Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

1. McDonald’s Nonmarket Issues

McDonald berkembang pesat di awal Tahun 1990, beberapa isu yang dialami McDonald
adalah :

a) Penggunaan bahan berbahaya (plastik yang mengandung CFC’s) pada wadah


kemasan makanan dan minuman dari McDonald.
Disini Mcdonald dikritik terkait dengan penggunaan bahan berbahaya bagi kesehatan
manusia. Issue ini muncul atas kepedulian orang-orang yang memiliki perhatian
terhadap kesehatan manusia. Selain itu, issue ini bersumber dari ketidaksesuaian
bahan dalam wadah makanan dan minuman yang digunakan Mcdonald dengan aturan
kesehatan.

Menanggapi kritik tersebut Mcdonald memodifikasi kemasannya, dengan


menghilangkan CFC. Namun hal tersebut dianggap belum cukup. Akhirnya Mcdonald
menggunakan bahan recycle untuk kemasannya.  Terkait dengan hal ini kritikan
muncul kembali karena Mcdonald menghasilkan banyak sekali sampah dari kemasan
makanan/minuman yang habis pakai (muncul limbah sampah). Untuk mengatasinya
Mcdonald menggunakan strategi pembakaran sampah (wadah makan/minuman yang
telah dipakai, dikumpulkan lalu dibakar). Organisasi peduli lingkungan menganggap hal
tersebut, masih membahayakan. Pembakaran yang dilakukan Mcdonald, tidak benar-
benar menghilang sampah yang ada serta menimbulkan polusi udara.Akhirnya
Mcdonald menggunakan bahan recycle paper, dan mendaur ulang kembali wadah
makanan/minuman yang telah digunakan, untuk membuat wada makanan/minuman
yang baru

Melihat dari upaya Mcdonald menjawab kritik tersebut, terlihat bahwa performance
Mcdonald tidak menurun, justru semakin bersinar. Selain makanan/minuman banyak
disukai orang, kepedulian Mcdonald ini merupakan nilai tambah dari sudut padang
konsumen (menunjukkan Mcdonald tidak hanya ingin mendapat keuntungan tetapi
peduli terhadap konsumen dan lingkungan).

Di Indonesia, kemasan Mcdonald untuk makanan sudah menggunakan kertas recycle,


namun untuk minuman panas masih menggunakan gelas plastic. Meskipun hal ini
berbahaya, namun masih tetap digunakan di Mcdonald Indonesia.  Hal ini dapat
terjadi karena beberapa hal, Lembaga Pengawas Kesehatan dan Lingkungan di
Indonesia kurang kritis, aturan-aturan di Indonesia tentang kesehatan, perlindungan
konsumen belum benar-benar ditegakkan, masyarakat Indonesia belum terlalu peduli/
paham tentang bahaya penggunaan stereofoam pada wadah makanan, jadi walaupun
berbahaya masyarakat Indonesia tetap mengkonsumsi MCdonald apapun bahan
kemasannya.
b) Kandungan nutrisi yang buruk dan penggunaan zat makanan berbahaya dalam
produk makanan McDonald
McDonald dikritik karena tidak menerangkan secara jelas kandungan nutrisi dari
makan/minuman yang dijual digerainya. Sebenarnya Mcdonald membuat buklet
berisikan berbagai jenis makanan/minuman beserta kandungan nutrisinya. Masalahnya
tidak semua konsumen membaca buklet sebelum memesan makanan, kalaupun ada
konsumen membaca buklet belum tentu ia benar-benar memperhatikan kandungan
nutrisi makanan/minuman yang dijual Mcdonald. Untuk mengatasi hal tersebut
Mcdonald diminta untuk mencetak selebaran berisi kandungan nutrisi
makanan/minuman, yang nantinya diletakkan pada baki atau meja tempat pemesanan.
Diharapkan sebelum memesan atau sebelum makan, konsumen dapat membaca
brosur tersebut.

Menjawab kritik tersebut Mcdonald melakukan inovasi pada wadah kemasannya, yaitu
dengan mencantumkan kandungan nutrisi pada wadah tersebut. Berikut adalah contoh
kemasan baru Mcdonald :
Kemasan baru Mcdonald ini menggunakan QR code. Dengan demikian, konsumen
bisa mengetahui informasi mengenai kandungan nutrisi yang ada di makanan
McDonald's. Selain teks, QR code juga akan menampilkan ilustrasi tentang nutrisi,
sehingga komunikasi ke konsumen tentang informasi nutrisi akan lebih mudah
dilakukan. Menurut Chief Brand Officer Mcdonald, Kemasan terbaru didesain untuk
menghubungkan McDonald dengan konsumen dalam cara-cara yang relevan dan
sebagai bentuk perayaan akan brand .

c) Area Penjualan yang Hanya di dalam Kota


McDonald dikiritik atas area penjualannya yang hanya didalam kota. Akibatnya,
konsumen yang tingggal didalam kota lebih sering ke Mcdonald dibandingkan yang
tinggal di luar kota. Beberapa organisasi kemasyarakatan menganggap bahwa target
konsumen Mcdonald hanya kepada kaum minoritas dan Mcdonald telah
membahayakan kesehatan penduduk setempat lewat makanan/minuman yang
dijualnya.

