Buku Kualitas Udara 2013
Buku Kualitas Udara 2013
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Prolabir (Program Langit Biru) adalah suatu program pengendalian
Propinsi
DIY;
hasilnya
menunjukkan
indikasi
peningkatan
manusia,
maka
disusunlah
strategi
pengendalian
1.2
Dasar Hukum
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Nomor
1.3
Tujuan
pencemaran
udara,
yang
ditunjukan
dengan
1.4
2.1
Udara Ambien
Menurut Peraturan Gubernur DIY Nomor 8 Tahun 2010 tentang
program Langit Biru tahun 2009-2013, definisi Udara Ambien adalah udara
bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam
wilayah
yuridiksi
Republik
Indonesia
yang
dibutuhkan
dan
2.2
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
semakin
meningkatnya
kegiatan
transportasi,
industri,
No
Parameter
Waktu
Pengukur
an
Baku Mutu
Metode
Analisis
Peralatan
900 g / Nm
3
365 g / Nm
3
60 g / Nm
SO2
(Sulfur Dioksida)
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
CO
(Karbon
Monoksida)
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
NO2
(Nitrogen
Dioksida)
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
O3
(Oksida)
HC
(Hidro Karbon)
PM10
(Partikel < 10 mm)
PM 2,5 (*)
(Partikel < 2,5
mm)
1 Jam
1 Tahun
235 g / Nm
3
50 g / Nm
3 Jam
160 g / Nm
24 Jam
150 g / Nm
24 Jam
1 Tahun
65 g / Nm
3
15 g / Nm
TSP
(Debu)
24 Jam
1 Tahun
Pb
(Timah Hitam)
24 Jam
1 Tahun
Pararosanilin
Spektrofotom
eter
NDIR
NDIR
Analyzer
Saltzman
Spektrofotom
eter
Chemiluminescent
Flamed
Ionization
Spektrofotom
eter
Gas
Chromatografi
Gravimetric
Hi Vol
30.000 g / Nm
3
10.000 g / Nm
3
4
5
6
400 g / Nm
3
150 g / Nm
3
100 g / Nm
230 g / Nm
3
90 g / Nm
Gravimetric
3
Gravimetric
Hi Vol
2 g / Nm
3
1 g / Nm
Gravimetric
Ekstraktif
Pengabuan
Hi Vol
10 Ton/km2/Bln
(Pemukiman)
10 Ton/km2/Bln
(Industri)
Gravimetric
Dustfall
(Debu Jatuh)
30 Hari
10
Total Flourides
(as F)
24 Jam
90 Hari
11
Flour Indeks
30 Hari
40 g/100cm dari
Kertas Limed Filter
12
Khlorine &
Khlorine Dioksida
24 Jam
150 g / Nm
13
Sulphat Indeks
30 Hari
1 mg SO3/100 cm3
dari Lead Peroksida
3 g / Nm
3
0,5 g / Nm
Specific Ion
Electrode
2
Catatan:
(*) PM 2,5 mulai berlaku tahun 2002
Hi Vol
Colorimetric
Specific Ion
Electrode
Colorimetric
AAS
Cannister
Impigner atau
Continous
Analyzer
Limed Filter
Paper
Impigner atau
Continous
Analyzer
Lead
Peroxide
Candle
sementara SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total
SOx.
2.2.2 Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida (NO2) dan nitrogen monoksida (NO) adalah
kelompok oksida nitrogen (NOx) yang paling banyak diketahui sebagai
bahan pencemar udara. NO merupakan gas yang tidak berbau dan tidak
berwarna, sedangkan NO2 berbau tajam dan berwarna coklat kemerahan.
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. NO2
bersifat racun, terutama menyerang paru-paru, yaitu mengakibatkan
kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak dan
orang tua, dan berbagai gangguan sistem pernafasan, serta menurunkan
visibilitas.
