Anda di halaman 1dari 13

1.

PENDAHULUAN
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan studi yang memiliki ruang lingkup
analisis statistik yang luas. Analisis-analisis statistik tersebut pada dasarnya merupakan
instrumen yang memiliki fungsi untuk mempermudah proses perencanaan. Adapun salah satu
analisis statistik yang digunakan oleh studi Perencanaan Wilayah dan Kota adalah analisis
diskriminan. Analisis cluster merupakan salah satu metode analisis dalam proses perencanaan di
mana kaitannya dengan Perencanaan Wilayah dan Kota, analisis diskriminan memiliki
keunggulan untuk mengetahui faktor pembeda/ mengetahui perbedaan yang jelas antar grup
yang telah terbentuk. Penentuan perbedaan antar masing-masing grup/kelompok tentunya dapat
mempermudah analisis dalam perencanaan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan ringkas.
Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada
hubungan dependensi (hubungan antar variabel dimana sudah bisa dibedakan
mana variabel respon dan mana variabel penjelas). Analisis diskriminan bermanfaat pada
situasi di mana sampel total dapat dibagi menjadi group-group berdasarkan karateristik variabel
yang diketahui dari beberapa kasus. Tujuan utama dari analisis multipel diskriminan adalah
untuk mengetahui perbedaan antar grup (Hair, 1995).
Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, dimana variabel dependen
merupakan data kategorik atau kualitatif (ordinal atau rasio), sedangkan variabel independen
berupa data kuantitatif (interval atau rasio). Analisis diskriminan merupakan salah satu
dari analisis multivariat dengan metode dependensi. Di mana kita mengenal ada dua metode
dalam analisis multivariat, yaitu metode dependensi dan metode interdependensi. Yang
dimaksud dengan metode dependensi yaitu variabel-variabelnya tidak saling bergantung satu
dengan yang lain, sedangkan metode interdenpendensi adalah antarvariabelnya ada saling
ketergantungan (Statistikan, 2013). Adapun dalam analisis diskriminan terdapat beberapa
asumsi yang digunakan, yaitu:
1. Tidak adanya multikolinieritas antara variabel independen (Hubungan linear antar variable
independen).
2. Variabel independen mengikuti distribusi normal.
3. Adanya homogenitas varians antara kelompok data (Matriks varians-covarians variabel
penjelas berukuran pxp pada kedua kelompok harus sama).
2.

STUDI KASUS
Kecamatan Cepring dan Kecamatan Pegandon merupakan salah satu kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Kendal yang masuk ke dalam kawasan perkotaan. Pengembangan dan
pembangunan yang merata di Kecamatan Cepiring dan Kecamatan Pegandon tentunya
merupakan hal yang utama. Adapun kaitannya dengan pemerataan, output dari pengembangan
dan pembangunan yang ingin dicapai adalah pembentukan Kecamatan Cepiring dan Pegandon
yang keseluruhan kelurahan/desanya bersifat perkotaan, karena berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik nomor 37 tahun 2010, terdapat beberapa kelurahan/desa di Kecamatan
Cepiring dan Pegandon yang bersifat perkotaan dan perdesaan. Pengembangan dengan tujuan
pemerataan tentunya harus didasarkan oleh faktor-faktor penentu/pembeda apa saja antar
kelurahan yang ada, yakni kelurahan dengan sifat perkotaan dan perdesaan sehingga
perencanaan pengembangan dapat dilakukan dengan lebih spesifik dan terstruktur.
Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana perbedaan antara kelurahan
dengan sifat perkotaan dan sifat perdesaan di Kecamatan Cepiring dan Pegandon. Peraturan

Kepala Badan Pusat Statistik nomor 37 tahun 2010, beberapa kriteria wilayah perkotaan antara
lain ditentukan oleh kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan
akses pada fasilitas perkotaan. Adapun salah satu fasilitas perkotaan tersebut antara lain adalah
fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas ekonomi. Analisis pembeda antara
kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan di Kecamatan Cepiring dan Pegandon, Kabupaten
Kendal dilakukan dengan analisis diskriminan dengan metode Stepwise yang terdapat di
software SPSS. Berikut ini adalah data yang digunakan untuk analisis.
Tabel 1. Klasifikasi Desa-Kota dan Jumlag Fasilitas Perkotaan
di Kecamatan Cepiring dan Pegandon
No.
1

