Anda di halaman 1dari 15

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

ANALISIS VARIANS DAN ANALISIS VARIANS PARSIAL


Oleh:
Sosiawan Nusifera

Penelitian adalah metode studi untuk menyidik dengan cermat dan sempurna
hubungan-hubungan semua hal yang berkaitan dengan masalah penelitian, hingga
masalah itu dapat terjawab dengan sebaik-baiknya. Dalam proses penelitian,
eksperimen merupakan salah satu alat yang diperlukan untuk mengungkap sebuah
fakta yang diperlukan dalam menjawab masalah penelitian tersebut. Pada konteks
tertentu, fakta yang diungkap umumnya merupakan hubungan antara dua atau lebih
variabel-variabel yang diasumsikan terlibat dalam sistem yang tengah dipelajari/teliti.
Hubungan tersebut dapat berbentuk hubungan korelatif dan lebih jauh juga dapat
berbentuk kausalitas.
Dalam mempelajari hubungan kausalitas, umumnya simpulan ditarik
berdasarkan perbedaan antara dua nilai rata-rata. Misalkan, hubungan kausalitas
antara pemberian pupuk dengan peningkatan hasil tanaman. Hubungan tersebut
dianalisis berdasarkan perbedaan nilai respons (yang diperoleh melalui hasil
pengukuran) antara yang diberi pupuk dan yang tidak diberi pupuk. Inferensi
dilakukan berdasarkan dari perbedaan tersebut, jika terjadi perbedaan rata-rata respons
maka disimpulkan bahwa pemberian pupuk menyebabkan peningkatan hasil atau
dengan kata lain pemberian pupuk berpengaruh terhadap hasil tanaman (Gambar 1).
Persoalan yang menyulitkan seorang peneliti dalam menjawab masalah
penelitian adalah bahwa perbedaan tidak hanya terjadi antara kelompok tanaman yang
diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan (between group) tetapi juga di dalam

16

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

Gambar 1. Ilustrasi sebuah percobaan


kelompok tanaman itu sendiri (within group). Berarti ada faktor lain di luar perlakuan
yang sedang diteliti yang juga turut berkontribusi terhadap munculnya perbedaan
(keragaman) di antara populasi tanaman tersebut. Bagaimana menarik simpulan,
apakah perbedaan yang muncul tersebut disebabkan oleh perlakuan ataukan janganjangan disebabkan oleh faktor lain tersebut? Untuk menjawab persoalan tersebut,
seorang peneliti membutuhkan alat bantu untuk mengambil keputusan yaitu statistika.
Salah satu teknik statistika untuk menguji perbedaan dua buah nilai rata-rata
(relatif terhadap faktor lain tersebut = galat) adalah uji t-student, sebuah uji statistika
yang didasarkan pada sebaran peluang t-student. Salah satu keterbatasan uji ini adalah
bahwa uji ini tidak dapat digunakan jika nilai rata-rata yang diperbandingkan lebih
dari dua. Untuk kepentingan tersebut diperlukan teknik lain yaitu analisis ragam.
Analisis varians digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara dua
rata-rata atau lebih. Dengan kata lain, analisis varians dapat juga digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh beberapa taraf perlakuan yang secara teoretis
diduga menyebabkan variasi. Analisis ragam merupakan suatu metode untuk