Oksida nitrogen juga merupakan kontributor utama smog dan
deposisi asam. Nitrogen oksida bereaksi dengan senyawa organik volatil
membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti peroksiasetilnitrat (PAN) di
dalam smog fotokimia, dan dengan air hujan menghasilkan asam nitrat
dan menyebabkan hujan asam. Deposisi asam basah (hujan asam) dan
kering (bila gas NOx membentuk partikel aerosol nitrat dan terdeposisi ke
permukaan bumi) dapat membahayakan tanaman, pertanian, ekosistem
perairan dan hutan. Hujan asam dapat mengalir memasuki danau dan
sungai lalu melepaskan logam berat dari tanah serta mengubah komposisi
kimia air. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan dan bahkan
memusnahkan kehidupan air.
2.2.4
Partikulat
Partikulat adalah padatan ataupun likuid di udara dalam bentuk
asap, debu dan uap yang berdiameter sangat kecil (mulai dari <1 mikron
sampai dengan 500 mikron), yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu
yang lama. Disamping mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di
udara dapat terhisap ke ke dalam sistem pernafasan dan menyebabkan
penyakit gangguan pernafasan dan kerusakan paru-paru.
Partikel yang terhisap ke dalam sistem pernafasan akan disisihkan
tergantung dari diameternya. Partikel berukuran besar akan tertahan pada
saluran pernafasan atas, sedangkan partikel kecil yang dapat terhirup
(inhalable) akan masuk ke paru-paru dan bertahan di dalam tubuh dalam
9
11
Protection
Agency
mengidentifikasi
sumber-sumber
particulate antara lain debu dari jalan dan tanah; pembakaran biomass a,
gas buang kendaraan bermotor, pembakaran
konstruksi.
Umumnya partikel sekunder berukuran 2,5 mikron atau kurang.
Proporsi mayor dari PM2,5 adalah amonium nitrat, ammonium sulfat,
natrium nitrat dan karbon organik sekunder. Partikel-partikel ini terbentuk
di atmosfer dengan reaksi yang lambat sehingga sering ditemukan
sebagai pencemar udara lintas batas yang ditransportasikan oleh
pergerakan angin ke tempat yang jauh dari sumbernya. Partikel sekunder
PM2,5 dapat menyebabkan dampak yang lebih berbahaya terhadap
kesehatan bukan saja karena ukurannya yang memungkinkan untuk
terhisap dan masuk lebih dalam ke dalam sistem pernafasan tetapi juga
karena sifat kimiawinya.
12
dari perombakan/pembusukan
tanaman
meskipun tidak sebensar yang dihasilkan oleh bensin. Pada jam-jam sibuk
13
jembatan,
patung-patung
sehingga
mengakibatkan
tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila
terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin
menyebabkan terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak
negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara.Asap tebal dari hasil
kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi,
transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal
tersebut
menyebabkan
terhentinya
alat-alat
transportasi
karena
14
dan
diusahakan
pula
agar
pembakaran
yang
terjadi
15
24 Juni
2013
Baku
Mutu
Hasil
Analisa
400
28.1
SNI 197119.2.2009
Suhu = 34 C
g/Nm
900
26.9
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
41%
Pb
g/Nm
0.150
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
O3
g/Nm
235
14.1
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
9.36km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
102
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
15.7
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
11200
PM 2,5
g/Nm
65
13.4
Parameter
Satuan
NO2
g/Nm
SO2
Kebisingan
dBA (Leq)
70
76.3
Metode
NDIR
ASTM D 4096
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
16
Keterangan
Hasil
Analisa
400
g/Nm
Pb
g/Nm
O3
Tanggal
Parameter
Satuan
Metode
Keterangan
21
November
2013
NO2
g/Nm
32.4
SNI 197119.2.2009
Suhu = 33.2 C
SO2
900
147
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
46%
0.136