Desa/Kelurahan

Klasifikasi

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)

Persentase
Rumah
Tangga
Pertanian

Jumlah
Fasilitas
Pendidikan

Jumlah fasilitas
kesehatan

Jumlah fasilitas
ekonomi

18%

0
0

Pandes

Perdesaan

Podosari

Perdesaan

1883

19%

Botomulyo

Perkotaan

2107

12%

Gondang

Perkotaan

2385

26%

2179

0%

0
4

2113

Karangsuno

Perkotaan

Cepiring

Perkotaan

4207

3%

Karangayu

Perkotaan

2513

17%

Sidomulyo

Perdesaan

1830

49%

1636

10%

0
1

Damarsari

Perkotaan

10

Juwiring

Perdesaan

1807

27%

11

Kaliayu

Perdesaan

1022

30%

12

Kalirandugede
Korowelangkulo
n

Perdesaan

903

28%

1252

26%

14

Korowelanganyar

Perdesaan

961

17%

15

13

Perdesaan

Margorejo

Perdesaan

39%

16

Pekuncen

Perdesaan

536
1395

1
1

25%

17

Puguh

Perdesaan

1948

19%

18

Wonosari

Perdesaan

235

27%

19

Dawungsari

Perdesaan

1542

17%

20

Margomulyo

Perkotaan

1798

11%

21

Tegorejo

Perkotaan

2278

8%

22

Pesawahan

Perdesaan

1341

16%

23

Karangmulyo

Perdesaan

1621

24

Pucangrejo

Perdesaan

1850

17%

25

Gubugsari

Perkotaan

1887

14%

26

Pegandon

Perkotaan

5228

3%

Penanggulan

Perkotaan

5343

2%

27

12%

Sumber:BPS Kabupaten Kendal, 2014

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


OUTPUT UMUM
2

A. Case Processing
Analysis Case Processing Summary
Unweighted Cases

Percent

Valid
Excluded

27

100.0

Missing or out-of-range group


codes

.0

At least one missing


discriminating variable

.0

Both missing or out-of-range


group codes and at least one
missing discriminating variable

.0

Total

.0

27

100.0

Total

Analisis output:
Case Processing Summary di atas menunjukkan N = 27 yang berarti jumlah data yang
valid dan total yang dimasukkan berjumlah 27 buah data (27 nama kelurahan). Adapun angka
100% menunjukkan bahwa data terolah 100% tanpa adanya missing.
B. Group Statistics
Group Statistics
Status Desa
Kota

Std. Deviation

Unweighted

Weighted

Kepadatan Penduduk

2869.18

1373.844

11

11.000

Persen Keluarga Tani

9.64

7.685

11

11.000

Jumlah Fasilitas Pendidikan

1.64

1.433

11

11.000

Jumlah Fasilitas Kesehatan

1.64

1.748

11

11.000

Jumlah Fasilitas Ekonomi


Desa

1.00

1.265

11

11.000

Kepadatan Penduduk

1389.94

540.009

16

16.000

Persen Keluarga Tani

24.13

9.542

16

16.000

Jumlah Fasilitas Pendidikan

1.00

.816

16

16.000

Jumlah Fasilitas Kesehatan

.19

.403

16

16.000

Jumlah Fasilitas Ekonomi


Total

Valid N (listwise)

Mean

.13

.342

16

16.000

Kepadatan Penduduk

1992.59

1201.156

27

27.000

Persen Keluarga Tani

18.22

11.308

27

27.000

Jumlah Fasilitas Pendidikan

1.26

1.130

27

27.000

Jumlah Fasilitas Kesehatan

.78

1.340

27

27.000

Jumlah Fasilitas Ekonomi

.48

.935

27

27.000

Analisis output:
Tabel di atas merupakan proses pengelompokkan tiap kecamatan terhadap pengklasifikasian
perdesaan-perkotaan pada tabel, yaitu terdapat 11 /kelurahan dengan sifat perkotaan dan 16
desa/kelurahan dengan status perdesaan.
C. Test of Equality Group Means

Tests of Equality of Group Means


Wilks' Lambda

df1

df2

Sig.

.620
.588
.920
.707
.781

15.338
17.487
2.160
10.372
7.029

1
1
1
1
1

25
25
25
25
25

.001
.000
.154
.004
.014

Kepadatan Penduduk
Persen Keluarga Tani
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Jumlah Fasilitas Kesehatan
Jumlah Fasilitas Ekonomi

Analisis output:
Tabel Wilks lambda menunjukkan keragaman data. Semakin mendekati 1 berarti datanya
semakin kompleks. Pada kepadatan penduduk, wilks lambda nya 0.620 yang berarti datanya
cukup kompleks. Adapun untuk persen keluarga tani nilai wilks lamda adalah 0.558 yang berarti
data untuk persen keluarga tani dataya tidak kompleks. Adapun untuk jumlah fasilits
pendidikan, fasilitas kesehatan dan ekonomi berturut-turut memiliki nilai 0.920. 0.707 dan
0.781 yang semuanya mendekati angka 1 sehingga data jumlah fasilitas pendidikan, kesehatan
dan ekonomi datanya kompleks.
Pada kolom sig kepadatan penduduk tani, nilainya 0.001 (<0.05) sehingga terdapat
pernedaan kepadatan penduduk di kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan dengan sifat
perdesan. Adapun sig untuk persen keluarga tani nilainya 0.00 (<0.05) yang berarti terdapat
perbedaan persen keluarga tani di kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan dengan sifat
perdesaan). Sig jumlah fasilitas pendidikan adalah 0.154 (>0.05) yang berarti tidak terdapat
perbedaan jumlah fasilitas pendidikan di kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan
dnegansifat perdesaan. Adapun nilai sig jumlah fasilitas kesehatan dan ekonomi berturut-turut
adalah 0.004 dan 0.014 yang nilai keduanya <0.05. Hal tersebut berarti bahwa terdapat
perbedaan jumlah fasilitas kesehatan dan fasilitas ekonomi di kelurahan dengan sifat perkotaan
dan kelurahan denga sifat perdesaan.
TABEL ANALISIS DISKRIMINAN
A. Analisis Box Test of equality of Covariance Matrices
Log Determinants
Status Desa
Kota
Desa
Pooled within-groups

Rank

Log Determinant

2
2
2

5.119
2.681
4.623

The ranks and natural logarithms of determinants printed are


those of the group covariance matrices.

Analisis Output:
Dari tabel di atas diketahu bahwa kelurahan dengan sifat perdesaan memiliki nilai log
determinant 5.119 dan kelurahan dengan sifat perdesan memiliki log determinant 2.681. Nilai
log determinant kelurahan dengan sifat perkotaan dan kelurahan dengan sifat perdesaan
selisihnya tidak jauh, hal tersebut menunjukan adanya grup kovarians matricerelative sama
untuk kedua grup.

B. Analisis Stepwise
1. Tabel Entered/Removed

Variables Entered/Removeda,b,c,d
Min. D Squared
Exact F
Step
1

Entered
Persen Keluarga
Tani
Jumlah Fasilitas
Kesehatan

Statistic

Between Groups

Statistic

df1

df2

Sig.

2.683

Kota and Desa

17.487

25.000

.000

3.842

Kota and Desa

12.020

24.000

.000

Analisis Output:
Pada tabel variables entered/removed menunjukkan variabel mana saja dari 5 variabel input
( Persen Keluarga Tani, Kepadatan Penduduk, Jumlah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan dan
Ekonomi) yang bisa dimasukkan ke dalam persamaan diskriminan. Berdasarkan proses stepwise
yang telah dipilih, maka variabel yang dimasukkan terlebih dahulu adalah yang memiliki nilai
angka F hitung terbesar. Pada tabel di atas, variabel yang memiliki pengaruh paling besar dalam
menentukan sifat suatu desa untuk masuk ke perkotaan atau perdesaan di Kecamatan Pegandon
dan Cepiring adalah persen keluarga tani dan jumlah fasilitas kesehatan.