17

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

menguraikan keragaman total data menjadi komponen-komponen yang mengukur


berbagai sumber keragaman. Analisis varians diperkenalkan oleh Sir Ronald A. Fisher
dan pada dasarnya merupakan proses aritmatika untuk membagi jumlah kuadrat total
menjadi komponen-komponennya (Steel dan Torrie, 1995) yang berhubungan dengan
sumber keragaman yang diketahui.
Dalam penelitian eksperimental verifikatif, seorang peneliti umumnya telah
terlebih dahulu mengajukan beberapa hipotesis penelitian. Hipotesis tersebut
berhubungan dengan suatu faktor perlakuan yang diduga menyebabkan munculnya
keragaman. Seringkali, faktor perlakuan yang diteliti terdiri dari komponen-komponen
lain yang menyusun perlakuan tersebut. Misalnya, seorang peneliti tertarik ingin
melihat pengaruh genotip pada kadar bahan kering ubi bengkuang. Peneliti tersebut
dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut.
H0 : tidak terdapat perbedaan kadar bahan kering ubi diantara genotip-genotip
yang diuji
H1 : terdapat perbedaan kadar bahan kering ubi antara genotip-genotip yang
diuji.
Untuk menjawab hipotesis tersebut, seorang peneliti dapat menggunakan analisis
varians. Namun demikian, pada kasus-kasus tertentu, jika perlakuan yang diujikan
adalah perlakuan terstruktur, peneliti cenderung ingin mengetahui informasi lebih
lanjut mengenai struktur perlakuan tersebut. Misalnya, pada penelitian untuk
mengetahui pengaruh genotip pada kadar bahan kering ubi, genotip-genotip yang
digunakan adalah genotip-genotip yang berasal dari empat kelompok wilayah asal
yang berbeda. Peneliti tersebut tertarik ingin mengetahui apakah terdapat variasi atau
perbedaan antar kelompok serta apakah terdapat variasi di antara genotip-genotip

18

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

dalam tiap-tiap kelompok. Untuk menggali informasi ini, peneliti tersebut dapat
memanfaatkan Analisis Varians Parsial.

Prinsip-prinsip dalam Analisis Varians Parsial


Landasan utama dalam analisis varians parsial adalah partisi jumlah kuadrat
perlakuan utama menjadi jumlah kuadrat komponen-komponen hipotesis yang ingin
diuji. Dengan mengambil ilustrasi penelitian bengkuang di atas, perhatikan tabel 1
berikut.
Tabel 1

Sumber variasi dan derajat bebas dalam analisis varians dan analisis
varians parsial

Sumber Variasi
Replikasi (R)
Genotip (G)
Antar kelompok (K)
Dalam Kelompok:
Sumatera (S)
Jawa (J)
Amerika (A)
NTT (N)
Galat (E)
Total

DB

Jumlah kuadrat

(r 1)
(g 1)
(k 1)

1
15
3

JK R
JK G
JK K

(s 1)
(j 1)
(a 1)
(n 1)
(e 1)

3
3
3
3
15

JK S
JK J
JK A
JK N
JK E

rg 1

31

Enam belas genotip bengkuang yang dievaluasi terdiri atas empat genotip dari
kelompok Sumatera, empat genotip dari kelompok Jawa, empat genotip dari
kelompok Amerika, dan empat genotip dari kelompok NTT. Dalam melakukan partisi
jumlah kuadrat, prinsip yang harus dipegang adalah bahwa jumlah kuadrat dari
komponen-komponen hipotesis harus sama dengan jumlah kuadrat perlakuan utama.
Dengan kata lain, JK K + JK S + JK J + JK A + JK N = JK G . Dasarnya adalah

19

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

karena komponen ragam pada tiap kelompok tersebut memang merupakan bagian dari
ragam genotip secara keseluruhan. Begitu pula dengan derajat bebas, analisis varians
parsial mensyaratkan jumlah derajat bebas komponen-komponen perlakuan yang
dipartisi harus sama dengan derajat bebas perlakuan, atau dengan kata lain, (k-1) + (s1) + (j-1) + (a-1) + (n-1) = g-1.
Prosedur perhitungan untuk nilai tengah mengikuti prosedur analisis varians
biasa yaitu dengan membagi jumlah kuadrat tiap-tiap komponen dengan derajat
bebasnya. Sedangkan nilai F hitung diperoleh dengan membagi kuadrat tengah
masing-masing komponen dengan kuadrat tengah galat. Untuk memahami prosedur
analisis varians, perhatikan contoh penerapan berikut.

Contoh Perhitungan
Data yang digunakan untuk contoh perhitungan analisis varians parsial adalah
data kadar bahan kering enam belas genotip bengkuang yang ditanam pada musim
hujan di Jatinangor (Sosiawan Nusifera, 2007). Enam belas genotip bengkuang
tersebut terdiri atas empat kelompok yaitu

Sumatera, Jawa, Amerika, dan NTT

dimana masing-masing kelompok terdiri atas empat genotip. Data tersebut tersaji pada
Tabel 2.

