Anda di halaman 1dari 7

``Alat Musik Tradisional Lampung

Gamolan

Secara etimologi, Gamolan berasal dari kata Begamol dalam


bahasa Lampung atau Begumul dalam bahasa Melayu yang berarti
berkumpul. Gamolan adalah sebuah instrumen musik yang
merupakan warisan budaya dunia. Dimulai dari perkembangan
peradaban awal manusia hingga sekarang ini. Gamolan mendapat
pengaruh mulai pase Pra-sejarah, zaman klasik hingga zaman
modern. Kebudayaan batu, kayu hingga bambu, dan kepercayaan
Animisme, Dinamisme, Hindu-Buddha, Islam dan Melayu. Bangsa
India, China, Arab dan Eropa. Dari sekian pengaruh tersebut
terbentuklah gamolan sebagai instrumen musik tradisional
Lampung.
Gamolan sebagai sebuah instrumen musik tidak dapat
dipisahkan dari perjalanan panjang peradaban Lampung dalam hal
ini Kerajaan Sekala Brak Kuno. Kerajaan Skala Brak Kuno
diperkirakan berdiri di Lampung pada sekitar abad ke-I Masehi
dengan pemimpinnya bernama Raja Buay Tumi. Lokasi Kerajaan
Skala Brak terletak di lereng Gunung Pesagi, di sebelah selatan
Danau Ranau, sekarang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Gamolan hampir sama dengan alat musik gamelan di daerah
Jawa. Hanya saja Gamolan yang ada di Lampung ini terbuat dari
susunan bambu yang kemudian diikat dengan tali senar yang dibuat
dengan rancangan khusus. Gamolan di Lampung ada yang disebut

Gamolan Pekhing dan aja juga yang menyebutnya dengan nama


Gamolan Cetik.
Gamolan keberadaannya telah ada ribuan tahun yang lalu.
Setidaknya sampai tahun 1983 ketika Prof. Margaret J Kartomi
mengadakan penelitian mengenai instrumen tersebut, ia hanya
mencantumkan istilah gamolan untuk menyebutkan instrumen ini
seperti yang ditulis dalam bukunya Musical Instruments Of
Indonesia yang diterbitkan Indonesian Art Society Association with
The Department of Music Monash University, tahun 1985. Dia
menyebutkan bahwa gamolan berasal dari Liwa, daerah
pegunungan di bagian barat Lampung, "A Gamolan origin from Liwa
in the montainous nortwest area of Lampung. (Margaret J katomi,
1985, 31-32).
Seperti halnya alat musik lain, Gamolan memuliki susunan nada
yang tersusun. Hal yang unik dari Gamolan adalah jumlah nada
yang hanya terdiri dari 6 buah nada dasar (pentatonis). Susunan
nada dari Gamolan adalah 1-2-3-5-6-. Nada-nada tersebut berasal
dari bilah bambu yang dirangakai menggunakan senar. Bilah-bilah
bambu yang sudah dirangkai menggunakan senar tersebut
diletakkan diatas bambu bulat (Baluk) yang sudah diberi lubang
pada bagian atasnya. Bambu bulat yang diberi lubang pada bagian
atasnya digunakan untuk memberikan efek nyaring saat bilah
bambu dipukul.Tangga nada gamolan Lampung berdasarkan
arkeologi atau instrumen ialah do re mi so la si do .

Upaya Lampung Lestarikan Gamolan

Sebanyak 25 grup pemusik Lampung belum lama ini memainkan alat musik yang
terbuat dari bambu nonstop selama 25 jam penuh dalam upaya memecahkan rekor

MURI. Alat musik yang terbuat dari bambu itu bernama gamolan mirip dengan nama alat
musik dari Jawa gamelan. Nama gamolan sendiri masih terasa asing di telinga
mengingat alat musik bambu itu jarang sekali dimainkan baik dalam pentas seni budaya
atau upacara-upacara adat Lampung. Bahkan sebagian besar masyarakat Lampung
sendiri lebih mengenal alat musik angklung Jawa Barat dan gamelan Jawa ketimbang
alat musik asli Lampung bernama gamolan. Untuk mengangkat seni budaya tradisional
itu, Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya mengenalkan alat musik asli Lampung
tersebut kepada masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa. Tujuannya minimal
mereka mengetahui gamolan adalah alat musik tradisional Lampung yang terbuat dari
lempengan bambu.
Alat musik gamolan sendiri diperkirakan diciptakan pada abad ke-4 Masehi dan
mengalami puncak perkembangan pada abad ke-5 Masehi. Gamolan adalah jenis alat
musik xilophone berasal dari kata `begamol` yang dalam bahasa Lampung sama dengan
`begumul` dalam bahasa Melayu artinya berkumpul.
Dosen Program Studi Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung (FKIP Unila) Hasyimkan mengatakan, alat musik gamolan merupakan bagian
kebudayaan nusantara.
Ia menjelaskan, delapan lempengan bambu pada gamolan diikat secara bersambungan
dengan tali rotan yang disusupkan melalui sebuah lubang yang ada di setiap lempengan
dan simpul di bagian teratas lempengan.
Gamolan dan gamelan menurutnya memiliki nama yang nyaris mirip tetapi berbeda.
Tangga nada gamolan Lampung berdasarkan arkeologi atau instrumen ialah do re mi so
la si do. Sedang gamelan Jawa Slendro instrumennya ialah do re mi so la.

ALAT MUSIK DAERAH LAMPUNG

TUGAS SENI

KELOMPOK

BUMI
NAMA KELOMPOK
FARINA NURUL HIDAYAH
KHOIRUN NABILAH
VANESA VIENNA ARISTA
MAYA SETIANINGSIH
BELLA AMALIA
JAYANTI ADI NINGSIH
FERNANDO SETIAWAN

Anda mungkin juga menyukai