skenario
Terminologi
Analisi masalah
Seorang
pria 85
tahun
Di dampingi
anak ,
istri sudah
meninggal
dunia
Pliklinik lansia
sering lupa minum
obat dokter
Mulai tidak
bisa mengurus
diri sendiri
Kondisi fisik
kurus renta
jalan harus
dituntun
BAB \BAK
sering tidak
tertahan
Depresi
Intelektual
impairment,
Amnesia \demensia
BB turun
dalam 3
bln
terakhir
,disabilitas
Apraxia ,
Malnutrisi
Instabilitas
postural ,
gait
Inkontinensia urin \alvi
Hipotesis
Sindroma Geriatri
Geriatric syndrome
ISOLATION (DEPRESI)
INSTABILITAS POSTURAL/JATUH
Ketidakmampuan untuk
mempertahankan pusat
kekuatan anti gravitasi pada
dasar penyanggah tubuh
(misalnya, kaki saat berdiri),
atau memberi respon secara
cepat pada setiap perpindahan
posisi atan keadaan staffs
Faktor yang meyebabkan
instabilitas diklasifikasikan :
1.Faktor Intrinsik : faktor yang
ada pada pasien itu sendiri
2.Faktor ekstrinsik : faktor yang
terdapat di lingkungan pasien
KONSTIPASI
Ketidakmampuan melakukan
evakuasi tinja secara sempurna,
yang tercermin dari 3 aspek, yaitu
berkurangnya frekuensi berhajat
dari biasanya, tinja yang keras dari
sebelumnya, dan pada palpasi
abdomen teraba masa tinja
(skibala) dengan atau tidak
disertai enkopresis
Faktor resiko yang menyebabkan
konstipasi :
1.Obat-obatan (narkotik, gol.
NSAID, antasid alumunium,
diuretik, analgetik, pencahar, dll)
2.Kondisi neurologis
3.Gangguan metabolik
4.Psikologis
5.Penyakit saluran cerna
6.Lain-lain (diet rendah serat,
kurang olahraga, kurang cairan)
INANITION (MALNUTRISI)
Keadaaan yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan di antara
pengambilan makanan dengan
kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesehatan
Etiologi ada 2 :
1.Malnutrisi Primer : sebab dietnya
mutlak salah/kurang
2.Malnutrisi Sekunder/bersyarat
Faktor predisposisi :
1.Panca indra untuk rasa dan bau
berkurang
2.Kehilangan gigi alamiah
3.Gg. Motilitas usus akibat tonus
otot menurun
4.Penurunan produksi asam
lambung
5.Faktor sosial, ekonomi,
psikososial, dann lingkungan
IATROGENIK
Kondisi yang merugikan pada
pasien yang dihasilkan dari
penerapan pengobatan oleh dokter ,
ahli kesehatan , atau anggota tim
medis
INFEKSI
Terjadi akibat :
1.Adanya penyakit komorbid
kronik yang cukup banyak
2.Menurunnya daya tahan
atau imunitas terhadap infeksi
3.Sulitanya mengenal tanda
infeksi dini
Keluhan dan gejala nya tidak
khas :
1.30-65% tidak disertai
demam
2.Konfusi/delirium sampai
koma
3.Adanya penurunan nafsu
makan tiba-tiba
4.Badan lemas
5.Adanya perubahan tingkah
laku
PEMERIKSAAN FISIK
INTERPRETASI
I.
1.
2.
3.
4.
5.
TANDA VITAL
Suhu: 36C
Nadi: 90x/menit, reguler
TD: 160/90 mmHg
Pernapasan: 17x/menit
BMI: 18
Kesadaran penuh
III. KULIT
Turgor berkurang, keriput
Tidak ikterik
Pucat
Normal
Normal
Anemia
Normal
V. KEPALA
1.Wajah: pucat
2.Rambut: Uban, Kering, tipis
1.Mata: konjungtiva palpebra pucat(+/+)
sklera ikterik (-/-)
4. Telinga : discharge (-/-), tinitus (-/-), nyeri
tekan tragus (-/-)
5. Hidung : epistaksis (-/-), discharge (-/-),
nafas cuping hidung (-/-)
6. Gigi: caries
Anemia
Normal degeneratif,
malnutrisi
Anemia
Normal
Normal
Normal
Malnutrisi (< flour)
NO.
PEMERIKSAAN FISIK
KETERANGAN
6.
LEHER
7.
TORAKS
PALPASI:
Fremitus suara mengeras (pneumonia)
PERKUSI:
Redup (pneumonia)
AUSKULTASI:
Ronki basah halus (pneumonia)
8.
ABDOMEN
INSPEKSI:
Perut scaphoid (cekung) kekurangan
makan atau dehidrasi
Kulit perut keriput dehidrasi
PALPASI:
orang kurus dinding perut lembek ,
dapat diraba sedikit ujung hepar di
bawah proc. Xiphoideus, kutub bawah
ginjal kanan, aorta abdominalis,
vertebrae lumbalis IV dan V,
Distensi vesica urinaria
Rasa nyeri
Massa
NO.