Tabel 2. Kadar bahan kering ubi enam belas genotip bengkuang

20

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

Genotip
B-138/AC
B-33/J
B-31/WS
B-26/NS
Jumlah
B-39/WJ
B-56/CJ
B-58/EJ
B-61/EJ
Jumlah
B-1/EC 033
B-23/EC 040
B-10/EC 550
B-12/EC Kew
Jumlah
B-77/ENT
B-80/ENT
B-89/ENT
B-94/ENT
Jumlah

Grup
Sumatera
Sumatera
Sumatera
Sumatera
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Amerika
Amerika
Amerika
Amerika
NTT
NTT
NTT
NTT
Jumlah

I
8,67
10,34
8,67
12
39,68
9,34
9
8,67
7,67
34,68
10,34
8,67
7,67
7
33,68
11,34
10
9,67
7,67
38,68
146,72

II
8,67
9,67
8,67
11,67
38,68
9,67
9,34
10
9,34
38,35
10,67
8,67
10
6,67
36,01
12,67
9,67
9
7,67
39,01
152,05

Jumlah
17,34
20,01
17,34
23,67
78,36
19,01
18,34
18,67
17,01
73,03
21,01
17,34
17,67
13,67
69,69
24,01
19,67
18,67
15,34
77,69
298,77

Berdasarkan data tersebut, seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat


pengaruh genotip pada kadar bahan kering ubi. Analisis varians adalah prosedur
umum untuk menjawab hipotesis tersebut. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut.
H0 : G1 = G2 = ..............= G15 = G16
H1 : G1 = G2=.............. G16

Prosedur analisis varians data bahan kering 27 genotip bengkuang

Menghitung faktor koreksi (FK) =

(298,77) 2
= 2789,49
32

Menghitung jumlah kuadrat total = Jumlah kuadrat respons FK

21

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

= (8,672+10,342+8,672+.+92+7,672) 2789,49
= 60,238
Menghitung jumlah kuadrat blok: (Jumlah kuadrat kelompok/genotip) FK
= (146,722 + 152,052)/27 2789,49 = 0,888
Menghitung jumlah kuadrat genotip : (Jumlah kuadrat genotip/ulangan) FK
= (17,342+20,012+..+15,342)/2 2789,49
= 53, 581
Menghitung jumlah kuadrat galat = JK total JK blok JK genotip
= 60,238 0,888 53,581 = 5,769
Menghitung nilai kuadrat tengah dengan cara membagi jumlah kuadrat dengan
derajat bebas.
Hasil keseluruhan perhitungan analisis varians tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil analisis varians kadar bahan kering ubi
Sumber Variasi

DB

JK

KT

Blok

0,888

0,888

Genotip

15

53, 581

3,572

Galat

15

5,769

0,385

Total

31

60,238

Genotip yang digunakan sebagai bahan percobaan dikelompokkan menjadi empat


kelompok berdasarkan wilayah asal yaitu Sumatera, Jawa, Amerika, dan NTT. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, peneliti tersebut seyogyanya
akan mengajukan pertanyaan lain yaitu apakah terdapat perbedaan antar kelompok

22

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

tersebut dan apakah terdapat perbedaan di antara genotip-genotip dalam tiap-tiap


kelompok. Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti tersebut dapat melakukan analisis
varians parsial dengan cara mempartisi/mengurai jumlah kuadrat genotip menjadi lima
komponen jumlah kuadrat dari lima hipotesis baru. Hipotesis tersebut adalah:
1. H0 : S = J = A = N

vs. H1 : S

2. H0 : S1 = S2 = S3 = S4
3. H0 : J1 = J2 = J3 = J4

J=A=N

vs. H1 : S1
vs. H1 : J1

S2 = S3 = S4
J2 = J3 = J4

4. H0 : A1 = A2 = A3 = A4

vs. H1 : A1

A2 = A3 = A4

5. H0 : N1 = N2 = N3 = N4

vs. H1 : N1

N2 = N3 = N4

S=sumatera, J = Jawa, A = amerika, N = NTT

Untuk menjawab hipotesis tersebut, ikuti prosedur partisi jumlah kuadrat genotip
adalah sebagai berikut.

