Anda di halaman 1dari 5

Perhitungan Fungsi Gelombang (Bentuk orbital 2px atom karbon)

Dr. Muhammad Zakir


Maksud percobaan
(1) Melatih mengerjakan perhitungan mekanika kuantum sederhana.
(2) Mengenal pemanfaatan komputer dalam perhitungan mekanika kuantum
(3) Mengenal persamaan gelombang Schrdinger sebagai persamaan sentral dalam
Kimia Teori (Theoretical Chemistry)
Tujuan Percobaan
(1) Menghitung ao dan
(2) Menentukan maks dan 2maks beberapa orbital
Alat-alat
Kalkulator yang memiliki fungsi ex, sin, cos atau sebaiknya dengan computer
dengan software pengolah data seperti Microsoft Excell, Lotus 123 dll.
Kertas grafik
Model orbital atom atau gambar orbital atom (jika ada)
Pendahuluan
Latihan perhitungan fungsi gelombang ini dimaksudkan agar dapat memberikan
pengertian mengenai bentuk dan arti orbital atom secara lebih mendalam. Latihan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan kalkulator, tetapi karena banyak persamaan yang
membutuhkan perhitungan secara berulang, maka penggunaan komputer akan sangat
berguna dan menghemat waktu.
Sebelum mengerjakan latihan ini, praktikan diharapkan telah membaca Bab. 11-13 dari
buku Physical Chemistry; PW Atkin J de Paula, 7th ed. Oxford Univ. Press atau
buku-buku kimia fisika lain yang membahas mekanika kuantum, sehingga memiliki
pengetahuan dasar mengenai beberapa konsep fundamental dalam mekanika kuantum.
Sifat-sifat elektron disekeliling inti dinyatakan oleh persamaan Schrdinger, yang secara
umum dapat dituliskan sbb:
H = E

Dimana = fungsi gelombang elektron dan E = total energi system


Nilai H (dalam satu ruang dimensi)
h2 d 2
+ V ( x)
2m dx 2
H adalah sebuah operator, perintah yang melaksanakan operasi matematik terhadap
H =

fungsi . Dalam hal ini, operasinya adalah


h2
)
2m
(2) tambahkan hasilnya terhadap produk dari perkalian dengan V.
H disebut dengan operator Hamiltonian (William Hamilton, mathematician abad 19).

(1) ambil turunan ke dua dari dan (setelah dikali dengan

Operator hamiltonian adalah operator yang terkait dengan energi total system: jumlah
dari energi kinetik dan energi potensial.
Dengan demikian untuk sistem satu dimensi, persamaan Schrdinger dapat dituliskan
seperti berikut:

h 2 d 2
+ V ( x) = E
2m dx 2

Arti fisis dari dapat dipahami dari interpretasi Born atas . Interpretasi tersebut
difokuskan pada kuadrat dari (atau modulus kuadrat, ||2 = *). Statemennya
adalah bahwa nilai ||2 pada suatu titik tertentu adalah sebanding dengan kebolehjadian
untuk menemukan partikel pada titik tsb. ||2 (atau singkatnya 2) biasa juga disebut
probability density (rapat propabibilitas).
Dalam ruang 3 dimensi persamaan Schrdinger adalah sebagai berikut:

2 2 2 8 2 m
+
+
+ 2 ( E V ) = 0 ,
x 2 y 2 z 2
h
dimana: V = energi potensial (e2/r); m = massa sebuah elektron; h = konstanta Planck; x,
y, z = koordinat Cartesius.
Tetapi biasanya persamaan Schrdinger dinyatakan dalam koordinat polar (r, ).

2 2
1 [sin( / )]
1 2 8 2 m
e
+
+
+
+ 2 ( E + ) = 0
2
2
2
2
r

r r r sin
r sin
h
r
e = muatan elektron; r = jarak antara elektron dengan inti; = sudut

Hubungan antara koordinat Cartesius dengan koordinat polar dapat dilihat pada Gambar
1.

z
elektron (x,y,z)
r

Gambar 1. Hubungan antara koordinat Cartesius dengan koordinat polar: z = r cos ,


x = r sin cos , y = r sin sin
Pemecahan persamaan Schrdinger telah ada yang menghitung, sehingga di sini hanya
akan dibahas hasilnya saja. Persamaan Schrdinger dalam koordinat polar dapat
dipisahkan menjadi dua bagian yaitu:
= r(r) ang(, )
dimana:

= fungsi gelombang keseluruhan

r(r)

= bagian radial fungsi gelombang yang hanya bergantung pada (r)

ang(, ) = bagian angular fungsi gelombang (hanya bergantung pada dan )


Pada Tabel 1 (a) dan (b) dapat dilihat berbagai nilai bagian radial dan bagian angular
fungsi gelombang.
Bentuk suatu orbital dapat digambarkan dengan jalan membuat suatu kurva pada nilai
yang tertentu. Kurva yang terbentuk dikenal sebagai garis kontur. Garis kontur untuk
nilai 2 yang tertentu dapat digambarkan. Dalam hal ini 2 adalah peluang
(kebolehjadian) untuk menemukan sebuah elektron pada jarak tertentu dari inti.