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
g/Nm
235
40.2
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
8.28km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
170
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
14.2
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
4840
NDIR
PM 2,5
g/Nm
65
14.8
ASTM D 4096
Kebisingan
dBA (Leq)
70
80.5
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
manusia
di
lingkungan
pemukiman
berupa
industri
22 Juni
2013
Parameter
NO2
SO2
Pb
Satua
n
Baku
Mutu
Hasil
Analisa
400
27.0
SNI 197119.2.2009
Suhu
C
900
20.4
SNI 197119.7.2009
Kelembaba
n = 67%
0.02
SNI 197119.3.2009
Cuaca
cerah
235
3.44
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin
=
3.96
km/jam
230
12.1
SNI 197119.4.2009
30000
8550
NDIR
150
5.1
ASTM D 4096
65
6.5
ASTM D 4096
dBA
(Leq)
70
70
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
O3
Total Suspended
Particulate (TSP)
CO
PM 10
PM 2,5
Kebisingan
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
Metode
18
Keteranga
n
=33
Hasil
Analisa
400
31.6
SNI 197119.2.2009
Suhu =33 C
g/Nm
900
143
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
67%
Pb
g/Nm
0.02
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
O3
g/Nm
235
39.3
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
3.96 km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
60.2
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
8.49
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
1404
NDIR
PM 2,5
g/Nm
65
8.04
ASTM D 4096
70
73.4 *
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
Tanggal
Parameter
Satuan
22
November
2013
NO2
g/Nm
SO2
Kebisingan
dBA (Leq)
Metode
Keterangan
19
manusia
di
lingkungan
pemukiman
berupa
industri
21 Juni
2013
Parameter
NO2
SO2
Pb
O3
Total Suspended
Particulate (TSP)
CO
PM 10
PM 2,5
Kebisingan
Satua
n
Baku
Mutu
Hasil
Analisa
400
27.9
SNI 197119.2.2009
Suhu =28.6
C
900
23.9
SNI 197119.7.2009
Kelembaba
n = 74%
0.138
SNI 197119.3.2009
235
17.1
SNI 197119.8.2009
Cuaca
=
Mendung
Kec. Angin
=
3.96
km/jam
230
62
SNI 197119.4.2009
30000
10050
150
6.2
ASTM D 4096
65
7.8
ASTM D 4096
dBA
(Leq)
70
80.9*
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
Metode
NDIR
20
Keteranga
n
Hasil
Analisa
400
33.0
SNI 197119.2.2009
Suhu =33 C
g/Nm
900
137
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
46%
Pb
g/Nm
0.02
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
O3
g/Nm
235
34.7
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
7.2 km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
375 *
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
10.1
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
3138
NDIR
PM 2,5
g/Nm
65
9.39
ASTM D 4096
70
78.3 *
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
Tanggal
Parameter
Satuan
21
November
2013
NO2
g/Nm
SO2
Kebisingan
dBA (Leq)
Metode
Keterangan
21
manusia
di
lingkungan
pemukiman
berupa
industri
rendahnya
kualitas
infrakstruktur
22
seperti
jalan
yang
Tanggal
21 Juni
2013
Parameter
NO2
SO2
Pb
Satua
n
Baku
Mutu
Hasil
Analisa
400
28.2
SNI 197119.2.2009
Suhu =28.5
C
900
25.9
SNI 197119.7.2009
Kelembaba
n = 56%
0.110
SNI 197119.3.2009
Cuaca
Cerah
235
15
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin
=
10.1
km/jam
230
139
SNI 197119.4.2009
30000
9500
NDIR
150
4.5
ASTM D 4096
65
2.5
ASTM D 4096
dBA
(Leq)
70
75.9*
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
O3
Total Suspended
Particulate (TSP)
CO
PM 10
PM 2,5
Kebisingan
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
Metode
23
Keteranga
n
Hasil
Analisa
400
33.1
SNI 197119.2.2009
Suhu =34 C
g/Nm
900
179
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
44%
Pb
g/Nm
0.216
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
O3
g/Nm
235
33.1
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
