
golongan yakni mengambil secara acak siswa SDN Babakan Jawa I
dengan jumlah siswa 20 siswa
I. Instrumen Penelitian
Penelitian dikakukan setiap terdapat mata pelajaran Penjas di kelas V
yaitu pada hari selasa dan kamis jam ke-1 dan ke- 2, yang berjumlah 20 anak
siswa laki-laki.

J. Teknik Analisis Data


Untuk pengolahan data, penulis menggunakan rumus-rumus statistik dari buku
metode statistik yang disusun oleh Sudjana.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data hasil
penilaian tersebut adalah :
1. Menghitung skor rata-rata dengan menggunakan

Keterangan :
x

= Nilai rata-rata mean yang dicari

2. Menghitung standar Deviasi dengan menggunakan rumus :

3. Uji Normalitas data dengan menggunakan Uji Liliefors


Langkah-Iangkah uji lilifors sebagai berikut :
a. Menyusun ranking dari nilai skor terkeci hingga skor terbesar,
b. Menghitung Xl, X 2, X 3 .........X n dijadikan bilangan baku ZI, Z2,
Z3........ dengan menggunakan ( X dan S masing-masing merupakan
rata-rata dan simpangan baku sample) rumus :

c. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal


baku, kemudian dihitung peluang: F = P (Z < Z1). F sebagai distribusi,
dan P adalah peluang.
d. Menghitung proporsi, melalui rumus:

4. Menguji Homogenitas dengan dua varian

5. Uji Distribusi Normal


Bila distribusi data normal, maka menggunakan statistik parametric dengan
distribusi Uji-t. Rumus yang digunakan adalah :
a. Menentukan rumus yang digunakan

b. Mencari dengan F dengan Rumus

6. Uji Kesamaan dua Rata-rata (data berpasangan)

- Terima hipotesis Ho jika harga statistik lebih kecil dari t tabel

7. Menguji kesamaan dua Rata-rata (dua pihak)

8. Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukn dengn cara membandingkan harga t
hitung dengan t tabel, distribusi t pada tarap nyata signifikan (

) = 0,05

dan derajat kebesaran ( dk) = n I + n 2 2, Untuk pembedaan dua nilai


rata-rata dipandang signifikan kalau harga t hitung lebih besar dan t tabel.
Untuk pengujian hipotesis dan alternatif yaitu :

9. Uji Wilcoxon
Untuk menentukan bila tidak normal menggunakan Uji Wileoxon,
dengan langkah-Iangkah sebagai berikut:
a. Beri nomor setiap harga mutlak selisih ( X 1 Y 1). Harga mutlak
yang terkecil nomor urut atau peringat 1, harga mutlak selesih
berkutnya diberi nomor urut 2 dan akhirnya harga mutlak terbesar
diberi nomor n. jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar,
untuk nomor urut diambil rata-rata.
b. Untuk tiap nomor urut diberi pula tarap yang di dapat dari selisih (X-Y).
c. Hitunglah jumlah nomor urut yang di dapat di C, ambil harga mutlaknya
paling kecil, sebut jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang
dipakai untuk menguji hipotesis.
Untuk menguji hipotesis dengan taraf nyata ( ) = 0,01 atau ( ) =
0,05. Bandingkan J di atas dengan J yang diperoleh dari daftar nilai J
untuk uji Wilcoxon. Jika J dari perhitungan lebih kecil atau sama
dengan J dan daftar tersebut berdasarkan taraf nyata yang dipilih
makam Ho ditolak. Dalam hal Iainnya Ho diterima.

K. Lokasi dan lamanya penelitian


Penelitian di lakukan di SDN Babakan Jawa I dengan lama penelitian satu
bulan setelah pembuatan Judul Skripsi.

L. Jadawal Kegiatan Penelitian


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

JENIS KEGIATAN
Pembuatan Judul Skripsi
Studi ke sekolah
Pembuatan Proposal
Revisi BAB I
Revisi BAB II
Revisi BAB III
Revisi BAB IV
Revisi BAB V
Finalisasi Skripsi

BULAN KE
3
4
5

DAFTAR PUSTAKA
A. Kamiso. 1998. Ilmu Kepelatihan Dasar. FPOK IKIP Semarang.
Dumadi. 1990. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang.
Dangsina, Moeloek. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Depdikbud. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Sudjana. Metode Statistik, Bandung : Tarsilo
Karmanuddin. 2010. Pedoman Penyusunan Skripsi. FKIP-Universitas Majalengka

Anda mungkin juga menyukai