Menghitung jumlah kuadrat kelompok (between group)


JK kelompok = ((78,362 + 73,032 + 69,692+77,692)/(2)(4)) F.K
= 2795,763 - 2789,49 = 6,278

Menghitung jumlah kuadrat tiap-tiap kelompok

A. Sumatera
Data yang digunakan adalah khusus data genotip-genotip yang berasal dari
Sumatera. Oleh karena itu, nilai faktor koreksinya berbeda dengan kelompok dan
dihitung kembali berdasarkan data kelompok Sumatera saja. Data kadar bahan kering
untuk genotip-genotip yang berasal dari kelompok Sumatera tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Kelompok Sumatera.

23

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

Genotip
B-138/AC
B-33/J
B-31/WS
B-26/NS
Jumlah

I
8,67
10,34
8,67
12
39,68

II
8,67
9,67
8,67
11,67
38,68

Jumlah
17,34
20,01
17,34
23,67
78,36

Menghitung faktor koreksi : ((78,362)/(2)(4)) = 767,536


Menghitung jumlah kuadrat : JK= (17,342+20,012+17,342+23,672)/2 767,536
= 13,474
B. Jawa
Tabel 5. Data Kelompok Jawa.
Genotip

II

Jumlah

B-39/WJ
B-56/CJ
B-58/EJ
B-61/EJ

9,34
9
8,67
7,67

9,67
9,34
10
9,34

19,01
18,34
18,67
17,01

Jumlah

34,68

38,35

73,03

Menghitung faktor koreksi : ((73,032)/(2)(4)) = 666,673


Menghitung jumlah kuadrat : JK= (19,012+18,342+18,672+17,012)/2 666,67
= 1,149
C. Amerika
Tabel 5 Data Kelompok Amerika.
Genotip
I
II
Jumlah
B-1/EC 033
10,34
10,67
21,01
B-23/EC 040
8,67
8,67
17,34
B-10/EC 550
7,67
10
17,67
B-12/EC Kew
7
6,67
13,67
Jumlah
33,68
36,01
69,69
Menghitung faktor koreksi : ((69,692)/(2)(4)) = 607,087

24

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

Menghitung jumlah kuadrat : JK= (21,012+17,342+17,672+13,672)/2 607,09


= 13,509
D. NTT
Tabel 6

Data Kelompok NTT.

Genotip
B-77/ENT
B-80/ENT
B-89/ENT
B-94/ENT
Jumlah

II

Jumlah

11,34
10
9,67
7,67

12,67
9,67
9
7,67

24,01
19,67
18,67
15,34

38,68

39,01

77,69

Menghitung faktor koreksi : ((77,692)/(2)(4)) = 754,467


Menghitung jumlah kuadrat : JK= (24,012+19,672+18,672+15,342)/2 754,467
= 19,169

Menghitung nilai kuadrat tengah


Nilai kuadrat tengah diperoleh dengan cara membagi jumlah kuadrat masing-

masing komponen hasil partisi dengan derajat bebas masing-masing.

Partisi jumlah kuadrat dengan menggunakan koefisien kontras


Partisi jumlah kuadrat dapat pula dilakukan dengan menggunakan koefisien
kontras. Nilai koefisien kontras dibangun berdasarkan hipotesis yang diuji. Jumlah
hipotesis yang dibangun disesuaikan dengan derajat bebasnya.
Untuk mengetahui pengaruh kelompok genotip, terdapat tiga hipotesis yang diuji
yaitu:
H1 : Sumatera vs. Kelompok lainnya
H2 : Jawa

vs ( Amerika dan NTT)

25

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

H3 : Amerika vs NTT
Dengan mengikuti kaidah

n c = 0, koefisien kontras yang dibangun untuk ketiga

hipotesis tersebut adalah sebagai berikut.