2. Variables in the Analysis


Variables in the Analysis
Step

Tolerance

Sig. of F to
Remove

Min. D Squared

Between Groups

Persen Keluarga Tani

1.000

.000

Persen Keluarga Tani

.986

.004

1.591

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Kesehatan

.986

.050

2.683

Kota and Desa

Analisis Output:
Dari tabel di atas,diketahui bahwa terdapat dua langkah dalam memasukkan analisis
diskriminan.Tabel Variabels in the Analysis juga menunjukkan variabel mana saja yang masuk
dalam analisis (pembeda antara kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan). Nilai sig Persen
Keluarga Tani untuk step1 adalah 0.00 (<0.05) sehingga Persen Keluarga Tani masuk ke dalam
analisis. Adapun untuk langkah kedua, nilai sig Persen Keluarga Tani 0.004 dan Jumlah Fasilitas
Kesehatan 0.05 maka kedua variabel tersebut masuk ke dalam analisis.

3. Variable Not in the Analysis

Variables Not in the Analysis


Step
0

Tolerance

Min. Tolerance

Sig. of F to Enter

Min. D Squared

Between Groups

Kepadatan Penduduk

1.000

1.000

.001

2.353

Kota and Desa

Persen Keluarga Tani

1.000

1.000

.000

2.683

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Pendidikan

1.000

1.000

.154

.331

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Kesehatan

1.000

.004

1.591

Kota and Desa

.000
1

Jumlah Fasilitas Ekonomi

1.000

1.000

.014

1.078

Kota and Desa

Kepadatan Penduduk

.873

.873

.063

3.716

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Pendidikan

.922

.922

.817

2.697

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Kesehatan

.986

.986

.050

3.842

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Ekonomi

.990

.990

.103

3.461

Kota and Desa

Kepadatan Penduduk

.671

.671

.335

4.165

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Pendidikan

.909

.902

.672

3.903

Kota and Desa

Jumlah Fasilitas Ekonomi

.469

.467

.801

3.863

Kota and Desa

Analisis Output:
Tabel di atas menunjukkan proses pemilihan variabel yang masuk ke dalam analisis. Prosesnya
adalah sebagai berikut: lihat step 0, cari nilai sig F to Enter yang < 0.05 ( variabel kepadatan
penduduk, persen keluarga tani, jumlah fasilitas kesehatan dan ekonomi nilainya <0.05)
kemudian dari variabel yang nilai sig nya <0.05 cari nilai Min. D Square yang paling besar,
yakni nilai Min. D Square dari variabel Persen Keluarga Tani. Kemudian variabel Persen
Keluarga Tani dibuang di analisis selanjutnya. Untuk step 1, dari variabel yang masuk ke step 1,
nilai Sig. of F to Enter yang <0.05 hanya variabel Jumlah Fasilitas Kesehatan (kemudian
variabel Jumlah Fasilitas Kesehatan tidak masuk ke analisis selanjutnya). Untuk step 2, tidak
terdapat variabel Sig.of F to Enter yang memiliki nilai <0.05. Berdasarkan analisis di atas,
dapat diketahui bagaimana proses pemasukan variabel yang masuk ke dalam analisis
diskriminan, yakni variabel Persen Keluarga Tani dan Jumlah Fasilitas Kesehatan.

4. Tabel Wilks Lambda


Wilks' Lambda
Exact F

Number of
Step

Variables

Lambda

df1

df2

df3

Statistic

df1

df2

Sig.

.588

25

17.487

25.000

.000

.500

25

12.020

24.000

.000

Analisis Output:
Diketahui terdapat dua step dalam analisis diskrminan yang dilakukan. Pada step 1, kolom
Wilks Lambda diketahui nilainya 0.588 atau 58.8% satu variabel tidak dapat dijelaskan oleh
perbedaan antara kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan. Adapun pada step 2. Kolom
WilksLambda memilii nilai 0.5 atau 50% satu variabel tidak dapat dijelaskan oleh perbedaan
antara kelurahan perkotaan dan kelurahan perdesaan. Pada kolom Exact pada kedua step,
nilainya 0.00 ( <0.05) yang berarti tingkat signifikansinya tinggi.

C. Analisis Summary of Canonical Discriminant Functions

1. Eigenvalues
Eigenvalues
Function

Eigenvalue

% of Variance

Cumulative %

Canonical
Correlation

1.002a

100.0

100.0

.707

a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Analisis Output:
Tabel Eigenvalues dapat digunakan sebagai pengukur keeratan hubungan (pada kolom
Canonical Correlation) antara discriminant score dengan kelompok kelurahan perkotaan dan
kelurahan perdesaan. Angka 0.707 pada kolom Canonical Correlation yang mendekati 1
menunjukkan bahwa persamaan yang nanti akan dibentuk semakin valid.
Wilks' Lambda
Test of Function(s)

Wilks'
Lambda

Chi-square

df

Sig.

