Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Produksi

Proses produksi merupakan sebuah rangkaian proses yang menciptakan sebuah


barang jadi dengan cara mengubah dan memproses bahan mentah dan bahan baku yang juga
melibatkan kombinasi dari modal, pekerja, dan teknologi. Perusahaan-perusahaan yang besar
menggunakan teknik-teknik yang kompleks dalam memproduksi barang-barang mereka yang
berkualitas tinggi secara efektif dan efisien. Begitu pula halnya dengan McDonalds, sebagai
perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia. Meskipun bisnis McDonalds berebentuk
cost leadership, namun mereka tetap harus menjaga dan mempertahankan kualitas bahanbahan baku yang digunakan dalam membuat hamburger andalannya. Manajemen supply
chain merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam manajemen
produksi. Manajemen supply chain mengatur arus barang dari bahan mentah menjadi bahan
siap saji berkualitas tinggi yang merupakan produk dari perusahaan. Manajemen supply
chain yang baik dibutuhkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan.
Manajemen Supply Chain McDonalds
McDonalds sebagai perusahaan makanan cepat saji di dunia yang menandingi
kompetitornya (Burger King, Wendys, dan lain-lain) membuktikan kompetensinya.
McDonalds selama tiga tahun berturut-turut menempati peringkat kedua dalam The Gartner
Supply Chain Top 25 di bawah Amazon. McDonalds menduduki peringkat kedua selama tiga
tahun berturut-turut (2013-2015) sebagai salah satu perusahaan dengan manajemen supply
chain terbaik di dunia.

The Gartner Supply Chain Top 25

Manajemen supply chain McDonalds merupakan suatu pemenuhan kebutuhan dari


perusahaan yang memiliki lebih dari 36.000 restoran yang melayani 69 juta konsumennya
setiap hari di lebih dari 100 negara yang bebeda tanpa melupakan tujuan utama perusahaan
serta visi dan misi perusahaan. Peringkat kedua yang diberikan oleh Gartner merupakan suatu
pencapaian yang sangat fantastis, hal ini dikarenakan keefektifan dan keefisienan strategi
manajemen supply chain yang diterapkan McDonalds itu sendiri.
McDonalds harus tetap menjaga hubungan dan komunikasinya dengan pemasokpemasoknya dengan baik. McDonalds tidak memiliki pabrik atau pusat distribusi barangnya
sendiri. Mereka mencatat seluruh arus barang setiap harinya untuk masing-masing barang.
McDonalds memiliki 16 pemasok utama. Strategi manajemen suppl chain yang ditrerapkan
McDonalds juga termasuk penunjukan penanggung jawaban atas setiap arus barang serta
estimasi untuk mengantisipasi perubahan permintaan konsumen di masa yang akan datang.
McDonalds yang terletak di Amerika Utara menggunakan jasa dari Martin-Brower
Company LLC untuk mendistribusikan bahan-bahan mentahnya ke setiap restoran
McDonalds di Amerika Utara. Setiap pusat distribusi Martin Brower Company LLC dapat
melayani distribusi mulai dari 250 sampai 700 restoran. Sebagian besar restoran menerima
pengiriman bahan mentah dua sampai tiga kali per minggu. Pengiriman bahan mentah
tersebut disesuaikan waktunya dengan waktu sarapan dan waktu makan siang sehingga
konsumen yang akan atau sedang sarapan di restoran McDonalds tidak melihat truk
pengiriman bahan mentah tersebut. Apabila hal ini dilanggar, dapat menyebabkan
pengurangan konsumen. Pengemudi truk pengiriman tersebut memastikan bahwa ketika truk
sampai, telah ada penanggung jawab yang akan menerima dan memindahkan barang tersebut
dari truk ke dalam restoran, hal ini mengurangi waktu menunggu truk hingga 30%.
McDonalds dan Martin-Brower juga membuat rencana untuk mengantisipasi bencana alam
seperti angin ribut atau tornado pada awal musim panas setiap tahunnya. Persediaan di
McDonalds maksimal disimpan selama empat hari di gudangnya.
Salah satu straetegi McDonalds yang juga menjadi salah satu dari competitive
advandage nya adalah strategi cost leadership nya. Dalam proses supply chain nya,
McDonalds membeli bahan baku dari pemasok dalam kuantitas yang banyak sehingga
mendapatkan harga yang lebih murah.

Dengan manajemen supply chain yang dimiliki McDonalds, perusahaan ini telah
melayani hampir 1% dari seluruh penduduk dunia setiap harinya. Dalam satu detik,
McDonalds menjual 75 buah hamburger. McDonalds mengklain bahwa mereka memiliki
supply chain yang berkelanjutan yang berfokus kepada 3E, Ethics, Environment, dan
Economics. Pemasok yang dimiliki McDonalds dikategorikan menjadi dua, yaitu pemasok
langsung dan pemasok tidak langsung. Beberapa perusahaan yang pernah menjadi pemasok
untuk McDonalds antara lain adalah Cargill, Smithfield Foods, Mullins Food Products,
Bama Companies, dan lain-lain.