PEMERIKSAAN FISIK
KETERANGAN
9.
GENITALIA EKSTERNA
10.
INSPEKSI:
dilihat kontraksi anus saat dikerutkan
PALPASI:
prolapsus rektum (penonjolan lapisan
rektum melalui anus)
Iritasi mukosa rektum
Obstipasi atau skibala
Tonus sfingter lemah
Rasa nyeri
11.
INSPEKSI:
Atrofi kulit
Koilonychia (kuku cekung, tipis, dan
rapuh)
Gerak involunter kasar, terjadi pada
waktu istirahat maupun bila akan
melakukan sesuatu
Kelemahan pada otot
gerakan jalan lambat
PALPASI:
turgor kulit menurun
ringan : 12-19
sedang : 9-11
berat : 5-8
total : 0-1
INSTRUMENTAL
ACTIVITIES OF DAILY
LIVING (IADL)
Nilai
Mandiri / tidak perlu
bantuan : 9-16
Perlu bantuan : 1-8
Tidak dapat
melakukan apa-apa : 0
Masalah
pada kasus
Hasil yang
diinginkan
1. Penurunan
fungsi
kognitif
1) MMSE < 26 :
gangguan kognitif
2) AMT < 8 :
gangguan kognitif
3) CDT < 4 : indikasi
gangguan kognitif
4) GDS > 5 :
kemungkinan
depresi
Masalah
pada
kasus
2. Malnutri 1) Laboratorium
si
a) Darah ( Hb, Ht, dan hitung
eritrosit )
Nilai normal Hb pria : 13,5-18
g/dl
Nilai normal Ht pria : 40-52%
Nilai normal eritrosit pria : 4.56.2 juta sel/mm3
Nilai MCV 82-98 fL ; MCH 2732 pg ; MCHC 32-36 g/dl
b) Kadar serum albumin
Nilai normal : 3,0-5,5 g/dl
c) Serum Iron, TIBC (Total IronBinding Capacity), dan ferritin
iron
Nilai serum iron : 50-150 g/dl ;
TIBC : 300-360 g/dl, dan
ferritin iron 100 g/L
d) Elektrolit (Na, K, dan Cl)
Nilai normal : Na 135-145
mEq/L ; K 3,5-5,2 mEq/L ; Cl
95-105 mEq/L
Hasil yang
diinginkan
Anemia : Hb rendah,
Ht dan eritosit
dapat menurun.
Jenis anemia : MCV,
MCH dan MCHC
Defisiensi besi :
anemia
mikrositik
hipokrom
Anemia
megaloblastik
(defisiensi B12
dan asam
folat) : anemia
makrositik
normokrom
Malnutrisi : serum
albumin dan
elekrolit menurun
Anemia defisiensi
besi : serum iron,
dan ferritin iron
Masalah pada
kasus
Pemeriksaan yang
dianjurkan
Hasil yang
diinginkan
3. Inkontinensi
urin
1) Laboratorium :
a) Urinalisis ( makroskopik
dan mikroskopik )
Lebih mengarahkan
untuk kepada factor
risiko
skor
1. Menggambar
lingkaran tertutup
( gambar jam dinding
bulat )
Benar
Salah
Benar
Salah
3. Ke-12 angka
diletakkan dengan
tepat (lengkap
digambar)
Benar
Salah
Benar
Salah
Total nilai
Meningkatkan akurasi
diagnostik -> optimalkan
terapi -> minimalkan
pelayanan tak relevan
Meningkatkan fungsi, afeksi,
kognisi dan cegah disabilitas
Meningkatkan kualitas hidup
Perencanaan tatalaksana
jangka panjang
Definisi
proses diagnostik
interdisiplin untuk
menilai kemampuan
medis, psikologis dan
fungsional yang
bertujuan untuk
mengembangkan
rencana pengobatan
dan tindak lanjut
jangka panjang.
Komponen :
Daftar masalah medis
Status aktifitas
Status mental
psikologis
Tinjauan obat
Penilaian mood
Status gizi
Kebutuhan dukungan
informasi sosial
Penilaian kegiatan
dasar sehari hari
Lingkungan rumah
keselamatan
Penilaian transport
TATALAKSANA
PRINSIP PEMBERIAN
OBAT PADA PASIEN
GERIATRI:
a. Jangan memberikan
obat sebelum waktunya
b. Jangan menggunakan
obat terlalu lama
c. Mulai dengan dosis
rendah, naikkan
perlahan-lahan (START
LOW GO SLOW)
d. Obati sesuai patokan
e. Hati-hati saat
menggunakan obat
baru
f. Beri dorongan agar
patuh berobat
PENCEGAHAN
PROGNOSIS