PENDAHULUAN
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan studi yang memiliki ruang lingkup
analisis statistik yang luas. Analisis-analisis statistik tersebut pada dasarnya merupakan
instrumen yang memiliki fungsi untuk mempermudah proses perencanaan. Adapun salah satu
analisis statistik yang digunakan oleh studi Perencanaan Wilayah dan Kota adalah analisis
diskriminan. Analisis cluster merupakan salah satu metode analisis dalam proses perencanaan di
mana kaitannya dengan Perencanaan Wilayah dan Kota, analisis diskriminan memiliki
keunggulan untuk mengetahui faktor pembeda/ mengetahui perbedaan yang jelas antar grup
yang telah terbentuk. Penentuan perbedaan antar masing-masing grup/kelompok tentunya dapat
mempermudah analisis dalam perencanaan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan ringkas.
Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada
hubungan dependensi (hubungan antar variabel dimana sudah bisa dibedakan
mana variabel respon dan mana variabel penjelas). Analisis diskriminan bermanfaat pada
situasi di mana sampel total dapat dibagi menjadi group-group berdasarkan karateristik variabel
yang diketahui dari beberapa kasus. Tujuan utama dari analisis multipel diskriminan adalah
untuk mengetahui perbedaan antar grup (Hair, 1995).
Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, dimana variabel dependen
merupakan data kategorik atau kualitatif (ordinal atau rasio), sedangkan variabel independen
berupa data kuantitatif (interval atau rasio). Analisis diskriminan merupakan salah satu
dari analisis multivariat dengan metode dependensi. Di mana kita mengenal ada dua metode
dalam analisis multivariat, yaitu metode dependensi dan metode interdependensi. Yang
dimaksud dengan metode dependensi yaitu variabel-variabelnya tidak saling bergantung satu
dengan yang lain, sedangkan metode interdenpendensi adalah antarvariabelnya ada saling
ketergantungan (Statistikan, 2013). Adapun dalam analisis diskriminan terdapat beberapa
asumsi yang digunakan, yaitu:
1. Tidak adanya multikolinieritas antara variabel independen (Hubungan linear antar variable
independen).
2. Variabel independen mengikuti distribusi normal.
3. Adanya homogenitas varians antara kelompok data (Matriks varians-covarians variabel
penjelas berukuran pxp pada kedua kelompok harus sama).
2.
STUDI KASUS
Kecamatan Cepring dan Kecamatan Pegandon merupakan salah satu kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Kendal yang masuk ke dalam kawasan perkotaan. Pengembangan dan
pembangunan yang merata di Kecamatan Cepiring dan Kecamatan Pegandon tentunya
merupakan hal yang utama. Adapun kaitannya dengan pemerataan, output dari pengembangan
dan pembangunan yang ingin dicapai adalah pembentukan Kecamatan Cepiring dan Pegandon
yang keseluruhan kelurahan/desanya bersifat perkotaan, karena berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik nomor 37 tahun 2010, terdapat beberapa kelurahan/desa di Kecamatan
Cepiring dan Pegandon yang bersifat perkotaan dan perdesaan. Pengembangan dengan tujuan
pemerataan tentunya harus didasarkan oleh faktor-faktor penentu/pembeda apa saja antar
kelurahan yang ada, yakni kelurahan dengan sifat perkotaan dan perdesaan sehingga
perencanaan pengembangan dapat dilakukan dengan lebih spesifik dan terstruktur.
Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana perbedaan antara kelurahan
dengan sifat perkotaan dan sifat perdesaan di Kecamatan Cepiring dan Pegandon. Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik nomor 37 tahun 2010, beberapa kriteria wilayah perkotaan antara
lain ditentukan oleh kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan
akses pada fasilitas perkotaan. Adapun salah satu fasilitas perkotaan tersebut antara lain adalah
fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas ekonomi. Analisis pembeda antara
kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan di Kecamatan Cepiring dan Pegandon, Kabupaten
Kendal dilakukan dengan analisis diskriminan dengan metode Stepwise yang terdapat di
software SPSS. Berikut ini adalah data yang digunakan untuk analisis.
Tabel 1. Klasifikasi Desa-Kota dan Jumlag Fasilitas Perkotaan
di Kecamatan Cepiring dan Pegandon
No.
1
Desa/Kelurahan
Klasifikasi
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
Persentase
Rumah
Tangga
Pertanian
Jumlah
Fasilitas
Pendidikan
Jumlah fasilitas
kesehatan
Jumlah fasilitas
ekonomi
18%
0
0
Pandes
Perdesaan
Podosari
Perdesaan
1883
19%
Botomulyo
Perkotaan
2107
12%
Gondang
Perkotaan
2385
26%
2179
0%
0
4
2113
Karangsuno
Perkotaan
Cepiring
Perkotaan
4207
3%
Karangayu
Perkotaan
2513
17%
Sidomulyo
Perdesaan
1830
49%
1636
10%
0
1
Damarsari
Perkotaan
10
Juwiring
Perdesaan
1807
27%
11
Kaliayu
Perdesaan
1022
30%
12
Kalirandugede
Korowelangkulo
n
Perdesaan
903
28%
1252
26%
14
Korowelanganyar
Perdesaan
961
17%
15
13
Perdesaan
Margorejo
Perdesaan
39%
16
Pekuncen
Perdesaan
536
1395
1
1
25%
17
Puguh
Perdesaan
1948
19%
18
Wonosari
Perdesaan
235
27%
19
Dawungsari
Perdesaan
1542
17%
20
Margomulyo
Perkotaan
1798
11%
21
Tegorejo
Perkotaan
2278
8%
22
Pesawahan
Perdesaan
1341
16%
23
Karangmulyo
Perdesaan
1621
24
Pucangrejo
Perdesaan
1850
17%
25
Gubugsari
Perkotaan
1887
14%
26
Pegandon
Perkotaan
5228
3%
Penanggulan
Perkotaan
5343
2%
27
12%
A. Case Processing
Analysis Case Processing Summary
Unweighted Cases
Percent
Valid
Excluded
27
100.0
.0
.0
.0
Total
.0
27
100.0
Total
Analisis output:
Case Processing Summary di atas menunjukkan N = 27 yang berarti jumlah data yang
valid dan total yang dimasukkan berjumlah 27 buah data (27 nama kelurahan). Adapun angka
100% menunjukkan bahwa data terolah 100% tanpa adanya missing.
B. Group Statistics
Group Statistics
Status Desa
Kota
Std. Deviation
Unweighted
Weighted
Kepadatan Penduduk
2869.18
1373.844
11
11.000
9.64
7.685
11
11.000
1.64
1.433
11
11.000
1.64
1.748
11
11.000
1.00
1.265
11
11.000
Kepadatan Penduduk
1389.94
540.009
16
16.000
24.13
9.542
16
16.000
1.00
.816
16
16.000
.19
.403
16
16.000
Valid N (listwise)
Mean
.13
.342
16
16.000
Kepadatan Penduduk
1992.59
1201.156
27
27.000
18.22
11.308
27
27.000
1.26
1.130
27
27.000
.78
1.340
27
27.000
.48
.935
27
27.000
Analisis output:
Tabel di atas merupakan proses pengelompokkan tiap kecamatan terhadap pengklasifikasian
perdesaan-perkotaan pada tabel, yaitu terdapat 11 /kelurahan dengan sifat perkotaan dan 16
desa/kelurahan dengan status perdesaan.
C. Test of Equality Group Means
df1
df2
Sig.
.620
.588
.920
.707
.781
15.338
17.487
2.160
10.372
7.029
1
1
1
1
1
25
25
25
25
25
.001
.000
.154
.004
.014
Kepadatan Penduduk
Persen Keluarga Tani
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Jumlah Fasilitas Kesehatan
Jumlah Fasilitas Ekonomi
Analisis output:
Tabel Wilks lambda menunjukkan keragaman data. Semakin mendekati 1 berarti datanya
semakin kompleks. Pada kepadatan penduduk, wilks lambda nya 0.620 yang berarti datanya
cukup kompleks. Adapun untuk persen keluarga tani nilai wilks lamda adalah 0.558 yang berarti
data untuk persen keluarga tani dataya tidak kompleks. Adapun untuk jumlah fasilits
pendidikan, fasilitas kesehatan dan ekonomi berturut-turut memiliki nilai 0.920. 0.707 dan
0.781 yang semuanya mendekati angka 1 sehingga data jumlah fasilitas pendidikan, kesehatan
dan ekonomi datanya kompleks.