10.1 km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
94.6
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
2.79
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
3138
NDIR
PM 2,5
g/Nm
65
3.49
ASTM D 4096
70
71.6 *
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
Tanggal
Parameter
Satuan
21
November
2013
NO2
g/Nm
SO2
Kebisingan
dBA (Leq)
Metode
Keterangan
24
manusia
di
lingkungan
pemukiman
berupa
industri
NO2
SO2
Pb
O3
Total Suspended
Particulate (TSP)
CO
PM 10
PM 2,5
Kebisingan
g/Nm
Hasil
Analisa
Metode
Keteranga
n
400
29.3
SNI 197119.2.2009
Suhu
C
900
22.2
SNI 197119.7.2009
Kelembaba
n = 43%
0.02
SNI 197119.3.2009
Cuaca
Cerah
235
9.36
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin
=
6.84
km/jam
230
27
SNI 197119.4.2009
30000
11300
150
12.0
ASTM D 4096
65
16.5
ASTM D 4096
dBA
(Leq)
70
80.4 *
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
NDIR
25
=34
Hasil
Analisa
400
33.2
SNI 197119.2.2009
Suhu =34 C
g/Nm
900
145
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
42%
Pb
g/Nm
0.477
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
O3
g/Nm
235
35.8
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
11.5 km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
221
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
5.36
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
5312
NDIR
PM 2,5
g/Nm
65
3.44
ASTM D 4096
70
78.4 *
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
Tanggal
Parameter
Satuan
21
November
2013
NO2
g/Nm
SO2
Kebisingan
dBA (Leq)
Metode
Keterangan
26
manusia
di
lingkungan
pemukiman
berupa
industri
NO2
SO2
Pb
O3
Total Suspended
Particulate (TSP)
CO
PM 10
PM 2,5
Kebisingan
g/Nm
Hasil
Analisa
Metode
Keteranga
n
400
26.0
SNI 197119.2.2009
Suhu =31.5
C
900
23.1
SNI 197119.7.2009
Kelembaba
n = 57%
0.234
SNI 197119.3.2009
Cuaca
Cerah
235
10.1
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin
=
9.36
km/jam
230
65
SNI 197119.4.2009
30000
10500
150
14.7
ASTM D 4096
65
16.2
ASTM D 4096
dBA
(Leq)
70
77.9 *
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
3
g/Nm
NDIR
27
Hasil
Analisa
400
32.1
SNI 197119.2.2009
Suhu =32 C
g/Nm
900
143
SNI 197119.7.2009
Kelembaban =
57%
Pb
g/Nm
0.06
SNI 197119.3.2009
Cuaca = cerah
O3
g/Nm
235
39.9
SNI 197119.8.2009
Kec. Angin =
11.5 km/jam
Total
Suspended
Particulate
(TSP)
g/Nm
230
89.9
SNI 197119.4.2009
PM 10
g/Nm
150
5.40
ASTM D 4096
CO
g/Nm
30000
1340
NDIR
PM 2,5
g/Nm
65
4.22
ASTM D 4096
70
70.2*
MU/04/SLM/04
(Sound Level
Meter)
Tanggal
Parameter
Satuan
21
November
2013
NO2
g/Nm
SO2
Kebisingan
dBA (Leq)
Metode
Keterangan
28
manusia
di
lingkungan
pemukiman
berupa
industri
29
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 SULFUR DIOKSIDA (SO2)
ug/Nm3
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Lokasi
Gambar 4-1. Hasil Pemantauan Konsentrasi Sulfur Dioksida bulan Juni
200.00
SO2
150.00
100.00
50.00
0.00
Lokasi
Gambar 4-2. Hasil Pemantauan Konsentrasi Sulfur Dioksida Bulan November
30
31
NO2
ug/Nm3
29.00
28.00
27.00
26.00
25.00
24.00
Lokasi
Gambar 4-3. Hasil Pemantauan Konsentrasi Nitrogen Dioksida pada Bulan Juni
ug/Nm3
NO2
Lokasi
Gambar 4-4. Hasil Pemantauan Konsentrasi Nitrogen Dioksida pada Bulan
November
33
ug/Nm3
0.20
0.15
0.10
0.05
Pb
0.00
Lokasi
Gambar 4-5. Hasil Pemantauan Konsentrasi Pb Dioksida pada Bulan Juni
Pb (Bulan November)
0.600
ug/Nm3
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
Pb
0.000
Lokasi
berbagai cara antara lain penyisihan emisi gas yang mengandung timbal,
subtitusi bahan yang mengandung timbal dengan bahan lain yang tidak
berbahaya, substitusi proses yang menghasilkan timbal dengan proses
lain yang tidak menghasilkan timbal, menurunkan aktivitas yang
menimbulkan timbal dan menghindari reseptor dari daerah yang
terkontaminasi timbal.