Kritik ini dijawab oleh Mcdonald dengan membangun gerai lebih banyak lagi. Di
Jakarta, gerasi-gerai Mcdonald dibangun hampir disetiap sudut kota. Di Sulawesi
Makasar, Mcdonald baru hadir di Ibu Kota, yaitu Makassar, namun tidak menutup
kemungkinan lainnya di kota-kota lainnya akan dibangun Mcdonald.
d) Kritik dari Perokok Pasif terhadap Perokok yang Merokok di Ruangan McDonald
McDonald dikritik karena hanya menyediakan satu ruangan untuk bersantap, dimana
smoker consumer pun berada di tempat sama sehingga menggganggu non-smoker
consumer. McDonald diminta untuk membuat kebijakan untuk melarang smoker masuk
ke dalam restauran.

Kritik ini ditindaki oleh McDonalds dengan membagi dua area restaurannya yaitu area
smoking dan area non smoking. Karena jika melarang smoker masuk, menyebabkan
pengurangan jumlah konsumen yang masuk. Pada saat ini, seperti kita lihat di tiap
restauran McDonalds (bahkan semua restauran) menyediakan dua area untuk
konsumen yang merokok dan tidak.
e) Pemakaian Kertas untuk Wadah Makanan
Seperti yang kita lihat bahwa McDonalds tidak menggunakan piring kaca yang dapat
digunakan berkali-kali. McDonalds kerap menggunakan alat makan kertas untuk
menyajikan santapannya. Hal ini pun menimbulkan kritik dari pemerhati lingkungan
untuk mengurangi penggunaan kertas. Karena peningkatan kertas meningkatkan pula
penebangan pohon di dunia ini.

2. lembaga-lembaga yang mengangkat isu Mcdonald ke Permukaan :

a. Lembaga Pemerhati Lingkungan Hidup


Isu mengenai banyaknya limbah yang dihasilkan dari penggunaan Wadah
makanan/ minuman Mcdonald muncul dari para pemerhati lingkungan. Mereka
menyadari bahwa limbah yang dihasilkan dari wadah makanan/minuman sudah
banyak, sementara tempat pembuangan limbah kecil. Limbah-limbah tersebut
tidak bisa didaur ulang. Oleh karena itu Lembaga mendesak Mcdonald untuk
mencari lahan yang lebih luas untuk pembuangan limbah. Selain itu Mcdonald
juga diminta untuk mengolah limbahnya agar bisa didaur ulang.
b. Lembaga Perlindungan Konsumen
Mcdonald mendapatkan kritik atas kandungan nutrisi yang buruk dalam makanan
yang dijualnya. Dimana produk makanan Mcdonald dianggap oleh Lembaga
Perlindungan Konsumen (di Indonesia itu BPOM), tidak sehat karena
mengandung banyak lemak jenuh
c. Lembaga Dinas Tenaga Kerja
Mcdonald mendapatkan kritik dari Dinas Kerja Setempat terkait dengan pemberian
kompensasi pekerja yang dianggap kurang. Dimana pekerja paruh waktu di
Mcdonald tidak mendapat jaminan sosial. Akibatnya turn over pekerja paruh waktu
di Mcdonald, tinggi.
d. Lembaga Perdagangan
Kritik terhadap Mcdonald dari Lembaga Perdagangan terkait dengan area
penjualan Mcdonald yang hanya didalam kota. Sehingga area penyebarannya
tidak merata

3. McDonalds Nonmarket Life Cycle

 Issue Identification
Terdapat tujuh isu nonmarket environment yang ditujukan pada perusahaan mega
cepat saji ini. Terdapat dua isu besar yaitu isu lingkungan dan kesehatan. Namun pada
perkembangannya isu pun meluas ke ranah keselamatan dan sosial. Adapun isu
lingkungan yaitu penggunaan styrofoam yang penggunaannya tidak sebanding dengan
area pembuangan limbah (terlebih bahan tersebut tidak hancur), serta penggunaan
wadah kertas yang meningkatkan penebangan pohon. Isu kesehatan yaitu
penggunaan styrofoam yang menghantar sel kanker dan tumor (mengandung CFC),
makanan yang disajikan sangat rendah nutrisi, namun tinggi kalori, lemak, kolesterol,
dan garam (serta pihak McDonalds tidak informatif dalam menyiarkan komponen gizi
makanan yang disajikan). Terlebih McDonalds semakin aktif membuka cabang di kota
besar sehingga mendorong masyarakat kota untuk berpikir instan dan terus menerus
mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu McDonald tidak memberi batasan untuk
perokok untuk menghisap batang rokoknya di tempat. Isu sosial pun timbul akibat tidak
memperhatikan hak dari tenaga kerja paruh waktu. Isu yang diawali oleh accident yaitu
isu keselamatan, hal ini bermula seorang wanita yang luka terbakar akibat kejatuhan
kopi. Kopi yang disajikan temperaturnya sangat tinggi.