Pada kolom sig kepadatan penduduk tani, nilainya 0.001 (<0.05) sehingga terdapat
pernedaan kepadatan penduduk di kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan dengan sifat
perdesan. Adapun sig untuk persen keluarga tani nilainya 0.00 (<0.05) yang berarti terdapat
perbedaan persen keluarga tani di kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan dengan sifat
perdesaan). Sig jumlah fasilitas pendidikan adalah 0.154 (>0.05) yang berarti tidak terdapat
perbedaan jumlah fasilitas pendidikan di kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan
dnegansifat perdesaan. Adapun nilai sig jumlah fasilitas kesehatan dan ekonomi berturut-turut
adalah 0.004 dan 0.014 yang nilai keduanya <0.05. Hal tersebut berarti bahwa terdapat
perbedaan jumlah fasilitas kesehatan dan fasilitas ekonomi di kelurahan dengan sifat perkotaan
dan kelurahan denga sifat perdesaan.
TABEL ANALISIS DISKRIMINAN
A. Analisis Box Test of equality of Covariance Matrices
Log Determinants
Status Desa
Kota
Desa
Pooled within-groups
Rank
Log Determinant
2
2
2
5.119
2.681
4.623
Analisis Output:
Dari tabel di atas diketahu bahwa kelurahan dengan sifat perdesaan memiliki nilai log
determinant 5.119 dan kelurahan dengan sifat perdesan memiliki log determinant 2.681. Nilai
log determinant kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan dengan sifat perdesaan
selisihnya tidak jauh, hal tersebut menunjukan adanya grup kovarians matricerelative sama
untuk kedua grup.
B. Analisis Stepwise
1. Tabel Entered/Removed
Variables Entered/Removeda,b,c,d
Min. D Squared
Exact F
Step
1
Entered
Persen Keluarga
Tani
Jumlah Fasilitas
Kesehatan
Statistic
Between Groups
Statistic
df1
df2
Sig.
2.683
17.487
25.000
.000
3.842
12.020
24.000
.000
Analisis Output:
Pada tabel variables entered/removed menunjukkan variabel mana saja dari 5 variabel input
( Persen Keluarga Tani, Kepadatan Penduduk, Jumlah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan dan
Ekonomi) yang bisa dimasukkan ke dalam persamaan diskriminan. Berdasarkan proses stepwise
yang telah dipilih, maka variabel yang dimasukkan terlebih dahulu adalah yang memiliki nilai
angka F hitung terbesar. Pada tabel di atas, variabel yang memiliki pengaruh paling besar dalam
menentukan sifat suatu desa untuk masuk ke perkotaan atau perdesaan di Kecamatan Pegandon
dan Cepiring adalah persen keluarga tani dan jumlah fasilitas kesehatan.
Tolerance
Sig. of F to
Remove
Min. D Squared
Between Groups
1.000
.000
.986
.004
1.591
.986
.050
2.683
Analisis Output:
Dari tabel di atas,diketahui bahwa terdapat dua langkah dalam memasukkan analisis
diskriminan.Tabel Variabels in the Analysis juga menunjukkan variabel mana saja yang masuk
dalam analisis (pembeda antara kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan). Nilai sig Persen
Keluarga Tani untuk step1 adalah 0.00 (<0.05) sehingga Persen Keluarga Tani masuk ke dalam
analisis. Adapun untuk langkah kedua, nilai sig Persen Keluarga Tani 0.004 dan Jumlah Fasilitas
Kesehatan 0.05 maka kedua variabel tersebut masuk ke dalam analisis.