.500

16.655

.000

Analisis Output:
Fungsi (yang akan dibentuk) memiliki nilai ketepatan (100%-50%) yang berarti fungsi yang
akan dibentuk memiliki ketepatan yang cukup tinggi (50%) atau 50% varians tidak dapat
dijelaskan.
D. Tabel Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients
Standardized Canonical Discriminant Function
Coefficients

Analisis Output:
Tabel ini menunjukkan
tentang bentuk fungsi
Function
diskriminan yang dapat
terbentuk
yaitu:
1
ZSCORE
= Persen Keluarga Tani
0.771Persen
Keluarga
.771
Tani 0.553Jumlah Jumlah Fasilitas Kesehatan
Kesehatan.
-.553 Fasilitas
Fungsi
tersebut
digunkan
untuk
mengatahui kelurahan mana saja yang masuk ke dalam perkotaan atau perdesaan.
E. Tabel Structure Matrix & Tabel Functions at Group Centroids
Structure Matrix
Function
1
Persen Keluarga Tani

.836

Jumlah Fasilitas Kesehatan

-.644

Kepadatan Penduduka

-.545

Jumlah Fasilitas Ekonomia


Jumlah Fasilitas Pendidikan

-.478
a

-.173

Functions at Group Centroids


Status Desa

Function
1

Kota

-1.161

Desa

.799

Analisis Output:
Untuk mengetahui masuk atau tidaknya suatu desa ke dalam kategori desa perkotaan atau desa
perdesaan dilihat dari Functions at Group Centorids. Terdapat nilai tengah dari Functions at
Group Centroids yaitu -1.161 + 0.799= -0.362. Apabila hasil dari Zscore lebih dari -0.362 maka
kelurahan tersebut masuk ke perkotaan dan apabila kurang dari -0.362 masuk ke perdesaan
dengan syarat nilainya di mutlakkan (0.362 bukan -0.362).
F. Analisis Classification Statistics
1. Tabel Classification Processing Summary
Classification Processing Summary
Processed
Excluded

27
Missing or out-of-range group
codes

At least one missing


discriminating variable

Used in Output

27

2. Tabel Prior Probabilities for Groups


Prior Probabilities for Groups
Cases Used in Analysis

Status
Desa

Prior

Unweighted

Weighted

Kota

.500

11

11.000

Desa

.500

16

16.000

Total

1.000

27

27.000

Analisis Output:
Tabel di atas memperlihatkan komposisi dari ke-27 kelurahan, terdapat 11 kelurahan perkotaan
dan 16 kelurahan perdesaan.
3. Tabel Clasification Function Coeffeicients
Classification Function Coefficients
Status Desa

Persen Keluarga Tani


Jumlah Fasilitas Kesehatan
(Constant)

Kota

Desa

.144
1.371
-2.509

.315
.427
-4.531

Fisher's linear discriminant functions

Analisis Output:
Tabel di atas pada dasarnya sama dengan tabel standardized yaitu membuat sebuah rumus
fungsi diskriminan, namun kali ini rumus berasal dari rumus Fisher.
Untuk kelurahan perkotaan : -2.509 + 0.144Persen Keluarga Tani + 1.371Jumlah Fasilitas
Kesehatan
Untuk kelurahan perdesaan : -4.531 + 0.315Persen Keluarga Tani + 0.427Jumlah Fasilitas
Kesehatan
Zscore dsikriminan: ZscorePerkotaan-ZscorePerdesaan
Zscorediskriminan : (-2.509-(-4.531) + (0.144-0.315)Persen Keluarga Tani + (1.371-0.427)
Jumlah Fasilitas Kesehatan
Zscorediskriminan: 2.022 0.171Persen Keluarga Tani + 0.944Jumlah Fasilitas Kesehatan

4. Tabel Classification Result


Classification Resultsb,c
Status
Desa
Original

Count
%

Cross-validateda

Count
%

Predicted Group Membership


Kota

Desa

Total

Kota

11

Desa

15

16

Kota

81.8

18.2

100.0

Desa

6.3

93.8

100.0

Kota

11

Desa

15

16

Kota

63.6

36.4

100.0

Desa

6.3

93.8

100.0

a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is
classified by the functions derived from all cases other than that case.
b. 88.9% of original grouped cases correctly classified.
c. 81.5% of cross-validated grouped cases correctly classified.

