Anda di halaman 1dari 9

SOIL CLASSIFICATION AND LOGGING

Klasifikasi Tanah berdasarkan Ukuran Butir


Tanah terutama diklasifikasikan berdasarkan distribusi dan sifat dari
butirnya. Klasifikasi tanah yang terdapat dalam kegiatan ekslorasi log di lapangan,
di dasarkan kepada prosedur yang telah di modifikasi dalam ASTM 2488. Bahkan
secara lengkap telah membahas beberapa aspek di mulai dari angularity,
consistency / density, moisture, structure, dan lain sebagainya.
Tabel 1.6. Dicontinuity spacing

Secara umum, tanah dibedakan menjadi 4 bagian. Diantaranya :


Coarse Grained Soil : mengandung < 50 % partikel 0,075 mm.
Fine Grained Inorganik Soil : mengandung > 50 % partikel
berukuran 0,075 mm.
Fine Grained Organik Soil : mengandung matrial organik yang
cukup, yang akan mempengaruhi nama batuan.

Pet : merupakan jaringan tumbuhan dengan tingkat dekomposisi


yang berbeda. Biasanya memiliki warna coklat gelap-hitam, serta
terdapat matrial-matrial organik terbusukan dalam kandungan yang
tinggi. Dalam bentuk pet, tanah selanjutnya tidak dapat dilakukan
pengklasifikasian sesuai dengan prosedur identifikasi.
1.1. Klasifikasi Coarse Grained Soil

Gambar 1.2. Klasifikasi Coarse Grained Soil

1.2. Klasifikasi Fine Grained Soils

Gambar 1.3. Klasifikasi Fine Grained Soils

1.3. Klasifikasi Fine Grained Soils

Gambar 1.4. Klasifikasi A, B, C, D, dna E fine grained soil

1.4. Angularitas
Merupakan derajat kebundaran. Klasifikasi dan deskripsinya
dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 1.5. Klasifikasi Angularitas

1.5. Berdasarkan Consistency dan Relative Dencity


Sifat terpenting yang mempengaruhi tingkat kekompakan batuan ialah
konsistensinya. Dibagi menjadi dua kategori utama. Yakni : Cohesive
(bersifat plastis), serta cohesiveless (bersifat non-palstis). Di setiap
kategori, setiap tingkat diberikan indeks klasifikasi yang berbeda pula. Tes
yang digunakan sebagai indikator, adalah American Standart Penetration
Test (ASTM 1986). Yang kemudian secara luas digunakan untuk
menetapkan ketahanan tanah yang bersifat plastis, serta densitas
(kepadatan) tanah yang bersifat non plastis, sebagai berikut :

Gambar 1.6. Klasifikasi ketahanan tanah bersifat plastis dan non-plastis

1.6. Berdasarkan Warna Batuan


Warna tanah bukanlah merupakan sifat yang terlalu dapat dijadikan
sebagai patokan dalam pengklasifikasian. Namun, lebih menekankan
kepada rekam proses-proses gelogi yang telah dialami oleh sebuah massa
tanah. Selain itu, warna juga dapat dijadikan sebagai alat bantu korelasi
dari unit-unit anah di bawah permukaan. Warna tanah sebaiknya
ditentukan berdasarkan tingkat kelembapan yang netral di lapangan.
Pengkelompokan, banyak menggunakan Munsell Soil Color Charts.

Gambar 1.7. Munsell soil color dan aplikasi dilapangan

1.7. Berdasarkan Miosture (Kelembapan)


Perkiraan terhadap tingkat kelembapan batuan, biasanya dilakukan
secara visual dengan parameter relative di lapangan. Kriteria kelembapan,
selanjutnya diklasifikasikan seperti gambar berikut :

Gambar 1.8. Kriteria kelembapan tanah

1.8. Berdasarkan Struktur


Tanah pada umumnya memiliki sifat fisis yang berpengaruh pada
klasifikasi strukturnya, sebagai berikut :

Gambar 1.9. Kriteria dalam menentukan struktur tanah

1.9. Berdasarkan Reaksi Terhadap HCL


Kalsium karbonat, merupakan unsur pembentuk semen utama pada
batuan atau tanah. Identifikasinya adalah dengan menggunakan indikator
berupa asam klorida (HCL). Hasil pengamatan, selanjutnya dapat
diklasifikasikan sesuai gambar berikut.

Gambar 1.10. Derajat kereaktifan terhadap HCL

Test Hole Logging


The protocol for field logging the test hole is to first describe the
intact properties if the rockmass followed by the description of the insitu properties:
[Intact Properties] Rock Name Rock Color Grain
Size Weathered State Relative Rock Strength.
then [ In-situ Properties] Discontinuity Spacing
Discontinuity Condition Core Recovery RQD
Fracture Frequency.
Some examples of this field logging protocol are as follows:
a. DIORITE, medium light grey (N6), medium grained, slightly
weathered, moderately strong rock (R3). [Intact Properties]
Discontinuities are widely spaced, and in fair condition. CR =
100%, RQD = 80%, FF = 2. [In-situ Properties]
b. BASALT, highly vesicular, dark grey (N3), very fined grained,
slightly weathered, fresh, strong rock (R4). [Intact Properties]
Discontinuities are closely spaced, and in poor condition. CR =
65%, RQD = 40%, FF = 20. [In-situ Properties]
c. SILTSTONE, medium dark grey (N4), very fine grained,
slightly weathered, very weak rock (R1), potential for slaking.
[Intact Properties] Discontinuities are widely spaced, and
in fair condition. CR = 100%, RQD = 100%, FF = 1. [In-situ
Properties]

DAFTAR PUSTAKA
Munsell Soil Color Charts, 2000, GretagMacbeth, New Windsor, NY. Geological
Society of America, 1991, Rock Color Charts, Boulder, CO.
http://karangsambung.lipi.go.id/archives/152

(diakses

10

November

2015)

pcwww.liv.ac.uk/rockdef/ lectures / . . . / 5%20Rock%20 quality (diakses 9


November 2015).
http://en.wikipedia.org/wiki/Discontinuity_%28
(diakses 9 November 2015).
jaimetreadwell.com (diakses 9 November 2015).
zbecton.blogspot.com (diakses 9 November 2015).

geotechnical_engineering%29

Anda mungkin juga menyukai