PADA BUAH-BUAHAN
Dosen Pengampu:
Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si
Makharanyy Dalimunthe, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
2022
I. JUDUL LAPORAN :
―Kandungan Senyawa Organik Pada Buah-Buahan ‖
A. Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba
(Madigan, 2011). Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya
mendidihkan.Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan mikroba (jasad
renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki (Muhiddin, 2001). Produk fermentasi
berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer maupun sekunder atau produk transformasi
(biokonversi).Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau
campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi
antara lain khamir, kapang dan bakteri. Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya
manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang
berharga menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup
manusia.
B. Karbohidrat
1) Monosakarida
Monosakarida biasanya tidak berwarna, berupa padatan kristal, larut dalam air dan sulit
larut dalam larutan nonpolar. Struktur monosakarida terdiri dari gugus aldehid atau keton
dengan dua atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida yang memiliki gugus fungsional aldehid
disebut dengan aldosa sedangkan yang memiliki gugus keton disebut ketosa. Aldosa paling
sederhana adalah gliseraldehid yang terdiri dari tiga atom C sedangkan ketosa yang paling
sederhana adalah dihidroksiaseton.
Atom C pada monosakarida biasanya berupa C kiral sehingga monosakarida memiliki
stereoisomer. Oleh sebab itu, monosakarida memiliki enantiomer dan epimer. Enantiomer
adalah stereoisomer yang merupakan bayangan kaca dari suatu molekul. Berdasarkan sifat
stereoisomer, molekul monosakarida dibagi menjadi Dextro dan Levo. Dua jenis gula yang
memiliki perbedaan pada satu atom karbon spesifik dinamakan dengan epimer. Contoh epimer
adalah D-glukosa dan D-manosa yang memiliki perbedaan pada atom karbon nomor 2.
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula yang
lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada dua yaitu aldosa yang
memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki gugus fungsi keton. Berdasarkan
jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa.
2) Oligosakarida
1) Disakarida
Disakarida terdiri atas dua molekul monosakarida yang terikat dengan ikatan
glikosidik. Beberapa contoh senyawa disakarida dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
2) Trisakarida
Trisakarida terdiri atas tiga molekul monosakarida dimana antarmolekul terikat dengan
ikatan glikosodik. Sejumlah trisakarida dapat ditemukan bebas di alam seperti rafinosa (α-D-
galaktopiranosil-(16)-α-D-glukopiranosil-(12)-β-Dfruktofuranosida) yang sering
dinamakan dengan gula beet dan melezitosa (α-Dglukopiranosil-(13)-β-D-fruktofuranosil-
(21)-α-D-glukopiranosida).
3) Polisakarida
Polisakarida merupakan hasil kondensasi dari lebih dari lebih dari dua puluh unit
monosakarida. Polisakarida terdiri dari homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Homopolisarida adalah polisakarida yang terdiri dari unit monosakarida yang sama sedangkan
heteropolisakarida terdiri dari unit monosakarida yang berbeda.
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat kompleks yang terdiri atas unit monosakarida
yang terikat dengan ikatan glikosidik. Secara nomenklatur, polisakarida dibagi menjadi dua,
yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan
makanan cadangan yaitu pati dan glikogen, sedangkan pembentuk struktur molekul yaitu kitin
dan selulosa.
1) Pati
Pati merupakan senyawa cadangan pada tumbuhan yang terdiri atas unit glukosa. Pati terdiri
atas dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Susunan komponen
tersebut dalam tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa dan 70 – 90% amilopektin. Amilosa memiliki
struktur rantai lurus yang terbentuk dari ikatan glikosidik 1 4 antara molekul α-D-glukosa.
Amilosa dapat membentuk struktur heliks dimana rata-rata terdapat 8 molekul glukosa setiap
putaran heliks. Amilosa memiliki sifat sukar larut dalam medium air tetapi dapat membentuk
suspensi miselar. Jika dianalisis dengan menggunakan iodin, amilosa akan
membentukompleksberwarna
Amilopektin merupakan polimer glukosa yang terdiri atas rantai lurus dengan ikatan
glikosidik 14 dan cabang yang terbentuk dengan ikatan 16. Amilopektin akan memeberikan
perubahan warna merah-violet jika dianalisis dengan iodin.
2) Glikogen
Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan makanan pada
hewan. Komposisi glikogen dalam liver adalah 10% sedangkan dalam otot 1 – 2%. Struktur
glikogen sama dengan amilopektin tetapi memiliki 8 – 12 cincin residu pada cabang yang
terikat pada 16. Analisis dengan larutan iodin akan memberikan perubahan warna merah-
violet.
3) Selulosa
Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas 100 – 1000 unit βD-glukosa.
Proses polimerisasi melalui proses kondensasi dengan ikatan glikosidik 14 antarmolekul
glukosa. Pada dinding sel tanaman, fibril selulosa membentuk rantai paralel yang saling
bersilangan antarlayer. Fibril tersebut juga membentuk matriks dengan hemiselulosa, pektin
dan ekstensin. Rantai paralel selulosa pembentuk mikrofibril memiliki ikatan hidrogen
antarrantai.
C. Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa molekuler dengan kandungan utama dalam senyawa
tersebut adalah atom karbon dan atom hidrogen. Kekhasan atom karbon inilah yang dapat
membentuk suatu senyawa menjadi senyawa organik. Hal unik dari atom karbon adalah
kemampuannya untuk mengikat atom karbon lain dengan menghasilkan rantai atau cincin
dengan panjang yang beragam. Beberapa unsur memiliki kemampuan terbatas untuk
membentuk rantai atau cincin seperti atom karbon, hanya atom karbon yang dapat
melakukan hal ini dengan sejumlah atom lain seperti oksigen, nitrogen, dan belerang
melalui ikatan tunggal atau ikatan rangkap. Contoh senyawa organik yang ada dalam tubuh
manusia adalah glukosa (monosakarida), asam amino, dan lemak (gliseril tristearat).
Berikut struktur dari senyawa-senyawa organik tersebut.
D. Uji Karbohidrat
I. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan
gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh
karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus
alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa
dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Uji
Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine
yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine
diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk
memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang
mengindikasikan penyakit diabetes
V. ALAT DAN BAHAN
1) Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Pisau Cutter - 1
2. Piring/Mangkuk - 1
3. Sendok - 1
2) Bahan
2) Pembahasan
Pada kegiatan mini riset ini menggunakan betadine/iodine untuk mengetahui kandungan
karbohidrat pada buah-buahan. Apabila buah-buahan yang ditetesi betadine berubah warna
menjadi warna biru-ungu pekat maka buah tersebut mengandung karbohidrat.
Sesuai dengan pernyataan di atas diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
a. Tomat
Pada uji karbohidrat, tomat yang dihaluskan dan ditetesi dengan betadine/iodine
tidak menghasilkan warna biru-ungu pekat. Hal ini berarti tomat tidak mengandung
karbohidrat
b. Pisang
Pada uji karbohidrat, pisang yang dihaluskan dan ditetesi dengan betadine/iodine
menghasilkan warna biru-ungu pekat. Hal ini berarti pisang mengandung
karbohidrat
c. Semangka
Pada uji karbohidrat, semangka yang dihaluskan dan ditetesi dengan betadine/iodine
tidak menghasilkan warna biru-ungu pekat. Hal ini berarti semangka tidak
mengandung karbohidrat
d. Jeruk Manis
Pada uji karbohidrat, jeruk yang dihaluskan dan ditetesi dengan betadine/iodine
tidak menghasilkan warna biru-ungu pekat. Hal ini berarti jeruk manis tidak
mengandung karbohidrat
e. Belimbing
Pada uji karbohidrat, belimbing yang dihaluskan dan ditetesi dengan betadine/iodine
tidak menghasilkan warna biru-ungu pekat. Hal ini berarti belimbing tidak
mengandung karbohidrat
f. Timun
Pada uji karbohidrat, timun yang dihaluskan dan ditetesi dengan betadine/iodine
tidak menghasilkan warna biru-ungu pekat. Hal ini berarti timun tidak mengandung
karbohidrat
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan mini riset uji karbohidrat dengan menggunakan buah-
buahan seperti tomat, pisang, semangka, jeruk manis, dan belimbing yang telah ditetsi
dengan betadine maka ada buah yang teridentifikasi mengandung karbohidrat dan ada
pula yang tidak mengandung karbohidrat seperti berikut:
1) Yang mengandung karbohidrat : pisang
2) Yang tidak mengandung karbohidrat : tomat, semangka, jeruk manis, belimbing
IX. SARAN
Diharapkan setelah melakukan mini riset terkait uji karbohidrat pada buah-buahan
menggunakan betadine, diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi buah-buahan
yang mengandung karbohidrat dengan yang tidk mengandung karbohidrat.
X. DAFTAR PUSTAKA
Prima, Eka.2018.Partikel Materi, larutan dan sifat, senyawa organik dan anorganik, zat
adiktif dan zat aditif. Jakarta: Ristekdikti