Analisis Output:
Tabel di atas pada kolom Original baris Kelompok Keluraha Perkotaan (Kota) sebanyak 9
kelurahan/desa atau 81.8%, sedangkan 2 kelurahan/desa (15%) berpindah ke kelompok
kelurahan perdesaan (Desa). Sementara itu, 15 kelurahan/desa yang berada di kelompok
kelurahan perdesaan , terdapat 1 kelurahan/desa yang berpindah ke kelompok kelurahan
perkotaan. Adapun ketepatan fungsi diskriminan dapat dihitung dengan cara: 9+15/27= 0.88
atau 88%
KESIMPULAN
Faktor pembeda antara kelurahan perkotaan dan perdesaan di Kecamatan Cepiring dan
Pegandon adalah persen jumlah rumah tangga tani dan jumlah faisilitas kesehatan
Ketepatan fungsi diskriminan adalah sebesar 88%. Ketepatan ini tinggi karena mendekati
angka 100%.
Persamaan fungsi diskriminan adalah: Nilai Z = 2.022(konstan) 0.171Persen Keluarga Tani
+ 0.944Jumlah Fasilitas Kesehatan

Daftar Pustaka
BPS Kabupaten Kendal. (2014). Kendal Dalam Angka 2014. Kendal: Badan Pusat Statistik.
Retrieved from http://kendalkab.bps.go.id/
Hair, A. (1995). Multivariate Data Analisys. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Peraturan BPS Nomor 37 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Kelurahan Desa-Kota di Jawa
Statistikan. (2013, Desember). Statistikan. Retrieved Maret
http://www.statistikian.com/2013/12/analisis-diskriminan.html

29,

2015,

from

10

LAMPIRAN 1: LANGKAH KERJA


A. INPUT DATA
Berikut ini langkah-langkah dalam input data.
1. Menyiapkan data variabel di Ms. Excel.
2. Membuka aplikasi software SPSS.

3. Memilih variabel view.

4. Mengisi karakteristik jenis variabel data yang dibutuhkan.


Nama
: nama variabel data yang diinginkan
Type
: tipe variabel data yang dibutuhkan, missal: numerik, dan string.
Width
: jumlah huruf atau angka disetiap data data
Decimals
: jumlah angka dibelakang koma jika angka numeric
Label
: pelabelan suatu nama yang muncul dalam output
Value
: berhubungan dengan label, mengkodekan.
Missing
: untuk mengetahui berapa banyak data yang tidak diolah
Coloums
: untuk menentukan jumlah karakter yang akan ditampilkan
Align
: untuk memilih perataan tulisan
Measure
: untuk menentukan skala data yang digunakan

5. Menginput data yang akan dianalisis ke tampilan data view. Data yang sudah ada di Ms.
Excel dapat di copy ke dalam data view.

11

B. Analisis Diskriminan
1. Klik Menu Analyze > Classify > Discriminant.

2. Masukkan variabel dependent ke dalam kotak Grouping Variable. Sedangkan


variabel lainnya: masukkan ke dalam kotak Independents. Karena variabel
dependent berciri data kategori, SPSS minta masukan kode kategori yang dipakai.
Untuk itu, buka ikon Define Range lalu sesuai kode variabel dependent, maka
masukkan angka 1 (satu) pada bagian Minimum dan angka 2 (dua) pada bagian
Maximum. Lalu tekan Continue.

12

3. Masukkan semua variabel pada kolom Independents. Dibawahnya, pilih Use


Stepwise Method
4. Klik pada Statistics kemudian checklist opsi Means, Univariate ANOVA, Boxs M dan
Fishers. Lalu klik Continue.

5. Klik Method,
pilih Mahalanobis
distance dan check Summary of steps serta plilih Use probability dengan aturan yang
telah disesuaikan, Continue.

6. Pilih Classify, pilih All Group equal , check Leave one out classification, Klik Continue.

7. Output analisis
muncul di lembar

Diksriminan akan
kerja

13

Anda mungkin juga menyukai