ug/Nm3
Lokasi
Gambar 4-7. Hasil Pemantauan Konsentrasi TSP pada Bulan Juni
35
ug/Nm3
TSP
Lokasi
Gambar 4-8. Hasil Pemantauan Konsentrasi TSP pada Bulan November
disebabkan
karena
36
padatnya
kendaraan
bermotor.
ug/Nm3
O3 (Bulan Juni)
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
O3
Lokasi
37
ug/Nm3
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
O3 (Bulan November)
O3
Lokasi
38
4.6 Kebisingan
dBA
Kebisingan
82.00
80.00
78.00
76.00
74.00
72.00
70.00
68.00
66.00
64.00
Kebisingan
Lokasi
Gambar 4-11. Hasil Pemantauan Konsentrasi Kebisingan pada Bulan Juni
dBA
Kebisingan
82.00
80.00
78.00
76.00
74.00
72.00
70.00
68.00
66.00
64.00
Kebisingan
Lokasi
Gambar 4-12. Hasil Pemantauan Konsentrasi Kebisingan bulan November
39
dB, dan semuanya melebihi ambang batas baku mutu tingkat kebisingan
Kep Men LH Nomor 48 Tahun 1996, yang ditetapkan sebesar 70 dB untuk
kawasan perdagangan dan jasa.
Karena semua titik pantau merupakan perempatan besar yang
padat lalu lintas, maka penyumbang utama kebisingan untuk setiap titik
pantau diperkirakan berasal dari aktiitas transportasi.
4.7 PM 2.5
ug/Nm3
PM 2.5
Lokasi
Gambar 4-13. Hasil Pemantauan Konsentrasi PM 2.5 pada Bulan Juni
40
ug/Nm3
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Madukismo Klodran
Jejeran
Brimob
Ketandan
Piyungan
Lokasi
41
4.8 PM 10
ug/Nm3
PM 10 (Bulan Juni)
PM 10
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Lokasi
Gambar 4-15. Hasil Pemantauan Konsentrasi PM 10 pada bulan Juni
ug/Nm3
PM 10 (Bulan November)
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
PM 10
Lokasi
Gambar 4-16. Hasil Pemantauan Konsentrasi PM 10 pada bulan Juni
42
43
CO (Bulan Juni)
CO
12000.00
ug/Nm3
10000.00
8000.00
6000.00
4000.00
2000.00
0.00
Lokasi
CO (Bulan November)
6000.00
ug/Nm3
5000.00
CO
4000.00
3000.00
2000.00
1000.00
0.00
Lokasi
Gambar 4-18. Hasil Pemantauan Konsentrasi PM 2.5 pada Udara Ambien
di
titik
perempatan
Ketandan
sebesar
11300
45
dBA
Madukismo
72.00
Klodran
70.00
Jejeran
68.00
Brimob
Ketandan
66.00
Piyungan
64.00
2010
2011
Tahun
2012
2013
terjadi tren
kenaikan
(Perempatan
46
ug/Nm3
Madukismo
Klodran
Jejeran
Brimob
Ketandan
Piyungan
2010
2011
2012
2013
47
Dari gambar 4-20 terlihat parameter TSP dari 6 lokasi, tren TSP
dari tahun 2010-2012 terlihat bahwa pemantauan tahun 2011 meningkat
konsentrasinya dibandingkan dengan tahun tahun 2010, kemudian secara
konsisten terjadi penurunan kadar TSP di tahun 2012 dan tahun 2013.
sumber pencemar yang berpotensi meningkatkan parameter TSP
antara lain :
a. Sumber bergerak
-
48
49
BAB 5. KESIMPULAN
51
52
53
54