 Interest Group Formation


Kecaman atau kritik bermunculan dari para aktivis. Terutama beberapa lembaga
lingkungan dan ED (Enviromental Defense). Selain itu aktivis yang concern pada
bidang kesehatan dan ketenagakerjaan. Interest Groups ini memberikan kritik dan
saran serta mengundang pihak manajemen untuk melakukan diskusi. Pada isu
styrofoam, aktivis menyarankan mengganti wadah makanan dan minuman McDonalds.
Pada isu nutrisi, aktivis menyarankan untuk mencantumkan tabel nutrisi di selebaran
yang diletakkan di atas baki.
 Legislation
Pada tahap ini, merupakan campur tangan pemerintahan menangani isu-isu tersebut.
misalnya pada isu styrofoam, pemerintah Jerman menetapkan pajak untuk setiap
penggunaan wadah sekali pakai. Pajak sebesar 30 sen setiap piring kertas, dan 6 sen
tiap sendok, garpu, dan pisau. Pada isu tenga kerja, pemerintah Clinton saat itu
mereformasi sistem perawatan kesehatan bangsa.

 Administration
Adapun beberapa isu yang sampai pada tahap ini yaitu isu kecelakaan kopi yang
menyebabkan hakim untuk menurunkan temperatur kopi yang disajikan McDonalds.
Selain itu, hasil keputusan hakim bahwa McDonalds memberi kompensasi kepada
korban sebesar $640.000 dan $2,7 juta untuk kompensasi hukuman.

 Enforcement
Pada tahap ini, beberapa isu McDonalds mendapat tititk terang namun adapun yang
menemui jalan buntu. Pada isu styrofoam, McDonalds tidak dapat melakukan apa-apa
untu mengurangi pemakaian wadah styrofoam. McDonalds pun mencoba untuk
membakarnya, namun mendapat teguran keras lagi karena menimbulkan polusi udara
yang sangat berbahaya. Pada isu nutrisi yang terkandung pada makanan McDonalds
disambut dengan melaksanakan saran dengan mencantumkan tabel nutrisi serta
melakukan improvisasi menu yang lebih sehat seperti McNugget yang tidak
menggunakan kulit ayam dan digoreng dengan minyak sayur.

Pada isu merokok dalam ruangan, McDonalds menyikapinya dengan membuat dua
area yaitu area smoking dan area non-smoking. Pada isu penggunaan kertas,
McDonalds menggunakan kemasan daur ulang dengan mengeluarkan dana sebesar
$100juta. Pada isu tenaga kerja, pada artikel kasus tersebut tidak diketahui apakah
kebijakan McDonalds untuk menyikapi hal tersebut. sedangkan untuk isu kecelakaan
kopi McDonald mengajukan banding atas keputusan hakim untuk mengganti rugi
tersebut.

McDonalds should do!

untuk mengatasi isu-isu tersebut ada beberap hal yang bisa McDonalds pertimbangkan,
yaitu :
 Senantiasa mempertimbangkan faktor-faktor non-market dalam membangun
kebijaksanaan ataupun melakukan evaluasi produk dan manajemen. Tidak hanya
mempertimbangkan masalah market,seperti konsumen, pemasok, profit, dan
lainnya.
 Melakukan kerjasama kepada lembaga lingkungan untuk mengatasi lembah
styrofoam. Contohnya limbah styrofoam dapat digunakan menjadi bahan dasar
batako dan ekstrak kulit jeruk yang dapat diproses kimiawi agar styrofoam yang ada
terurau menjadi larutan yang berguna untuk pembuatan semen dan pengolahan air
bersih.
 Mulai meninggalkan wadah plastik maupun kertas (bisa dikompensasi untuk take
away atau delivery), tapi untuk makan di tempat disarankan menggunakan alat
makan yang dapat dicuci.
 Senantiasa melakukan informasi kepada publik mengenai nutrisi serta terus
melakukan improvisasi menu yang sehat.
 Melakukan revisi terhadap kebijakan atas kewajiban tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai