Motor Ac Asinkron 3 F
Motor Ac Asinkron 3 F
yanglainnya.
Mudah perawatannya.
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
Ns
120 f
p
Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut
kali jari-jari (jarak batang konduktor - as).
60 f
p
Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
S
Slip =
Ns N
Ns
Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi
Asut, nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.
Atau
k = konstanta, nilainya =
3
2. .Ns
dT
0
dS
Saat pengasutan S =1
Saat berputar
Keterangan :
Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor
Daya Masuk Rotor
= Pin rotor
= Pcu rotor
.Nr
2 Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis, berfungsi untuk mengurangi eddy current. Belitan
stator dan pembagi medan magnit dihubungkan Y atau .
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal
dengan mengatur tahanan asut
D. Karakteristik
Po [Hp]
; 1 lb = 0,45 kg
TL (ft - lb)
; 1 ft = 0,33 m
TL N
5250
N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos maka daya masuk motor
Pin
3 V I cos
PO
Pin
Kembali ke Gambar 2:
Pada saat start, motor mendapat momen/ kopel percepatan sebesar :
Ta TS TSB
T1
k V
1
3
I start
Vp
Zm
Vp / 3
Zm
, arus diperkecil
3 kali semula.
Vp
Zm X d
V E
Zm
dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.
di mana :
Vm / fasa
R1
: tahanan stator
X2
: reaktansi
a2 R2
a 2 X2
: reaktansi
Rc
Xc
1 S
a 2 R2 :menggambarkan tahanan yang mewakili beban
S
yang
P0 3 I 2
1 s
a 2 R2
s
Ploss I 1 R1 I RC R0 I 2 a 2 R2
Cos motor adalah dicari setelah nilai
1 S
a 2 R2 diperoleh, dilanjutkan cara
S
3 I 1 V1 cos
F. Proteksi
G. Kesalahan pada Motor 3 Fase
Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
Kesalahan :
-
Pengereman mekanis
Kerusakan :
a.
Untuk mengetahui apakah motor hubung singkat atau terjadi kebocoran arus
atau ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan
voltmeter.
b.1). Mengukur diatas saklar
Pengukuran R-S, S-T, R-T
V1 = V2 = V3 Kondisi sekering baik
V1 = V2 = V3 Pengaman putus atau
hantaran bocor.
arus
motor
tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
dan
membandingkan dengan /arus nominal motor. Cara yang baik adalah dengan
menggunakan tang amper, karena bisa mengetahui arus start motor ( 5 - 7 n ).
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In,
berarti beban terlalu besar, tetapi jika dalam waktu pendek, agar aman perlu
diukur suhunya. Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi
hubung singkat atau kumparan bocor.
d.
Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau harus dilepas, Jika besar tahanan
dari
masing-masing belitan sama
e.
motor baik
Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander
g.
Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi
A
E
B
1050
C
1200
C
1300
Tegangan
Pada hubungan Y/
Arus
10 %
10 % ( Dari beban penuh 100 %
s/d 10 % ) ( tanpa beban )
tergantung besarnya
Frekuensi
motor.
Motor
tidak berputar
Motor tidak
ada reaksi
Pada peralatan
Pengaman
pengaman
putus/rusak Jika
( Zekering, MCB,
pengaman baik
thermo relay ).
Kesalahan pada
Tegangan motor
kontaktor
tidak ada
Motor
Memutar As motor
tidak
berputar
Gangguan mekanis
Rusak atau putus
Peralatan pengaman
Hubung singkat /
putus pada
hantaran Kumparan
Putaran
rusak Kumparan
kurang baik
( berbunyi )
Peralatan
Motor
Tegangan pada
putus Hubungan
motor dengan
singkat
jembatan Y/
Hubungan singkat
yang
sumber
Penyetelan / setting
berputar
arus pada
thermorelay
thermorelay dibawah
putus dalam
nominal
waktu singkat
Ventilator rusak /
tertutup kotoran
Motor panas
Arus asut (sampai 10 Beban motor > dari
n )
Motor
berputar lambat
daya motor .
Teg. kecil
Teg. besar
Tegangan betul
yang baru
Sambungan keras
disambung
dan betul ?
dari
HP baik
motor
Putaran betul/salah
Start langsung = In
Sebelum thermorelay
Start Y/
Untuk motor