Penggunaan Potasium Hidroksida Dan Potasium Silikat Sebagai Alternatif Alkalin Aktivator Pada Beton Geopolimer Fly Ash Struktural.
Penggunaan Potasium Hidroksida Dan Potasium Silikat Sebagai Alternatif Alkalin Aktivator Pada Beton Geopolimer Fly Ash Struktural.
PENDAHULUAN
2
Dapat dikatakan pemanfaatan fly ash akan mendatangkan efek ganda pada
tindak penyelamatan lingkungan, yaitu memangkas dampak negatif kalau bahan sisa ini
dibuang begitu saja dan sekaligus mengurangi bahkan menggantikan penggunaan semen
portland sebagai bahan utama dalam pembuatan beton.
Namun fly ash sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya
semen. Fly ash harus direaksikan secara kimia menggunakan alkalin aktivator. Alkalin
aktivator digunakan untuk mereaksikan Si dan Al yang terkandung dalam fly ash agar
terjadi proses geopolimerisasi.
Selama ini, jenis alkalin aktivator yang sering digunakan adalah sodium
hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na2SiO3). Pada penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya (Hardjito dan Rangan, 2004) sudah dilakukan pembuatan beton
geopolimer hanya menggunakan satu jenis alkalin aktivator saja yaitu sodium
hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na2SiO3). Karena itu, diperlukan lagi penelitian
beton geopolimer yang dibuat menggunakan alkalin aktivator lain seperti potasium
hidroksida (KOH) dan potasium silikat (K2SiO3) sehingga dapat lebih mempermudah
dan menambah alternatif larutan alkalin aktivator dalam pembuatan beton geopolimer
nantinya.
Pada dasarnya, pemilihan larutan alkali potasium pada beton geopolimer fly ash
diharapkan akan menghasilkan performa yang lebih baik daripada beton geopolimer fly
ash yang menggunakan larutan alkali sodium seperti halnya pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Xu dan Deventer (2000), dimana perbandingan kuat tekan pada beton
geopolimer berbahan dasar kaolin dengan larutan alkali potasium menghasilkan kuat
tekan yang lebih baik daripada yang menggunakan larutan alkali sodium. Meskipun di
pasaran harga bahan kimia pembentuk larutan alkali potasium memiliki harga yang
lebih mahal daripada harga bahan kimia pembentuk larutan alkali sodium, diharapkan
dengan performa yang lebih baik, volume material yang diperlukan akan berkurang dan
didapatkan beton geopolimer fly ash yang lebih ekonomis. Oleh karena itu, dalam tugas
akhir ini akan dibahas analisis potasium hidroksida (KOH) dan potasium silikat
(K2SiO3) sebagai alternatif alkalin aktivator pengganti sodium hidroksida (NaOH) dan
sodium silikat (Na2SiO3) untuk menghasilkan beton geopolimer fly ash yang berfungsi
sebagai material struktural dan bermutu tinggi.
3
1.2. Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Fly ash yang digunakan fly ash tipe F.
b. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan (compressive strength) dan uji waktu
ikat (setting time).
c. Perawatan (curing) beton geopolimer pada suhu tinggi menggunakan oven.
d. Tidak dilakukan analisis kimia geopolimerisasi beton geopolimer.
e. Pengaruh suhu dan lingkungan saat pencampuran diabaikan / disamakan.
4
b. Mengetahui komposisi mortar geopolimer dengan larutan potasium hidroksida dan
potasium silikat yang menghasilkan kuat tekan optimum.
c. Mengetahui dan membandingkan kuat tekan optimum beton geopolimer yang
menggunakan larutan potasium hidroksida dan potasium silikat dengan kuat tekan
optimum beton geopolimer yang menggunakan larutan sodium hidroksida dan
sodium silikat berdasarkan komposisi mortar yang menghasilkan kuat tekan
optimum.