H1 : 3 3 3 3 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
H2 : 0 0 0 0 2 2 2 2 -1-1-1-1 -1-1-1-1
H3 : 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 -1-1-1-1
Jumlah kuadrat untuk tiap-tiap hipotesis tersebut dihitung dengan rumus (Gasperz,
1995):
t

( c i y i..k ) 2
JK H =

i =1
t

n c
i =1

JK H1 =

2
i i

((3 * 17,34) + ... + (3 * 23,67) (19,01 + 18,34 + ........ + 18,67 + 15,34)) 2


((2 * 9) + (2 * 9) + ..........(2 * 1)(2 * 1))

14,67 2
= 2,242
96

((2 *19,01) + ... + (2 *17,01) (21,01 + 17,34 + ........ + 18,67 + 15,34)) 2


JK H2 =
((2 * 4) + (2 * 4) + ..........(2 * 1)(2 * 1))
=

1,32 2 1,7424
=
= 0,0363
48
48

((1 * 21,01) + ...... + (1 * 13,67) + (1 * 24,01) + ...... + (1 * 15,34)) 2


JK H3 =
((2 * 1) + (2 * 1) + ........... + (2 *1) + (2 *1))

8 2 64
=
=4
=
16
16
Dengan demikian jumlah kuadrat kelompok adalah JK H1 + JKH2 + JK H3 atau 2,242
+ 0,0363 + 4 = 6,278.

26

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

Untuk pengujian pengaruh genotip pada kelompok Sumatera, hipotesis yang


dibangun adalah sebagai berikut.
H1 : Genotip S1

vs Genotip S2 S4

H2 : Genotip S2 vs Genotip S3 dan S4


H3 : Genotip S3 vs Genotip S4
Koefisien kontras yang dibangun untuk hipotesis tersebut adalah
H1 : 3 -1 -1 -1
H2 : 0 2

-1 -1

H3 : 0 0

1 -1

Untuk mendapatkan jumlah kuadrat hipotesis tersebut, rumus yang sama digunakan.

((3 * 17,34) + (1 * 20,01) + (1 * 17,34) + (1 * 23,67)) 2 81


JK H1 =
=
= 3,375
((2 * 9) + (2 * 1) + (2 * 1) + (2 * 1))
24
JK H2 =

((2 * 20,01) + (1 * 17,34) + (1 * 23,67)) 2 0,9801


=
= 0,082
((2 * 4) + (2 * 1) + (2 * 1))
12

JK H3 =

((1 * 17,34) + (1 * 23,67)) 2 40,069


=
= 10,02
((2 * 1) + (2 * 1))
4

Jumlah kuadrat Sumatera adalah 3,375 + 0,082 + 10,02 = 13,477


Untuk pengujian pengaruh genotip pada kelompok Jawa, hipotesis yang
dibangun adalah sebagai berikut.
H1 : Genotip J1

vs Genotip J2 J4

H2 : Genotip J2 vs Genotip J3 dan J4


H3 : Genotip J3 vs Genotip J4
Koefisien kontras yang dibangun untuk hipotesis tersebut adalah
H1 : 3 -1 -1 -1
H2 : 0 2

-1 -1

27

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

H3 : 0 0

1 -1

Untuk mendapatkan jumlah kuadrat hipotesis tersebut, rumus yang sama digunakan.
JK H1 =

((3 * 19,01) + (1 * 18,34) + (1 *18,67) + (1 *17,01)) 2 9,06


=
= 0,378
((2 * 9) + (2 *1) + (2 * 1) + (2 * 1))
24

((2 *18,34) + (1 *18,67) + (1 *17,01)) 2


1
JK H2 =
=
= 0,0833
((2 * 4) + (2 *1) + (2 *1))
12
JK H3 =

((1 * 18,67) + (1 * 17,01)) 2 2,756


=
= 0,689
((2 * 1) + (2 * 1))
4

Jumlah kuadrat Jawa adalah 0,378 + 0,0833 + 0,689 = 1,150


Untuk pengujian pengaruh genotip pada kelompok Amerika, hipotesis yang
dibangun adalah sebagai berikut.
H1 : Genotip A1

vs Genotip A2 A4

H2 : Genotip A2 vs Genotip A3 dan A4


H3 : Genotip A3 vs Genotip A4
Koefisien kontras yang dibangun untuk hipotesis tersebut adalah
H1 : 3 -1 -1 -1
H2 : 0 2