Tolerance
Min. Tolerance
Sig. of F to Enter
Min. D Squared
Between Groups
Kepadatan Penduduk
1.000
1.000
.001
2.353
1.000
1.000
.000
2.683
1.000
1.000
.154
.331
1.000
.004
1.591
.000
1
1.000
1.000
.014
1.078
Kepadatan Penduduk
.873
.873
.063
3.716
.922
.922
.817
2.697
.986
.986
.050
3.842
.990
.990
.103
3.461
Kepadatan Penduduk
.671
.671
.335
4.165
.909
.902
.672
3.903
.469
.467
.801
3.863
Analisis Output:
Tabel di atas menunjukkan proses pemilihan variabel yang masuk ke dalam analisis. Prosesnya
adalah sebagai berikut: lihat step 0, cari nilai sig F to Enter yang < 0.05 ( variabel kepadatan
penduduk, persen keluarga tani, jumlah fasilitas kesehatan dan ekonomi nilainya <0.05)
kemudian dari variabel yang nilai sig nya <0.05 cari nilai Min. D Square yang paling besar,
yakni nilai Min. D Square dari variabel Persen Keluarga Tani. Kemudian variabel Persen
Keluarga Tani dibuang di analisis selanjutnya. Untuk step 1, dari variabel yang masuk ke step 1,
nilai Sig. of F to Enter yang <0.05 hanya variabel Jumlah Fasilitas Kesehatan (kemudian
variabel Jumlah Fasilitas Kesehatan tidak masuk ke analisis selanjutnya). Untuk step 2, tidak
terdapat variabel Sig.of F to Enter yang memiliki nilai <0.05. Berdasarkan analisis di atas,
dapat diketahui bagaimana proses pemasukan variabel yang masuk ke dalam analisis
diskriminan, yakni variabel Persen Keluarga Tani dan Jumlah Fasilitas Kesehatan.
Number of
Step
Variables
Lambda
df1
df2
df3
Statistic
df1
df2
Sig.
.588
25
17.487
25.000
.000
.500
25
12.020
24.000
.000
Analisis Output:
Diketahui terdapat dua step dalam analisis diskrminan yang dilakukan. Pada step 1, kolom
Wilks Lambda diketahui nilainya 0.588 atau 58.8% satu variabel tidak dapat dijelaskan oleh
perbedaan antara kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan. Adapun pada step 2. Kolom
WilksLambda memilii nilai 0.5 atau 50% satu variabel tidak dapat dijelaskan oleh perbedaan
antara kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan. Pada kolom Exact pada kedua step,
nilainya 0.00 ( <0.05) yang berarti tingkat signifikansinya tinggi.
1. Eigenvalues
Eigenvalues
Function
Eigenvalue
% of Variance
Cumulative %
Canonical
Correlation
1.002a
100.0
100.0
.707
Analisis Output:
Tabel Eigenvalues dapat digunakan sebagai pengukur keeratan hubungan (pada kolom
Canonical Correlation) antara discriminant score dengan kelompok kelurahan perkotaan dan
kelurahan perdesaan. Angka 0.707 pada kolom Canonical Correlation yang mendekati 1
menunjukkan bahwa persamaan yang nanti akan dibentuk semakin valid.
Wilks' Lambda
Test of Function(s)
Wilks'
Lambda
Chi-square
df
Sig.
.500
16.655
.000
Analisis Output:
Fungsi (yang akan dibentuk) memiliki nilai ketepatan (100%-50%) yang berarti fungsi yang
akan dibentuk memiliki ketepatan yang cukup tinggi (50%) atau 50% varians tidak dapat
dijelaskan.
D. Tabel Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients
Standardized Canonical Discriminant Function
Coefficients
Analisis Output:
Tabel ini menunjukkan
tentang bentuk fungsi
Function
diskriminan yang dapat
terbentuk
yaitu:
1
ZSCORE
= Persen Keluarga Tani
0.771Persen
Keluarga
.771
Tani 0.553Jumlah Jumlah Fasilitas Kesehatan
Kesehatan.
-.553 Fasilitas
Fungsi
tersebut
digunkan
untuk
mengatahui kelurahan mana saja yang masuk ke dalam perkotaan atau perdesaan.
E. Tabel Structure Matrix & Tabel Functions at Group Centroids
Structure Matrix
Function
1
Persen Keluarga Tani
.836
-.644
Kepadatan Penduduka
-.545
-.478
a
-.173
Function
1
Kota
-1.161
Desa
.799
Analisis Output:
Untuk mengetahui masuk atau tidaknya suatu desa ke dalam kategori desa perkotaan atau desa
perdesaan dilihat dari Functions at Group Centorids. Terdapat nilai tengah dari Functions at
Group Centroids yaitu -1.161 + 0.799= -0.362. Apabila hasil dari Zscore lebih dari -0.362 maka
kelurahan tersebut masuk ke perkotaan dan apabila kurang dari -0.362 masuk ke perdesaan
dengan syarat nilainya di mutlakkan (0.362 bukan -0.362).
