Anda di halaman 1dari 3

SOP RESUSITASI CAIRAN

Pengertia

Setiap luka bakar yang luas dapat diikuti shock. Shock terjadi karena cairan

tubuh sebagian besar dikirim ke daerah yang terbakar, sehingga volume darah
yang mengalir ke jantung dan ke otak berkurang. Pada orang dewasa luka bakar
sebesar 20% atau lebih dari permukaan tubuh dapat mengakibatan shock. Pada
anak shock dapat terjadi jika mengalami luka bakar selebar 10% atau lebih

Tujuan
Prosedur

(Mohammad, 2005).
Menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema.
A. Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Abocath No. 18 atau No. 20
3. Infus set makro
4. Cairan RL, Dextrose
5. Kateter urine sesuai ukuran
6. Urine bag
7. Desinfektan (alcohol swab dan betadine)
8. Spuit10 cc
9. Jelly
10. Plester
11. Gunting
12. Perlak
13. Bengkok
B. Pelaksanaan
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan)
3. Cek kesadaran klien
4. Pantau patensi jalan napas pasien, evaluasi nadi apikal, karotis,dan
femoral.
5. Mulai lakukan pemantauan jantung.
6. Periksa TTV.
7. Periksa nadi perifer pada ekstremitas yang mengalami luka bakar setiap
jam.
8. Pasang kateteter IV dengan diameter besar (No. 18 atau 20) dan kateter
urine indwelling.
9. Pantau masukan cairan dan heluaran (ukur per jam), kaji berat jenis
urine, pH, protein dan hemoglobin.
10. Perhatikan peningkatan serak suara, stridor, frekuensi dan kedalaman
pernapasan, atau perubahan kesadaran akibat hipoksia.
11. Kaji suhu tubuh, berat badan, riwayat berat badan sebelum luka bakar,
alergi, imunisasi tetanus, masalah media atau riwayat pembedahan di
masa lalu, penyakit sekarang, dan penggunaan medikasi.

12.

Nilai berapa luas luka bakar menggunakan Prinsip Lund and

Browder

13. Hitung kebutuhan cairan menggunakan Rumus Baxter (Parkland)


Rumus Baxter (Parkland)
a. 24 jam pertama : Larutan Ringer Laktat (4 ml / kg /% luas
luka bakar) ; setengah diberikan dalam 8 jam pertama ,
sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Volume cairan
yang diberikan harus dititrasi sebaik mungkin dengan target
produksi urin 0,5 1 mL/kgBB/jam
b. 24 jam berikutnya : Dektrosa dalam air, ditambah cairan
yang mengandung kalium dan koloid (0,3 0,5 ml / kg / %
luas luka bakar). Cairan yang dibutuhkan pada 24 jam Dapat
juga diberikan cairan kristaloid yaitu larutan ringer laktat .
Larutan NaCl 0,9% sebaiknya dihindari, kecuali bila tidak
ada pilihan lain karena NaCl 0,9% yang diberikan dalam
jumlah besar dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik.
14. Evaluasi status neurologis : kesadaran; status psikologi; nyeri dan
tingkat ansietas, serta perilaku.
15. Pendokumentasian

DAFTAR PUSTAKA
1. Bryant, Ruth A and Nix, Denise P. 2007. Acute & Chronic Wounds Current
Mnagement Concepts. Third Edition. USA : Elsevier
2. Hackley, JoAnn C & Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
3. http://emedicine.medscape.com/article/769193-overview#a5
4. http://ncbi.nlm.nih.gov
5. Mohammad, Kartono. 2005. Pertolongan Pertama. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
6. Morton, Patricia Gonce ; Fotaine, Dorrie; Hudak, Carolyn M; Gallo, Barbara M.
2011. Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta : EGC
7. Setyohadi, Bambang ; Arsana, Putu Moda; Suryanto, Agus ; Soeroto, Arto Yuwono;
Abdullah, Murdani. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
( Emergency In Internal Medicine). Buku 1. Jakarta : Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai