Disusun oleh:
Musyafa Muhammad Hafiz Afza 19035010066
Devan Ardian Koswara 19035010068
Kamal Fikkri 19035010069
Dwi Firjon Ibadillah 19035010080
Jefry Ananda Umbu Panggat 19035010106
Landasan Teori
• Pencemaran Udara
Suatu kondisi alam dimana kehadiran satu atau lebih subtansi kimia, fisik, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang membahayakan.
• PLTU
Pembangkit Listrik yang mengandalkan energi kinetic dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
• AMDAL
“Analisis Dampak Lingkungan”, suatu proses studi formal lingkungan untuk memperkirakan
dampak terhadap lingkungan untuk memperkirakan dampaknya.
Analisis
1. Gambaran Pencemaran Udara
2. Perizinan PLTU Terkait AMDAL
3. Dampak Pencemaran Udara Oleh PLTU
4. Pengendalian Limbah PLTU
1. Gambaran Pencemaran Udara
Di Indonesia terdapat puluhan PLTU Batubara tersebar dan beroperasi di
Indonesia, melepaskan jutaan ton polusi setiap tahunnya. Batubara menghasilkan
carbon 29 persen lebih banyak dibandingkan minyak dan 80 persen lebih banyak
dibandingkan gas. PLTU batubara ini salah satu kontributor utama emisi gas rumah
kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Greenpeace menyebut, PLTU
sebagai kontributor terburuk tunggal yang bertanggungjawab atas hampir setengah
(46%) dari emisi karbon dioksida dunia. Satu PLTU rata-rata punya masa operasi
25-30 tahun. “Beroperasi 24 jam setiap hari, PLTU mengemisikan polutan
mematikan seperti PM2,5, PM10, NOx, SO2 serta debu,” kata Bondan Andriyanu,
Juru Kampanye Iklim dan Energi, Greenpeace Indonesia.
Pada PLTU Cilacap menghasilkan pencemaran udara oleh debu yang berdampak
pada lingkungan sekitar khususnya pemukiman warga. Bahkan TPS limbah abu
PLTU hanya berjarak 5 meter dari pemukiman. Abu itu lantas terbang ke
pemukiman dan mengotori udara, lantai, bahkan masuk ke rumah warga. Disekitar
daerah proyek pun tidak dilakukan penghijauan.
2. Perizinan PLTU Terkait AMDAL
Beberapa kelemahan perzinan terdapat kelemahan substantif yang cukup berulang pada AMDAL
yang mendasari penerbitan Izin Lingkungan. Dalam konteks PLTU-B, permasalahan ilmiah yang terjadi di
beberapa wilayah, antara lain:
(a) metode pengambilan data yang tidak valid (data pengujian kualitas udara ambien hanya diambil pada
saat musim hujan);
(b) data udara dan/atau air laut tidak tercantum di dalam Amdal;
(c) dampak penting hipotetik tidak lengkap, misalnya seperti dampak peningkatan kematian dini yang
tidak dihitung serta dampak tersedotnya organisme di laut ketika proses pengambilan air laut untuk
cooling water;
(d) emisi CO2 dan kontribusi usaha dan/atau kegiatan terhadap perubahan iklim tidak diperhitungkan;
(e) alternatif pengelolaan lingkungan sangat jarang dipertimbangkan;
(f) data kesehatan yang dikutip dalam AMDAL tidak lengkap, sudah tidak sesuai keadaan terkini (terlalu
lampau), atau tidak representatif.
3. Dampak Pencemaran Udara PLTU