Tabel 1. Bagian radial dan bagian agular fungsi gelombang beberapa orbital
Orbital

(r) *

2(

1s

z 3 / 2 / 2
) e
a0

z 3/ 2
) ( 2 ) e / 2
2 2 2a0
1

2s

z 3 / 2 / 2
) e
2 6 a0

2px

z 3 / 2 / 2
) e
2 6 a0

2py

z 3 / 2 / 2
) e
2 6 a0

2pz

Orbital

ang(, )

1s

1
4

2s

1
4

2px

3
sin cos
4

2py

3
sin cos
4

2p z

3
cos
4

h2
= jari-jari Bohr
4 2 me 2
2 zr
=
; n = bilangan kuantum utama, z = jumlah proton dalam inti
na0

* di mana a0 =

Biasanya garis kontur digambarkan dengan menggunakan model yang terbuat dari
padatan polistirena. Permukaan dari model ini sebenarnya adalah permukaan kontur.
Ukuran model dipilih sedemikian rupa sehingga peluang menemukan sebuah elektron
dalam permukaan adalah 99%.
Jadi permukaan model polistirena yang kita lihat sebenarnya menyatakan permukaan
kontur pada nilai fungsi tertentu atau pada densitas elektron 2 tertentu. Permukaan
kontur dapat dinyatakan dengan berbagai cara, misalnya:
(a) Membandingkan nilai dengan maks
(b) Membandingkan nilai 2 dengan 2maks
(c) Fraksi 2 yang terdapat di dalam permukaan kontur (bila dipilih fraksi sebesar 0.99;
hal ini berarti bahwa di dalam permukaan kontur, peluang menemukan sebuah
elektron adalah sebesar 99%)
Dalam percobaan ini akan digunakan metoda (b).

Prosedur percobaan
Menggambarkan orbital 2px atom karbon:
(1) Hitung ao dan = 2 Z r/n ao atom karbon (n = bilangan kuantum utama).
(2) Dengan menggunakan hasil pemecahan persamaan gelombang Schrdinger yang
terdapat pada Tabel 1, hitung 2px dan 2 2px. Untuk menghitung densitas

(kerapatan elektron), 2, orbital 2px atom karbon sepanjang sumbu X, yaitu = 90


dan = 0, gunakan nilai Z atom karbon sebesar 3.25 (nilai Z ini lebih rendah
daripada nilai Z yang sebenarnya, karena adanya efek perlindungan dari
elektron-elektron orbital sebelah dalam. Jadi nilai Z di sini merupakan nilai Z
efektif). Nyatakan 2 dalam satuan elektron per pm3 dan r dalam satuan pm (pico
meter).
(3) Buatlah kurva 2 (untuk orbital 2px atom karbon sepanjang sumbu X) sebagai fungsi
r (nilai r terletak antara 0.1 dan 300 pm).
(4) Dari kurva yang telah dibuat, tentukan nilai 2maks.
(5) Hitung nilai 2 = 0.01 2maks dan 2 = 0.1 2maks
(6) Dengan menggunakan nilai 2 = 0.01 2maks, gambarkan permukaan kontur 0.01
pada bidang XY dengan menggunakan cara sebagai berikut: gunakan persamaan 2
untuk orbital 2px dari langkah (2) dan nilai 2 = 0.01 2maks untuk menghitung
bagi nilai-nilai r(pm) berikut r = 0.30; 0.50; 0.70; 0.90; 1.10; 1.30; 1.50; 1.53; 1.56;
1.59 (ingat bahwa pada bidang XY, = 90). Transformasi koordinat polar (r, )
yang diperoleh ke koordinat Cartesius XY, lalu gambarkan pada kertas grafik.
(7) Ulangi langkah (6) di atas untuk nilai 2 = 0.1 2maks, tetapi gunakan nilai r(pm)
berikut r = 0.10; 0.30; 0.50; 0.70; 0.90; 1.00; 1.05; 1.07; 1.09. Juga ubah hasil yang
diperoleh ke dalam koordinat Cartesius XY lalu gambarkan pada kertas grafik. Ingat
bahwa kuadrat suatu bilangan adalah positif, jadi untuk setiap koordinat polar, akan
terdapat dua nilai X ( X) dan dua nilai Y ( Y).

Pertanyaan
Bandingkan orbital 2px yang anda peroleh (dengan jalan memutar kurva yang diperoleh
sekeliling sumbu X) dengan model atau gambar yang terdapat pada buku teks kimia.
Berikan komentar Saudara.

Referensi
1. Physical Chemistry; PW Atkins and J de Paula, 7th ed. Oxford Univ. Press.
2. Molecular Quantum Mechanics, PW Atkins and RS Friedman, 3rd ed. Oxford Univ.
Press.

Anda mungkin juga menyukai