McDonalds Supply Chain


Bahan mentah yang digunakan McDonalds dalam membuat produk-produknya antara
lain adalah daging, kentang, nugget, sayur, timun, tomat, roti, es krim, dan pembungkus
kertas. McDonalds di Indonesia sendiri juga menggunakan bahan baku ayam karena budaya
orang Indonesia yang senang makan ayam. Di Indonesia, McDonalds menggunakan
pemasok-pemasok lokal untuk menyediakan kebutuhannya seperti ayam, sayur, timun, tomat,
roti, es krim, dan pembungkus kertas. Untuk semua bahan baku yang dibekukan, McDonalds
Indonesia mengimpornya dari luar negeri, yaitu daging, nugget, dan kentangnya. McDonalds
Indonesia mengimpor dahing, nugget, dan kentang dari berbagai macam negara seperti
contohnya Australia, Amerika, serta Selandia Baru.

Untuk memasok minumannya, McDonalds bekerja sama dengan Coca-Cola.


Sementara kentangnya, McDonalds tidak bisa menggunakan sembarang kentang.
McDonalds hanya menggunakan kentang Russet Burbank yang tumbuh paling banyak di
daerah Idaho, Amerika.

Russet Burbank Potato


Dalam menyediakan bahan bakunya, McDonalds membelinya dari pemasok secara
keseluruhan, tidak ada bahan baku yang digunkan oleh McDonalds yang diproduksi sendiri
oleh McDonalds. Meskipun di beberapa daerah McDonalds pada akhirnya membeli
perusahaan pemasoknya, McDonalds tetap membeli dari pemasok dengan memberikan
batasan-batasan dan syarat kualitas produk dalam menyediakan bahan bakunya. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa McDonalds memiliki tingkat vertical integration yang rendah,
karena mereka menyediakan bahan baku dengan cara membeli dari pemasok. Tingkat
vertical integration yang tinggi adalah ketika di mana sebuah perusahaan memproduksi dan
menyediakan bahan baku dan bahan mentahnya sendiri. Oleh karena tingkat vertical
integration yang rendah yang dimiliki McDonalds, maka dapat dikatakan McDonalds
menghadapi risiko-risiko dan keuntungan sebagai berikut:
1. Kurangnya kontrol terhadap bahan baku, baik kontrol terhadap fluktuasi harga
maupun kontrol terhadap kualitas.

2. Risiko operasional dalam pengadaan bahan mentah ditanggung sepenuhnya


oleh pemasok.
3. Lebih fleksibel.
Tantangan Supply Chain yang Dihadapi Oleh McDonalds
Saat ini, keberadaan restoran cepat saji dipertanyakan mengenai kesehatannya.
Banyak public yang telah semakin sadar akan kesehatan dan bahaya-bahaya atas konsumsi
makanan cepat saji. Beberapa film documenter telah dibuat, seperti contohnya Fast Food
Nation dan Super Size Me yang mengingatkan akan bahayanya pola makan yang tidak
benar. Isu-isu seperti ini telah mendatangkan isu baru yaitu modern supply chain yang erat
kaitannya sengan transparansi supply chain. Singkatnya, perusahaan makanan terutama
makanan cepat saji harus bersikap transparan terhadap konsumennya atas pemasok-pemasok
yang digunakan untuk memproduksi makanannya agar konsumennya memiliki kejelasan atas
apa bahan baku yang digunakan untuk menjamin kesehatan dari konsumennya.
McDonalds sebagai restoran cepat saji juga menjadi korban atas isu ini. Dalam
menghadapi isu ini, McDonalds menggalakan sebuah kampanye yang berjudul Our
Food/Your Questions yang memungkinkan konsumen McDonalds bertanya terkait makanan
yang disajikan oleh McDonalds. Transparansi ini menguntungkan McDonalds atas isu
daging palsu di Eropa. Beeberapa restoran cepat saji di Eropa dikaim menggunakan daging
kuda sebagai pengganti daging sapi dan menipu konsumen. Dengan kampanye tersebut,
McDonalds di Eropa sukses membuktikan kepada konsumennya bahwa daging yang
digunakan McDonalds adalah daging sapi asli.
Kampanye ini menurut penulis belum digalakkan di Indonesia karena sejauh ini
penulis belum pernah mendengar tentang kampanye tersbeut di Indonesia. Hal ini dilakukan
mungkin karena masyarakat Indonesia masih belum sadar sepenuhnya tentang bahasa
kesehatan dari pola makan yang tidak baik meskipun telah banyak pula orang yang sadar
akan hal ini. Kedepannya, mungkin McDonalds Indonesia juga akan menerapkan kampanye
tersebut di Indonesia.
Sumber:
http://www.usanfranonline.com/resources/supply-chain-management/what-are-theingredients-in-a-mcdonalds-supply-chain/#.VmLi3PmSwQk
http://www.gartner.com/newsroom/id/3053118

http://marketrealist.com/2013/12/mcds-food-come-exploring-supply-chain/
https://hbr.org/2015/02/mcdonalds-and-the-challenges-of-a-modern-supply-chain
https://fagansusanto.wordpress.com/2012/11/22/value-chain-and-competitive-advantage-ofmcdonalds/

Anda mungkin juga menyukai