-1 -1

H3 : 0 0

1 -1

Untuk mendapatkan jumlah kuadrat hipotesis tersebut, rumus yang sama digunakan.
JK H1 =

((3 * 21,01) + (1 * 17,34) + (1 * 17,67) + (1 * 13,67)) 2 205,923


=
= 8,58
((2 * 9) + (2 * 1) + (2 * 1) + (2 * 1))
24

JK H2 =

((2 *17,34) + (1 * 17,67) + (1 * 13,67)) 2 11,156


=
= 0,9296
((2 * 4) + (2 *1) + (2 * 1))
12

JK H3 =

((1 * 17,67) + (1 * 13,67)) 2 16


=
=4
((2 * 1) + (2 * 1))
4

28

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

Jumlah kuadrat Amerika adalah 8,58 +0,9296 + 4 = 13,509


Untuk pengujian pengaruh genotip pada kelompok NTT, hipotesis yang
dibangun adalah sebagai berikut.
H1 : Genotip N1

vs Genotip N2 N4

H2 : Genotip N2 vs Genotip N3 dan N4


H3 : Genotip N3 vs Genotip N4
Koefisien kontras yang dibangun untuk hipotesis tersebut adalah
H1 : 3 -1 -1 -1
H2 : 0 2

-1 -1

H3 : 0 0

1 -1

Untuk mendapatkan jumlah kuadrat hipotesis tersebut, rumus yang sama digunakan.
JK H1 =

((3 * 24,01) + (1 * 19,67) + (1 *18,67) + (1 *15,34)) 2 336,723


=
= 14,03
((2 * 9) + (2 * 1) + (2 * 1) + (2 * 1))
24

((2 *19,67) + (1 * 18,67) + (1 * 15,34)) 2 28,409


=
= 2,367
JK H2 =
((2 * 4) + (2 *1) + (2 *1))
12
JK H3 =

((1 * 18,67) + (1 * 15,34)) 2 11,089


=
= 2,772
((2 * 1) + (2 * 1))
4

Jumlah kuadrat NTT adalah 14,03 +2,367 + 2,772 = 19,169


Hasil analisis varians parsial tersaji pada Tabel 7.

Interpretasi Hasil Analisis varians dan Analisis Varians Parsial


Hasil analisis varians memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata
pada kadar bahan kering ubi antara enam belas genotip bengkuang yang dievaluasi.
Sedangkan hasil analisis varians parsial memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan
antara kelompok-kelompok dari enam belas genotip tersebut. Terdapat perbedaan

29

Sosiawan Nusifera: Analisis Varians dan Analisis Varians Parsial

antar genotip (variation within group) pada kelompok Sumatera, Amerika, dan NTT,
sedangkan pada kelompok Jawa tidak terlihat adanya perbedaan antar genotipnya.

Tabel 7 Hasil analisis varians parsial kadar bahan kering ubi 16 genotip bengkuang
DB

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

F hitung

F
(0,05)

Blok

0,888

0,888

2,306

4,54

Genotip

15

53, 581

3,572

9,278*

2,4

Antar kelompok

6,278

2,093

5,436*

3,29

Sumatera

13,474

4,491

11,665*

3,29

Jawa

1,149

0,383

0,995

3,29

Amerika

13,509

4,503

11,696*

3,29

NTT

19,169

6,389

16,595*

3,29

Galat

15

5,769

0,385

Total

31

60,238

Sumber Variasi

DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, V. 1995.
Bandung.

Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan

II.

Tarsito

Nusifera, S. 2007. Interaksi genotip x lingkungan untuk karakter kualitas hasil,


komponen hasil dan hasil ubi 27 genotip bengkuang (Pachyrrhizus erosus L.
Urban) pada dua musim tanam dengan perlakuan pemangkasan sink
reproduktif.
Tesis Magister. Program Pascasarjana Unpad (tidak
dipublikasikan)
Steel, R. G. D., and J.H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of
Mc Graw-Hill-Kogakusha, Ltd., Tokyo, Japan

30

Statistics.

Anda mungkin juga menyukai