F. Analisis Classification Statistics
1. Tabel Classification Processing Summary
Classification Processing Summary
Processed
Excluded
27
Missing or out-of-range group
codes
Used in Output
27
Status
Desa
Prior
Unweighted
Weighted
Kota
.500
11
11.000
Desa
.500
16
16.000
Total
1.000
27
27.000
Analisis Output:
Tabel di atas memperlihatkan komposisi dari ke-27 kelurahan, terdapat 11 kelurahan perkotaan
dan 16 kelurahan perdesaan.
3. Tabel Clasification Function Coeffeicients
Classification Function Coefficients
Status Desa
Kota
Desa
.144
1.371
-2.509
.315
.427
-4.531
Analisis Output:
Tabel di atas pada dasarnya sama dengan tabel standardized yaitu membuat sebuah rumus
fungsi diskriminan, namun kali ini rumus berasal dari rumus Fisher.
Untuk kelurahan perkotaan : -2.509 + 0.144Persen Keluarga Tani + 1.371Jumlah Fasilitas
Kesehatan
Untuk kelurahan perdesaan : -4.531 + 0.315Persen Keluarga Tani + 0.427Jumlah Fasilitas
Kesehatan
Zscore dsikriminan: ZscorePerkotaan-ZscorePerdesaan
Zscorediskriminan : (-2.509-(-4.531) + (0.144-0.315)Persen Keluarga Tani + (1.371-0.427)
Jumlah Fasilitas Kesehatan
Zscorediskriminan: 2.022 0.171Persen Keluarga Tani + 0.944Jumlah Fasilitas Kesehatan
Count
%
Cross-validateda
Count
%
Desa
Total
Kota
11
Desa
15
16
Kota
81.8
18.2
100.0
Desa
6.3
93.8
100.0
Kota
11
Desa
15
16
Kota
63.6
36.4
100.0
Desa
6.3
93.8
100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is
classified by the functions derived from all cases other than that case.
b. 88.9% of original grouped cases correctly classified.
c. 81.5% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Analisis Output:
Tabel di atas pada kolom Original baris Kelompok Keluraha Perkotaan (Kota) sebanyak 9
kelurahan/desa atau 81.8%, sedangkan 2 kelurahan/desa (15%) berpindah ke kelompok
kelurahan perdesaan (Desa). Sementara itu, 15 kelurahan/desa yang berada di kelompok
kelurahan perdesaan , terdapat 1 kelurahan/desa yang berpindah ke kelompok kelurahan
perkotaan. Adapun ketepatan fungsi diskriminan dapat dihitung dengan cara: 9+15/27= 0.88
atau 88%
KESIMPULAN
Faktor pembeda antara kelurahan perkotaan dan perdesaan di Kecamatan Cepiring dan
Pegandon adalah persen jumlah rumah tangga tani dan jumlah faisilitas kesehatan
Ketepatan fungsi diskriminan adalah sebesar 88%. Ketepatan ini tinggi karena mendekati
angka 100%.
Persamaan fungsi diskriminan adalah: Nilai Z = 2.022(konstan) 0.171Persen Keluarga Tani
+ 0.944Jumlah Fasilitas Kesehatan
Daftar Pustaka
BPS Kabupaten Kendal. (2014). Kendal Dalam Angka 2014. Kendal: Badan Pusat Statistik.
Retrieved from http://kendalkab.bps.go.id/
Hair, A. (1995). Multivariate Data Analisys. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Peraturan BPS Nomor 37 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Kelurahan Desa-Kota di Jawa
Statistikan. (2013, Desember). Statistikan. Retrieved Maret
http://www.statistikian.com/2013/12/analisis-diskriminan.html
29,
2015,
from
10
5. Menginput data yang akan dianalisis ke tampilan data view. Data yang sudah ada di Ms.
Excel dapat di copy ke dalam data view.
11
B. Analisis Diskriminan
1. Klik Menu Analyze > Classify > Discriminant.
12
5. Klik Method,
pilih Mahalanobis
distance dan check Summary of steps serta plilih Use probability dengan aturan yang
telah disesuaikan, Continue.
6. Pilih Classify, pilih All Group equal , check Leave one out classification, Klik Continue.
7. Output analisis
muncul di lembar
Diksriminan akan
kerja
13